Anda di halaman 1dari 17

KONJUNGTIVITIS

Ronaldi Sosilo 112019111

Pembimbing : dr. Erin Arsianti, Sp.M (K)., M.Sc., MPH

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Mata


Periode 21 Januari 2021 – 6 Februari 2021
RS Mata Dr. Yap - Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Konjungtiva

Konjungtiva merupakan lapisan mukosa

(selaput lender) yang melapisi palpebral

bagian dalam dan sklera.

Konjungtiva terdiri dari 3 bagian :

- Konjungtiva Palpebralis

- Konjungtiva Bulbaris

- Konjungtiva Forniks
Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau


radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak
dan bola mata dalam bentuk akut maupun kronis.
Gambaran klinis

1. Hiperemi konjungtiva bulbi


2. Lakrimal
3. Adanya sekret
4. Pseudoptosis akibat kelopak membengkak
5. Kemosis
6. Folikel
7. Membran
8. Pseudomembran
9. Granulasi
10. Adenopati preaurikular
ETIOLOGI

Klamidi
Bakteri Virus Alergi
a

 Bakteri

Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, dan Neiserria gonorrhoeae

 Klamidia

Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis

 Alergi  

Pajanan terhadap allergen

 Viral

Adenovirus, Herpes Simplex (HSV), Varicella zoster (VZV), dan Picornavirus


Temuan klinis Virus Bakteri Klamidia Alergi
& sitologis
Rasa gatal Minimal Minimal Minimal Berat
Hiperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata
Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang
Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal
Adenopati Lazim hanya
Lazim Tak lazim Tidak ada
Preaurikular pada
konjungtivitis
iklusi
Pewarnaan PMN, badan
Monosit Bakteria, PMN Eosinofil
kerokan & inklusi sel plasma
eksudat
Radang
Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
tenggorok &
demam
Konjungtivitis Bakteri

 Konjungtivitis bakterial sederhana


Gambaran kelinisnya adalah kejadiannya akut,
terdapat hiperemia, sensasi benda asing, sensasi terbakar
dan sekret mukopurulen.

 Keratokonjungtivitis gonokokus pada orang


dewasa
Gambaran klinisnya adalah sekret purulen
melimpah, kemosis, pseudomembran, dan limfadenopati
preaurikular.
Konjungtivitis Virus

 Konjungtivitis Hemoragik Akut


Penyebabnya enterovirus-70 dari golongan
 Keratokonjungtivitis Adenovirus pikornavirus.
- Demam Faringokonjungtiva Gambaran klinisnya adalah terjadi secara
Penyebabnya adalah adnovirus bilateral, mata berair terus, ada folikel pada
tipe 3 dan 7. palpebra, dan ada perdarahan subkonjungtiva.
Tiga tanda kardinal pada demam
faringokonjungtiva adalah demam,
faringitis, konjungtivitis.

- Keratokonjungtivitis Epidemika
Penyebabnya adalah adnovirus  Konjungtivitis Molluscum Contagiosum
tipe 8 dan 19. Nodul moluskum di margo palpebralis atau
Gambaran klinisnya adalah bersifat di kulit palpebra dan alis, bisa menyebabkan
akut dengan hiperemia, mata berair konjungtivitis folikular kronis unilateral, keratitis
terus, rasa tidak nyaman, dan fotofobia. superior, dan mikropannus superior (infiltrasi
pembuluh darah ke lapisan superfisial kornea,
bisa meluas sampai ke pupil sehingga
mengganggu penglihatan). Nodul ini harus di
angkat untuk menyembuhkan konjungtivitisnya.
Konjungtivitis Klamidia

 Konjungtivitis Inklusi Dewasa


Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis
serotipe D-K.
Gambaran klinisnya adalan terjadi unilateral,
kronis, sekretnya mukopurulen, dan terdapat folikel
pada forniks.

 Trakoma
Penyebabnya adalah Clamydia trachomatis
serotipe A, B, Ba, dan C.
Gambaran klinisnya adalah ditemukan folikel pada
konjungtiva bulbi dan konjungtiva palpebra,
infiltrat papil yang difus, sikatriks konjungtiva.
Konjungtivitis Alergi

Gambaran klinisnya adalah akut, gatal, lakrimasi,


hiperemia, kemosis ringan, dan reaksi papilar
yang difus

Konjungtivitis Vernal

Konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas tipe


1 yang mengenai kedua mata dan bersifat
rekuren, bilateral terutama pada musim panas,
mengenai anak-anak serta dewasa muda, dan
lebih sering pada laki-laki
Konjungtivitis Neonatal

 Konjungtivitis Klamidia
Terjadi dalam 5-14 hari setelah
dilahirkan. Penularan melalui jalan lahir.
Gejala klinisnya adalah reaksi papilar, akut,
dan sekret mukopurulen

 Konjungtivitis Gonokokus
Terjadi 1-3 hari setelah dilahirkan,
juga melalui jalan lahir. Biasanya ibu
tertular pada trimester terakhir dari
suaminya yang menderita gonore.
Gejalanya adalah bersifat hiperakut, sekret
purulen, kemosis, dan dapat terjadi
membran atau pseudomembran.
EPIDEMIOLO
GI
• Virus merupakan penyebab hingga 80% dari semua kasus Konjungtivitis
akut.
• Tingkat akurasi klinis dalam mendiagnosis konjungtivitis virus kurang
dari 50% dibandingkan dengan konfirmasi laboratorium. Banyak kasus
yang salah didiagnosis sebagai konjungtivitis bakteri.
• Antara 65% dan 90% kasus konjungtivitis virus disebabkan oleh
adenovirus.
• Angka kejadian bakteri konjungtivitis akut adalah 135 kasus per 10.000
populasi di US, yang merupakan 18,3%-57% dari seluruh kasus
konjungtivitis di US.
PATOFISIOLOGI

Bakteri, virus,
Hiperemi konjungtiva Mata tampak merah
alergen

Dilatasi pembuluh
Infeksi pada konjungtiva Hipertrofi papila
konjungtiva posterior

Kelopak mata tidak dapat


Peradangan pada konjungtiva membuka dan menutup Sekresi air mata berlebihan
secara sempurna
PEMERIKSAAN
OFTALMOLOGI

Visus atau tajam penglihatan


Pemeriksaan eksternal mata
Pemeriksaan fundus mata
Pemeriksaan lapang pandang
Tekanan intraokular
Penatalaksanaan

Bakterial Virus Klamidia Alergi


• Kloramfenikol • Salep Acyclovie • Doksisiklin • Sodium kromoglikat
• Ceftriaxone • Tetrasiklin • Iodoxamin
• Eritromisin

Vernal Neonatal

• Vasokonstriktor • Tetrasiklin
• Antihistamin • Eritromisin
PROGNOSIS

Pada umumnya konjungtivitis memiliki


prognosis yang baik dalam tingkat
kesembuhannya karena beberapa macam
penyebab konjungtivitis dapat sembuh sendiri.
Ada juga yang dibutuhkan terapi, tetapi juga
memiliki prognosis baik bila ditangani secara
tepat dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai