Anda di halaman 1dari 38

Penerapan Analisis Statistik Spasial terhadap

Pekerja Miskin Indonesia 2015


Muhammad Abdul Majid, S.Tr.Stat
Dr. Ernawati Pasaribu, S.Si., M.E.
Click to edit
PENDAHULUAN
Master title style
PENDAHULUAN

KEMISKINAN PENDAPATAN
BEKERJA
Masalah klasik yang berkorelasi positif dengan
berhubungan dengan kemampuan penduduk Sebagai solusi untuk
pemenuhan kebutuhan untuk memenuhi memperoleh pendapatan
hidup kebutuhan
PENDAHULUAN

Akan tetapi

PENDAPATAN Pekerja Miskin


KEMISKINAN
yang diperoleh tidak
tetap terjadi pada
selalu cukup untuk
penduduk bekerja
memenuhi kebutuhan
PENDAHULUAN

Persentase
OECD Penduduk Bekerja
INDONESIA
pada Populasi
Penduduk Miskin

60% Usia Kerja


62,21%
OECD Observer, 2009 SUSENAS 2015
PENDAHULUAN

EFEK SPASIAL
PENELITIAN
SEBELUMNYA Keberagaman yang
terjadi setiap wilayah
Menggunakan variabel analisis belum
mikro tenaga kerja dan dipertimbangkan dalam
multilevel penelitian sebelumnya
TUJUAN PENELITIAN

Mengidentifikasi
karakteristik lokal
yang berpengaruh
terhadap jumlah
pekerja miskin di
Indonesia tahun 2015.
Click to edit
LANDASAN TEORI
Master title style
LANDASAN TEORI

Menurut ILO (2001), Working Poor atau


Pekerja Miskin merupakan kondisi
ILO penduduk bekerja, akan tetapi masih
belum mampu memenuhi kebutuhan
(miskin).
LANDASAN TEORI

Angkatan Kerja 

1. Penduduk bekerja berpendidikan


+ SMA ke bawah
+ 2. Penduduk bekerja di sektor pertanian
VARIABEL
- 3. Penduduk bekerja wanita DEPENDEN
Pekerja Miskin
Pembangunan Manusia
Provinsi di
Indonesia
- Indeks Pembangunan Manusia

Keuangan Daerah Efek spasial

- Pendapatan Asli Daerah


Click to edit
METODOLOGI
Master title style
METODE PENGUMPULAN DATA

DATA
SEKUNDER

NO VARIABEL SUMBER
(1) (2) (3)
1 Pekerja Miskin
2 Penduduk Bekerja berperndidikan SMA ke bawah
3 Penduduk Bekerja Perempuan
4 Penduduk Bekerja di Sektor Pertanian
5 Indeks Pembangunan Manusia
6 Pendapatan Asli Daerah
METODE ANALISIS

ANALISIS ANALISIS
DESKRIPTIF INFERENSIA

𝒌
 
^𝒚 =𝒆𝒙𝒑( ∑ 𝜷 𝒊 𝒙 𝒊)
𝒊=𝟏❑

Peta Tematik GWPR


METODE ANALISIS

Pembentukan Pembentukan model


model regresi GWPR
poisson

Uji asumsi
ekuidispersi Memilih model terbaik
Interpretasi
model lokal
Uji autokorelasi
spasial dan
heterogenitas Pengujian signifikansi
spasial koefisien secara simultan
dan parsial
METODE ANALISIS

Pembentukan Pembentukan model


model regresi GWPR
Pembentukan model regresi data counts / diskrit
poisson
Pengujian signifikansi
Uji asumsi koefisien secara simultan
Menguji asumsi
danpersamaan
parsial varians dan rata-rata
ekuidispersi Interpretasi
variabel dependen menggunakan statistik uji skor
model lokal
Uji autokorelasi
spasial dan Pemilihan model terbaik
Mengidentifikasi
menggunakan adanya efek spasial
goodness of menggunakan
heterogenitas Uji Moran’s I dandeviance,
fit, AIC, Uji Breusch-Pagan
dan
spasial percent deviance explained
METODE ANALISIS

Pembentukan model GWPR atas


Pembentukan Pembentukan model
terjadinya heterogenitas spasial GWPR
model regresi
poisson
  Menentukan model terbaik antara Regresi
Ujidan
Poisson asumsi
GWPR menggunakan
ekuidispersi Memilih model terbaik
goodness of fit, AIC, deviance, Interpretasi
dandeviance
model lokal
Uji autokorelasi
spasial dan
Pengujian signifikansi simultan
heterogenitas Pengujian signifikansi
menggunakan deviance dan parsial koefisien secara simultan
spasialmenggunakan uji t
dan parsial
MODEL GWPR

• 

: koefisien parameter regresi variabel ke-k pada titik koordinat tertentu


: nilai variabel independen untuk observasi ke-i
: nilai variabel dependen untuk observasi ke-i
: error untuk observasi ke-i
: 1, 2, …, n (sebanyak wilayah amatan)
: 1, 2, …, k (sebanyak variabel independen)
Click to edit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Master title style
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN
PEMBENTUKAN MODEL REGRESI POISSON

Koefisien
Variabel p-value
Regresi Poisson
(1) (2) (3)
Intersep 12,111338 0,000
Jumlah Penduduk Bekerja berpendidikan SMA
0,076924 0,000
ke bawah
Indeks pembangunan Manusia -0,126761 0,000
Ln(PAD) -0,867580 0,000
Ln(Penduduk Bekerja Perempuan) 1,685898 0,000
Proporsi Penduduk Bekerja di Sektor
-0,001511 0,000
Pertanian
PENGUJIAN ASUMSI EKUIDISPERSI

Uji Statistik Uji ­p-value


(1) (2) (3)
Dispersion Test 1,6606 0,09678

Gagal tolak H0
Asumsi Ekuidispersi
terpenuhi
Regresi Poisson dapat
digunakan
PENGUJIAN EFEK SPASIAL

Terdapat efek
Matriks
spasial berupa
Pembobot Moran’s I p-value autokorelasi
Spasial
(2) (3) (4)
spasial dan
Jarak Geografis 0,062616196 0,04229* heterogenitas
Queen 0,26724322 0,01175* spasial
Uji BP p-value

(1) (2) (3)


Pemodelan GWPR
Breusch-Pagan 11.757 0.03827*
PEMBENTUKAN MODEL GWPR

Rentang koefisien GWPR


Rentang Koefisien GWPR
Variabel
Minimal Maksimal
(1) (2) (3)
Intersep 12,06395 12,196618
Jumlah Penduduk Bekerja
-0,028912 0,137446
berpendidikan SMA ke bawah
Indeks Pembangunan Manusia -0,123305 -0,081178
Ln(PAD) -0,906766 -0,799717
Ln(Penduduk Bekerja Perempuan) 1,647445 1,755639
Proporsi Penduduk Bekerja di Sektor
-0,000881 0,022826
Pertanian
PENGUJIAN KOEFISIEN GWPR - SIMULTAN

Pengujian Statistik Uji

(1) (2) (3)

Deviance 2137637,918622 1,145476

Minimal terdapat satu


variabel independent
yang signifikan
PEMILIHAN MODEL TERBAIK

Pemilihan Model Terbaik

Model Deviance df Fhitung

(1) (2) (3) (4) F(0,05; 26,428; 28) = 1,893847

Regresi
2275270,616 28,000
Poisson
0.995412
Tidak bisa digunakan
untuk memilih model
GWPR 2137637,919 26,428 terbaik
PEMILIHAN MODEL TERBAIK

Perbandingan AIC, Deviance, dan Percent deviance explained

percent deviance
Model AIC Deviance
explained
(1) (2) (3) (4)
Regresi Poisson 2275282,615847 2275270,615847 0,878109
GWPR 2137651,693432 2137637,918622 0,885482
PENGUJIAN KOEFISIEN GWPR - PARSIAL

KALIMANTAN
KEPULAUAN RIAU
UTARA
KALIMANTAN
BARAT
INTERPRETASI MODEL

•terdapat
  34 model dengan nilai koefisien yang berbeda-beda (contoh: Provinsi Banten)

+ 9,368% - 9,336%

- 0,009% + 0,017%
+ 0,271%
Click to edit
KESIMPULAN DAN SARAN
Master title style
KESIMPULAN

Kesimpulan:

1. Variabel penduduk bekerja berpendidikan SMA ke bawah, dan penduduk bekerja perempuan memiliki
pola searah dengan pekerja miskin di Indonesia, sedangkan variabel IPM, PAD, dan penduduk bekerja
di sektor pertanian menunjukkan pola yang berlawanan arah dengan pekerja miskin di Indonesia

2. Terdapat autokorelasi spasial dan heterogenitas spasial pada model regresi poisson

3. Metode GWPR menunjukan perbedaan signifikansi dan pengaruh pada setiap wilayah pengamatan.
Seluruh variabel selain penduduk bekerja di sektor pertanian signifikan untuk seluruh wilayah amatan,
sedangkan penduduk bekerja di sektor pertanian signifikan di provinsi selain Provinsi Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.
KESIMPULAN

Variabel penduduk bekerja Metode GWPR menunjukan


berpendidikan SMA ke bawah, perbedaan signifikansi dan
dan penduduk bekerja pengaruh pada setiap wilayah
perempuan memiliki pola searah Terdapat autokorelasi spasial pengamatan. Seluruh variabel
dengan pekerja miskin di dan heterogenitas spasial pada selain penduduk bekerja di
Indonesia, sedangkan variabel model regresi poisson sektor pertanian signifikan untuk
IPM, PAD, dan penduduk seluruh wilayah amatan,
bekerja di sektor pertanian sedangkan penduduk bekerja di
menunjukkan pola yang sektor pertanian signifikan di
berlawanan arah dengan provinsi selain Provinsi
pekerja miskin di Indonesia Kepulauan Riau, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan Utara.
SARAN

Pengentasan kemiskin Dalam


melalui pekerja miskin Penelitian lebih lanjut pemberantasan
penting dilakukan lebih baik kemiskinan,
mengingat kontribusi menggunakan pemerintah tidak
pekerja miskin yang besar matriks pembobot dapat melihat secara
pada populasi penduduk spasial costumized general, akan tetapi
miskin usia kerja, untuk mendapatkan perlu memerhatikan
misalnya dengan hasil yang lebih variasi wilayah yang
peningkatan subsidi di relevan. ada, sehingga akan
sektor pertanian tepat sasaran
TERIMA KASIH
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN
GAMBARAN UMUM – PEKERJA MISKIN

Anda mungkin juga menyukai