Anda di halaman 1dari 17

Penyuluhan Mengenai SPP-IRT

Here is where your presentation begins

NIKEN NENDY ISTAQNALIGH SANDA (201810110311526)


DEFINISI SPP-IRT
SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota
terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi
persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi
IRTP

SPP-IRT Bisa dikatakan merupakan sertifikat pangan bagi produsen


pangan (makanan dan minuman) yang diproduksi oleh industri rumah
tangga, yaitu perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat
rumah tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi
otomatis, dan dipasarkan secara lokal nasional. Rumah tangga dimaksud
adalah bukan setiap rumah tinggal, melainkan memiliki ruangan produksi
yang terpisah dari ruangan–ruangan lain dalam rumah tinggal tersebut
Regulasi Peraturan Perundang-Undangan Tentang
Pengurusan SPP-IRT

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867)
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik
6. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan
7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Persyaratan untuk mendapatkan SPP-IRT secara umum sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga meliputi

Memiliki sertifikat Label pangan memenuhi


Penyuluhan Keamana Pangan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Hasil pemeriksaan sarana


produksi Pangan Produksi
IRTP memenuhi syarat
Masa Berlaku SPP-IRT

● SPP-IRT berlaku paling lama 5 (lima) tahun


terhitung sejak diterbitkan dan dapat
diperpanjang melalui permohonan SPP-IRT
● Permohonan perpanjangan SPP-IRT dapat
diajukan dilakukan paling lambat 6 (enam)
bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.
● Apabila masa berlaku SPP-IRT telah berakhir,
Pangan produksi IRTP dilarang untuk
diedarkan
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga

Jenis Pangan Produksi IRTP yang Diizinkan untuk Memperoleh SPP-IRT

1. Jenis pangan yang diizinkan untuk diproduksi dalam rangka memperoleh SPP-IRT tidak termasuk:

pangan yang diproses dengan sterilisasi komersial atau pasteurisasi


pangan yang diproses dengan pembekuan (frozen food) yang penyimpanannya memerlukan lemari pembeku
pangan olahan asal hewan yang disimpan dingin/beku
Pangan diet khusus dan pangan keperluan medis khusus, antara lain MP-ASI, booster ASI, formula bayi, formula
lanjutan, pangan untuk penderita diabetes.

2. Jenis pangan yang diizinkan memperoleh SPP-IRT merupakan hasil proses produksi IRTP di wilayah Indonesia, bukan
pangan impor.

3. Jenis pangan yang mengalami pengemasan kembali terhadap produk pangan yang telah memiliki SPP-IRT dalam
ukuran besar (bulk).
Tata Cara Pemberian SPP-
IRT
 Mengajuan permohonan SPP-IRT;
Permohonan diterima oleh Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
dievaluasi kelengkapan dan kesesuaiannya
yang meliputi:
A. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut:
(1) Nama jenis pangan;
(2) Nama dagang;
(3) Jenis kemasan;
(4) Berat bersih/isi bersih (mg/g/kg atau ml/l/kl);
(5) Bahan baku dan bahan lainnya yang digunakan
(5) Tahapan produksi
(6) Nama, alamat, kode pos dan nomor telepon IRTP;
(6) Nama pemilik;
(9) Nama penanggungjawab;
(10) Informasi tentang masa simpan (kedaluwarsa);
(11) Informasi tentang kode produksi.
a. Dokumen lain antara lain:
(1) Surat keterangan atau izin usaha dari Instansi Camat/Lurah/Kepala desa;
(2) Rancangan label pangan;
(3) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (bagi pemohon baru).
 Mengikuti penyuluhan keamanan pangan, hal ini biasanya akan
diselenggarakn oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
 Pemeriksaan sarana produksi pangan IRT, pemeriksaan ini dilakukan
setelah produsen mendapatkan sertifikat penyuluhan keamanan pangan;
 Pemberian Nomor P-IRT.
Pencabutan SPP-IRT
SPP-IRT dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota apabila terjadi salah satu dari hal-hal
berikut:

01 02 03
Pemilik dan atau penanggung jawab Pangan Produksi IRTP Pangan IRTP terbukti
perusahaan melakukan pelanggaran terbukti sebagai penyebab mengandung bahan berbahaya
terhadap peraturan di bidang pangan; Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/atau bahan kimia obat
keracunan pangan (BKO)

04 05 06
Lokasi sarana produksi
Pangan Produksi IRTP pangan IRTP tidak sesuai Sarana dan/atau produk pangan
mencantumkan klaim selain dengan lokasi yang olahan yang dihasilkan terbukti
peruntukannya sebagai pangan tercantum dalam dokumen tidak sesuai dengan SPP-IRT
Produksi IRTP pendaftaran pada saat yang telah diberikan.
mendapatkan SPP-IRT
PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
Definisi Keamanan Pangan

Keamanan Pangan dalam PP 86 tahun 2019


tentang Kemanan Pangan adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi.
komponen penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan keamanan
pangan (food safety).

Kebersihan dan Sanitasi Higiene Makanan


Lingkungan Makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan higienis serta
Higiene dan sanitasi adalah upaya
berguna bila dimasukan ke dalam tubuh, dan
kesehatan dengan cara
makanan jadi adalah makanan yang telah
memelihara kebersihan individu
diolah dan atau langsung
disajikan/dikonsumsi.

Higiene Sarana dan Higiene Perorangan/Penjamah


Peralatan Makanan
pemilihan peralatan yang digunakan dalam
pengolahan pangan dengan mempertimbangkan Pemeliharaan kebersihan penjamah
bahan yang digunakan dan kemudahan makanan, penanganan makanan
pembersihan. Bahan yang digunakan untuk secara higienis dan higiene
peralatan pengolahan pangan merupakan bahan
perorangan dapat mengatasi masalah
yang tidak Bereaksi dengan bahan pangan
kontaminasi makanan
KONTAMINASI MAKANAN

Kontaminasi makanan merupakan


terdapatnya bahan atau organisme
berbahaya dalam makanan secara tidak
sengaja. Bahan atau organisme
berbahaya tersebut disebur kontaminan.
Macam kontaminan yang sering ditemui
dalam makanan dapat dibagi menjadi 3
yaitu :
Kontaminan Biologis
Kontaminan biologis merupakan
mikroorganisme hidup yang
menimbulkan kontaminasi dalam
makanan

Kontaminasi fisik
Kontaminasi Kimiawi Kontaminasi fisik merupakan terdapatnya
Kontaminasi kimiawi merupakan benda-benda asing dalam makanan,
pencemaran atau kontaminasi pada seperti pecahan gelas, kerikil, potongan
bahan makanan yang berasal dari kawat/stepler,dll. karena benda asing
berbagai macam bahan atau unsur tersebut bukan menjadi bagian dari
kimia. bahan makanan
 
Teknik Pengolahan Pangan
Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai
macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2
yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik pengolahan panas
kering   (dry heat cooking ).

Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah ( Moist Heat )


Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan bantuan
cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu ( stock ), air, susu, santan dan bahan lainnya. 

Teknik Pengolahan Panas Kering ( Dry Heat Cooking 


Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah makanan tanpa
bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling
Penggunaan BTM Bahan Tambahan Pangan (BTM)
Penggunaan BTM Bahan Tambahan Pangan Ketentuan yang mengatur BTM :
(BTM) adalah bahan yang ditambahkan  Larangan menggunakan bahan apapun sebagai
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat BTM yang dinyatakan terlarang ataus
menggunakan BTM yang melampaaui ambang
atau bentuk pangan, baik yang mempunyai batas maksimal yang ditetapkan
atau tidak mempunyai gizi, antara lain:  Memeriksa terlebih dahulu keamanan dan
 bahan pewarna penggunaan bahan yang akan digunakan sebagai
 pengawet BTM yang belum diketahui dampaknya.
 penyedap rasa
 anti gempal
 pemucat danpemucat .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai