III.2.
Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K)
di pekerjaan listrik
1
III.2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di
pekerjaan listrik
III.2.1. Penyelamatan korban
2
Pemisahan si korban dari aliran listrik
Hubungi bagian yang berwenang untuk melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan pertama
harus dilakukan oleh orang yang berkompeten.
3
III.2.2. Pertolongan pertama pada kecelakaan listrik
E.1. Ketentuan
Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya
penderita terjatuh setelah aliran listrik putus. Jika tempat
kejadian itu membahayakan, misalnya di atas tiang, atap yang
landai, atau kuda-kuda bangunan, sering orang mengalami
kecelakaan yang lebih berat. Dalam hal ini pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) yang dilakukan oleh seorang
ahli atau pembantu dokter, tidak dimaksudkan untuk
mengambil alih tugas dokter melainkan semata-mata
merupakan pertolongan darurat sampai dokter datang.
4
E.2. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
5
b). penderita ditarik dari tempat kecelakaan;
6
E.3. Pertolongan pertama pada penderita luka
7
E.3.2 Macam-macam luka
8
b). Luka pada mata
Tutuplah kedua mata dengan kasa steril meskipun cuma satu
mata yang terluka. Jika luka disebabkan oleh bahan kimia
seperti soda, asam keras, amonia, cucilah mata dengan air
bersih. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mata
selebarlebarnya.
9
Cegah penggunaan tepung, minyak atau salep untuk luka
bakar. Apabila luka bakar sangat luas, tidak boleh dipakai
pembalut sama sekali. Usahakan melindungi penderita luka
bakar dari kedinginan (di tempat-tempat yang berhawa dingin)
dengan menyelimutinya dan menjaga agar selimut tidak kena
luka bakar. Bila penderita shock (gugat), baringkan korban
dengan kepala lebih rendah dan segera kirim ke rumah sakit.
10
d). Luka bakar karena bahan kimia
Apabila luka bakar di bagian luar, maka buka pakaian penderita
dan segera siram dengan air bersih yang banyak untuk
melarutkan bahan-bahan kimia tersebut. Setelah itu balut luka
seperti halnya luka bakar api. Apabila luka bakar di dalam,
misalnya penderita telah terminum asam keras, segera
penderita beri minum air atau air the dan secepatnya bawa ke
rumah sakit.
11
E.4. Patah tulang
Tulang yang patah harus diusahakan agar jangan banyak
berberak. Bandutlah bagian itu pada bidai (splints), meskipun
belum tentu tulangnya patah. Untuk lengan yang patah cukup
dipakai satu papan bidai saja, sedangkan untuk kaki
diperlukan dua atau tiga papan.
Sebagai pembalut dapat digunakan pita, kain atau tali yang
lunak. Bandutlah bidai di beberapa tempat sehingga sendi
yang berhubungan dengan bagian badan yang patah tak dapat
bergerak.
12
E.5. Keracunan gas
b). Gas yang merusak paru, misalnya klor, fosgen, gas nitro,
dan sulfur dioksida.
Bukalah baju penderita, kemudian jauhkan dia dari baju yang
sudah penuh mengandung gas. Usahakan agar penderita
tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk
berjalan. Apabila penderita sudah sadar, berilah sedikit air kopi
atau air the panas. Dalam hal ini tidak boleh diberi pernafasan
13
buatan.
E.6. Menolong orang tenggelam
Untuk menolong orang yang tenggelam, peganglah ia dari
belakang untuk menjaga keselamatan diri penolong. Peganglah
di bawah ketiak atau dagunya, sementara lutut penolong
didorongkan ke punggung penderita. Jika perlu tutup
hidungnya secara paksa dengan jari.
14
E.7. Pernafasan buatan
Penyelamatan pada korban kecelakaan kejut listrik dapat
mengagetkan korban dan menghentikan nafas korban. Berikut
langkah-langkah ditempuh untuk memberikan pernafasan
buatan:
15
1) Pertama 2) Kedua
16
3) Ketiga 4) Keempat
17
5) Kelima
18
6) Keenam
- Bila denyut korban dan pernafasan
alamiah telah kembali, hentikan
penyadaran kembali, dan letakkan
korban pada posisi recovery atau
posisi koma.
- Perhatikan terus korban, untuk
memastikan dia tidak berhenti
bernafas lagi, sampai perawat ahli
mengambil alih.
CATATAN :
Informasi ini hanya merupakan suatu panduan. Disarankan agar petugas
yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan atau perawatan
instalasi listrik, memperoleh pelatihan resmi mengenai cara-cara terbaru
pertolongan menyadarkan kembali korban.
19
BAHAYA :
c). Tegangan rendah, segera matikan suplai daya. Bila hal ini
tidak dapat dilakukan, maka tarik atau dorong korban dari
hubungan listrik memakai bahan tidak konduktif yang kering
seperti kayu, tali, pakaian, plastik atau karet. Jangan
mempergunakan metal atau apapun yang lembab.
20
E.8. Pingsan alam
Ada kemungkinan seorang penderita mengalami pingsan alam.
Dalam peristiwa ini, penderita harus dijaga agar tetap hangat
dengan jalan menyelimutinya, dan jika mungkin botol berisi air
panas ditempatkan pada kakinya.
21
E.10. Keselamatan kerja
24