Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN

GOVERNANCE DI
INDONESIA
Struktur Governance di Indonesia
• Struktur CG di Indonesia baik privat maupun perusahaan go-public, diatur dan dimiliki oleh
keluarga pendiri  mengindikasikan minimnya pemisahan ownership dan control.
• Minimnya pemisahan ownership dan control, diikuti dg tingginya konsentrasi kepemilikan,
sebagian besar perusahaan di Indonesia juga memiliki afiliasi yang juga dimiliki oleh
kelompok bisnis keluarga.
• Asian Development Bank (2000) mengungkapkan bahwa hampir 85% dari companies’s
controlling owners di Indonesia menunjuk anggota keluarganya untuk menjadi bagian dari
direksi dan/ atau dewan komisaris. Sehingga berpotensi mengaburkan efektivitas peran
pengawasan dalam mekanisme check and balances CG.
Struktur Governance di Indonesia
Kelemahan praktik Corporate Governance di negara Asia Timur (Asian Development Bank, 2000) :
1. struktur kepemilikan yang tinggi
2. intervensi pemerintah yang berlebihan
3. pasar modal yang tidak berkembang
4. masih lemahnya penegakan hukum yang berlaku thd perlindungan investor.
Konteks dan Struktur Governance
Klasifikasi sistem Corporate Governance
1. Sistem governance yang berorientasi pasar – mengacu negara-negara Anglo – Saxon
(Amerika & Inggris), dimana pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam
perekonomiannya. Pasar untuk corporate control mechanism terletak pada jantung sistem
pengendalian (outsider control system)
2. Sistem governance yang berorientasi bank – di berbagai negara continental (Eropa &
Jepang), dimana istilah insider dominated control sering digunakan untuk mendeskripsikan
sistem ini, yang dicirikan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi dan relative stabil pada
beberapa pemegang saham
Konteks dan Struktur Governance

Teori Path Dependence


Teori ini memberikan argumentasi bahwa struktur corporate dalam suatu perekonomian
bergantung (dependence) pada struktur bagaimana ekonomi suatu negara dimulai. Selanjutnya,
berbagai peraturan korporasi akan bergantung pada dirinya sendiri berdasarkan struktur tersebut.
Perspektif Stakeholding vs Shareholding
Berdasarkan Undang – Undang Perseroan, sistem dan model governance yang diadopsi korporasi
di Indonesia lebih mengacu pada model continental European.
1. Karakteristik yang terkandung dalam perspektif stakeholding dipercaya akan lebih sesuai
dengan model tersebut.
2. Perspektif shareholding (i.e. individualism) bukan merupakan orientasi nilai utama yang
ditemukan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
3. Berdasarkan orientasi nilai versi Trompenaars (1997), nilai yang berkembang di Indonesia
cenderung berlawanan dg nilai masyarakat kapitalistik (supremasi pemilik modal).

Pemahaman fenomena CG di Indonesia juga dapat dilakukan menggunakan perspektif


shareholding, Lukviarman (2004) menggunakan the agency theory, menemukan bahwa dalam
kasus Indonesia problema tsb ditemukan antara pemilik mayoritas dan pemilik minoritas
Karakteristik Corporate Governance di Indonesia
1. Kepemilikan perusahaan terkonsentrasi pada individu atau keluarga, sehingga pihak ini mempunyai
pengaruh kuat untuk menentukan arah perusahaan
2. Kepemilikan saham dengan penguasaan mayoritas oleh keluarga, diikuti dengan ikut campurnya anggota
keluarga atau orang dekat kepercayaannya untuk menduduki posisi direksi dan/atau komisaris di dalam
suatu perusahaan
3. Kepemilikan saham keluarga juga diikuti dengan berkembangnya kelompok bisnis keluarga berpola
konglomerat dengan bidang usaha yang terdiversifikasi
4. Perusahaan publik di Indonesia pada umumnya mempunyai tingkat utang yang sangat besar dan
sebahagian besar dalm bentuk mata uang asing yang tidak dilingdung-nilaikan, sehingga sangat rentan
terhadap perubahan kondisi perekonomian
5. Pasar modal relative kecil dan tidak likuid sehingga tidak mampu secara efektif berperan sebagai
mekanisme kontrol eksternal dalam upaya penerapan CG
6. Kombinasi antara relative kecilnya pasar modal Indonesia dengan sedikitnya proporsi kepemilikan
perusahaan dalm bentuk saham yang dijual kepada publik, membuat pemilik mayoritas berada pada posisi
yang sangat kuat.
7. Lemahnya penegakan hukum dan lembaga pendukungnya di dalam menjaga berjalannya sistem secara
benar sesuai dengan fungsi yang ditetapkan
8. Belum terdapat upaya perbaikan menyeluruh yang mencakup pembenahan seluruh komponen CG guna
mendukung terlaksananya mekanisme kontrol
Kendala Implementasi CG di Indonesia
Nilai budaya tradisional lebih berperan sebagai aturan yang dominan dibandingkan dengan aturan hukum
yang terinstitusionalisasi secara legal-formal.

“Patrimonialism” merupakan salah satu konsep sosiologi yang bersumber dari ide dasar Max Weber.
Aplikasi dari konsep ini dapat dilihat dalam bentuk dominannya pengaruh dan tingkat kepatuhan masyarakat
terhadap seperangkat nilai sosial-kekluargaan dibandingkan dengan aturan legal formal.

Karena perusahaan publik di Indonesia didominasi oleh perusahaan keluarga, individu atau pebisnis di dalam
perusahaan keluarga ini lebih mendahulukan kepentingan keluarga di atas kepentingan lainnya

Anda mungkin juga menyukai