Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI

GRANUL & TABLET

JOENIARTI 194085
EVALUASI GRANUL

Evaluasi granul meliputi


: 7. Bobot jenis benar
1. Organoleptis 8. Kompresibilitas
2. Kandungan air 9. Porositas
3. Kecepatan alir 10. Faktor Hausner
4. Sudut istirahat 11. Persentase
5. Bobot jenis nyata fines/sebuk halus
6. Bobot jenis mampat
PENJELASAN EVALUASI GRANUL

 Organoleptis
Pengamatan terhadap bentuk, bau, warna dan rasa yang dilakukan secara visual.

 Kandungan air (Voigt, 1995)


Mengukur kandungan air dilakukan dengan menggunakan alat infrared moisture
balance. Caranya: ditimbang 5 gram granul dan diletakkan pada piring timbangan
sebelah kiri dan posisi lampu diletakkan pada ketinggian 6 cm sehingga bisa
mencapai suhu 105o C. Perhatikan skala kadar air pada posisi nol, kemudian
lampu dihidupkan. Perhatikan jika granul mulai mengering, skala kesetimbangan
akan berubah. Dengan bantuan knop indikator, skala kesetimbangan dapat
digerakkan agar tercapai kesetimbangan kembali. Bila indikator kesetimbangan
sudah kembali, maka granul benar-benar kering dan skala dapat dibaca. Atau
granul kering ditimbang dan kandungan air dihitung dengan rumus :
Kandungan air = W1-W2/W1 x 100 %
Dimana W1 = Berat granul awal (gram)
     W2 = Berat granul yang sudah kering (gram) 
PENJELASAN EVALUASI GRANUL LANJUTAN
 Kecepatan alir (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul dan masukkan ke dalam corong yang bagian
bawahnya ditutup. Pada saat yang bersamaan tutup dibuka dan stopwatch
dihidupkan. Dicatat waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir seluruhnya
dari corong dan dihitung kecepatan alirnya dengan rumus :
Kecepatan alir = Berat Granul(gram)/waktu(detik)
Tabel 3. Hubungan Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton,
1988).

Kecepatan Alir (g/detik) Sifat Aliran


>10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
<1,6 Sangat sukar
PENJELASAN EVALUASI GRANUL LANJUTAN
 Sudut istirahat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul dan dimasukkan dalam corong yang bagian
bawahnya ditutup. Kemudian tutup dibuka dan dibiarkan granul mengalir
seluruhnya dari corong dimana granul ditampung menggunakan kertas grafik.
Lalu diukur diameter dasar granul dan tinggi kerucut yang terbentuk dengan
penggaris. Kemudian diukur sudut istirahatnya dengan rumus :
Tg α = h/r
Dimana : α = sudut istirahat
       h = tinggi tumpukan granul
                        r = jari-jari
Tabel 4. Hubungan Sudut Istirahat dengan Sifat Aliran (Aulton, 1988)
Sudut istirahat (Tg α) Sifat aliran
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Sangat buruk
PENJELASAN EVALUASI GRANUL LANJUTAN
 Bobot jenis nyata (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukkan dalam gelas ukur 100 mL. dan diamati
volumenya (Vo). Bj nyata dihitung dengan rumus :
Bj nyata =Wo/Vo

 Bobot jenis mampat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)


Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukan ke dalam gelas ukur 100 mL dan diukur
volumenya (Vt). Kemudian diletakkan pada alat tap density tester dengan pengetukan
sebanyak 1250 kali dan dicatat volumenya (Vt1). Jika selisih antara Vt dan Vt1 tidak lebih
dari 2 mL, maka dipakai Vt. Bobot jenis mampat dihitung dengan rumus :
Bj mampat =Wo/ Vt

 Bobot jenis benar (Lachman dkk, 1994; Voigt,1995)


Menggunakan piknometer dan pelarut paraffin. Caranya : ditimbang piknometer kosong (a)
piknometer ditambah paraffin sampai penuh (b). Piknometer kosong ditambah 2 gram
granul, (c), kemudian ditambah paraffin sampai penuh dan ditimbang kembali (d). Bobot
jenis benar dihitung dengan rumus :
Bj pelarut ( ) =b-a/v piknometer
Bj benar =c-a/ (c-a)+(b-d) x Bj Pelarut
PENJELASAN EVALUASI GRANUL LANJUTAN
 Kompresibilitas (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Kompresibilitas =Bj Mampat-Bj Nyata/ Bj Mampat x 100%
Tabel 5. Hubungan Kompresibilitas dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988)

Kompresibilitas (%) Sifat Aliran


5-15 Sangat baik
12-17 Baik
18-22 Cukup
23-33 Kurang
34-38 Sangat kurang
>38 Sangat buruk
PENJELASAN EVALUASI GRANUL LANJUTAN
 Porositas (Voigt, 1995)
Porositas berbanding terbalik dengan waktu hancur, jadi  jika  porositas kecil, maka
waktu hancurnya lambat, dan berbanding lurus dengan kekerasan tablet, jika porositas
kecil, tabletnya kurang keras.
Syarat : 37-40 %
Porositas = 1 - Bj Mampat/ Bj Benar x 100%

 Faktor Hausner (Lachman dkk, 1994)


Faktor Hausner = Bj Mampat/ Bj Nyata                
Faktor Hausner :  < 1,25 Aliran baik
                                    > 1,5 Aliran buruk

 Persentase fines/sebuk halus (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)


Dilakukan dengan metode pengayakan. Caranya : 30 gram granul diletakkan di atas
ayakan dan diayak. Granul yang masih tertinggal diayakan ditimbang. Persentase fines
dihitung dengan rumus :
% Fines = Berat serbuk halus yg diperoleh/ Berat Granul Awal x 100%
PENJELASAN EVALUASI TABLET
 Organoleptis
Pengamatan terhadap bentuk, bau, warna dan rasa yang dilakukan secara visual.

 Keseragaman ukuran
Pengukuran dilakukan terhadap 10 tablet. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet
tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet (Depkes RI, 1979).

 Keseragaman bobot
Ditimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet-
tablet tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang
masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang beratnya
menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom B
(Depkes RI, 1979).
Tabel 6. Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet
PENJELASAN EVALUASI TABLET LANJUTAN
Tabel 6. Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot rata-rata A B

<25 mg 15 % 30%
26-150 mg 10 % 20%
151-300 mg 7,5 % 15%
>300 mg 5%   10%
 Waktu hancur tablet
Pengujian ini menggunakan alat disintegrator tester. Caranya dengan memasukkan 6
tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali
fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan
untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut
dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan      bersalut selaput. Jika
tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengjian menggunakan  tablet satu persatu,
kemudian ulangi lagi menggunakan 6 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara
pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat di atas (Depkes RI, 1979).
PENJELASAN EVALUASI TABLET LANJUTAN
 Kekerasan tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardnes tester. Pengujian
dilakukan terhadap 5 tablet. Caranya: sebuah tablet diletakkan pada alat dengan posisi
horizontal, alat dikalibrasi hingaa posisi 0,00. Putar alatnya hingga tablet patah dan
dibaca skala yang tertera pada alat (Voigt, 1995).

 Uji kerapuhan ( Lachman, 1994)


Uji kerapuhan menggunakan alat friabilator tester. Tablet dibersihkan dari debu dengan
cara memakai kuas kecil, ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet
kecil) (Wo), tablet dimasukan kedalam alat kemudian alat dijalankan selam 4 menit
dengan kecepatan 25 rpm, tablet dikeluarkan lalu dipersihkan dari debu dengan
memakaai kuas kecil, ditimbang bobot tablet (Wf).
Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus:
F = (wo-wf)/wo   x 100%
Ket :  F : indeks kerapuhan
       Wo : bobot awal
         Wf : bobot akhir

Anda mungkin juga menyukai