Anda di halaman 1dari 44

KARAKTER WIRAUSAHA

Pengertian Karakter

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2).Karakter juga bisa bermakna "huruf".
 Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,masyarakat,  bangsa  dan 
negara.  Individu  yang  berkarakter  baik  adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat.
 Suatu tatanan Nilai yang permanen dalam diri seseorang yang ditunjukkan dalam
kehidupan sehari – hari secara konsisten.
 W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan
berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada
individu.

 Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau  dari
titik  tolak etis  atau  moral,  misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai
kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.
Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso”
yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab
itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang
yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong
dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya
dengan personality (kepribadian) seseorang.
 Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku
dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun
implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribadian
dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun
karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya
relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas
individu.
Beberapa Karakter Wirausaha

 Keberanian mengambil resiko


 Pekerja Keras
 Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan
 Jiwa yang bertanggung jawab terhadap setiap keputusan
 Berfikir kreatif dan inovatif
 Menyukai tantangan dan berusaha untuk selalu maju
 Pantang Menyerah
 Cepat Beradaptasi
 Mudah Meyakinkan Orang
Unsur Pembentuk Karakter

Cara Berfikir atau Paradigma


 Paradigma seseorang adalah cara seseorang memandang terhadap
suatu masalah atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Cara
pandang ini berkaitan dengan persepsi dan nilai –nilai yang tertanam
dalam dirinya dengan diri orang lain.
 Menurut Sean Covey dalam bukunya “Seven Habit” paradigma
adalah cara kamu memandang sesuatu, pandanganmu, kerangka
acuanmu,atau keyakinanmu.
Dalam banyak hal paradigma seseorang itu sering
salah atau keliru. Bahkan bisa saja paradigm itu
keliru dan salah untuk jangka waktu yang lama
sebelum kebenarannya terungkap. Butuh suatu
kearifan dalam memandang sesuatu agar tidak
menjadi malu atau salah dikemudian hari.
Paradigma terhadap Diri Sendiri

Setiap diri seseorang mempunyai persepsinya terhadap dirinya sendiri.


Cara pandang terhadap diri sendiri ini sangat penting karena bagaimana
dan akan ke mana seseorang tergantung pada persepsinya terhadap
dirinya sendiri. Banyak orang yang meyakini bahwa dirinya adalah
orang yang tidak beruntung, nasibnya selalu jelek, tidak mungkin
berhasil dalam banyak hal, ditakdirkan untuk menjadi manusia yang
tidak punya masa depan, tidak cantik karena cacat fisik atau keturunan
dan lain-lain.
Beberapa panduan untuk Paradigma Diri
Sendiri
 Bersyukur terhadap eksistensi atau keberadaan sebagai mahluk Tuhan
 Positif Thinking terhadap apapun yang ada dalam diri seseorang pasti ada maksud
dan tujuannya.
 Harus berkeyakinan bahwa setiap orang pasti mempunyai kemampuan untuk
berubah dan merubah nasib atau kondisi yang sekarang.
 Lebih baik gagal setelah mencoba 1000 kali dari pada takut gagal dan belum
mencoba karena yang ke 1001 adalah keberhasilan.
 Setiap kegagalan adalah jalan yang lebih dekat kearah keberhasilan daripada
belum mencobanya.
Paradigma terhdap Orang Lain

Dalam kehidupan adalah suatu keharusan seseorang bergaul , bertemu,


berhubungan dengan orang lain. Masing-masing orang mempunyai
karakter dan sifat yang berbeda-beda dan mempunyai kehidupannya
sendiri. Seringkali cara pandang terhadap orang lain bisa salah sama
sekali dan adakalanya seseorang hanya dinilai dari lahiriahnya saja.
Kelemahan utama sebagai penyebab kesalahan seseorang dalam
menilai orang lain adalah karena ketidak lengkapan informasi yang
diperoleh berhubungan dengan orang lain
Jika seseorang tahu persis apa yang sebenarnya terjadi dan
informasinya lengkap pastilah seseorang tidak akan salah dalam
menilai orang lain. Ada suatu cerita betapa kesalahan sering terjadi
karena tidak lengkapnya pengetahuan dan ilmu seseorang terhadap
orang lain
Dalam hal paradigma terhadap orang lain adalah seseorang untuk
selalu berprasangka baik kepada orang lain karena masalahnya kita
belum tahu apa yang sebenarnya terjadi untuk itu kita harus
mencari tahu (klarifikasi) apa yang sebenarnya terjadi.
Paradigma Kehidupan

Dalam kehidupan ada banyak kejadian, peristiwa yang


terjadi pada diri seseorang, untuk itu tentunya harus
mempunyai paradigma kehidupan yang benar agar tidak
tersesat atau terjerumus ke dalam kehidupan yang salah.
Paradigma terhadap kehidupan haruslah berpegang pada
nilai-nilai prinsip. Nilai-nilai prinsip adalah nilai kebenaran
universal yang setiap orang mengakui akan kebenarannya.
 Banyak sekali nilai-nilai prinsip dalam kehidupan seperti jujur, kerja
keras, bertanggung jawab, menolong yang berkesusahan, loyalitas,
disiplin. Jadi jujur adalah prinsip, melayani adalah prinsip,
bertanggung jawab adalah prinsip, adil adalah prinsip dan lain-lain.
 Nilai-nilai tersebut bebas dan netral kapan saja mau diambil tinggal
mengambilnya, menerapkan dalam diri seseorang bekerja prinsip itu
dan jadilah karakter. Akan tetapi yang menjadi masalah apakah
prinsip itu konsisten atau tidak ? Sebagai pedoman bahwa setiap
nilai prinsip selalu berkata benar dan akan selalu benar.
Artinya seseorang yang menginvestasikan nilai tersebut dalam
dirinya prinsip itu akan mengalir dan bertransmisi dalam diri
seseorang suatu ketika nilai prinsip tersebut akan berkata benar.
Seseorang yang selalu berkata dan bersikap jujur suatu saat akan
menuai panen investasi berupa kepercayaan , seseuatu yang amat
mahal harganya dalam bisnis. Seseorang tidak bisa membohongi
kehidupan selama-lamanya, kalau suatu ketika kita bisa melempar
bola basket dan masuk, karena itu hanya kebetulan saja bukan
karena keahlian, maka lemparan bola yang kedua , ketiga dan
seterusnya akan sangat susah untuk masuk.
Bagaimana cara agar nilai-nilai prinsip tersebut dapat menjadi karakter
seseorang. Ada satu prinsip yang harus dilakukan yaitu prinsip
melangkah seperti bayi. Artinya langkah bayilah yang harus dilakukan .
Seorang bayi tidak akan langsung bisa berlari selayaknya seorang
dewasa. Langkah pertama merangkak, kemudian berdiri, berjalan tertatih-
tatih, berjalan lepas dari pegangan dan mulailah belajar berlari dan terus
berlalri hingga akhirnya menjadi atlit lari cepat 100 meter. Melangkah
seperti bayi berarti setahap demi setahap nilai-nilai prinsip dipraktekkan
dan dipakai terus dalam kehidupan maka lambat laun nilai prinsip akan
tertanam dan mulai menjadi kebiasaan yang akhirnya dalam jangka
panjang berubah menjadi karakter
Sean Covey menjelaskan tujuh kebiasaan efektif yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu

1. Berfikir Pro Aktif


2. Merujuk Pada Tujuan Akhir
3. Dahulukan yang Utama
4. Berfikir Menang Menang
5. Berusahalah Memahami terlebih Dahulu Baru Dipahami
6. Wujudkan Sinergi
7. Asahlah Gergajimu
Kebiasaan 1. Berpikir Proaktif

Setiap peristiwa yang terjadi pada diri seseorang baik itu sesuatu yang menurut
pandangannya baik atau buruk sangat bergantung pada penyikapannya terhadap
masalah itu sendiri. Berpikir pro aktif adalah mengambil tindakan dari suatu
peristiwa yang tidak atau kurang menguntungkan dengan lebih positif dan lebih
menuju pada penyelesaian yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari ada sekian
banyak pilihan untuk berpikir proaktif atau sebaliknya berpikir reaktif.
Contoh berpikir proaktif :
Jika suatu saat sedang jalan atau naik mobil tiba-tiba ada orang by
pass dan dengan gugup kita harus mengerem mobil atau terpaksa
harus berhenti. Maka bersikap proaktif adalah
 Maafkan orang yang by pass
 Mungkin dia punya urusan yang sangat penting
 Kasih kesempatan jalan
 Berpikirlah kita masih ada waktu tidak perlu tergesa – gesa
 Lihatlah banyak orang lain yang juga membutuhkan kesempatan
untuk bias lebih cepat .
Lawannya Berpikir Reaktif

1. Kejar , dihentikan dan marah- marah kepadanya


2. Cuek masing-masing punya urusan sendiri yang juga penting
3. Tutup jalannya semua harus antri
4. Tidak usah berpikir orang lain
5. Jangan pernah kasih kesempatan orang mendahului kita
6. Berteriaklah dengan mata melotot kepada orang yang mencoba
mendahului .
Berpikir dan bersikap proaktif adalah berpikir dan berbuat
berdasarkan nilai, berpikir seblum bertindak. Kesadaran
penuh bahwa tidak ada yang dapat dikendalikan olehnya
pada orang lain kecuali mengendalikan diri sendiri.
Sedangkan orang yang berpikir dan bertindak reaktif berarti
berpikir dan bertindak menurut dorongan hati dan emosi
yang mudah meledak dan tak terarah.
Kelebihan Berpikir Pro Aktif

 Tidak mudah tersinggung


 Bertanggung jawab atas pilihannya
 Berpikir sebelum bertindak
 Cepat pulih jika terjadi sesuatu yang buruk
 Selalu mencari jalan keluar agar sesuatu bisa terlaksana
 Fokus pada hal-hal yang dapat dirubah dan dikendalikan
Kelemahan dan Kerugian Berpikir Reaktif

 Mudah tersinggung
 Cenderung menyalahkan orang lain
 Cepat marah dan mengucapkan kata-kata tidak baik
 Banyak mengeluh
 Menunggu semuanya terjadi tanpa ada usaha
 Merubah kalau perlu saja
Kebiasaan 2. Merujuk pada Tujuan Akhir

Seseorang harus tahu dan paham dari mana mereka berasal untuk apa mereka
ada dan kemana akhir kita akan menuju. Lebih sering perjalanan hidup
seseorang mengalir mengikuti arah arus yang akan membawa mereka pergi.
Memahami darimana kita berasal adalah memehami eksistensi dan wujud
penciptaan manusia, bahwa semua manusia dilahirkan ke dunia karena
dikehendaki oleh sang Pencipta dan untuk apa keberadaan manusia di dunia
adalah untuk membuat kemakmuran kehidupan dan kemana akan dikembalikan
tentunya kepada sang Pencipta kita untuk mempertanggungjawabkan semua
yang telah dilakukan.
Karena kehidupan ini sangat jelas maka seseorang harus
menyatakan visi dan misi kehidupan dengan lebih tegas arah dan
tujuannya mau kemana. Apa yang menjadi cita-citanya harus dapat
diwujudkan dengan komitmen yang kuat untuk dapat mengatasi
seluruh hambatan dan masalah yang menerpanya. Dalam
kehidupan ini siapa yang memimpin . Diri sendirilah yang
memimpin kehidupan bukan kehidupan yang memimpin diri
sendiri. Hidup merupakan problem of choise , masalah pilihan
yang sangat banyak oleh karenanya harus dipilih yang benar-benar
merujuk pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Menentukan visi dan misi kehidupan bukanlah hal
yang mudah , karena membutuhkan perenungan ,
pengendapan nilai-nilai apa yang akan diperjuangkan
serta kehidupan yang ideal yang diinginkan semuanya
membutuhkan pernyataan visi dan misi. Proses
penetapan visi dan misi dapat dilakukan dengan proses
duplikasi, imitasi, personifikasi serta identifikasi orang
– orang yang sangat diinginkan dalam kehidupan ini.
Tuliskan dan catat semua yang akan dilakukan kemudian
lakukanlah selalu cari tonggak kemajuan dan tentukan lagi
sasaran lanjutan untuk menuju pada tujuan akhir. Dalam
meninjau tonggak kemajuan jadikanlah kelemahan menjadi
kekuatan, ancaman menjadi peluang. Jadikanlah kehidupan
diri sendiri sebagai sesuatu yang luar biasa dengan
membandingkan eksisitensi mahluk lainnya.
Kebiasaan 3. Dahulukan yang Utama

Ada banyak pilihan dalam menentukan kegiatan apa yang


akan dilakukan untuk itu bersikap mendahulukan yang utama
berarti memilih aktifitas dan kegiatan yang mempunyai
dampak atau pengaruh besar dalam kehidupan dimasa yang
akan datang. Banyak keputusan yang useless tidak bermakna
bahkan sia-sia adalah hambatan dalam mengambil sikap
mendahulukan yang utama.
Ada beberapa kuadran orang yang bisa atau tidak bisa
mendahulukan yang utama yaitu

Orang yang suka menunda


 Tipe orang yang suka menunda biasanya ditandai dengan sifat tidak
ada yang dapat dikerjakan sekarang dan besuk saja itu bisa.
Kecenderungan orang dengan tingkat menundanya kuat biasanya
tenang, tidak mudah tertekan, karena tidak tahu masalah sebenarnya.
Tetapi setelah tahu apa yang menjadi masalahnya mulai menjadi
tertekan, kecapekan karena menumpuknya pekerjaan dan
tanggungjawab dan prestasinya biasa saja.
Orang yang “YES-MAN”
 Orang dengan tipe ini sangat susah menolak permintaan
dan ajakan orang lain apapun yang dikatakan oleh orang
lain tidak enak kalau menolak. Orientasi kepada
hubuingan dengan orang sangat kuat dan cenderung
mengabaikan orientasi tugas. Ciri khas tipe ini adalah suka
menyenangkan orang lain, kurang disiplin, menjadi obyek
penderita bagi orang lain.
Orang yang Pemalas
 Tipe ini suka menghamburkan uang, tak perduli berapapun
asal menyenangkan, membuang-buang waktu untuk baca
komik, nonton TV, telepon sangat lama untuk hal yang
tidak perlu serta browsing internet dan mengunjungi situs-
situs sampah. Memutar film kesukaannya sampai 5 kali,
bersolek dan tidur sampai siang. Akibatnya tipe ini terlihat
tidak bertanggung jawab, punya rasa bersalah, malas.
Orang yang Suka Menentukan Prioritas
 Tipe ini adalah orang-orang yang tahu persis apa kemauan dan
keinginnannya dalam hidup serta menentukan hal-hal yang
membawa manfaat dan perubahan yang berarti dimasa yang akan
datang. Keteraturan dalam hidupnya , teliti dan penuh perhitungan
yang bertanggung jawab (bukan pelit) serta mengatur dan
mengalokasikan semua sumber daya yang dimiliki dengan penuh
perhitungan yang matang. Jika keputusannya sangat berpengaruh
besar maka tidak segan-segan mengalokasikan uang , tenaga dan
waktunya untuk melakukan tindakan tersebut dan sedikit akan
menahan untuk kegiatan dan aktivitas yang kurang bermanfaat
walaupun menyenangkan.
Kebiasaan 4. Berpikir Menang-Menang

 Suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan ini adalah


bagaimana membuat kehidupan ini baik dan lebih baik
bagi semua orang. Kalau dulu para pemilik modal selalu
menekan buruh pabrik untuk bekerja mati-matian untuk
sang majikan, abdi dalem mengabdi sampai mati dan
bahkan keturunannya juga mengabdi kepada bendoronya.
Atau naluri untuk selalu mengalahkan orang lain ,
menghancurkan competitor, semuanya merupakan pilihan-
pilihan.
Cara berpikir dalam kehidupan ada 4
macam yaitu
Berpikir Menang Kalah
 Berpikir Menang Kalah adalah cara berpikir bahwa untuk
memenangkan pertandingan harus mengalahkan lawan. Berpikir
semacam ini merupakan sindrom kompetisi, bahwa hidup harus ada
yang yang menang dan kalah. Kalau mau memenangkan kehidupan
harus mengalahkan yang lainnya, tidak perduli apapun akan
dilkaukan asal kemenangn yang harus di dapat. Sifat rakus, egois
dan menghalalkan segala cara akan ditempuh.
Berpikir Kalah Menang
 Berpikir kalah menang merupakan cara berpikir yang
menganggap dirinya tidak mampu bersaing, tidak punyai
kemampuan dan percaya diri. Daripada membuang waktu
dan uang lebih baik tidak ambil bagian dalam kompetisi
(kehidupan). Membiarkan orang lain untuk memenanglkan
pertandingan sementara membiarklan dirinya kalah.
Slogannya “ saya sudah lakukan berkali kali dan gagal,
untuk apa mencoba lagi toh pasti gagal, saya yakin itu “.
Berpikir Kalah Kalah
Berpikir kalah kalah merupakan gabungan kejelekan dan kelemahan cara berpikir
menang kalah dan kalah kalah. Semuanya ukurannya dirinya sendiri yang harus
beruntung kalau tidak maka orang lainpun tidak berhak. Motonya yang selalu ada
dalam pikirannya :
 “ kalau saya tidak dapat diapun tidak boleh dapat”.
 “ Tiji Tibeh (Mati Siji Mati Kabeh/ Mati satu mati semua)
 “Rak ji rak beh (Ora siji ora kabeh / kalau saya tidak ya yang lain juga tidak)”
Banyak fenomena cara berpikir seperti ini , para politikus yang selalu akan
menuntut kekalahannya dalam pilkada, menghalang-halangi lawan pesaing untuk
maju, selalu menjadi trouble maker jika tidak dilibatkan dalam kegiatan.
Berpikir Menang Menang
Berpikir menang menang adalah cara berpikir dengan prinsip
:
 Saya Menang yang lain tidak kalah
 Saya Kalah tetapi masih menjadi pemenag
 Menangtanpo ngasorake (menang dengan tidak
mempermalukan lawan )
 Nglurug tanpa bala ( Menyerbu dengan seorang diri/
negosiasi dan diplomasi)
Ada ilustrasi cara berpikir menang menang :
Ada sebuah mobil kijang tahun 2005 dijual dengan harga Rp 100 juta . Terdapat 3
orang calon pembeli yang masing masing mempunyai uang Rp 90 juta untuk
pembeli I, Rp 95 juta untuk pembeli II dan pembeli ketiga anda dengan uang Rp
200 juta. Siapakah yang akan mendapatkan mobil tersebut jika semuanya ingin
memiliki ?
Jawab:
 Jika anda berpikir akulah yang akan mendapatkan mobil tersebut karena
mempunyai uang Rp 200 juta maka anda berpikir Menang Kalah
 Jika anda membiarkan kedua orang lainnya untuk menawar sampai dapat siapa
tahu pemilik mobil mau turun harganya , maka anda berpikir Kalah Menang.
 Jika anda berpikir kalau saya tidak dapat mobil tersebut dua orang yang lainnya
juga tidak boleh dapat apapun caranya berarti anda berpikir Kalah Kalah.
Bagaimana berpikir Menang Menang yatu dengan cara
datangi pembeli I dan beri uang Rp 1 juta rupiah dan datangi
pembeli II beri uang Rp 1 juta rupiah dan anda akan melihat
dua orang calon pembeli akan lebih bersemangat dalam
menawar mobilnya tetapi anda tahu mobil kijang itu hanya
dijual Rp 100 juta . Maka pemenang sebenarnya adalah anda
dan kedua orang calon pembelipun tidak merasa kalah atau
rugi. Memang untuk dapat berpikir menang menang anda
harus bayar ongkosnya (oppourtunity cost).
Kebiasaan 5. Berusahalah untuk Memahami Terlebih
Dahulu Baru Dipahami
Salah satu fitrah manusia adalah kecenderungan untuk diperhatikan dan mendapat perhatian
dari orang lain. Dengan mencoba memahami terlebih dahulu seseorang ingin mendapat
empati dan perhatian yang tulus sehingga orang lain merasa dihormati diakui gagasan dan
pendapatnya serta didengar apa yang menjadi keinginannya. Mencoba untuk mendapatkan
umpan balik yang positif dari orang lain maka cara mendengarkan terlebih dahulu baru
dipahami adalah cara yang paling fair bagaimana mungkin orang lain mau mendengarkan
kita jika kitapun tidak pernah mau mendengarkan orang lain. Cara mendengarkan yang baik
adalah dengan memberikan perhatian melalui body language yang menunjukkan perhatian
dengan kerut kening misalnya, pandangan mata yang serius, atau ungkapan berdecak
menandakan perhatian pada frase tertentu.
Kebiasaan 6. Wujudkan Sinergi
Ada banyak ilustrasi bahwa bekerja sendiri akan membuat tertekan dan dengan
hasil yang kurang maksimal. Mewujudkan sinergi adalah dengan sharing resources
yang dimiliki dengan berfokus pada keunggulannya masing, saling menerima dan
saling member. Saling membutuhkan dan saling berbagi antara satu sama lainnya.
Tidak ada seoarangpun yang sempurna karena masing masing mempunyai
keunggulan dan juga melekat di dalamnya kelemahan. Ada banyak orang multi
talenta tetapi tidak ada satupun orang yang mampu memenuhi segala kebutuhan
dengan dirinya sendiri
Apa perbedaan sinergi dengan tidak bersinergi? Ilustrasinya adalah
sebagai berikut ada 4 orang yang masing-masing kalau bekerja
sendiri-sendiri maka jika dijumlahkan hasilnya maka akan menjadi
4 ( 1 + 1 + 1 + 1) tetapi jika mereka bersinergi maka hasilnya akan
menjadi 1111 atau bahkan 4444. Dengan bersinergi maka
meletupkan segala kemampuan bersama yang saling mendukung
dalam satu team work yang solid dan akan melahirkan gagasan-
gagasan dan hasil yang luar biasa.
Kebiasaan 7. Asahlah Gergajimu
Mengasah gergaji dibaratkan sebaik baik potensi seseorang kalau tidak
diasah dan dilatih maka akan terabaikan. Batu sungai yang hitam tak
bernilai di tangan pemahat patung batu menjadi patung ganesha yang
mahal harganya dibanding permata yang terkubur di laut dengan
kedalam 8000 meter terhimpit batu. Tak ada yang tahu walalupun
eksistensinya ada. Mengasah gergaji berarti mensyukuri karunia Tuhan
dengan mengoptimalkan apapun yang dimiliki untuk kemanfaatan
hidup dan kehidupan
Belum tentu orang yang dikaruniai anggota tubuh yang lengkap lebih
berkualitas dibanding orang yang cacat. Banyak kenyataan dengan
terkuranginya suatu kelengkapan justru talentanya muncul. Seseorang tidak
harus menunggu kecelakaan sehingga kakinya hilang untuk mengasah
kemampuannya atau menunggu teraniaya dahulu baru akan bangkit. Harus
menjadi kesadaran semakin cepat kita mulai semakin baik Karen umur ada
batasnya. Didapati dalam kenyataan orang yang mempunyai banyak potensi
justru terhambat untuk maju karena gelar, ijazah dan status sosial
menghalangi untuk bebas maju dan bergerak. Tentunya hambatan yang
bersifat mentalitas harus dipupus dan dihilangkan daripada menghambat
kemajuan.

Anda mungkin juga menyukai