Anda di halaman 1dari 16

“Rontgen toraks kardiovaskular ”

  Oleh :

Vivin Daniati (711608911028)

SMF CARDIOLOGI

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

RUMAH SAKIT PUTRI HIJAU MEDAN

2017
• Faktor yang dapat mempengaruhi interpretasi

Faktor teknisi (waktu pajanan dan kekuatan radiasi)


Posisi pasien saat foto diambil hingga faktor pasien itu sendiri
(ukuran tubuh, usia, kemampuan menahan nafas dan
penyakit yang dialami)
Pengetahuan dan pengalaman dokter yang melakukan
interpretasi

Foto toraks yang sering dilakukan dibidang kardiovaskular :


 Foto thoraks frontal (posteroanterior (PA) dan
anteroposterior(AP))
 Foto thoraks lateral
• Syarat foto thoraks PA
Sisi medial klavicula kanan dan kiri harus memiliki jarak yang sama
dengan kolumna vertebralis
Trakea harus berada dibaris tengah
Klavicula tidak boleh menghalangi apeks paru (5 cm apeks paru
berada diatas klavicula)
Skapula tidak boleh menutupi lapang paru
10 iga posterior harus dapat dilihat diatas diafragma
Kedua sudut kostafrenikus harus terlihat pada foto
Vertebra torakalis bagian superior harus dapat identifikasi dibelakang
siluet jantung

• Syarat foto lateral


Sumbu panjang tubuh harus vertikal
Tidak boleh ada lengan yang menutupi paru
Iga posterior kanan dan kiri harus saling bertumpuk
Foto PA
Ruang-ruang jantung dan aorta
Pada foto PA sisi kanan mediastinum
tersusun dari atrium kanan, aorta
asendens, dan vena kava superior.
Ventrikel kanan terletak didepan
ventrikel kiri baik dari foto PA maupun
lateral, atrium kiri terletak tepat
inferior dari hilus paru kiri.

Pada foto lateral bagian atas dari sisi Foto lateral


posterior jantung adalah atrium kiri
akan tetapi pada kondisi normal sulit
dibedakan dengan ventrikel kiri yang
berada lebih inferior.
Paru dan pembuluh darah paru
Ukuran paru dapat bervariasi akibat proses pernapasan, usia,
ukuran tubuh, kandungan air, dan proses patologis. Dengan
pertambahan usia kemampuan paru untuk mengembang akan
semakin berkurang sehingga akan tampak semakin kecilpada foto
toraks.
Akibat berkurangnya ukuran paru, jantung akan tampak relatif
lebih besar walupun jarang melewati separuh dari diameter
transversal rongga dada, kecuali bila memang terdapat
kardiomegali.
Gangguan ventrikel kiri dapat menyebabkan peningkatan cairan
paru sehingga ukuran paru tampak lebih kecil pada foto toraks.
Pada pasien PPOK paru tampak lebih besar dan hitam, diafragma
lebih mendatar dan ukuran jantung tampak relatif lebih kecil
walaupun terdapat gangguan fungsi jantung. Arteri pulmonal
utama kanan dan kiri sulit dinilai ukurannya dari foto toraks
karena terletak didalam mediastinum kecuali bila sangat
membesar akibat proses patologis.
Interpretasi foto toraks pada penyakit jantung
Langkah pertama dalam membaca foto toraks adalah menentukan
kualitas dan jenis foto yang sedang dinilai apakah berupa foto PA,
AP atau lateral, serta identikasi pasien dan sisi kanan atau kiri dari
foto tersebut. Kemudian apakah terdapat foto sebelumnya untuk
dijadikan pembanding.
Interpretasi harus dilakukan secara sistematis dan sebaiknya
terdapat daftar parameter apa saja yang perlu dinilai sehingga
tidak ada informasi penting yang terlewatkan, misalnya evaluasi
vertebrae torakalis, posisi dan massa trakea, sudut kostafrenikus,
apeks paru, ruang retrosternal dan ruang di posterior jantung.
Keberadaan massa atau infiltrat juga harus dinilai, walaupun hal
utama yang dinilai adalah kelainan kardiovaskular, karena banyak
pasien dengan penyakit jangtung koroner memiliki riwayat
merokok yang juga merupakan faktor risiko kanker paru.
Paru dan pembuluh darah paru

• Cara paling baik untuk melihat pembuluh darah paru adalah


dengan melihat bagian tengah paru (daerah diantara hilus dan
perifer paru) dan membandingkan daerah dibagian atas (apeks)
dengan basal paru pada jarak yang sama dari hilus. Pada kondisi
normal, pembuluh darah lebih besar dibagian basal
dibandingkan apeks, namun tetap memiliki batas yang tegas
baik dibagian basal maupun apeks. Semakin keperifer paru,
ukuran pembuluh darah akan semakin kecil dan bercabang
serta biasanya akan terlalu kecil untuk dapat dilihat bila sudah
mendekati pleura.
Pembuluh darah paru yang abnormal dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
• Pada kondisi curah jantung yang meningkat (pasien dengan
kehamilan, anemia berat, hipertiroid serta pirau kiri dan
kanan), pada kondisi ini pembuluh darah paru akan terlihat
lebih jelas di perifer dibanding biasanya, pembuluh darah
melebar dan dapat diidentifikasi hingga hampir mencapai
pleura.
• pada peningkatan tekanan vena pulmonal, batas pembuluh
darah menjadi kurang jelas, pembuluh darah basal
menyempit sedangkan apeks tampak lebih besar dan
pembuluh darah di daerah perifer paru terlihat lebih jelas
dibanding kondisi normal.
• Peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) akan menimbulkan
edema intersitial dan bila terus meningkat akan menyababkan
edema paru.
Ruang-ruang jantung dan pembuluh darah besar
• Pembesaran siluet jantung umumnya disebabkan oleh masalah
pada kedua ventrikel, kecuali pada penyakit jantung katup dan
kelainan kongenital yang dapat menyebabkan pembesaran hanyay
satu ruang jantung.

• Atrium kanan
Pembesaran atrium kanan umumnya disertai dengan pembesaran
ruang jantung lain seperti ventrikel kanan pada beberapa kasus
yang sangat jarang seperti atresia trikuspid kongenital atau anomali
ebstein dapat dijumpai pembesaran atrium kanan yang terisolasi.
Hipertensi pulmonal dan regurgitasi trikuspid dapat menimbulkan
pembesaran atrium kanan, akan tetapi biasanya pembesaran
ventrikel kanan lebih menonjol pada foto toraks sehingga atrium
kanan sulit dilihat dengan jelas.
• Ventrikel kanan
Pembesaran ventrikel kanan menyebkan apeks jantung terangkat sehingga
menimbulkan gambaran seperti boot (boot shaped heart) pada foto frontal,
sedangakan pada foto lateral tampak jantung mengisi ruang retrosternal.
Pembesaran ventrikel kanan umumnya disertai oleh pembesaran ventrikel kiri.
Pada beberapa penyakit seperti tetralogy og fallot yang ditandai oleh
pembesaran ventrikel kanan tanpa disertai pembesaran ventrikel kiri.
Pembesaran ventrikel kanan sering dijumpai pada kelainan katup mitral dan
hipertensi pulmonal akibat berbagai sebab.

• Atrium kiri
Tanda pertama adalah kontur jantungg yang tampak cembung pada daerah
diantara arteri pulmonal utama kiri dan sisi lateral ventrikel kiri.
Tanda elevasi brokus utama kiri akibat terdorong oleh pembesaran atrium kiri.
Pembesaran atrium kiri juga tampak sebagai double density pada foto frontal.
double density tampak karena pembesaran atrium kiri kearah kanan dan
posterior sehingga dikelilingi oleh paru yang berisi udara.
Pembesaran atrium kiri merupakan salah satu tanda yang paling dijumpai pada
penyakit katup mitral. Atrium kiri akan semakin membesar bila tidak dilakukan
intervensi yang adekuat dan akhirnya akan menyebabkan pembesaran ventrikel
kanan.
• Ventrikel kiri
pembesaran ventrikel kiri pada foto frontal ditandai
dengan pembesaran kontur jantung dan tertanam apeks,
pembesaran ventrikel kiri juga dapat menekan lambung
yang dapat dilihat berupa penekanan udara lambung
menjadi lebih inferior dari posisi seharusnya. Pembesaran
ventrikel kiri dapat diakibatkan oleh berbagai sebab
seperti hipertensi, kelaiann katup aorta dan mitral,
kardiomiopati dan penyakit jantung iskemik.
Pada foto lateral dapat terlihat penonjolan kontur jantung
dibawah anulus mitral posterior.
• Arteri pulmonal
Arteri pulmonal dapat membesar akibat beberapa kelaian
seperti stenosis katup pulmonal dan hipertensi pulmonal. Arteri
pulmonal kanan umumnya tidak ikut melebar karena aliran
darah berkecepatan tinggi tersebut tidak secara langsung
mengenai arteri pulmonal kanan. Pembesaran arteri pulmonal
ini tampak berupa hilus kiri yang menonjol pada foto frontal
dan outflow tract pulmonal yang membesar pada foto lateral.
Pembesaran atreri pulmonal kanan dan kiri dapat dilihat pada
pasien hipertensi pulmonal.
• Aorta
Kelainan yang paling sering terjadi pada aorta adalah pembesara
akibat berbagai etiologi seperti hipertensi kronik, kelaiann katup aorta,
penyakit degeneratif atau diseksi aorta. Tanda pembesaran aorta pada
foto frontal adalah pembesaran mediastinum, sedangkan pada foto
lateral tampak sebagai pembesaran mediastinum anterior.
Klasifikasi katup aorta merupakan salah satu tanda stenosis katup
aorta yang signifikan, akan tetapi biasanya sulit dilihat, karena gerakan
jantung yang membuat gambaran kalsifikasi tersebut tidak jelas.
Fluoroskopi dapat digunakan untuk menilai kalsifikasi lebih jelas.
Pada kasus regurgitasi aorta yang disebabkan oleh kelainan aortic root
seperti cystic medial necrosis, segmen aorta yang membesar lebih
luas, dimulai dari katup aorta sehingga arkus aorta dengan transisi
gradual ke aorta yang berdiameter normal, sedangkan pada
pembesaran aorta yang disebabkan oleh sifilis juga terlihat dilatasi
mulai dari root hingga arkus tetapi daerah transisi ke segmen
berukuran normal lebih pendek.
• Pleura dan perikard
Pleura dan pericard harus selalu dunilai pada interpretasi foto
toraks karena dapat memberikan informasi yang sangat penting
terkait kondisi pasien. Lapisan pericard biasanya sulit dilihat pada
foto toraks biasa kecuali terdapat kelainan seperti efusi perikard
dalam jumlah cukup banyak. Temuan foto toraks ini kurang akurat
untuk meliahat efusi sehingga dibutuhkan pemerikasaan lain seperti
ekokardiografi, CT, dan MRI untuk memastikannya.
Klasifikasi pericard sering timbul setelah pericarditis, terutama
pericarditris TB dan virus, pada foto toraks sebagai garis tipis linier
yang mengikuti kontur pericard dan seringkali terlewat bila tidak
dilihat dengan teliti.
Kalsifikasi pleura dapat dibedakan dengan kalsifikasi pericard
dengan melihat bentuknya, akan tetapi perlu diingat bahwa
keduanya dapat dijumpai pada pasien yang sama, misalnya pada TB
diluar paru yang mengenai pleura dan pericard.
Foto toraks setelah operasi jantung dan intervensi jantung lain

• Operasi jantung.
Pada pasien yang telah menjalani operasi jantung foto toraks
digunakan untuk melihat beberapa komplikasi yang dapat terjadi
setalah operasi seprtu efusi pleura,pneumotoraks atau peneumonia,
serat posisi selang drain pericard atau pleura. Pada pasien yang
menjalani operasi katup, foto toraks dapat digunakan untuk membantu
menentukan operasi yang dilakukan, apakah berupa perbaikan atau
pergantian katup
• Pemasangan pacu jantung.
Foto toraks frontal dan lateral dapat digunakan untuk meliha posisi
dan kondisi generator dan lead pacu jantung setelah dipasang,
termasuk penyulit setelah tindakan seperti efusi pleura dan
pneumotorak.
• Pemasangan IADP.
Pengambilan foto toraks hampir selalu dilakuakn setelah dilakukan
pemasangan IADP, untuk menilai posisi balon. Posisi balon IADP harus
selalu segera diubah bila belum tepat karena dapat menyebabkan
gangguan perfusi ke organ lain.
• Pemasangan kateter vena sentral.
Foto toraks berguna untuk menilai lokasi ujung kateter vena sentral
dan kemungkinan komplikasi akibat pemasangan seperti hemotoraks
dan pneumotoraks.

Anda mungkin juga menyukai