Anda di halaman 1dari 40

Refarat

LUKA DAN
MANAJEMENNYA
Fitri Ariska Malona Nasution, S.Ked
NIM : 150611010

Preseptor
Dr. Syafruddin, Sp. B
BAGIAN/ SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2021
BAB 1
PENDAHULUA
N
BAB 1
PENDAHULUAN

•Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal yang mengenai
organ tertentu.

•Efek dari timbulnya luka, antara lain hilangnya seluruh atau sebagian
fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah,
kontaminasi bakteri, hingga kematian sel.

•Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun


beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses
penyembuhan. Akan tetapi, penyembuhan luka juga dapat terhambat akibat
banyak faktor, baik yang bersifat lokal maupun sistemik.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam
20 tahun terakhir, jika tenaga kesehatan dan pasiennya
memanfaatkan terapi canggih yang sesuai dengan
perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman
yang lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka.
Semua tujuan manajemen luka adalah untuk
membuat luka stabil dengan perkembangan granulasi
jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat, hanya
cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa
sempurna
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu,
zat kimia, ledakan sengatan listrik, atau gigitan hewan.
Ketika luka timbul ada beberapa efek yang akan muncul yaitu:
1. Hilangnya seluruh atau sebagian organ

2. Respon stres simpatis

3. Perdarahan atau pembekuan darah

4. Kontaminasi bakteri

5. Kematian sel
Klasifikasi luka
Waktu Penyembuhan luka

1. Luka akut

Luka dengan masa penyembuhan sesuai


dengan konsep yang telah diharapkan.

2. Luka kronik

Luka yang mengalami kegagalan dalam


proses penyembuhan dapat karena faktor
eksogen dan endogen.
Berdasarkan bentuk luka
Luka tertutup (closed Luka terbuka ( open
wound) wound)
Luka tertutup yaitu dimana Luka terbuka yaitu luka
tidak terjadi hubungan yang berhubungan langsung
antara luka dengan dunia dengan dunia luar.
luar.
Berdasarkan derajat
kontaminasi
● Luka bersih (clean wounds),
● Luka bersih terkontaminasi
(clean-contamined wounds),
● Luka terkontaminasi
(contamined wounds),
● Luka kotor atau infeksi (dirty
or infected wounds)
Berdasarkan penyebabnya

1. Vulnus ekskoriasi atau luka lecet/gores 2. Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris
adalah cedera pada permukaan epidermis yang di tandai dengan tepi luka berupa garis
akibat bersentuhan dengan benda lurus dan beraturan.
berpermukaan kasar atau runcing.
3. Vulnus laseratum atau luka robek adalah 4. Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka
luka dengan tepi yang tidak beraturan atau akibat tusukan benda runcing yang biasanya
compang camping biasanya karena tarikan atau kedalaman luka lebih dari pada lebarnya.
goresan benda tumpul.
5. Vulnus morsum adalah luka karena gigitan 6. Vulnus combutio adalah luka karena
binatang. Luka gigitan hewan memiliki bentuk terbakar oleh api atau cairan panas maupun
permukaan luka yang mengikuti gigi hewan yang sengatan arus listrik.
menggigit
•Luka tembak (vulnus sclopectorum)

7. Vulnus Sclopectorum atau luka tembak,


luka ini terjadi karena tembakan. Tepi luka
dapat tidak teratur dan dapat pula dijumpai
benda asing (corpus alienum) dalam luka,
misalnya anak peluru.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka

Stadium I Stadium III


Luka Superfisial Luka “Full Thickness”
Hilangnya kulit keseluruhan meliputi
Luka yang terjadi pada lapisan
epidermis kulit.
1 3 kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai
bawah tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya.
Stadium II Stadium IV
Luka “Partial Thickness” Luka “Full Thickness”
Hilangnya lapisan kulit pada 2 4
Telah mencapai lapisan otot,
lapisan epidermis dan bagian
tendon dan tulang dengan
atas dari dermis.
adanya destruksi/kerusakan
yang luas.
PENYEMBUHAN LUKA
.

1. Fase Inflamasi

2.Fase Proliferasi

3.Fase
Remodelling
Fase Penyembuhan Luka
1) Fase inflamasi
• Terjadi luka - + hari ke 5
• Luka  pemb. darah putus  perdarahan

vasokonstriksi

Rubor kalor dolor tumor


retraksi & homeostasis

eksudasi Vasodilatasi & permeabilitas


Fase Penyembuhan Luka (lanj.)
2) Fase proliferasi

• Akhir fase inflamasi - + akhir minggu ke-3


• Kolagen dibentuk dan dihancurkan kembali untuk menyesuaikan tegangan pd
luka yg cenderung mengkerut
• Sifat kontraktil miofibroblas & kolagen  tarikan tepi luka
• Luka dipenuhi sel radang, fibroblas, kolagen, angiogenesis  jaringan
granulasi
• Tertutupnya permukaan luka
Fase Penyembuhan Luka (lanj.)

3) Remodelling
• Penyerapan jar. berlebih Jaringan
• Pengerutan yg sesuai dengan gravitasi baru

Udem dan sel radang diserap

Sel muda menjadi matang


Jaringan parut
pucat, tipis dan
Kapiler menutup dan diserap kembali lentur

Kolagen berlebih diserap


Tujuan Manajemen Luka

Mempercepat penyembuhan

Luka kronis  mengembalikan proses penyembuhan

Debridement : proses pemisahan jaringan nekrotik, benda asing, dan infeksi


bakteri dari luka akut maupun luka kronik.

Debridement –> menghilangkan jaringan yang telah rusak dan beberapa benda
asing

Debridement berfungsi menghilangkan jaringan mati, dengan harapan dapat mengembalikan fase
penyembuhan luka normal, disamping mengoreksi adanya kelainan sistemik.
Penyembuhan Luka Sekunder (secondary closure)

Penyembuhan Luka Primer (primary closure)

Penyembuhan Luka Sekunder


Penilaian terhadap luka

Dua hal penting yang pertama kali harus dinilai oleh dokter dalam
memberikan penatalaksanaan luka adalah :
1. Menilai adanya kegawatan, yaitu apakah terdapat kondisi yang
membahayakan jiwa pasien (misalnya luka terbuka di dada atau
abdomen yang kemungkinan dapat merusak struktur penting di
bawahnya, luka dengan perdarahan arteri yang hebat, luka di leher
yang dapat mengakibatkan obstruksi pernafasan dan lain-lain).

2. Menilai apakah luka akut atau kronis.


Penilaian terhadap pasien

Anamnesis :
• Riwayat luka
• Keluhan yang dirasakan saat ini : nyeri, infeksi
• Riwayat kesehatan dan penyakit pasien secara
keseluruhan
• Riwayat penanganan luka yang sudah diperoleh
• Konsekuensi luka dan bekas luka bagi pasien
(fungsional, kosmetik, psikologis)
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan tanda vital


• Pemeriksaan fisik umum : bertujuan mencari tanda adanya faktor
komorbid
• Penilaian tanda umum & tanda lokal adanya infeksi
•Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur di bawah luka
(pembuluh darah, syaraf, ligamentum, otot, tulang)
PENILAIAN TERHADAP LUKA
INSPEKSI LUKA

1. Menentukan jenis luka :

- Akut & Kronis


- Penyebab luka : fisik, mekanik (abrasio, kontusio, laserasio, kombinasi),
chemical, termal
- Tingkat kontaminasi (luka bersih, luka bersih terkontaminasi, luka
terkontaminasi, luka kotor/ terinfeksi) risiko infeksi, penatalaksanaan, bekas
luka

2. Penilaian status lokalis


PENATALAKSANAAN LUKA

• Anestesi luka
• Mencuci luka
• Debridement luka
• Menutup luka bedah minor
• Membalut luka (wound dressing)
• Rumatan luka (re-assessment)
ANESTESI LUKA

• Lidocaine 1% atau bupiv


• Penambahan epinefrin vasokonstriktor (kecuali
utk end artery)
• Efek Lidocaine berakhir 1 jam, sementara efek
Bupivacaine dalam 2-4 jam.
Prosedur

1. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik


2. Lakukan injeksi menggunakan jarum ukuran kecil (ukuran 25-30).
3. Injeksikan secara perlahan ke dalam atau ke bawah kulit di sekeliling luka untuk
mencegah material kontaminan terdorong ke area yang bersih.
4. Jika anestetikum telah masuk secara benar, akan terlihat edema kulit sesaat setelah
disuntikkan.
5. Jika laserasi terjadi di area di mana dapat dilakukan blockade syaraf (misalnya di ujung-
ujung jari), lakukan anestesi blok, karena efek anestesi lebih baik.
6. Tunggu 5-10 menit sampai anestesi bekerja.
7. Sebelum dan selama melakukan tindakan eksplorasi luka dan pencucian, cek apakah
anestesi masih efektif. Sensasi tekan tidak ditumpulkan oleh anestesi lokal. Dengan
anestesi yang adekuat pasien masih merasakan tekanan, tapi tidak menyakitkan. Jepit
ujung kulit dengan pinset atau sentuh menggunakan ujung jarum. Bila pasien masih
merasakan nyeri, tambahkan anestesi.
Mencuci luka Debridement Dressing
•Bahan balutan topikal (luar) atau
•Irigasi dengan cairan fisiologis •Conservative Sharp Wound dikenal juga dengan istilah dressing
•povidone iodine, hydrogen Debridement •mempertahankan kondisi lembab,
peroxide, chlorine/sodium •Chemical debridement mengontrol kejadian infeksi,
hypochlorite (dakin’s solution) •Autolysis debridement mempercepat penyembuhan luka,
mengabsorbsi cairan luka yang
•commercial wound cleanser •Mechanical debridement berlebihan, membuang jaringan mati,
misalnya feracrylum 1% •Surgical debridement nyaman digunakan dan cost-effective.
Manajemen Luka Secara Umum
1. Perhatikan keadaan umum , bila keadaan umum buruk, atasi dahulu (ABCDE).

2. Saat terjadinya perlukaan :


a. Kurang dari 6 jam : dianggap luka bersih (clean wound), luka ini diharapkan
sembuh per primam dan dapat dilakukan penjahitan primer.

b. Luka terkontaminasi : termasuk luka ini adalah :


Luka antara 6-12 jam.
Luka kurang dari 6 jam tapi kotor.
Luka kurang dari 6 jam tapi disebabkan oleh
energi yang tinggi, misal GSW,crush injury.
Luka ini diragukan dapat sembuh primer.
Pada luka terkontaminasi, dilakukan perawatan luka
dahulu dengan dikompres larutan anti septik. Apabila
dalam waktu 3 – 7 hari tidak ada infeksi luka dapat
dijahit , jahitan ini dinamakan jahitan primer
tertunda(delayed primary suture).

c. Luka terinfeksi : luka lebih dari 12 jam.


Dilakukan kompres dengan anti septik, dan
pemberian anti biotik, kalau perlu test kultur
resistensi.
Setelah infeksi tenang dan granulasi terbentuk
dapat dilakukan penjahitan sekunder.
3. Profilaksis tetanus : Dapat diberikan dalam bentuk ATS,TT dan
HTIG.
ATS diberikan : 1500 U
TT : diberikan 1 cc
HTIG diberikan 250 U
4. Pemberian Antibiotika.
Perawatan Khusus
1. Luka dengan perdarahan aktif, lakukan balut tekan.
2. Ruptur saraf dan tendo, luka bersih sebaiknya dilakukan penjahitan primer.Bila luka kotor
dilakukan penjahitan sekunder.
3. Luka daerah dada dan abdomen , tentukan tembus atau tidak. Luka di daerah dada terutama
cranial ICS 6
BAB 3
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan


yang disebabkan banyak hal atau berbagai faktor. Semua tujuan
manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang
adekuat, hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa
sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus
dijawab adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik
yang harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan
masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat
resiko kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif
terhadap obat topical dan lain-lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai