Pada joko Widodo mengabungkan menjadi kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat
Hasil sensus pada 2010 yaitu 237.556.363 yang dimana penduduk Indonesia peringkat ke 4 setelah RRC,India dan amerika
serikat
Secara kualitatif , perkembangan penduduk usia muda membesar dan para demographer
Menyebutnya bonus demogratif
Kelompok menengah adalah pelaku ekonomi meso diantaranya adalah ekonomi makro dan mikro yang tidak banyak di
bahas di ekonom perkotaan .
Dari sudut bangun rumah sesuai dengan proporsi penduduk perkotaan ( 42,4 %) ternyata 66,% di jawa
Untuk pengadaan perumahan berkelanjutan ke masa depan ada 3 yaitu :
2.Lapangan pekerjaan
dan pendidikan
Keadaan permukiman dan perumahan ditinjau dengan pendekatan kebutuhan ( needs) dan hasil usaha pemilik / pemakai
yang menyeluruh atas dasar pengadaan perumahan yang dilakukan masyarakat sendiri
Data yang dipakai ( sebagian ) dari BPS yang diolah dan dirangkujm lebih lanjut .
Pembahasan perumahan hanya sebatas mutu dan jumlah rumah , sedangkan lingkungan
dan keadaan Penghuni kurang diperhatikan .
Fasilitas jamban , bahan bangunan dan air bersih yang tersedia di rumah atau di pekarang
Dari kualitas rumah dilihat dari bahan lantai yang masih berupa tanah ( berisiko terhadap kesehatan ) di kota hanya 3,72%
Bagi pria dan wanita 5,42 %
Pelayanan air menjadi masalah sebab warga kota yang dapat air aman mulai kemasan – pdam
Konsep kebutuhan ( need ) perumahan adalah layanan jumlah penduduk yang ada secara biologis
Sesuai konsep dasar manusia ( BUTSARMAN ) .
Beda dengan konsep permintaan ( demand ) . Yang ditentukan oleh adanya orang membayar rumah diinginkan
Pada konsep need perlu dipadu dengan konsep demand , mengacu pada bahwa tidak ada negara yang
Mampu menyediakan rumah bagi seluruh warganya sesuai standart dunia
Pada pelaksanaa program perumahan dalam repelita, ada 2 hal
Dapat disimpulkan bahwa rumusan repelita hanya didasarkan pada dana yg tersedia
Konsep kebutuhan yang dipakai bersifat semantic dari pada operatif