Anda di halaman 1dari 39

MEET

OUR
TEAM

Wa Ode Nurul Syahna Wa Sariah Citra Dewi Umar Sahrul


NIM. 859741777 NIM. 859755893 NIM. 859741831 NIM. 859741857
KONSEP HAK
ASASI
MANUSIA
DALAM
UNDANG-
UNDANG
DASAR 1945
PENGERTIAN
HAM DAN
NILAI-NILAI
DASAR HAM
Deklarasi universal HAM yang dicetuskan
pada tanggal 10 Desember 1948 telah
merumuskan pengertian HAM, yaitu
merupakan pengakuan akan martabat dan
harkat manusia yang menyatu dalam diri
setiap manusia yang meliputi kebebasan,
keadilan, dan perdamaian dunia.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 1999 tentang
HAM khususnya dalam pasal 1 ayat (1) menyatakan HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah,dan setiap orang demi ke-hormatan dan
perlindungan harkat dan martabat ma-nusia.

Dalam UU no 39 tahun 1999 tentang HAM ter-sebut,selain


memuat batasan tentang HAM, juga dimuat tentang
kewajiban dasar manusia (pasal 1 ayat (2)),yaitu
seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan
tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM.
Ciri Khas Hak Asasi Manusia

Kodrat Hakiki Univer- Tidak dapat Tidak dapat


sal dicabut dibagi
NILAI-NILAI
DASAR
01 HAM
Kebebasan/Kemerdekaan
.
02 Kemanusiaan/Perdamaian
.
Keadilan/Kesederajatan/Pers
03. amaan
HAM DALAM
UNDANG-
UNDANG
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja,
sedangkan untuk lebih mengoperasionalkannya dibuat
aturan yang operasional yaitu dibentuk ketetapan MPR
nomor XVII/ MPR/1998 tentang HAM dan undang-
undang republik Indonesia nomor 39 tahun 1999
tentang HAM dan undang-undang republik Indonesia
nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM dan
keputusan presiden nomor 50 tahun 1993 tentang
komisi nasional HAM.
Dalam UUD 1945 hasil perubahan keempat, ternyata
masalah perlindungan HAM mendapatkan perhatian
yang sangat besar dan para pengambil keputusan di
majelis permusyawaratan rakyat. Hal ini terbukti dari
dicantumkannya secara eksplisit masalah HAM yaitu
pada bab XA dengan judul HAM yang terdiri atas 10
pasal (diberi label pasal 28 A s.d. 28 J) dan 24 ayat. Di
luar yang berjudul tersendiri dalam bab XA, rumusan
lainnya terdapat dalam pasal 27 (ayat 3), kemudian bab
XI pasal29 (2 ayat), bab XII pasal 30, bab XIII pasal
31, pasal 32, bab XIV pasal 33 dan pasal 34.
HAM yang dijamin dalam UUD 1945 tidak terbatas hanya
pada apa yang terdapat dalam pasal-pasal, melainkan juga
terdapat dalam Pembukaan dan penjelasannya seperti yang
tercantum di dalam alinea pertama bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa, dan pada alinea keempat yang
menyatakan bahwa jaminan bagi setiap warga negara untuk
melaksanakan kehidupan beragama secara damai dan tertib
hal ini juga dipertegas di dalam pasal 29 UUD 1945. Selain
itu terdapat dalam UUD 1945 HAM juga termuat dalam
sila-sila Pancasila
Di negara kita dalam era reformasi sekarang ini, upaya untuk
menjabarkan ketentuan HAM telah dilakukan melalui amandemen
UUD 1945 ke dua (Tahun 2000) dan diundangkannya UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan meratifikasi beberapa konvensi
internasional tentang HAM. Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tampak
jaminan HAM, hal ini terlihat dari jumlah bab dan pasal-pasal yang
dikandungnya relatif banyak terdiri atas XI bab dan 106 pasal.

Apabila dicermati jaminan HAM dalam UUD 1945 dan


penjabarannya dalam UU No. 39 Tahun 1999 secara garis
besar meliputi hak untuk hidup hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan; hak mengembangkan diri; hak
atas rasa aman; hak atas kesejahteraan; hak turut serta
dalam pemerintahan; hak wanita; hak anak.
Undang-undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang
Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan

Deklarasi Jenewa 1924 (Geneve Declaration of 1924) tentang pembentukkan Uni


Internasional Dana dan Keselamatan Anak-Anak (Save the Children Fund International
Union).

Undang-undang RI No. 8 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia
(Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment).
KASUS-KASUS
YANG
BERKAITAN
CIRI-CIRI
PELAKSANAAN
HAM

1 2 3
Dalam bidang politik Dalam bidang sosial berupa Dalam bidang ekonomi
berupa kemauan ditandai dengan adanya
perlakuan yang sama oleh hokum
dalam, yaitu dengan
pemerintah dan tidak adanya monopoli
antara wong cilik dan priyayi dan
masyarakat untuk adanya rasa toleransi dalam dalam system ekonomi
mengakui pluralism masyarakat terhadap perbedaan yang berlaku.
pendapat dan atau latar belakang agama dan ras
kepentingan dalam warga negara Indonesia.
masyarakat.
Ketiga ciri tersebut jika dipakai untuk melihat pelaksanaan pembangunan di Indonesia dewasa
ini di bidang politik, sosial, dan ekonomi masih jauh dari yang diharapkan. Kehidupan politik
masih cenderung didominasi konflik antar-elit politik sering berimbas pada konflik dalam
masyarakat (konflik horizontal) dan elit politik lebih memperhatikan kepentingan
diri/kelompoknya, sementara kepentingan masyarakat sebagai konstituennya di abaikan. Di
bidang hukum masih terlihat lemahnya penegakan hukum, banyak pejabat yang melakukan
pelanggaran hukum sulit dijamah oleh hukum, sementara ketika pelanggaran itu dilakukan
oleh masyarakat hukum tampak begitu kuat cengkramannya. Pemerintah kita pun saat ini
secara sungguh-sungguh telah dan sedang berupaya untuk memenuhi, memajukan,
melindungi, dan menegakkan HAM. Namun, kita tidak dapat pungkiri bahwa sampai saat ini
sering sekali kita temui tindakan-tindakan yang melanggar nilai-nilai HAM terjadi dimana-
mana.
Oleh karena itu, semua ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan
penegakan HAM dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya penegakan HAM dalam
negara Hukum Indonesia. Agar supaya penegakan HAM di Indonesia dapat berjalan secara
efisien dan efektif maka diperlukan adanya semangat para penyelenggara negara, para
pemimpin pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat untuk Bersama-sama, dan saling
bahu membahu dalam penegakan HAM. HAM dalam masyakat mutlak harus ditegakkan,
karena setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama
dengan sederajat serta dikaruniai akal dan hati Nurani untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam semangat persaudaraan. Selain itu juga setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat
kepastian hukum dan diperlakukan sama di depan hukum. Sehingga dengan ditemuinya
berbagai kendala dalam penegakkan HAM merupakan tantangan untuk dipecahkan
Bersama. Kendala tersebut diantaranya paradigma pelanggaran HAM dalam dataran
kebijakan politik selalu berbeda dengan paradigma hukum. Pelanggaran HAM yang
ditetapkan DPR, misalnya berbeda secara teoretis dan fakta-fakta hukum di mata hakum
adhoc HAM.
 
PENEGAK
KAN
HUKUM
DI
INDONESI
PENGERT
IAN
HUKUM
PENGERTIAN HUKUM MENURUT
PARA AHLI
Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn
01 Memberikan pengertian hukum dalam “Het Adatrecht van Ned Indie” hukum
adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus menerus
. dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti hentinya dengan gejala
gejala lainnya.

02 Kisch. Mr. Dr.


. Dalam karangannya “Rectswetenscap” mengatakan bahwa hukum tidak
dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindera.

03. Prof Sudiran


Dalam “Pengantar Tata Hukum di Indonesia” hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan
antar manusia
PENGERTIAN HUKUM MENURUT
PARA AHLI
Grotius
04 Dalam “De lure belli ac facis 1625” hukum adalah peraturan

. tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan.

05 Prof. soediman Kartohadiprodjo, S.H

. Dalam bukunya “Hukum Indonesia” mengatakan bahwa


hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil atau tidak
adil mengenai hubungan antara manusia.
UNSUR-
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
UNSUR
pergaulan masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh badan–badan resmi HUKUM
yang berwajib

3. Peraturan itu bersifat memaksa

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut


adala tegas
KONSEP NEGARA
HUKUM MENURUT
PARA AHLI
Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu “Negara Hukum”. Negara hukum adalah
Negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya. Maksudnya segala kewenangan dan tindakan
alat – alat perlengkapan Negara dan penguasa, semata mata berlandaskan hukum atau dengan kata lain diatur
oleh hukum.

Jika ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep negara hukum yang dikemukakan Immanuel Kant yang
dikenal sebagai Negara hukum liberal dan diistilahkan nachtwakerstaat. Dikatakan Negara hukum liberal
karena konsep Kant bernapaskan paham liberal yang menentang kekuasaan absolute para raja karena
pemerintah hanya bertugas membuat dan mempertahankan hukum dengan maksud menjamin serta
melindungi kepentingan golongan yang disebut “menschen von besitz and bildung” yakni kaum berjuis
liberal. Dan disitilahkan nachtwakerstaat karena Negara hanya berfungsi seperti ‘penjaga malam’ yang
menjamin/menjaga keamanan dan keselamatan para warganya. Negara hanya bersifat pasif tidak ada campur
tangan dalam bidang ekonomi.
Dalam suatu welvaarstaat tugas pemerintah sangat luas
yakni mengutamakan kepentingan seluruh rakyatnya,
pemerintah dibatasi oleh undang – undang agar tidak
berbuat sewenang wenang. Apabila timbul perselisihan
antara pemerintah dan rakyat akan diselesaikan oleh suatu
peradina administrasi yang bediri sendiri.
PENEGAKKA
N HUKUM DI
INDONESIA
Norma-Norma yang Berlaku di Indonesia

Agama Kesusilaan Kesopanan

Bertujuan untuk Sekumpulan Peraturan hidup yang


mencapai suatu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
kehidupan yang dianggap sebagai segolongan manusia.
beriman. suara hati nurani
setiap manusia.
Norma-Norma yang Berlaku di Indonesia

Adat Hukum

Sekumpulan peraturan hidup yang Bertujuan untuk mencapai


tumbuh dan berkembang pada kedamaian dalam pergaulan
suatu masyarakat dan ditaati serta
dilaksanakan oleh masyarakat yang
hidup.
bersangkutan
Hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Disebut demikian karena
peraturan itu mengancam perbuatan yang merugikan masyarakat dengan
tindakan paksaan, yaitu menetapkan tindakan paksaan tersebut di dalam
undang-undang.

Menurut Achmad Sanusi (1977), hukum dapat digolongkan


menurut :

• sumber-sumber dan bentuk sumber;


• kepentingan yang diatur atau dilindunginya;
• hubungan aturan-aturan hukum itu satu sama lain;

• pertaliannya dengan hubungan-hubungan hukum;

• hal kerjanya berikut pelaksanaan sanksinya.


Klasifikasi Sumber
Hukum

Hukum traktat (perjanjian Hukum yurispudensial


Hukum undang-
antar negara)
undang

Hukum persetujuan Hukum kebiasaan dan


hukum adat
HUKUM DITINJAU DARI SUDUT
KEPENTINGAN YANG DIATURNYA

01 02

04
Hukum privat adalah hukum yang mengatur Hukum publik adalah hukum yang
kepentingan-kepentingan orang perseorangan mengatur kepentingan-kepentingan
dan juga kepentingan-kepentingan negara negara sebagai penguasa
dalam kedudukannya bukan sebagai
penguasa.
HUKUM DITINJAU DARI HUBUNGAN
ANTARA ATURAN-ATURAN HUKUM SATU
SAMA LAIN
01 02

04
Hukum beraneka ragam
Hukum seragam mengandung mengandung pengertian
pengertian bahwa hanya ada dan terdapat lebih dari satu macam
berlaku satu macam aturan hukum. aturan.
Lembanga Penegakan Hukum

1. Kepolisian

Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang


terutama bertugas memelihara keamanan di dalam negeri.
Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya Hukum acara
Pidana, Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik
dan penyidik.
2. Kejaksaan

Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di


bidang penuntutan. Sedangkan yang dimaksud penuntutan adalah tindakan penuntut
umum untuk melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam Hukum Acara Pidana dengan permintaan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang Pengadilan. Sedangkan Jaksa adalah
pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Berdasarkan Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1991 tentang "Kejaksaan


Republik Indonesia" pelaksanaan kekuasaan negara di bidang
penuntutan diselenggarakan oleh: 
• Kejaksaan Negeri
• Kejaksaan Tinggi
• Kejaksaan Agung
3. Kehakiman

Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.


Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Pasal 1 UU Nomor 8/1981 mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara
pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut.

Dalam pasal 10 ayat (1) UU No. 14/1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan


Kehakiman ditegaskan kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh pengadilan dalam
empat lingkungan, yaitu :
• Peradilan Umum;
• Peradilan Agama;
• Peradilan Militer;
• Peradilan Tata Usaha Negara.
KASUS – KASUS YANG
BERKAITAN DENGAN
HUKUM
Kasus pencurian uang melalui ATM

Polisi menangkap tiga pemuda lantaran mengambil uang melebihi saldo dengan kartu
ATM Cirrus Bank Nusa. Diberitakan dalam majalah bahwa “ ditangan El Rafiq mesin
ATM Bank Bali di Medan ibarat pundi neneknya. Betapa tidak? Hanya berbekal
tabungan Rp 2.538,00 di Bank Nusa, dia dengan kartu jaringan Cirrus-berhasil
menambang uang sampai Rp 5.7 juta selama tiga hari di ATM tersebut.
Kasus pencurian ATM berkaitan dengan pasal – pasal dalam KUHP tentang pencurian.
Pasal yang mengatur tentang pencurian adalah pasal 362 KUHP yang menyatakan
bahwa barang siapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, denda
pidana penjara atau denda.
Kasus perampokan

Kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta


pembakaran rumah korban yang bernama Nyonya Sylvia Wibisono di Rawamangun
Jakarta Timur. Usai menganiaya dan merampok tuan rumah, penjahat membakar rumah
korban, akan tetapi taktik keji menghilangkan jejak itu tidak kesampaian. Setelah api
mengecil petugas pemadam kebakaran menyelamatkan korban yang sudah meninggal,
namun jasadnya yang di visum di RS cipto Mangunkusumo memberi petunjuk bahwa
kebakaran disengaja oleh perampok. Selanjutnya dari keterangan dua pembantu korban
yang selamat, polisi mengantongi identitas dua lelaki yang di duga ada keterkaitan
dengan kejadian tersebut.
Jadi kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta pembakaran
rumah korban yang bernama Nyonya Sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana bagi kejahatan
terhadap nyawa atau setidak tidaknya ancaman pidana bagi pelaku tindak pidana perampokan
disertai penganiayaan yang menyebabkan matinya korban. Pelaku dikenai ancaman pidana atas
dasar ketentuan pasal 339, pasal 354, pasal 355, pasal 368 Jo. 365 KUHP.
Pasal 339 KUHP menyatakan bahwa pembunuhan yang diikuti, disertai atau di dahului oleh
suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya
secara melawan hukum, diancam dengan pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun.

Anda mungkin juga menyukai