Anda di halaman 1dari 14

DHARMA WANITA PERSATUAN

KABUPATEN KLATEN

PERAN PEREMPUAN & IBU DALAM MEMBANGUN


KETANGGUHAN BENCANA DI TINGKAT KELUARGA

DISAMPAIKAN DALAM WEBINAR DALAM RANGKA HARI ULANG TAHUN DHARMA


WANITA PERSATUAN KE-21 TAHUN 2020 TINGKAT KABUPATEN KLATEN
Oleh:
Ibu Ketua DWP Kabupaten Klaten
Ny. JAKA SAWALDI

KLATEN, 24 NOVEMBER 2020


Letak geografis Indonesia yang berada pada
pertemuan tiga lempeng dunia yang masih
aktif, harus disadari dan dipahami bersama,
disamping memberikan berkah kesuburan
dan kekayaan alam lainnya, di lain pihak
juga memberikan risiko bencana yang
sewaktu-waktu bisa terjadi

Perempuan dan anak selalu menjadi


korban yang paling menderita ketika
terjadi bencana, karena mereka
memiliki resiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kaum lelaki.

2
PETA TEKTONIK INDONESIA

Lempeng Eurasia
Lempeng Pasifik
Patahan Sumatera Patahan Palu Koro Patahan Sorong
12 cm/thn

5-6 cm/thn
Lempeng Hindia-Australia

3 lempeng tektonik utama yang aktif yaitu Eurasia, Pasifik dan Hindia Australia.
Proses tektonik aktif tersebut menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi, tsunami, gunun4g meletus dan
lainnya.
Kunci dari upaya kita untuk menghadapi
bencana adalah kesiagaan kita terhadap
bencana. Dan kunci kesiagaan dari
bencana adalah merubah budaya kita
untuk selalu sadar lingkungan, sadar atas
kerawanan bencana, dan sadar atas risiko
bencana

4
Perempuanmemiliki peranyang sangat
strategis untuk ikut merubahbudaya
masyarakat agar lebih memiliki
kesiagaan bencana
5
Perempuan… Wanita…
FAKTA
BENCANA
1. Perempuan dan anak anak berisiko
meninggal 14x lebih besar dari pria
dewasa (peterson,2007)
2. Cylone di Bangladesh 1991, total
korban 140.000 (90% perempuan),
Individu (Ikeda, 1995)
34.9%
3. Badai Katrina, US, sebagaian besar
Keluarga korban adalah ibu2 Afro-American
31.9% beserta anak2nya
4. 60-70% korban bencana adalah wanita dan
Tetangga anak2 dan lanjut usia, Korban Tsunami
28,1%
Aceh banyak para korban (Ibu) meninggal
bersama anaknya
5. 95% korban selamat karena mampu
Regu
Penolong, menyelamatkan diri (34.9%),
dll diselamatkan oleh Keluarga (31.9%)
5.1% dan diselamatkan tetangga (28%)
Peranyang dilakukan
perempuanuntukmem
bangun budayakesiagaan
bencana dimulai dari
lingkunganyang terkecil,
yaitu di lingkungan
keluarga
8
Mengapa Ibu-Ibu ?
Mengapa Ibu-Ibu perlu dilibatkan dalam
Kesiapsiagaan Bencana :
• Ratu rumah tangga, penguasa rumah tangga secara
defacto
• Sifat melindungi (rumah dan segala isinya) tinggi
• Kelompok rentan (korban paling banyak pada sebagian
besar kejadian bencana besar)
• Aktif dalam kelompok social
• Mampu menjadi agen edukasi kesiapsiagaan pada diri,
keluarga dan lingkungan
Peran yang dilakukan perempuan untuk membangun budaya kesiagaan bencana dimulai dari
lingkungan yang terkecil, yaitu di lingkungan keluarga. Peran ini meliputi upaya:

ancaman bencana
2 Merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko
dari dampak yang ditimbulkan oleh bencana
3 Memantau, mengevaluasi dan menjamin keberlangsungan upaya
pengurangan risiko bencana
4 Meningkatkan daya tanggap terhadap peringatan dini

5 Meningkatkan kesadaran lingkungan

1
1
PERAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG PERAN
IBU RUMAH TANGGA AGAR TERCIPTA
KESIAGAAN BENCANA

1 Menyediakanberbagai Informasi pengetahuan tentangkebencanaan


2 Menyiapkan berbagai upayadarurat sesuai denganprosedur
kedaruratan

3 Menjaga kesiapandankesiagaan
masyarakat
4 Membangunsistemperingatandini

1
2
Wanita Sebagai Penggerak Kesiapsiagaan Bencana
FASILITATOR OUTREACH CHAMPION

Pilih tokoh tokoh wanita


Pelatihan Fasilitator Motor Penggerak yang berkomitmen
(ToF), 1. K/L/organisasi (Darma Wanita, sebagai
dengan Materi: Org Wanita lainnya sbg motor
champions/pengger ak
penggerak )
1. Pemahaman/pengenalan risiko 2.
• Komunitas/Lingkungan
Dasa wisma kesiapsiagaan bencana
2. Family preparedness plan
• Posyandu
3. Latihan perlindungan dan
• PKK
evakuasi
• Religi/perkumpulan keagamaan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai