Anda di halaman 1dari 28

Askep gangguan sistem

pernafasan.

By : Ns. Siti Saodah, Skep


Infeksi jalan nafas atas
1. Common cold
2. Infeksi herpes simple
3. Sinusitis
4. Rinitis
5. Faringitis akut
6. Faringitis kronik
7. Tonsilitis dan adenoiditis
8. Abses peritonsilar.
9. Laringitis
Infeksi Jalan nafas atas
1. Commond cold/selesma
 Biasanya menunjukkan gejala – gejala
infeksi saluran nafas atas, Ditandai
kongesti nasal, sakit tenggorokan,
bersin2, malaise, demam, menggigil, sakit
kepala, sakit otot dan batuk
 Gejala berlangsung 5 hari – 2 minggu
 Penatalaksanaan medis: tidak ada
pengobatan spesifik.
 Intervensi keperawatan: Pendidikan
pasien untuk memutus rantai infeksi.
2. Infeksi herpes simpleks (HSV-1)
 Yang paling umum menyebabkan herpes
labialis(nyeri dingin, lepuh demam)
 TAnda dan gejala:Vesikel yg kecil, tunggal
atau berkelompok, dapat timbul pada
bibir, di dalam mulut, termasuk lidah,
langit2 lunak dan keras, gusi, mukosa,
dan faringt dengan rupturnya vesikel ini,
akan membentuk ulkus berongga yg
sangat sakit.
Penatalaksanaan medis
 Virus ini dapat menghilang secara spontan
dalam 10 sampai 14 hari.
 jika tidak asiklovir, suatu agens antivirus
dapat diberikan per oral atau topikal
 Berikan analgesik:asetaminofen, aspirin
 Anestetik topikal:lidokain
3. Sinusitis
 1. Sinusitis akut
 Gejala mencakup tekanan, nyeri diatas
area sinus dan sekresi nasal yg purulen.
 Penyebab infeksi traktus respiratorius atas
terutama infeksi virus/eksaserbasi rinitis
alergika, kongesti nasal yg disebabkan
oleh inflamasi,edema dan transudasi
cairan menyebabkan obstruksi rongga
sinus tg dpt menjadi media yg baik untuk
pertumbuhan bakteri.
 Streptokokus pneumonia, haemophilus
influenza, dan staphilokokus aureus
Penatalaksanaan medis
 Tujuan pengobatan:untuk mngontrol
infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal,
menghilangkan nyeri,
 Antibiotik pilihan:ampisilin dan
amoksilin.jika alergi penisilin berikan
sulfametoksazol.
 Dekongestan oral/topikal dpt diberikan
Intervensi keperawatan
 Instruksikan pasien metode untuk
meningkatkan drainase seperti inhalasi
uap(mandi uap, mandi hangat, sauna
fasial), meningkatkan masukan cairan,
memberikan kompres hangat setempat
(handuk basah hangat)
 Pasien beritahu efek samping sprei hidung
jika pemakaian berlebihan.
 Penkes pencegahan infeksi virus
2. Sinusitis kronik
 Penyebab: obstruksi hidung kronik akibat
rabas dan edema membran mukosa.
 Manifestasi klinik: Batuk, karena tetesan
rabas kental ke arah nasofaring, sakit
kepala kronis pada daerah periorbital, dan
nyeri wajah, yg paling menonjol saat
bangun tidur pada pagi hari, letih dan
hidung tersumbat.
Penatalaksanaan medis
 Sama seperti pd sinusitis akut
 Pembedahan dilakukan untuk
memperbaiki deformitas struktural yg
menyumbat ostium sinus
Intervensi keperawatan
 Instruksikan pasien metode untuk
meningkatkan drainase seperti inhalasi
uap(mandi uap, mandi hangat, sauna
fasial), meningkatkan masukan cairan,
memberikan kompres hangat setempat
(handuk basah hangat)
 Pasien beritahu efek samping sprei hidung
jika pemakaian berlebihan.
 Penkes pencegahan infeksi virus
Rinitis
 Adalah inflamasi membran mukosa hidung
dan mungkin dikelompokkan sebagai
rinitis alergik atau non alergik.
 Rinitis non alergik, penyebabnya infeksi
sal nafas atas, akibat masuknya benda
asing ke hidugatng;deformitas struktural,
neoplasma.
 Manifestasi klinik: kongesti nasal, rabas
nasal, gatal pada nasal, bersin – bersin,
sakit kepala.
Penatalaksanaan medis
 Terapi obat2 antihistamin, dekongestan,
kortikosteroid topikal dan natrium
kromolin.
Intervensi keperawatan
 Instruksikan untuk menghindari alergen
atau iritan:debu,asap, tepung, sprei atau
asap tembakau. Menyejukkan mem
 Sprei nasal salin membantu menyejukkan
membran mukosa,
 Ajarkan pasien ttg penggunaan obat2
terutama sprei, instruksikan hembuskan
hidung dulu sebelum memberikan obat
apapun ke dalam rongga hidung.
Faringitis akut
 Adalah inflamasi febris tenggorok yg
disebabkan oleh organisme virus hampir
70 %
 Streptokokus group A adalah organisme
bakteri yg paling umum yg disebut strep
throat.
 Manifestasi klinik: membran mukosa
sangat merah dan tonsil berwarna
kemerahan,folikel limfoid membengkak
dan dipenuhi eksudat, pembesaran dan
nyeri tekan nodus limfe servikal, demam,
malaise, sakit tenggorokan, serak, batuk.
 Infeksi tidak terkomplikasi biasanya hilang
dg segera dalam 3 – 10 hari.
 Bila disebabkan streptokokus grup A bisa
penyakit lebih parah pada masa fase akut.
Penatalaksanaan medis
 Pemberian penisilin untuk streptokokus
grup A,
 Pemberian eritromisin untuk S.Aureus
Intervensi keperawatan
 Instruksikan bedrest
 Kumur salin hangat atau irigasi untuk
mengurangi spasme
 Suhu harus cukup tinggi;40 derajat celsius
 Perawatan mulut mencegah pecah2 bibir
dan inflamasi
Faringitis kronik

 Biasa terjadi pada individu dewasa yg


bekerja atau tinggal dalam lingkungan
berdebu, menggunakan suara berlebihan,
batuk kronis, pengguna alkohol dan
tembakau.
3 Jenis faringitis kronik
1. Hipertrofik, ditandai oleh penebalan
umum, dan kongesti membran mukosa
faring
2. Atrofik, kemungkinan merupakan tahap
lanjut dari hipertrofik, membran tipis,
keputihan, licin dan pada waktunya
berkerut.
3. Granular trofik:dengan beberapa
pembengkakan folikel limfe pada dinding
faring
Manifestasi klinik
 Mengeluhkan sensasi iritasi
 sesak pada tenggorokan yg terus
menerus
 Lendir yg terkumpul dalam tenggorok dan
dpt dikeluarkn dg membatukkan,
 Kesulitan menelan.
Penatalaksanaan medis
 Didasarkan pada penghilangan gejala
 Menghindari pemajanan terhadap iritan
 Memperbaiki setiap gangguan saluran
nafas atas, paru atau jantung yg mungkin
mengakibatkan batuk kronis.
 KOngesti nasal dihilangkan dg efinefrin
 Jika terdapat riwayat alergi:Antihistamin
Intervensi keperawatan
 Cegah penyebaran infeksi, hindari kontak
dg org lain sampai demam benar – benar
hilang.
 Hindari penggunaan rokok, alkohol, asap
rokok, dan pemajanan thdp dingin
 Beri dorongan untuk byk minum
Tonsilitis
 Terdiri atas jaringan limfatik, dan terletak
pada kedua sisi orofaring sering terjadi
infeksi akut
 Infeksi adenoid sering menyertai tonsilitis
akut.
 Manifestasi klinik: sakit tenggorok,
demam, ngorok, sulit menelan,
pernafasan mulut, sakit telinga, telinga
mengeluarkan cairan,kepala panas,
bronkitis, nafas bau, kerusakan suara,
pernafasan bising,
 Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah
 Dilakukan tonsilektomi dan adenoidektomi
jika pengobatan medis tidak menunjukkan
hasil.
Laringitis
 Inflamasi akibat terlalu byk menggunakan
suara, pemajanan terhadap debu, bahan
kimiawi, asap, dan polutan lainnya, infeksi
yg terisolasi yg hanya mengenai pita
suara.
 Maifestasi klinik: suara serak/tidak
mengeluarkan suara/afonia.dan batuk
berat
 Pengobatan dg mengistirahatkan suara,
batasi merokok
 Vanceril

Anda mungkin juga menyukai