Anda di halaman 1dari 37

Utilitas

Penyiapan Air Industri


Pertemuan ke 2

Faizah Hadi
Jurusan T.Kimia
UPNVY
1
PEMILIHAN LOKASI PABRIK

Sangat menentukan dalam memenuhi


kebutuhan penyediaan air utilitas
Kwalitas Air yang tersedia
Kwantitas
Macam air yang dibutuhkan dan
spesifikasinya
Sumber air yang akan digunakan
Setelah sumber air didapat:

Rancang diagram Penggolahan air


Rancang alat yang dibutuhkan
Satu pabrik dengan pabrik kimia lainnya.
Bahkan, dalam industri yang sama sekalipun,
unit utilitasnya treatment bisa berbeda.

Hal tersebut tergantung dari beberapa


faktor, diantaranya
a) Karakteristik proses produksi,
b) Kompleksitas proses produksi,
c) Proses-proses penunjang yang ada di dalam
pabrik
d) jenis produk yang dihasilkan.
KEPERLUAN AIR INDUSTRI
1. Air Servis
2. Air untuk Keperluan Pendingin
3. Air untuk Keperluan Proses
4. Air Minum dan Perkantoran
5. Air Umpan Boiler (BFW)
6. Air Hidran

5
SUMBER AIR KRITERIA
MACAM PENGGUNAAN AIR
PENGOLAHAN
PENCEMARAN AIR
 Pencemaran secara Fisika seperti sampah, pasir,
yang bisa diolah secara fisika contoh Filtrasi
Umumnya bahan tidak terlarut dalam air.

 Pencemaran membentuk Koloidal ( KimiaFisika)


diolah secara Kimia Fisika contoh dibuat Flok dan
difilter. Bahan terlarut membentuk Koloid.

 Pencemaran secara Kimia seperti Keasaman,


kandungan Logam Berat, Mineral, Garamdll.
Umumnya senyawa terlarut sempurna dalam air
7
Secara umum zat pengotor air
adalah sebagai berikut
1.Padatan tersuspensi

2.Padatan terlarut

3.Gas terlarut

8
Padatan Tersuspensi dalam Air
 Padatan tersuspensi merupakani stilah yang
diberikan atas keberadaan zat heterogen yang
terkandung dalam air secara umum yang terdiri
atas: lumpur, humus, limbah dan bahan buangan
industri. Dengan kata lain padatan tersuspensi
adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat mengendap
langsung. Bila digunakan sebagai air umpan ketel
akan menjadi penyebab terbentuknya deposit,
kerak dan busa. Sedang dalam air pendingin akan
menimbulkan endapan dan korosi dibawah
endapan tersebut. Kekeruhan yang berlebihan
dalam air minum sangat tidak diinginkan karena
dapat
menimbulkan rasa tidak enak. 10
Padatan Terlarut dalam Air
Air merupakan pelarut yang baik sehingga mampu
melarutkan zat-zat dari bebatuan dan tanah yang terkontak
dengan air tersebut. Bahan-bahan mineral yang dapat
terkandung dalam air karena kontaknya dengan bebatuan,
antaral ain : CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl,
Na2SO4, SiO2, dan sebagainya.

Untuk air yang akan dipakai sebagai pembangkit uap atau


sistem pendingin ada dua parameter penting yang
merupakan akibat dari padatan terlarut yaitu kesadahan
dan alkalinitas. Padatan terlarut lainnya, seperti garam
terlarut, asam dan zat organik tidak dibahas disini.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 10


Gas Terlarut
Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain : CO2, O2,
N2, NH3, NO2, dan H2S. gas-gas terlarut tersebut pada
umumnya tidak menimbulkan korosi kecuali CO2, O2 dan
NH3. Karbondioksida sesungguhnya adalah suatu asam jika
bergabung dengan air dan dengan demikian dapat
menyerang logam. Reaksi yang
terjadiadalahsebagaiberikut:

CO2+ H2O H2CO3H++ HCO3-(2.6)

Oksigen yang terlarut dalam air merupakan penyebab


utama korosi yang terjadi pada ketel dan sistem pendingin.
Penghilangan oksigen dariair umpan ketel dapat dilakukan
dengan cara deaerasi secara fisik dan kimia
11
Air Pendingin
Air yang lewat melalui alat penukar panas heat
(exchanger ) dengan maksud untuk menyerap
dan exchanger) memindahkan panasnya

Syarat – Syarat Air


 Stabil dalam proses pendinginan
 Kemampuan membawa panas sebagai panas sensibel
 Efek Korosi sekecil mungkin
 Bebas aktivitas mikroba terjadinya fouling akibat
 Menjamin kelancaran aliran

12
Proses dan Siklus Air Pendingin

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 13


Air Minum /Air Proses

Syarat-syarat Air Minum/Proses


1) Jernih/ tak berwarna
2) Netral/ pH sekitar 7
3) Bersih/Sehat, bebas bakteri dan bacilus
4) Tidak Mengandung logam berat
5) Kandungan Mineral / logam dengan
syarat tertentu

AMAN DI KONSUMSI
14
PERSYARATAN KUALITAS BAKU AIR
MINUM

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Pengolahan Air Minum

16
Pengolahan Air Proses

17
FUNGSI MASING-MASING
UNIT
1.BAK PENAMPUNG SEMENTARA
Untuk menjamin kelancaran aliran

2.BAK PENGENDAP AWAL


Mengendapkan Padatan Padatan non Koloid

3.FLOKULATOR
Memberi kesempatan terbentuknya flok-flok ,
dari endapan koloid, setelah diberi koagulan

18
FUNGSI MASING-MASING
UNIT
4. CLARIFIER
Untuk memisahkan Flok-flok yang terbentuk

5. SARINGAN PASIR
Untuk Menyaring endapan Koloid yang tidak
membentuk Flok.

6. BAK KAPORIT
Untuk memberi kesempatan kaporit bereaksi
membentuk Cl2 yang bersifat mengelantang dan
membunuh bakteri (Pasteurisasi)
19
FUNGSI MASING-MASING
UNIT
7. KARBON AKTIV
Menyerap senyawa kimia penyebab Bau dan
Warna

8. OZONISASI
Berfungsi membunuh bakteri (Pasteurisasi)
sebagai pengganti fungsi Chlorin. Tetapi tanpa
mengelantang.

20
FUNGSI MASING-MASING
UNIT
9. ULTRA VIOLET
Penyinaran U.V pada frekuensi tertentu sekitar
27500 mikrowatt per centimeter persegi, dapat
membunuh bakteri / bacilus,yang tahan
terhadap ozon.

STERILISASI

10. BAK DISTRIBUSI


Untuk Menjamin kelancaran Distribusi
21
AIR UMPAN BOILER

Syarat-syarat Air Untuk Umpan Boiler


 Air Lunak /Bebas Sadah
 Bebas Logam dan Mineral
 Bebas Gas Tersuspensi

PROSES ANALOG DENGAN AIR PROSES


DILANJUTKAN DENGAN PROSES
PELUNAKAN, DEMINERALISASI DAN
DEAERASI.
22
Perlakuan lanjut Air Umpan Boiler

23
FUNGSI MASING-MASING
UNIT
1.Softener untuk menghilangkan kesadahan
air / melunakan air.

2.Resin + dan - sebagai penukar kation dan


anion / Demineralisasi. Resin jenis
tertentu dapat menghilangkan juga
mineral penyebab sadah.

3.Deaerasi untuk menghilangkan gas-gas


yang tersuspensi dalam air
24
SEDIMENTASI & FLOKULASI
(Proses External)
Proses pengolahan untuk memperbaiki kualitas
air terdiri atas berbagai jenis dan penerapan
proses –proses tersebut disesuaikan dengan
tujuan penggunaan air yang dikehendaki.
Sebagian besar jenis proses pengolahan air
secara eksternal.

Proses-proses tersebut digunakan untuk


mengolah jenis pengotor(impurities) tertentu
dan pengolahan air secara eksternal ini
dapat dibagi menjadi tiga katergori, yaitu:
25
Proses pendahuluan
(pre-treatment
 Proses treatment)
ini umumnya untuk
digunakan kualifikasi air pendingin atau
memperoleh
sebagai proses awal untuk penyediaan air
dengan kualitas yang lebih tinggi.

26
Sedimentasi
Sedimentasi adalah
suatu proses yang bertujuan
memisahkan/mengencapkan zat-zat padat
atau suspensi non-koloidal dalam air.
Pengendapan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi.

27
Cara yang sederhana adalah dengan membiarkan
padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah
partikel-partikel mengendap, maka air yang
jernih dapat dipisahkan dari padatan yang
semula tersuspensi didalamnya.

Cara lain yang lebih cepat adalah dengan


melewatkan air pada sebuah bak dengan
kecepatan tertentu sehingga padatannya terpisah
dari aliran air dan jatuh kedalam bak pengendap
tersebut. Kecepatan pengendapan partikel-
partikel yang terdapat didalam air bergantung
kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel,
viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak
pengendap.
28
Jenis Sedimentasi
 Kontinu
 Intermittent (selang-seling)

Sedimentasi /settling secara intermittent


banyak dipakai dalam water treatment.

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 29


Effisiensi Sedimentasi tergantung :
 Jumlah padatan dalam badan air
 Kekasaran partikel terlarut
 Waktu pengendapan

 Bentuk rancangan alat:


 Sirkuler
 Rectangular

30
Kasus :
hubungan waktu setling/sedimentasi dengan
flokulasi
Dalam perancangan alat sedimentasi /settler tidak
dirancang alat yg dp mengendapkan semua
padatan terlarut (suspended solid) scr sekaligus:

 Tidak praktis
 Waktu tinggal>>>
 Tidak ekonomis(η<<)
 Perancangan ►eliminasiaruseddy
►scouring velocities
►kondisi yg menghambat
pengendapan
Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 31
Kerugian waktu sedimentasi /
settling yg lama

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 32


Cara penanganan :

 Dengan desinfektan: CuSO4, khlorinasi, khor


aminsh galgae + m.o. lemah/mati

 Degan roof/pelindung shg s.m. Terhambat

 Waktu settling cepat, sebagai pertimbangan


perancangan alat

Utilitas 1 (Teknik Kimia) - UPNYK 33


Kasus sebaliknya :
kekurangan oksigen
 Jika kandungan oksigen rendah dalam badan
air olahan maka akan menjadi beban bagi unit
aerator, apalagi jika dalam badan air banyak
terdapat m.o an organik

 Beban clarifier, untuk proses pengendapan Fe


sebagai Ferritri hidroksida

 Pe r l u analisa kadar oksigen pada utilitas sistem:


baik pada air pendingin, air proses maupn air
umpan boiler
34
Reaksi-reaksi :
Reaksi flokulasi

35
Reaksi-reaksi :
Reaksi flokulasi

36
Reaksi-reaksi :
Reaksi flokulasi

37

Anda mungkin juga menyukai