1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867)
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik
6. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan
7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Persyaratan untuk mendapatkan SPP-IRT secara umum sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga meliputi
1. Jenis pangan yang diizinkan untuk diproduksi dalam rangka memperoleh SPP-IRT tidak termasuk:
2. Jenis pangan yang diizinkan memperoleh SPP-IRT merupakan hasil proses produksi IRTP di wilayah Indonesia, bukan
pangan impor.
3. Jenis pangan yang mengalami pengemasan kembali terhadap produk pangan yang telah memiliki SPP-IRT dalam
ukuran besar (bulk).
Tata Cara Pemberian SPP-
IRT
Mengajuan permohonan SPP-IRT;
Permohonan diterima oleh Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
dievaluasi kelengkapan dan kesesuaiannya
yang meliputi:
A. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut:
(1) Nama jenis pangan;
(2) Nama dagang;
(3) Jenis kemasan;
(4) Berat bersih/isi bersih (mg/g/kg atau ml/l/kl);
(5) Bahan baku dan bahan lainnya yang digunakan
(5) Tahapan produksi
(6) Nama, alamat, kode pos dan nomor telepon IRTP;
(6) Nama pemilik;
(9) Nama penanggungjawab;
(10) Informasi tentang masa simpan (kedaluwarsa);
(11) Informasi tentang kode produksi.
a. Dokumen lain antara lain:
(1) Surat keterangan atau izin usaha dari Instansi Camat/Lurah/Kepala desa;
(2) Rancangan label pangan;
(3) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (bagi pemohon baru).
Mengikuti penyuluhan keamanan pangan, hal ini biasanya akan
diselenggarakn oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
Pemeriksaan sarana produksi pangan IRT, pemeriksaan ini dilakukan
setelah produsen mendapatkan sertifikat penyuluhan keamanan pangan;
Pemberian Nomor P-IRT.
Pencabutan SPP-IRT
SPP-IRT dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota apabila terjadi salah satu dari hal-hal
berikut:
01 02 03
Pemilik dan atau penanggung jawab Pangan Produksi IRTP Pangan IRTP terbukti
perusahaan melakukan pelanggaran terbukti sebagai penyebab mengandung bahan berbahaya
terhadap peraturan di bidang pangan; Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/atau bahan kimia obat
keracunan pangan (BKO)
04 05 06
Lokasi sarana produksi
Pangan Produksi IRTP pangan IRTP tidak sesuai Sarana dan/atau produk pangan
mencantumkan klaim selain dengan lokasi yang olahan yang dihasilkan terbukti
peruntukannya sebagai pangan tercantum dalam dokumen tidak sesuai dengan SPP-IRT
Produksi IRTP pendaftaran pada saat yang telah diberikan.
mendapatkan SPP-IRT
PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
Definisi Keamanan Pangan
Kontaminasi fisik
Kontaminasi Kimiawi Kontaminasi fisik merupakan terdapatnya
Kontaminasi kimiawi merupakan benda-benda asing dalam makanan,
pencemaran atau kontaminasi pada seperti pecahan gelas, kerikil, potongan
bahan makanan yang berasal dari kawat/stepler,dll. karena benda asing
berbagai macam bahan atau unsur tersebut bukan menjadi bagian dari
kimia. bahan makanan
Teknik Pengolahan Pangan
Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai
macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2
yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik pengolahan panas
kering (dry heat cooking ).