Anda di halaman 1dari 42

Permenakertrans No.

01/Men/I/2007
LATAR BELAKANG

• Pelaksanaan tata cara pengajuan, penilaian dan pemberian


penghargaan pengawasan ketenagakerjaan belum seragam
• Keputusan Dirjen No. 723 tentang Tata cara Penilaian Kecelakaan
Nihil dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan sehingga
perlu disempurnakan
• Mekanisme penilaian penghargaan perlu disempurnakan
• Penilaian penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident Award)
belum membedakan perusahaan dengan potensi bahaya dan risiko
maupun sektor ”prinsip apple to apple”
• Penghargaan yang sudah berjalan secara rutin baru penghargaan
kecelakaan nihil di tingkat perusahaan, untuk
gubernur/Bupati/Walikota sebagai pembina K3 dan karyawan
peduli K3 belum diatur dan belum ada dasar hukumnya
RUANG LINGKUP
1. Penghargaan
• Jenis
• Bentuk
• Pemberian penghargaan

2. Tata cara untuk memperoleh penghargaan


• Pengajuan dan penilaian kecelakaan nihil
• Pengajuan dan penilaian sertifikasi SMK3
• Pengajuan pemerduli K3

3. Kriteria Penilaian Penghargaan


• Kecelakaan Nihil
• SMK3
• Pembina K3
• Pemerduli K3

4. Pembiayaan
5. Penyelenggaraan
TUJUAN

Untuk memberikan apresiasi bagi perusahaan-


perusahaan, daerah propinsi/kabupaten/kota dan
tenaga kerja yang telah berhasil menerapkan
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dan memberikan motivasi kepada yang lain
JENIS PENGHARGAAN

1. Kecelakaan Nihil
2. SMK3
3.Pembina K3
4. Pemerduli K3
BENTUK PENGHARGAAN

 Sertifikat
 Piagam
 Plakat
 Trophy
 Lencana.
Pemberian Penghargaan
Jenis
No Diberikan kpd Bentuk penghargaan
Penghargaan
1 Kecelakaan Perusahaan  Piagam
Nihil  Plakat
 Tropy (nilai tertinggi di sektor)
2 SMK3 Perusahaan  Sertifikat
 Bendera
 Tropy (nilai tertinggi di sektor)

3 Pembina K3 Gubernur/  Lencana


Bupati/
Walikota
4 Pemerduli K3 1. Tenaga  Piagam
kerja  plakat
2. Anggota
masyarakat
KRITERIA PENILAIAN
PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT
I. Pengelompokan Perusahaan
dikategorikan sebagai berikut :
1. Perusahaan besar, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang;
2. Perusahaan menengah, dengan jumlah tenaga kerja 50 s/d 100 orang;
3. Perusahaan kecil, dengan jumlah tenaga kerja s/d 49 orang.

II. Sektor Usaha


Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI) dan bobot risiko
(1-5) terhadap variabel :
1. Mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat kerja, peralatan lainnya,
bahan-bahan dan sebagainya
2. Lingkungan
3. Sifat pekerjaan
4. Cara kerja
5. Proses produksi
Batasan Penilaian
a. Kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja
apabila kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja
tidak dapat melakukan pekerjaannya telah terjadi
kecelakaan kerja selama 2 x 24 jam;
b. Kehilangan waktu kerja dihitung berdasarkan kenyataan
tidak mampu bekerja dan untuk bagian tubuh yang cacat
selamanya dihitung berdasarkan ketentuan yang berlaku;
c. Kehilangan waktu kerja apabila korban kecelakaan kerja
(pekerja) tidak dapat bekerja kembali pada shift
berikutnya sesuai jadwal kerja;
d. Tidak terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan
kehilangan waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga)
tahun atau telah mencapai jumlah jam kerja orang
sekurang-kurangnya sebanyak sebagaimana dalam tabel.
e. Kehilangan waktu kerja tidak diperhitungkan selama
korban kecelakaan kerja dalam proses medis dan jika
korban kecelakaan kerja ternyata tidak dapat bekerja
kembali pada tempat semula, maka perhitungan
kehilangan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada
huruf b;
f. Kehilangan waktu kerja tidak diperhitungkan apabila
kecelakaan kerja adalah sebagai akibat perang,
bencana alam dan hal-hal lain yang di luar kontrol
perusahaan;
g. Perhitungan jam kerja selamat dimulai sejak terjadinya
suatu kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan
angka perhitungan menjadi nol dan akan
bertambah secara kumulatif sesuai jam kerja yang
dicapai
Tata Cara Perhitungan Jumlah
Kerja Orang (JKO)

 Semua jam kerja tenaga kerja nyata yang


melaksanakan kegiatan perusahaan
termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya
pada masing-masing bidang pekerjaan;
Penghargaan kecelakaan nihil bagi perusahaan-
perusahaan dari sektor konstruksi

 Penghargaan kecelakaan nihil diberikan kepada


perusahaan kontraktor utama yang telah selesai
melaksanakan pekerjaan (tanpa terjadi kecelakaan
kerja yang mengakibatkan hilangnya jam kerja),
dengan waktu pelaksanaan kegiatan minimal 1
(satu) tahun;
 Perusahaan-perusahaan sub-kontraktor
merupakan pendukung data bagi perusahaan
kontraktor utama;
 Jika terjadi kecelakaan kerja baik pada perusahaan
kontraktor utama maupun pada perusahaan sub-
kontraktor, maka seluruh jam kerja yang telah
dicapai akan menjadi nol secara bersama.
∑ Cara Perhitungan JAM KERJA ORANG (JKO)
SELAMA 3 TAHUN

JKO tahun I = jumlah jam kerja nyata selama 1 tahun


1 (X) JKO
( + ) jumlah jam lembur nyata ( - ) jumlah jam absen

JKO tahun II = jumlah jam kerja nyata selama 1 tahun


2 (Y) JKO
( + ) jumlah jam lembur nyata ( - ) jumlah jam absen

JKO tahun II = jumlah jam kerja nyata selama 1 tahun


3 (Y) JKO
( + ) jumlah jam lembur nyata ( - ) jumlah jam absen

Jumlah JKO selama 3 tahun = JKO tahun I ( + ) JKO


4 (XYZ) JKO
tahun II ( + ) JKO tahun III
RUMUS PENETAPAN STANDAR MINIMAL JKO
PENGHARGAAN KECELAKAAN NIHIL
STANDAR
MINIMAL JUMLAH TENAGA KERJA
∑ JKO

BOBOT
RESIKO BESAR MENENGAH KECIL

6.000.000 600.000 300.000


1 6.000.000 600.000 300.000
5/5 x 6.000.000 5/5 x 600.000 5/5 x 300.000

2 4.800.000 480.000 240.000


6.000.000 – (1/5x6.000.000) 600.000 – (1/5x600.000) 300.000 – (1/5x300.000)

3 3.600.000 360.000 180.000


6.000.000 – (2/5x6.000.000) 600.000 – (2/5x600.000) 300.000 – (2/5x300.000)

4 2.400.000 240.000 120.000


6.000.000 – (3/5x6.000.000) 600.000 – (3/5x600.000) 300.000 – (3/5x300.000)

5 1.200.000 120.000 60.000


6.000.000 – (4/5x6.000.000) 600.000 – (4/5x500.000) 300.000 – (4/5x300.000)
Jam Kerja Orang berdasarkan Tingkat Resiko

JKO
Tingkat Resiko
Big Medium Small

6.000.000 600.000 300.000


1 6.000.000 600.000 300.000
5/5 x 6.000.000 5/5 x 600.000 5/5 x 300.000

2 4.800.000 480.000 240.000


6.000.000 – (1/5x6.000.000) 600.000 – (1/5x600.000) 300.000 – (1/5x300.000)

3 3.600.000 360.000 180.000


6.000.000 – (2/5x6.000.000) 600.000 – (2/5x600.000) 300.000 – (2/5x300.000)

4 2.400.000 240.000 120.000


6.000.000 – (3/5x6.000.000) 600.000 – (3/5x600.000) 300.000 – (3/5x300.000)

5 1.200.000 120.000 60.000


6.000.000 – (4/5x6.000.000) 600.000 – (4/5x500.000) 300.000 – (4/5x300.000)
TABEL PENILAIAN PENGHARGAAN
Jam Kerja Orang pada Perusahaan
Jenis Usaha Bobot
Besar Menengah Kecil
1 1.1 Pertanian tanaman pangan 2 4,8 juta 480.000 240.000
1.2 Pertanian tanaman lainnya 2 4,8 juta 480.000 240.000
1.3 Jasa pertanian dan peternakan 2 4,8 juta 480.000 240.000
1.4 Kehutanan dan penebangan hutan 4 2,4 juta 240.000 120.000
1.5 Perburuan, pembiakan binatang liar 5 1,2 juta 120.000 60.000
1.6 Perikanan laut 4 2,4 juta 240.000 120.000
1.7 Perikanan darat 3 3,6 juta 360.000 180.000
2 2.1 Pertambangan batubara 5 1,2 juta 120.000 60.000
2.2 Pertambangan minyak dan gas bumi 5 1,2 juta 120.000 60.000
2.3 Pertambangan bijih logam 5 1,2 juta 120.000 60.000
2.4 Penggalian batu, tanah liat dan pasir 2 4,8 juta 480.000 240.000
2.5 Penambangan dan penggalian garam 1 6 juta 600.000 300.000
2.6 Pertambangan bahan kimia dan pupuk 5 1,2 juta 120.000 60.000
mineral
2.7 Pertambangan dan penggalian lain 2 4,8 juta 480.000 240.000
3 3.1 Industri makanan, minuman dan 4 2,4 juta 240.000 120.000
tembakau
3.2 Industri tekstil, pakaian jadi dan 4 2,4 juta 240.000 120.000
kulit
3.3 Industri kayu dan barang dari 3 3,6 juta 360.000 180.000
kayu, termasuk perabot rumah
tangga
3.4 Industri kertas, barang dari kertas, 5 1,2 juta 120.000 60.000
percetakan dan penerbitan

3.5 Industri kimia dan barang-barang 5 1,2 juta 120.000 60.000


dari bahan kimia, minyak bumi,
batubara, karet dan plastik
3.6 Industri barang galian bukan 5 1,2 juta 120.000 60.000
logam, kecuali minyak dan
batubara
3.7 Industri logam dasar 5 1,2 juta 120.000 60.000
3.8 Industri barang dari logam, mesin 4 2,4 juta 240.000 120.000
dan peralatannya
3.9 Industri pengolahan lainnya 4 2,4 juta 240.000 120.000
4 4.1 Listrik 5 1,2 juta 120.000 60.000

4.2 Gas dan uap 5 1,2 juta 120.000 60.000


4.3 Penjernihan, penyediaan dan 2 4,8 juta 480.000 240.000
penyaluran air
5 5.1 Bangunan sipil 5 1,2 juta 120.000 60.000
5.2 Bangunan listrik dan komunikasi 5 1,2 juta 120.000 60.000
6 6.1 Perdagangan besar 3 3,6 juta 360.000 180.000
6.2 Perdagangan eceran 2 4,8 juta 480.000 240.000
6.3 Rumah makan dan minum 1 6 juta 600.000 300.000
6.4 Hotel dan penginapan 2 4,8 juta 480.000 240.000
7 7.1 Angkutan darat, angkutan 4 2,4 juta 240.000 120.000
dengan saluran pipa
7.2 Angkutan air 4 2,4 juta 240.000 120.000
7.3 Angkutan udara 5 1,2 juta 120.000 60.000
7.4 Penggudangan dan jasa 3 3,6 juta 360.000 180.000
penunjang angkutan
7.5 komunikasi 2 4,8 juta 480.000 240.000
8 8.1 Lembaga keuangan 2 4,8 juta 480.000 240.000

8.2 Asuransi 2 4,8 juta 480.000 240.000


8.3 Usaha persewaan/jual beli tanah, 2 4,8 juta 480.000 240.000
gedung dan jasa perusahaan

9 9.1 Jasa pemerintahan dan 3 3,6 juta 360.000 180.000


pertahanan keamanan
9.2 Jasa kebersihan dan sejenisnya 2 4,8 juta 480.000 240.000
9.3 Jasa sosial dan kemasyarakatan 2 4,8 juta 480.000 240.000
9.4 Jasa hiburan dan kebudayaan 4 2,4 juta 240.000 120.000
9.5 Jasa perorangan dan rumah 2 4,8 juta 480.000 240.000
tangga
9.6 Badan international dan badan 2 4,8 juta 480.000 240.000
ekstra teritorial
10 00 Kegiatan yang belum jelas
batasannya
Persyaratan lain Penerima Penghargaan
Kecelakaan Nihil :

1. Perusahaan telah melaksanakan program


SMK3 dan Audit SMK3 sekurang-
kurangnya selama 3 (tiga) tahun;
2. Perusahaan peserta Jamsostek;
3. Telah dilakukan verifikasi klaim Jamsostek
(cross check) sesuai periode perhitungan
jam kerja.
Tim Penilai

1. Penunjukan
a. Tim penilai tingkat Kabupaten/Kota ditunjuk oleh
Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk;
b. Tim penilai tingkat Propinsi ditunjuk oleh Gubernur atau
Pejabat yang ditunjuk;
c. Tim penilai tingkat Pusat ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
2. Keanggotaan
pejabat struktural, pegawai teknis pengawasan
ketenagakerjaan dan dapat melibatkan profesional
K3 atau pihak terkait.
Tugas Tim penilai
Tim penilai Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan terhadap
kebenaran permohonan dan data yang diajukan perusahaan.
 Pemeriksaan di perusahaan besar meliputi :
 Komitmen dalam kebijakan K3;
 Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;
 Program K3;
 Organisasi K3;
 Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan
kecelakaan, statistik dan prosedur pelaporan;
 Sarana P3K;
 Pengendalian bahaya industri;
 Pengendalian kebakaran;
 Hygiene industri;
 Pelatihan di bidang K3;
 Jamsostek.
Pemeriksaan di perusahaan menengah meliputi:
 Komitmen dalam kebijakan K3;
 Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;
 Program K3;
 Organisasi K3;
 Administrasi K3 yang meliputi pendataan,
pemeriksaan kecelakaan, statistik dan prosedur
pelaporan;
 Sarana P3K;
 Pelatihan di bidang K3;
 Jamsostek.
Pemeriksaan di perusahaan kecil meliputi :
 Komitmen dalam kebijakan K3;
 Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;
 Program K3;
 Organisasi K3;
 Administrasi K3 yang meliputi pendataan,
pemeriksaan kecelakaan, statistik dan prosedur
pelaporan;
 Sarana P3K;
 Jamsostek.
Mekanisme Penilaian Penghargaan Kec. Nihil

TIM PENILAI KABUPATEN/KOTA PERUSAHAAN


• melakukan verifikasi mengajukan ke Disnaker
setempat di
• Berita Acara : kabupaten/ kota
• Hari, Tanggal, Tahun, Nama & Alamat
• Jumlah TK, Jam Kerja Nihil, Periode
• Tanda tangan anggota Tim Penilai, Pengurus
Prsh
• Pejabat pengawasan ketenagakerjaan

TIM PENILAI PROPINSI


melakukan uji petik

TIM PENILAI PUSAT


melakukan uji petik
 Tim penilai Provinsi dapat melakukan uji petik
terhadap laporan tim penilai yang disampaikan
oleh Kabupaten/Kota;
 Dinas Ketenagakerjaan Provinsi mengirimkan
seluruh hasil laporan tim penilai Kabupaten/Kota
dan hasil uji petik kepada Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan;
 Tim penilai Pusat dapat melakukan uji petik
terhadap laporan tim penilai yang disampaikan
oleh Kabupaten/Kota dan hasil uji petik yang
dilakukan oleh tim penilai Propinsi;
 Penilaian terhadap pembina dan pemerduli K3
dilakukan tim penilai pusat.
SERTIFIKASI
SMK3
SERTIFIKASI SMK3
• Sertifikasi SMK3 adalah bukti pengakuan
tingkat pemenuhan penerapan peraturan
perundangan SMK3

• Proses sertifikasi SMK3 suatu perusahaan


dilakukan oleh Badan Audit Independen/
penyelenggara audit melalui proses audit
eksternal SMK3

• Sertifikat SMK3 merupakan penghargaan


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Penyelengara Audit Eksternal
yang telah mendapat penunjukan
Menteri
 PT. Sucofindo
 Badan Klasifikasi Indonesia (BKI)
 PT. Surveyor Indonesia
 Alkon
 JAN
TINGKAT PENERAPAN DAN KEBERHASILAN
Tabel I

Kecil Sedang Besar


% 64 kriteria 122 kriteria 166 kriteria

0 –59 % Tindakan hukum Tindakan hukum Tindakan hukum

Bendera perak Bendera perak Bendera perak


60 – 84 %
sertifikat sertifikat sertifikat

Bendera emas Bendera emas Bendera emas


85 – 100 %
sertifikat sertifikat sertifikat

Lampiran IV
Tabel II : PEMBAGIAN KRITERIA TIAP TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
No ELEMEN TINGKAT AWAL TINGKAT TRANSISI TINGKAT LANJUTAN

1 Pembangunan dan pemeliharaan 1.1.1; 1.2.2; 1.2.4; 1.1.3; 1.1.5; 1.2.1; 1.2.7; 1.1.2; 1.1.4; 1.1.6; 1.2.3;
komitmen 1.2.8; 1.2.9; 1.4.2; 1.4.9; 1.2.6; 1.3.1; 1.3.2;
1.2.5; 1.3.3; 1.4.1; 1.4.10
1.4.3; 1.4.4; 1.4.5;
1.4.6; 1.4.7; 1.4.8;
2 Strategi pendokumentasian 2.3.1 2.1.1; 2.1.2; 2.2.1 2.1.3; 2.1.4; 2.1.5; 2.2.2;
2.2.3; 2.3.2;
3 Peninjauan ulang desain dan kontrak 3.1.1; 3.1.2; 3.1.3; 3.2.1; 3.1.4; 3.2.3; 3.2.4
3.2.2
4 Pengendalian dokumen 4.1.1; 4.1.2; 4.2.1 4.1.3; 4.1.4; 4.2.2; 4.2.3;
5 Pembelian 5.1.1; 5.2.1 5.1.2; 5.1.3 5.1.4; 5.3.1; 5.3.2

6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 6.1.1; 6.1.2; 6.1.3; 6.1.5; 6.1.4; 6.1.6; 6.2.2; 6.1.9; 6.7.4
6.1.7; 6.1.8; 6.2.1; 6.3.2;
6.2.3; 6.2.4; 6.2.5; 6.3.1;
6.4.1; 6.4.2; 6.4.3; 6.4.4;
6.5.1; 6.5.5; 6.5.9; 6.6.1;
6.5.2; 6.5.3; 6.5.4; 6.5.6;
6.5.7; 6.5.8; 6.7.1; 6.7.3; 6.6.2; 6.7.2; 6.7.6; 6.7.7;
6.7.5; 6.8.1; 6.8.2
7 Standar pemantauan 7.1.1; 7.2.1; 7.2.2; 7.4.3; 71.2; 7.1.3; 7.1.4; 7.1.5; 7.1.6; 7.3.1; 7.3.2;
7.4.4; 7.4.5
7.4.1; 7.4.2
8 Pelaporan dan perbaikan 8.1.1; 8.2.2; 8.3.1; 8.4.1; 8.2.1; 8.3.2; 8.3.5 8.3.3; 8.3.4; 8.3.6;
8.4.2;
9 Pengelolaan material dan perpindahannya 9.1.1; 9.1.2; 9.2.1; 9.2.3; 9.1.3; 9.3.5; 9.3.6; 9.1.4; 9.2.2;
9.3.1; 9.3.2; 9.3.3; 9.3.4;
10 Pengumpulan dan penggunaan data 10.1.1; 10.1.2 10.1.3; 10.1.5; 10.1.4; 10.2.2
10.2.1
11 Audit SMK3 11.1.1; 11.1.2;
11.1.13; 11.1.4;
12 Pengembangan ketrampilan dan 12.2.1; 12.2.2; 12.1.2; 12.1.3; 12.1.4; 12.1.1; 12.1.7;
Mekanisme sertifikasi SMK3

Disnaker

RTA Badan Audit Kemenakertrans

Konfirmasi
Jadwal Ev An
Perusahaan
Audit
Kesesuaian

Sertifikat
Laporan
Audit
Pembina K3

Penghargaan Pembina K3 diberikan kepada


Gubernur/Bupati/Walikota yang telah
berhasil melaksanakan program pembinaan
K3 kepada perusahaan sehingga perusahaan
yang bersangkutan memperoleh
penghargaan SMK3 dan atau kecelakaan nihil
sebanyak 0,05 % dari jumlah perusahaan
pada wilayah yang bersangkutan.
Pemeduli K3

 Setiap perusahaan atau lembaga atau


instansi yang berkepentingan dapat
mengajukan nama pekerja/tenaga kerja yang
layak untuk mendapatkan penghargaan
sebagai pemerduli K3.
Persyaratan Pemeduli K3 :

1. Mempunyai prestasi dalam bidang K3 yang dapat


meningkatkan penerapan K3, dan mampu secara
signifikan dalam mendorong pelaksanaan K3 sehingga
perusahaan yang bersangkutan mendapatkan
penghargaan tingkat nasional atau

2. Mempunyai kepedulian, jasa dan prestasi yang dapat


menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan
penerapan K3
PEMBIAYAAN PENGHARGAAN

 Biaya yang timbul sebagai akibat pemberian


penghargaan dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) serta sumber-sumber dana lain yang
tidak mengikat.
PENYELENGGARAAN PENYERAHAN
PENGHARGAAN

 Penyelenggaraan penyerahan penghargaan dapat


dilaksanakan oleh perusahaan jasa pihak ketiga
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Segala resiko akibat penyelenggaraan penyerahan
penghargaan menjadi tanggung jawab perusahaan
jasa pihak ketiga.
 Perusahaan jasa pihak ketiga tidak dapat dituntut
akibat adanya ketentuan atau kebijakan pemerintah
yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya
kegiatan tersebut.
BENTUK PIAGAM DAN PLAKAT
PENGHARGAAN KECELAKAN NIHIL (ZERO ACCIDENT)

DEPARTEMEN
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PENGHARGAAN KECELAKAAN NIHIL

diberikan kepada :
NAMA PERUSAHAAN
Alamat

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :


PER- /MEN/ /200..... pada tanggal ........... diberikan Penghargaan
Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasinya dalam melaksanakan
program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai ......jam kerja
orang tanpa kecelakaan kerja, terhitung sejak tanggal .......... sampai
dengan ................
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
Nomor : Kep/ /Men/ /
Tanggal :

MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
Ttd/cap
Nama Jelas
Utamakan Keselamatan dan Sistem Manajemen
Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja
TROPHY PENGHARGAAN KECELAKAN NIHIL
TERBAIK PERSEKTOR
OSHMS CERTIFICATE
Lencana

Lencana Lencana
Pembina K3 Pemeduli K3

Anda mungkin juga menyukai