Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR

KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
DIABETES MELLITUS
TYPE 2 EC POST AMPUTASI
DI RUANG PERAWATAN INTERNA
RSUD KOTA MAKASSAR

OLEH :
KELOMPOK 4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
DIABETES MELLITUS TYPE 2 EC POST AMPUTASI
DI RUANG PERAWATAN INTERNA
RSUD KOTA MAKASSAR

IDENTITAS KLIEN

Nama Tn. S

Tempat/ Tanggal Lahir Makassar, 04-06-1965

Status perkawinan Menikah

Pendidikan terakhir SMA

Alamat Kandea

Pekerjaan -

Umur 55 Tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Agama Islam

Suku Makassar

Tanggal masuk RS 29 April 2021

Sumber info Klien


DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
DS: Agen pencedera fisik / post oprasi Nyeri akut b/d agen pencedera
amputasi / Necrotomi fisik post op amputasi
- Klien mengeluh nyeri pada
kaki sebelah kanan post
amputasi
Reseptor nyeri
DO:
- Klien nampak meringis
menahan rasa sakit Persepsi nyeri

- Nampak Gelisah saat


dilakukan pengkajian Nyeri akut
- Selalu memegang dan memijat
area kaki yang sakit.
- Pengkajian nyeri
P = nyeri terasa panas
Q= nyeri semakin lama
semakin memberat
R= kaki sebelah kanan
S = Skala 6
T = nyeri hilang timbul
DS : Gangguan integritas kulit b/d
Perubahan sirkulasi
- Klien Mengatakan gatal perubahan sirkulasi
bagian kepala
DO :
Mikro angiopati
- Nampak lesi kemerahan di
kepala
Pembuluh darah menebal dan
- Bibir nampak kering
melemah
- Kulit kepala terkelupas dan
banyak kotoran ketombe.
- Nampak kulit kering Angiopati perifer
terkelupas pada lengan kiri
dan kanan
Kulit kring xerosis cutis
- Kulit klien nampak kering

Gangguan intergitas kulit


DO: Proses oprasi amputasi / Necrotomi Resiko infeksi b/d penyakit
- Nampak luka post op amputasi kronis DM ec post op amputasi
pada kaki kanan yang
Luka pos amputasi
terpasang elastis verban
- Gula darah sewaktu 257
mg/dl diabetes mellitus
- Jumlah lekosit 10.9 ul
- Tidak ada pembengkakan Resiko infeksi
- Tidak ada pus
- Nampak terpasang perban
elastic pada kaki kanan post
op amputasi.
Nyeri akut b/d Agen Pencedera DIAGNOSA
Fisik Post Op Amputasi KEPERAWATAN

Gangguan intergitas kulit/jaringan b/d


Perubahan sirkulasi

Resiko infeksi b/d penyakit kronis DM ec post op amputasi


INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
(PPNI, 2017) (PPNI, 2018) (PPNI, 2018)
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Definisi : selama 2x24 jam, maka Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman tingkat nyeri menurun pengalaman sensorik atau emosional yang
sensorik atau dengan kriteria hasil : berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
emosional yang - Keluhan nyeri menurun fungsional dengan onset mendadak atau lambat
berkaitan dengan - Meringis menurun dan berintesitas ringan dan konstan
kerusakan jaringan - Gelisah menurun Tindakan
atau atau - Kesulitan tidur menurun Observasi :
fungsional, dengan - Penyembuhan luka meningkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
onset mendadak frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
atau lambat dan 2. Identifikasi skala nyeri
berintensitas 3. Identifikasi respon nyer nonverbal
ringan hingga 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
berat yang memperingan nyeri
berlangsung
kurang dari 3
bulan.
Lanjutan….
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurang rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
4. Jelaskan penyebab, period dan pemicu nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
6. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
8. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Gangguan intergitas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit 
intervensi selama 2x24 Defenisi : mengidentifikasi dan merawat
kulit / jaringan jam, maka gangguan kulit untuk menjaga keutuhan,kelembaban
intergitas kulit teratasi dan mencegah perkembangan mikro
Defenisi : kerusakan
dengan kriteria hasil : organisme.
kulit dermis d/d kulit -integritas kulit dan Observasi :
kepala nampak lesi dan jaringan meningkat 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas
kemerahan. -status nutrisi membaik kulit (perubahan status nutrisi, penurunan
kelembaban kulit)
Terapeutik :
2. Anjurkan ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
baring
3. Gunakan produk berbahan petrolium  atau
minyak pada kulit kering
4. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
5. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
Lanjutan….
Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
Lotin, serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan Edukasi pencegahan infeksi :
penyakit kronis DM ec intervensi keperawatan Defenisi : mengerjakan pencegahan dan
post op amputasi selama 3x24 jam resiko deteksi dini infeksi pada pasien beresiko
Defenisi :beresiko infeksi menurun dengan Observasi :
mengalami peningkatan kriteria hasil : 1. periksa kesiapan dan kemampuan menerima
terserang organisme - Kontrol resiko informasi terapeutik
pathogenic. meningkat 2. siapkan materi tentang factor-fektor
-Status imun meningkat penyebab,cara identifikasi dan pencegahan
-Status nutrisi meningkat resiko infeksi di rumahsakit maupun di rumah
3. berikan waktu untuk bertanya
Edukasi :
4. jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
5. anjurkan mengikuti tindakan pencegahan
sesuai intruksi
6. anjurkan membatasi pengunjung
7. anjurkan kecukupan nutrisi,cairan dan istirahat
IMPLEMENTATIO
N
DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
04/05/21
( 13.00)
S : klien mengatakan nyeri pada
kaki yang telah di amputasi sudah
berkurang
O : - Ekspresi wajah biasa biasa saja
•TTV
TD : 130/85
N : 108x/i
S : 36
P : 20x / mnt
Selasa A : Masalah teratasi sebagian
04/05/21 P : Lanjutkan intervensi
1 Menejemen nyeri
( 09.03) Observasi:
2. Mengidentifikasi respon nyeri
verbal non verbal

Terapi lanjut :
1. Injeksi levemir
2. Injeksi ceftriaxon
3. Ciproloxacin
4. Po metronidazole
04/05/21
( 13.05)
S : Klien mengatakan gatal pada bagian tubuh
tertentu seperti kepala dan lengan
O : -nampak menggaruk bagian
kepala
-Tubuh masih nampak kurang bersih
- TTV
TD : 130/85
N : 108x/i
S : 36
P : 20x / mnt
Perawatan integritas kulit A : Masalah belum teratasi
2 ( 09.15) P : Lanjutkan intervensi
Edukasi :
1.Menganjurkan
Menggunakan
pelembab secara rutin
2.Menganjurkan minum air
yang cukup
3.Menganjurkan meningkatkan
Asupan nutrisi
04/05/21
( 13.10)
S: Pasien mengatakan luka post operasi
tidak gatal dan begkak
O: - Nampak terpasang perban
•Tidak ada pus dan pembengkakan
•Area luka nampak bersih
•TTV
TD : 130/85
N : 108x/i
S : 36
P : 20x / mnt
A: Masalah belum teratsi
3 ( 09.20) Edukasi pencegahan infeksi P: Lanjutkan intervensi

Observasi
•Memonitor tanda dan gejala infeksi local
dan sistemik

Terapeutik
•Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
Perubahan Perilaku Dan Kontrol Gula Darah Dewasa Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
Melalui Intervensi Emas.
Arief Andriyanto, Etty Rekawati, Dwi Cahya Rahmadiyah (2020)

Abstrak
Diabetes mellitus adalah penyakit tidak menular yang termasuk dalam kategori
penyakit kronis dan diperkirakan akan mengalami peningkatan, sehingga diperlukan
cara pengendalian oleh Kementerian Kesehatan dalam bentuk pengelolaan diabetes
mellitus yang pintar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh EMAS
(pendidikan, manajemen nutrisi, aktivitas fisik, manajemen stres) terhadap perubahan
perilaku dan kontrol gula darah orang dewasa dengan diabetes mellitus tipe 2. Metode:
Quasi Eksperimen Uji Pra-Pasca-Post Tanpa Desain Kelompok Kontrol selama 6 bulan ,
Oktober 2018 hingga Maret 2019. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling,
yaitu orang dewasa dengan diabetes mellitus tipe 2 di Kecamatan Cisalak Pasar
Kecamatan Ciamnggis, Kota Depok sebanyak 86 orang. Hasil: Perubahan perilaku dan
kontrol gula darah orang dewasa dengan diabetes mellitus tipe 2 melalui intervensi
EMAS (nilai p 0,001 <0,05). Kesimpulan: Perubahan perilaku orang dewasa dengan
diabetes mellitus tipe 2 diperlukan untuk menstabilkan gula darah pasien. Oleh karena
itu, dibutuhkan peran komunitas spesialis perawat untuk memberikan intervensi sesuai
dengan kebutuhan penderita diabetes mellitus untuk mengelola penyakit.
Hasil : Perubahan perilaku dan kontrol gula darah orang dewasa
dengan diabetes mellitus tipe 2 melalui intervensi EMAS
(Edukasi, Manajemen nutrisi, Aktivitas fisik, pengelolaan
Stres) (nilai p 0,001 <0,05. Perubahan perilaku orang dewasa
dengan diabetes mellitus tipe 2 diperlukan untuk menstabilkan
gula darah pasien.
Implikasi : Intervensi yang dapat diberikan berupa EMAS; edukasi
diberikan sesuai dengan peran perawat sebagai educator yang
akan memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat,
manajemen nutrisi merupakan pengajaran yang diberikan
kepada masyarakat dengan menekankan cara menghitung
kebutuhan kalori dan perawat disini dapat berperan sebagai
fasilitator, aktifitas fisik berupa senam cerdik dan senam kaki,
serta pengelolaan stres berupa relaksasi otot progresif dan
terapi musik merupakan terapi modalitas dalam keperawatan
yang tidak bisa dilakukan secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai