Anda di halaman 1dari 26

DARAH

IKHA RAHARDIANTINI, S.SI, APT


 Cairan dalam tubuh dibagi 2 bagian, yaitu :
cairan dalam sel (intrasel) dan di luar sel (ekstrasel).

 Cairan intrasel berfungsi sebagai medium bagi reaksi-reaksi metabolisme


yang berlangsung dalam sel.

 Cairan ekstrasel berfungsi memberikan zat-zat yang diperlukan oleh sel


baik cairan dalam sel maupun diluar sel, agar slalu dlm kondisi konstan.

 Tubuh sebagian besar terdiri atas cairan tubuh.

 Orang dgn BB 70 kg, terdapat 40 liter air atau 57% dari berat badan.
 Rata-rata sekitar 62% air terdapat didalam sel, 38% diluar
sel.

 97 % darah terdiri atas cairan.

 Darah terdapat dalam tubuh ± 5liter, terdiri atas 3 liter plasma


darah dan 2liter sel darah merah dan sel darah putih.
Cairan Tubuh

a. Cairan Intrasel

 Mengandung senyawa organik dalam jumlah yang besar

 Dalam cairan ini terdapat elektrolit antaralain:


K+, Mg2+, dan fosfat lebih besar konsentrasinya
Na+, Cl- , Ca2+ , lebih kecil

 Salah satu senyawa penting yang terdapat dalam cairan intrasel ialah

glukosa dibentuk dari proses metabolisme karbondioksida dan air atau

glikogen yang disimpan dalam sel untuk digunakan bila tubuh

memerlukan energi.
 Cairan intrasel mengandung sedikit lipid.

 Mengandung asam amino dalam jumlah besar dibanding dlm cairan


ekstrasel.

b. Cairan Ekstrasel

 Perbedaan dengan cairan intrasel adalah terletak pada konsentrasi


elektrolit.

 Konsentrasi Na+, Ca2+, dan Cl-, lebih besar


 konsentrasi K+, Mg2+, dan fosfat lebih kecil.

 Perbedaan konsentrasi elektrolit, khususnya K+ pada kedua cairan


menyebabkan terjadinya potensial listrik yang berperan dalam sistem
syaraf.
c. Darah

 Terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah.

 Sel darah terdiri atas :

a. sel darah merah (eritrosit)


b. sel darah putih (leukosit) dalam jumlah yang relatif sedikit.
c. Trombosit, yaitu berperan dalam penggumpalan darah.
 Fungsi darah adalah:

1. Pernapasan. Transpor O2 dari paru-paru ke jaringan dan


CO2 dari jaringan ke paru-paru.

2. Gizi. Transpor zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus.

3. Ekskresi. Transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru-paru,


kulit dan usus untuk dibuang.

4. Mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.

5. Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.


6. Mengatur keseimbangan air melalui efek darah terhadap pertukaran air
antara cairan yang bersikulasi dengan cairan dalam jaringan.

7. Perlawanan terhadap peradangan.

8. Transpor hormon.

9. Transpor metabolit.
d. Plasma Darah

 Pada darah manusia mengandung 90% - 92% air.

 Protein merupakan zat padat yang paling banyak terdapat


dalam plasma, yaitu sekitar 6% - 8% dari plasma.

 Protein yang terdapat dalam plasma antara lain ialah


fibrinogen, albumin dan globulin.

 Fibrinogen adalah suatu protein yang dapat berubah menjadi


fibrin dan menyebabkan terjadinya penggumpalan darah bila
kita terluka.
 Fibrinogen terbentuk dalam hati.

 Pada keadaan peradangan, jumlah fibrinogen akan meningkat, demikian


pula pada wanita haid atau hamil.

 Albumin dan globulin merupakan bagian besar protein yang terdapat


dalam plasma, keduanya berfungsi sebagai zat yang menentukan besarnya
tekanan osmosis.

e. Eritrosit
 Eritrosit (sel darah merah) dibentuk dalam sumsum tulang.

 Hemoglobin merupakan zat padat dalam eritrosit yang menyebabkan


warna merah.

 Dibanding sel-sel lain dalam jaringan eritrosit kurang mengandung air.


 Lipid dalam eritrosit adalah kolesterol, lesitin dan sefalin.

 Sedangkan proteinnya adalah stromatin, lipoprotein dan elimin.

 Enzim dalam eritrosit antaralain karbonat anhidrase, peptidase,


kolinesterase dan enzim pada sistem glikolisis.

 Komposisi elektrolit dalam eritrosit kualitatif sama dengan yang terdapat


dalam plasma, hanya kuantitatif ada perbedaan.

 Tekanan osmosis dalam sel sama dengan tekanan osmosis pada plasma,
yaitu sama dengan tekanan osmosis larutan 0,9% NaCl dalam air.
 Hemoglobin terdiri atas protein globin dan gugus heme yang mengandung
besi.

 Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen dari udara membentuk


oksihemoglobin.

 Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang, kemudian diedarkan


keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.

 Jumlah eritrosit dalam darah relatif konstan, artinya sel darah baru
dibentuk pada kecepatan yang sama dengan rusaknya sel lama.
 Kebutuhan tubuh akan Fe tergantung pada kondisi seseorang.

 Umumnya untuk pria dan wanita menopause sekitar 0,5-1mg, 1-2mg


untuk wanita yang sedang haid, 1,5-2,5mg wanita hamil, 1-1,5mg untuk
anak-anak, dan 1,5-2,5mg untuk gadis remaja.

 Sebagian besar Fe terdapat dalam hemaglobin (65%) dan dalam


persediaan (25%) sebagai feritin dan homosiderin.

 Feritin adalah suatu protein yang larut dalam air terdiri atas kompleks
ferihidroksida-fosfat. Homosiderin tidak larut dalam air.

 Besi yang terdapat dalam makanan diabsorbsi disemua jalur pencernaan


makanan, paling banyak diduodenum.
 Pemasukan Fe terus menerus ke dalam tubuh menyebabkan
tertimbunnya hemosiderin dalam hati, karena tubuh tidak
dapat mengeluarkan kelebihan hati, akibatnya dapat
membahayakan dan merusak organ tersebut.

 Hemoglobin yang rusak menyebabkan terbentuknya


bilirubin, yaitu zat berwarna kuning yang membentuk
kompleks dengan albumin dan dibawa ke hati.
 Apabila bilirubin dalam darah melebihi 1 mg/100ml, maka
bilirubin akan dibawa ke jaringan-jaringan hingga tampak
warna kekuningan pada kulit dan mata, yang lazim disebut”
sakit kuning”. Kondisi ini dinamakan hiperbilirubinemia.

 Selain disebabkan oleh produksi bilirubin yang melebihi


kemampuan hati untuk mengubah dan menyalurkan ke
empedu.

 Kekurangan konsentrasi eritrosit dalam darah disebut anemia.


Kehilangan darah akut maupun kronis menyebabkan
kekurangan volume darah dalam tubuh.
 Kurangnya jumlah Fe dalam tubuh berakibat kurangnya
hemoglobin yang secara tidak langsung mempengaruhi
konsentrasi sel darah merah.

 Anemia dapat timbul karena sel darah merah mudah rusak.


Dalam hal ini membran sel tidak kuat sehingga mudah pecah
dan hemoglobin masuk kedalam dalam plasma darah. Bila
produksi sel tidak dapat mengimbangi kerusakan sel akan
terjadi anemia.
 Akibat anemia adalah kurangnya kemampuan darah mengikat
oksigen, sehingga jaringan-jaringan yang memerlukan
oksigen tidak terpenuhi kebutuhannya.

 Kelebihan sel darah merah dari keadaan normal disebut


polisitemia.
f. Leukosit

 Jumlah sel leukosit dalam sirkulasi darah lebih sedikit


dibanding sel darah merah, namun leukosit punya arti penting
karena dapat melindungi tubuh terhadap penyakit.

 Seperti eritrosit juga diproduksi disumsum jaringan tulang,


tidak mengandung hemoglobin dan dapat keluar mencapai
bagian-bagian jaringan, sesuai fungsinya melawan penyakit.
 Beberapa jenis sel darah putih:

a) Netrofil
Adalah sel darah putih yang melindungi tubuh dari
serangan bakteri

b) Monosit
Berfungsi seperti netrofil yaitu membunuh bakteri
penyakit.
c) Eosinofil
Mirip dengan netrofil, tetapi tidak begitu efektif kemampuan
kemotaksis, fagositosisnya.

d) Basofil
Sifat seperti netrofil tapi tidak sekuat netrofil.
Proses Penggumpalan Darah

 Pada jaringan yang terluka darah keluar dari pembuluh


darah kapiler. Beberapa saat terjadi penggumpalan darah
yang menutup luka sehingga pendarahan berhenti.

 Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen, yaitu


protein yang larut dalam plasma, diubah menjadi fibrin
berupa jaring-jaring.

 Perubahan fibrinogen menjadi fibrin disebabkan karena


trombin yang terdapat dalam darah sebagai protombin.
Pembentukan trombin tergantung adanya tromboplastin
dan ion Ca2+.
 Tahap-tahap proses penggumpalan darah:
Tahap I tromboplastin
+ Ca2+
Tahap II protrombin trombin

Tahap III fibrinogen fibrin

 Tahap I diawali dengan pembentukan tromboplastin, yang terdiri atas


lipid. Adanya kerusakan pada pembuluh darah menyebabkan kerusakan
jaringan kemudian melepaskan tromboplastin.
 Tahap II pembentukan trombin dari protrombin dengan bantuan
tromboplastin dan ion Ca2+.
 Tahap III adalah pembentukan fibrin. Apabila trombin telah terbentuk
dapat menyebabkan perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Trombin bekerja
sebagai enzim untuk mengaktifkan molekul fibrinogen membentuk fibrin.
 Golongan darah

 Orang yg mngalami pendarahan perlu pnmbhan darah


melalui trnsfusi darah.

 Dlm darah mngndung zat yg dpt menolak adanya protein


asing, zat tsb tdpt pd plasma penerima darah yg dpt
mnybbkn rusaknya eritrosit pabila darah yg dibrikan tdk
sesuai.

 Jenis darah dibedakn brdsrkn protein:


1. Protein dlm eritrosit dinamakan aglutinogen/antigen.
2. Protein dlm Plasma darah dinamakan aglutinin/antibodi.
 Ada 2 jnis aglutinogen, aglutinogen A dan B.

 Darah yg mngndung aglutinogen A trmsuk gol A


 ……………………………………………B…………..gol B
 ……………………………………… A dan B………golAB
 Tdk mngndung aglutinogen, disebut gol O
Plasma Darah

 Plasma darah gol . A mngndung aglutinin β


 …………………gol . B……………………………α
 ………………………O, mngdg aglutinin β dan α
 ……………………….AB tdk mngndung aglutinin

Anda mungkin juga menyukai