Pert - 7 - Teori Konsumen (Modern Vs Klasik)
Pert - 7 - Teori Konsumen (Modern Vs Klasik)
Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN
asumsi-asumsi
Hukum Gossen II
Konsumsi yang rasional akan membagi-bagikan penghasilannya untuk
membeli berbagai macam barang, sehingga rupiah terakhir yang
dibelanjakannya akan memberikan (menghasilkan) tingkat kepuasan yang
sama.
TU
MU3
Kurva Kepuasan Total
MU2
(Total Utility)
Semakin banyak mengkonsumsi barang A
kepuasan terus bertambah dengan tambahan
MU1
yang semakin berkurang hingga mencapai
titik maksimal
1 2 3 4 QA
Kepuasan
Marginal
1 2 3 4 QA
Jika konsumsi ditambah terus maka kepuasan marginal (MU) akan
semakin kecil. Dalam menambah konsumsinya seorang konsumen akan
memperbandingkan antara kepuasan marginal (MU) dengan harga
barang yang bersangkutan.
MUX
Konsumsi barang X =
PX
MUA MUB
=1 maka = 1
PA PB
MUA MUB
Bila >
PA PB
MUA MUB
=
PA PB
Hal ini terjadi pula pada jenis barang yang lain sehingga tercapai kondisi
keseimbangan untuk semua jenis barang yang dikonsumsi.
Barang A dan Harga Barang B, Serta Kepuasan Marginal
Masing-masing Bar
Barang menurut Konsumen (P.Udin)
Diketahui:
Pendapatan P.Udin Rp 13,- Barang A MUA Barang B MUB
Harga barang A Rp 1,-
Harga Barang B Rp 1,- 1 50 1 40
2 45 2 36
5 30 5 24
maka P.Udin akan mengkonsumsi 7
6 25 6 20
barang A dan 6 barang B
7 20 7 16
Total kepuasan barang A : 8 15 8 12
245 util
9 10 9 8
Total kepuasan barang B :
180 util 10 5 10 4
Latihan: Lakukan perhitungan kembali bila pendapatan konsumen turun menjadi Rp 12,- harga barang A Rp
2,- dan harga barang B Rp 1,-
Pendekatan Kurva Tak acuh (Indifference Curve/Ordinal)
Premis:
• Konsumen diasumsikan berusaha selalu memaksimumkan kepuasan (asumsi
rasionalitas)
• Cita rasa konsumen tercermin dalam peta tak acuh (indifference map) yang jumlahnya
tidak terhingga
• Berlaku derajat penggantian marginal yang semakin kecil antara barang yang satu
dengan lainnya (Marginal Rates of Substitution = dX/dY)
• Asumsi Konsistensi (Consistency) artinya konsumen dapat menentukan pilihan secara
konsisten diantara berbagai kombinasi barang.
• Asumsi tidak ada kejenuhan (Nonsaliation), artinya tidak ada batas kepuasan terhadap
semua barang-barang yang di konsumsinya, meskipun ia dapat saja merasa jenuh
terhadap konsumsi satu jenis barang
Ciri kurva tak acuh:
A
Kurva tak acuh berbentuk turun
dari kiri atas ke kanan bawah
Kumpulan kurva-kurva tak acuh
disebut indifference map KT4
Kombinasi A B
A/SW
10
Z 6,9 1, 7
9
Y 5,4 2 8
7 Z
X 3,7 3
6
Y
H 7 4,5 ∆A 5
4
I 8 4,2 X
3
W
J 9 4,0 2 V U
0 2 4 6 8 B/SW
ΔA ∆B
MRSAB =
ΔB
MRSAB akan semakin kecil dengan semakin banyaknya barang B yang dikonsumsi seorang
konsumen
Garis Anggaran (Budget Line)
Premis:
Penghasilan konsumen dan harga barang yang dikonsumsi tercermin dalam garis
anggaran (budget line atau budget constraint)
Lereng garis anggaran ditentukan oleh perbandingan harga satuan masing-masing
barang yang dihadapi oleh konsumen
Tempat kedudukan garis anggaran ditentukan oleh tingginya tingkat pendapatan
konsumen dan tingkat harga barang yang dihadapi oleh konsumen
Garis Anggaran (Budget line)
0 I/PB B
KT2
Z
KT1
0 I/PB B
I/PBl.
Dampak Perubahan Harga
Titik X merupakan
A/SW keseimbangan awal konsumen.
INCOME
EFFECT Dengan penurunan harga
I/PA
barang B maka seolah-olah
income riil naik sehingga
terbentuk keseimbangan
SUBSTITUTION
EFFECT
Perubahan-perubahan harga
pada barang B menyebabkan A/SW
garis anggaran bergerak berputar
dengan poros I/PA sehingga
I/PA
menyebabkan terjadinya KKH
perubahan-perubahan
keseimbangan konsumen. Bila KT4
beberapa titik keseimbangan KT3
konsumen tersebut dihubungkan KT2
Konsumsi (c)
Untuk barang rekreasi
Barang kebutuhan sehari- hari tampak bahwa seiring
dengan kenaikan
pendapatan kurva Engel
memiliki lereng yang
positif dan naik terus
Barang Rekreasi
0 Pendapatan(Y)
Atribut suatu barang ialah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan
dan atau pemilikan barang tersebut.