Anda di halaman 1dari 37

Keperawatan Kritis Pada Sistem

Kardiovaskuler

Oleh :
Ns. Siti Saodah, S.Kep., M.Kep
Pengertian IMA !
• Infark miokard akut adalah penyakit jantung
yang disebabkan oleh karena sumbatan pada
arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh
karena adanya aterosklerotik pada dinding
arteri koroner sehingga menyumbat aliran
darah ke jaringan otot jantung. (M. Black,
Joyce, 2014 : 343)
IMA
Eteologi

• Penyebab IMA paling sering adalah oklusi


lengkap atau hampir lengkap dari arteri
coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak
arterosklerosis yang rentan dan diikuti pleh
pembentukan trombus. Ruptur plak dapat
dipicu oleh faktor-faktor internal maupun
eksternal. (M.Black, Joyce, 2014 : 343)
• Factor internal
• Factor External
Con’t….
• Apapun penyebabnya, ruptur plak
aterosklerosis akan menyebabkan (1) paparan
aliran darah terhadap inti plak yang kaya lipid,
(2) masuknya darah ke dalam plak,
menyebabkan plak membesar, (3) memicu
pembentukan trombus, dan (4) oklusi parsial
atau komplet dari arteri coroner.(M.Black,
Joyce, 2014 :344)
Manifestasi Klinis
• Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak
khas.
• Mual atau pusing.
• Sesak napas dan kesulitan bernapas.
• Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat
dijelaskan
• Palpitasi, kringat dingin, pucat
• Wanita yang mengalami IMA sering kali datang dengan
satu atau lebih manifestasi yang jarang terjadi di atas.
(M.Black, Joyce, 2014 : 346)
Komplikasi
• Disritmia
• Syok kardiogenik
• Gagal jantung dan edema paru
• Imboli paru
• Perikarditis
EKG IMA
Ekg STEMI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EKG
• LAB DARAH
• Ekhokardiografi
• Katerisasi jantung
• Radiologi
Pengobatan Tombolitik
No. TOMBOLITIK PENGOBATAN AWAL PENGGUNAAN
HEPARIN

1. Streptokinase (K) 1,5 juta unit dalam 100 cc 12.500 unit cara
Dextrose 5% atau N.S. 0,9%  S.C. 2 kali sehari
30 – 60 menit
2. Anistreplase 30 unit diberikan I.V. dalam 3 – 5 -
menit

3. Alteplase (tPA) Total dosis <100 mg Diberikan I.V. dalam


0,7 mg/kg  30 menit 48 jam

4. Urokinase 2 juta unit I.V. Diberikan I.V. dalam


Bolus + 1,5 juta unit  1 jam 48 jam
Penangan
• Coronary Artery Bypass Surgery
• Terapi Profilaksis pada Fase Akut
Syndrome Koroner Akut

Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah kejadian


kegawatan pada pembuluh darah coroner,Andra
(2006).
ETEOLOGI
Masalah yang sesungguhnya pada SKA terletak pada
penyempitan pembuluh darah jantung (vasokontriksi).
Penyempitan ini diakibatkan oleh 4 hal yaitu :
• Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam
pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol yang
tinggi.
• Sumbatan (trombosit) oleh sel bekuan darah
(thrombus)
• penyempitan pembuluhDarah.
• Infeksi pada pembuluh darah
Con’t…….
Terjadinya SKA dipengaruhi oleh beberapa keadaan
yakni :
• Aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan (tidak
terkondisikan)
• Stress atau emosi dan terkejut.
• Udara dingin, keadaan-keadaan tersebut ada
hubungannya dengan peningkatan aktivitas simpatis
sehingga tekanan darah meningkat, heart rate
meningkat dan kontraktilitas jantung meningkat.
Manifestasi klinis
• Rasa tertekan, teremas, terbakar yang tidak nyaman, nyeri yang
sangat terasa dan menetap di bagian tengah dada dan
berlangsung selama beberapa menit (biasanya lebih dari 15
menit).
• Nyeri yang memancar sampai ke bahu, leher, lengan, atau
rahang, atau nyeri di punggung diantara tulang belikat.
• Pening atau pusing
• Berkeringat
• Mual
• Sesak napas
• Keresahan atau firasat terhadap malapetaka yang akan datang
Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Enzim Serum
Penatalaksanaan
Untuk pasien SKA, pandua terapi menggunakan
pertolongan MONACO
• Morfin IV jika nyeri tidak berkurang dengan
nitrogliserin
• Pemberian oksigen 4l/menit, dan
mempertahankan saturasi o2>95%
• Nitrogliserin sublingual, semprot, atau IV
• Aspirin 160-325 mg
• Clopidogrel 300/PO(ditelan)
Komplikasi
• Dapat terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokard
berkurang.
• Dapat terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat
memompa keluar semua darah yang diterimanya.
• Distrimia adalah komplikasi tersering pada infark.
• Dapat terjadi ruptur miokardium selama atau segera setelah suatu
infark besar.
• Dapat terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung (biasanya
berapa hari setelah infark).
• Setelah IM sembuh, terbentuk jaringan parut yang menggantikan
sel-sel miokardium yang mati.
•  
Temponade Jantung
• Tamponade jantung merupakan suatu sindroma klinis
akibat penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard
yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel
disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 : 67).
• Tamponade jantung merupakan kompresi akut pada
jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan
intraperikardial akibat pengumpulan darah atau cairan
dalam pericardium dari rupture jantung, trauma tembus
atau efusi yang progresif (Dorland, 2002 : 2174).
ETEOLOGI
• Etiologinya bermacam-macam yang paling banyak maligna,
perikarditis, uremia dan trauma (ENA, 2000: 128).
• Tamponade jantung bisa disebabkan karena neoplasma,
perikarditis, uremia dan perdarahan ke dalam ruang
pericardial akibat trauma, operasi, atau infeksi (Mansjoer,
dkk. 2001 : 458).
• Penyebab tersering adalah neoplasma, idiopatik dan
uremia. Perdarahan intraperikard juga dapat terjadi akibat
katerisasi jantung intervensi koroner, pemasangan pacu
jantung, tuberculosis, dan penggunaan antikoagulan
(Panggabean, 2006 : 1604).
Patofisiologi
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium menyebabkan hambatan
serius aliran darah ke jantung ( gangguan diastolik ventrikel ). Penyebab tersering
adalah neoplasma, dan uremi. (Penggabean, 2006 : 364 ).
Neoplasma menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel secara abnorma pada otot
jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak terkontrol, yang menyebabakan
pembentukan massa (tumor). Hal ini yang dapat mengakibatnya ruang pada
kantong jantung (perikardium) terdesak sehingga terjadi pergesekan antara
kantong jantung (perikardium) dengan lapisan paling luar jantung (epikardium).
Pergesekan ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada perikarditis
sehingga terjadi penumpukan cairan pada pericardium yang dapat menyebakan
tamponade jantung. Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung (Price,
2005 : 954). Dimana orang yang mengalami uremia, di dalam darahnya terdapat
toksik metabolik yang dapat menyebabkan inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi
pada perikardium).
1. Diagnosis klasik “Trias Beck”
a. Peningkatan tekanan vena jugularis
b. Penurunan tekanan arteri (hipotensi) Manifestasi klinis
c. Suara jantung menjauh
2. Pulsus paradoksus : kedaan fisiologis dimana penurunan
tekanan darah sistolik selama inspirasi spontan.
3. Bila penurunan >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg,
tekanan sistolik <100mmHg, dan bunyi jantung yang
melemah.
4. Pulsus paroduksus terjadi karena pembesaran ventrikel
kanan akibat inspirasi menekan sputum dan rongga
ventrikel kirimengurangi volume ventrikel kiri dan
menurunkan curah jantung sekuncup
5. Kussmaul sign : peningkatan distensi dan tekanan vena
secara paradoksal selama inspirasi
6. Ewart sign : dikenal juga Pins sign, diobservasi pada
pasien dengan efusi pericardial luas.
7. Didapatkan area redup, dengan suara bronchial dan
bronchophony di bawah sudut scapula kiri
8. Precardial frinction rub (+)
9. Lihat kemungkinan ada jejas trauma di daerah
pericardium atau perkiraan menembus jantung
10. Gelisah, cemas
11. Nyeri dada
a. Menjalar ke leher, bahu, punggung atau abdomen
b. Sharp, stabbing
c. Memburuk jika bernapas dalam
12. Dyspnea
13. Takikardia, takipnea
14. Kulit pucat, dingin, sianosis
1. Rontgen standar : foto servikal, thorakal, dan pelvis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen dada menunjukkan gambaran “water bottle -
shape heart:, kalsifikasi pericardial.
2. Laboratorium
a. Creatini kinase dan isoenzin : Meningkat pada MI dan
trauma jantung
b. Profil renal dan CBC : uremia dan penyakit infeksi
yang berkaitan dengan perikarditis
c. Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial
thromboplastin time) : menilai risiko pendarahan
selama intervensi misalnya drainase pericardial

3. EKG
a. Didapatkan PEA (Pulseless Electric Activity),
sebelumnya dikenal sebagai Electromechanical
Dissociaation, merupakan dimana EKG didapatkan
irama sedangkan pada perabaan nadi tidak
ditemukan pulsasi.
b. PEA dapat ditemukan pada tamponade jantung,
tension pneumothoraks, hipovolemia, atau rupture
jantung.
c. EKG juga digunakan untuk memonitor jantaung ketika
melakukan aspirasi perikardium
4. CVP (central venous pressure), normalnya 10 -12
5. Pulse-oximetry
6. Echocardiografi : menilai pericardium
7. USG abdomen (FAST) : mendeteksi cairan rongga
perikardium
Tamponade jantung adalah keadaan darurat medis. Sebaiknya,
pasien harus dipantau di unit perawatan intensif. Semua pasien
harus menerima hal-hal berikut:

Jika nadi teraba, aspirasi jarum merupakan terapi awal dans erring dapat
menyelamatkan nyawa.
• Aspirasi dilakukan dengan jarum spinal pendek ukuran 16-18 yang
disambungkan dengan kunci tiga jalur (three way stopcock) dan semprit 50
ml.
• Jarum ditusukkan sedikit disebelah kiri processus xipideus dan di arahkan
ke sefal dan ke kiri sampai darah dapat diaspirasi. Kedalaman tusukan
biasanya 3 sampai 4 cm. Tindakan ini hendaknya dilakukan dengan
pemantauan EKG, kecuali dalam keadaan sangat darurat. Sebuah klem
alligator digunakan sebagai sadapan (lead) EKG dan disambungkan
kejarum, kemudian terus dimajukan sampai dilihat arus cedera (current of
injury) pada monitor. Jarum yang sekarang menyentuh permukaan
pericardium, kemudian sedikit ditarik kembali ke ruang pericardium, dan
cairan kembali.
Con’t…
• Ekspansi volume dengan darah, plasma, dekstran, atau
larutan natrium klorida isotonik, yang diperlukan untuk
mempertahankan volume intravaskular cukup: Sagrista-
Saauleda dkk mencatat peningkatan yang signifikan dalam
output jantung setelah ekspansi volume. 
• Istirahat di tempat tidur dengan ketinggian kaki: ini dapat
membantu meningkatkan kembali vena.
• Obat inotropik (misalnya, Dobutamine): ini dapat berguna
karena mereka tidak meningkatkan resistensi pembuluh
darah sistemik sambil meningkatkan output jantung.
Con’t
• Positif-tekanan ventilasi mekanis harus
dihindari karena dapat menurunkan kembali
pembuluh darah dan memperburuk tanda-
tanda dan gejala tamponade.
Komplikasi
• Gagal jantung
• Syok kardiogenik    
• Henti jantung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai