Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI,

MONITORING DAN
EVALUSAI
KEBIJAKAN PUBLIK
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan Publik

TITIS PERDANI, S.IP., M.SOS


Universitas Jendral Soedirman
2019
Kajian implementasi
Mengapa suatu kebijakan yg telah dirumuskan dg baik
melalui proses yg panjang, gagal ketika dijalankan ?

Mengapa kebijakan (nasional) yg sama ketika dijalankan


oleh pemda memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda?

Mengapa kebijakan tertentu lebih berhasil di


implementasikan daripada kebijakan yg lain?
Pengertian

Implementasi pada
dasarnya adalah

kegiatan menjalankan
kebijakan,
pada kelompok sasaran
untuk
mencapai tujuan kebijakan
Perbandingan top down- bottom up
(Sabatier,1984)

Fokus: kebijakan pusat Fokus:jaringan implementasi


level bawah
Identifikasi aktor utama dari Dari bawah ke pusat
pusat ke bawah
Kriteria evaluasi:pencapaian Apa saja yg dianggap peneliti
tujuan formal yg muncul dlm penting
dokumen kebijakan
Secara keseluruhan:bagimana Interaksi strategis aktor yg
mekanisme implementasi terlibat dalam implementasi
bekerja untuk mencapai tujuan
CONTOH ANALISA IMPLEMENTASI MODEL TOP DOWN

Untuk meneliti program relokasi warga bantaran


waduk pluit dg menggunakan model ini, peneliti mulai
dg melakukan identifikasi tujuan kebijakan relokasi dan
melihat efektivitasnya di lapangan dg mengajukan
pertanyaan: berapa yg mendapatkan bantuan,
berapa yg berhasil direlokasikan, apakah setelah
relokasi mereka dapat hidup dg normal kembali dll
CONTOH ANALISA IMPLEMENTASI MODEL BOTTOM
UP

Peneliti memulai dg memetakan aktor-2 terbawah


dan jaringan yg digunakan dalam implementasi.
Ini untuk mengetahui pemahaman para aktor
tentang tujuan program, ada-tdnya
penyimpangan sop,kalau ada motivasinya
apa,apakah ada keuntungan ekonomi /politik
dari penyimpangan tersebut, apakah
penyimpangan tersebut mendapat dukungan
dari aktor yang lebih tinggi.
MONITORING DAN
EVALUSAI
KEBIJAKAN PUBLIK
Monitoring : Menemukan adanya kesalahan , mengurangi
resiko kerugian serta mengkoreksinya untuk mengetahui
kebijakan dilakukan sesuai sasaran dan tujuan.

M Menemukan Kesalahan
O
N
IT Mengkoreksi/Memperbaiki sehingga
O mengurangi resiko (kerugian)
RI
N
Sebagai bentuk modifikasi kebijakan
G

Dilakukan selama proses kebijakan


berlangsung
Evaluasi Kebijakan
 Dilakukan Selama Proses Kebijakan
 Mengukur Kinerja dan Tujuan
Menurut Palumbo dimensi kajian pada studi evaluasi
mencakup keseluruhan siklus di dalam proses  kebijakan,
dari saat penyusunan desain kebijakan, saat implementasi,
hingga saat selesai diimplementasikan. Kajian dalam studi
evaluasi kebijakan meliputi dimensi-dimensi antara lain:
1. Evaluasi Proses pembuatan kebijakan atau sebelum kebijakan
dilaksanakan. Pada tahap ini menurut Palumbo diperlukan dua
kali evaluasi, yakni : Evaluasi Desain Kebijakan, untuk
menilai apakah alternative-alternatif yang dipilih sudah
merupakan alternative yang paling hemat dengan mengukur
hubungan antara biaya dengan manfaat (cost-benefit analysis),
dll yang bersifat rasional dan terukur. Evaluasi Legitimasi
kebijakan, untuk menilai derajat penerimaan suatu kebijakan
atau program oleh masyarakat/stakeholder/kelompok sasaran
yang dituju oleh kebijakan tersebut. Metode evaluasi diperoleh
melalui jajak pendapat (pooling), survery, dll.
2. Evaluasi Formatif yang dilakukan pada saat proses im
plementasi kebijakan sedang berlangsung Tujuan evalu
asi formatif ini utamanya adalah untuk mengetahui seb
erapa jauh sebuah program diimplementasikan dan ko
ndisi-kondisi apa yang dapat diupayakan untuk mening
katkan keberhasilannya. Dalam istilah manajemen, eva
luasi formatif adalah monitoring terhadap pengaplikasi
an kebijakan. Evaluasi Formatif banyak melibatkan uku
ran-ukuran kuantitatif sebagai pengukuran kinerja imple
mentasi.
3. Evaluasi Sumatif yang dilakukan pada saat
kebijakan telah diimplementasikan dan
memberikan dampak.Tujuan evaluasi Sumatif ini
adalah untuk mengukur bagaimana efektifitas
kebijakan/program  tersebut memberi dampak
yang nyata pada problem yang ditangani.

“Evaluasi harus ada tujuan/target, harus ada ukuran


dalam mengevaluasi. Evaluasi menghasilkan sesuatu
yang lebih baik”.
4 Metode Dalam Melakukan Evaluasi
Kepatuhan/Compliance, melihat sejauh mana kepatuhan
terhadap standar dan prosedur yang telah dibuat (standar
prosedur)
Pemeriksaan/Auditing, melihat bagaimana Sumber Daya dan
Pelayanan sampai kepada kelompok sasaran.

Akuntansi/Accounting, melihat apakah ada perubahan


social/ekonomi setelah kebijakan dilaksanakan.

Eksplanasi, menjelaskan antara hasil dan tujuan kebijakan


Kenapa Kita Harus Melakukan
Evaluasi?
1. Penilaian atas manfaat dan kualitas
suatu kebijakan. Menjelaskan secara
eksplanatif hasil dan tujuan disertai
buktiatau alasan yang tepat.
2. Perbaikan Program dan Organisasi,
evaluasi tidak akan pernah berjalan jika
tidak dilakukan perbaikan program.
Seringkali ketika kita berniat untuk
melakukan perbaikan, kita justru
terhalang/ dibatasi sistem.
3. Pemeriksaan atas kepatuhan terhadap
prosedur yang telah dibuat.
4. Pembangunan Pengetahuan.
Pendekatan Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan publik memiliki tipe dan pendekatan yang beragam
dan berbeda, tergantung dari pada tujuan ataupun sudut pandang dari
para evaluator yang akan melakukan evaluasi. Dunn membagi
pendekatan evaluasi menjadi tiga bagian antara lain :
1. Evaluasi Semu
2. Evaluasi Formal
3. Evaluasi Keputusan Teoritis
Evaluasi Semu
Evaluasi semu (Pseudo Evaluation) adalah
pendekatan yang menggunakan metode-
metode deskriptif untuk menghasilkan inform
asi yang valid dan dapat dipercaya mengen
ai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk
menanyakan tentang manfaat atau nilai da
ri hasil-hasil tersebut terhadap individu.
Asumsi utama dari evaluasi semu adalah
bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai
merupakan sesuatu yang dapat terbukti
sendiri (self evident) atau tidak kontroversial.
Evaluasi Formal
Evaluasi formal merupakan pendekatan yang
menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan cepat
dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan
tetapi mengevaluasi hal tersebut atas dasar
tujuan program kebijakan yang telah
dimumkan secara formal oleh pembuat
kebijakan dan administrator program. Asum
si utama dari evaluasi formal adalah bahwa
tujuan dan target diumukan secara formal
adalah merupakan ukuran yang tepat untuk
manfaat atau nilai kebijakan program.
Evaluasi Keputusan Teoritis
Evaluasi keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan
metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang
secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Asumsi
dari evaluasi teoritis keputusan adalah bahwa tujuan dan sasaran dari
perilaku kebijakan baik yang dinyatakan secara formal maupun secara
tersembunyi merupakan ukuran yang layak terhadap manfaat  atau nilai
kebijakan dan program
Evaluasi Kebijakan Berdasarkan Penelitian

Re-Search

Perumusan Masalah/Pertanyaan
Peneliti

Cari Data

Evaluasi (Tulis hasil)

Berikan Rekomendasi
Apakah di Indonesia Evaluasi Sudah
Berjalan dengan Baik?
Kenyataannya di Indonesia Evaluasi masih dianggap sebagai sesuatu
yang tidak menyenangkan, alasannya :
1. Hambatan Psikologis, masih memandang evaluasi sebagai
permainan saling menyalahkan. Padahal hakekatnya evaluasi
membuka kesalahan bukan menyalahkan.
2. Secara Ekonomis, evaluasi membutuhkan biaya besar. Oleh karena
itu kebanyakan yang mampu melakukan evaluasi adalah para
akademisi dan massyarakat sipil yang berdaya.
3. Dari Sisi Teknis, Sulitnya mendapat data, membutuhkan pengorbana
n yang luar biasa. Data dari pemerintah biasanya kurang mencukupi.
4. Sumber Daya Manusia, kebanyakan di instansi pemeri ntah SDM
yang evaluator tidak ditemukan. Di Indonesia tidak banyak orang
orang yang bias menjadi evaluator handal.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai