Anda di halaman 1dari 11

Era reformasi telah menumbangkan kekuasaan soeharto , namun memiliki dampak yaitu :

Mengkaburkan perhatian dan pemahaman tentang masalah perumahan dan permukiman

Perubahan susunan cabinet oleh presiden abdurachman wahid yang membentuk


department permukiman dan pembangunan wilayah ( kibangwil )

Era megawati soekarnowati berubah menjadi department permukiman dan prasarana


wilayah ( kimpaswil )

Pada susilo bambang yudhyono menjadi menteri negara perumahan rakyat

Pada joko Widodo mengabungkan menjadi kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat

Konsep perumahan yang tidak banyak berubah adalah program perbaikan


kampong (KIP)
Aspek kependudkan adalah unsur yang selalu terkait dengan maslaah perumahan.

Hasil sensus pada 2010 yaitu 237.556.363 yang dimana penduduk Indonesia peringkat ke 4 setelah RRC,India dan amerika
serikat

Secara kualitatif , perkembangan penduduk usia muda membesar dan para demographer
Menyebutnya bonus demogratif
Kelompok menengah adalah pelaku ekonomi meso diantaranya adalah ekonomi makro dan mikro yang tidak banyak di
bahas di ekonom perkotaan .

Dari sudut bangun rumah sesuai dengan proporsi penduduk perkotaan ( 42,4 %) ternyata 66,% di jawa
Untuk pengadaan perumahan berkelanjutan ke masa depan ada 3 yaitu :

1. Besar pendapatan 3.Jumlah dan asal penduduk

2.Lapangan pekerjaan
dan pendidikan

Tiga factor ini memberikan


gambaran kumulatif yang terkait
dengan potensi keaktulan sumber
daya manusia ,
Selain itu sulit diperoleh secara
tepat dan actual
Pada pendataan suvei social ekonomi nasional (SUSENAS ) , kondisi perumahan menjadi bagian dari penentuan indicator
kesejahteraan rakyat ( IKR ) .

IKR mengacu pada Human development index UNDP

Keadaan permukiman dan perumahan ditinjau dengan pendekatan kebutuhan ( needs) dan hasil usaha pemilik / pemakai
yang menyeluruh atas dasar pengadaan perumahan yang dilakukan masyarakat sendiri

Data yang dipakai ( sebagian ) dari BPS yang diolah dan dirangkujm lebih lanjut .

Pembahasan perumahan hanya sebatas mutu dan jumlah rumah , sedangkan lingkungan
dan keadaan Penghuni kurang diperhatikan .

Adanya yang dikaji yaitu :

Fasilitas jamban , bahan bangunan dan air bersih yang tersedia di rumah atau di pekarang
Dari kualitas rumah dilihat dari bahan lantai yang masih berupa tanah ( berisiko terhadap kesehatan ) di kota hanya 3,72%
Bagi pria dan wanita 5,42 %

Pelayanan air menjadi masalah sebab warga kota yang dapat air aman mulai kemasan – pdam

Rumah yang dilengkapi jamban memaki tangka septik sebesar 85,67 %

Kesenjaan pengertian kebutuhan

Konsep kebutuhan ( need ) perumahan adalah layanan jumlah penduduk yang ada secara biologis
Sesuai konsep dasar manusia ( BUTSARMAN ) .

Beda dengan konsep permintaan ( demand ) . Yang ditentukan oleh adanya orang membayar rumah diinginkan

Pada konsep need perlu dipadu dengan konsep demand , mengacu pada bahwa tidak ada negara yang
Mampu menyediakan rumah bagi seluruh warganya sesuai standart dunia
Pada pelaksanaa program perumahan dalam repelita, ada 2 hal

1. Tidak didasarkan atas statistic yang ada ,


2. Sasaran rumah tidak pernah tercapai

Dapat disimpulkan bahwa rumusan repelita hanya didasarkan pada dana yg tersedia
Konsep kebutuhan yang dipakai bersifat semantic dari pada operatif

John F.C Turnet membagi 3 bentuk yaitu

Permintaan nyata ada / efektif Permintaan yg tersimpan


potensial tetapi blm efektif

Permintaan timbul karena ada


ungkitan ( pent – up )

Penggunaan konsep kebutuhan ( need ) banyak masalah dan kesulitan


PROGRAM PERUMAHAN DAN PENGARUHNYA
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai