SIST.REPRODUKSI OLEH : Ns.FAHMI.A.LIHU, S.Kep.,M.Kes A. PENGERTIAN Rujukan adalah Syarat2 tertentu harus dipenuhi penyerahan sebelum sistem rujukan dapat berfungsi secara tepat, seperti : tanggung jawab 1. Kesadaran masyarakat dalam dari sistim masalah kesehatan. 2. Petugas kesehatan harus memiliki pelayanan pengetahuan yang adekuat dalam kesehatan ke strategi pendekatan resiko dan sistem rujukan. pelayanan 3. Setiap unit obstetric harus kesehatan yang 4. memiliki peralatan yang tepat. Komunikasi dan transportasi yang lain (utin, 2015). mudah harus tersedia. TIGA TERLAMBAT Tigaterlambat yaitu Selama ini kita mengenal 3 suatu keadaan dimana terlambat, tetapi ada sumber lain dari buku MPS, di sebutkan 4 pasien terlambat terlambat yaitu : mengenal tanda 1. Terlambat mengenal tanda bahaya, misalnya kelainan atau bahaya, terlambat penyakit pada ibu hamil dalam mengambil kebanyakan disebabkan oleh keputusan untuk taraf pendidikan yang rendah. 2. Terlambat mengambil mencari pertolongan, keputusan, misalnya terlambat dan terlambat dalam dalam mencari pertolongan yang mengirim dan akhirnya terlambat menuju RS. 3. Terlambat mencapai fasilitas menerima perawatan kesehatan. yang sesuai di fasilitas 4. Terlambat mendapatkan kesehatan. (Utin, 2015) pertolongan di fasilitas kesehatan. B. PENANGANAN Untuk mengatasi 3 terlambat tersebut, pemerintah mempunyai program utama MPS yang responsif, mencakup (Utin, 2015) 1. Pelayanan antenatal. 2. Pertolongan persalinan oleh Nakes terampil. 3. Penanganan komplikasi kebidanan. 4. Pelayanan nifas dan neonatal. 5. Pelayanan keluarga berencana (KB). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk percepatan penurunan AKI bahkan mengajak peran serta masyarakat dan LSM salah satunya adalah dengan kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 pesan kunci dan 4 strategi, yaitu : 3 Pesan Kunci : 1. Setiap persalinan ditolong oleh Nakes terlatih & terampil. 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat. 3. Setiap usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. 4 Strategi, yaitu : 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ditingkat dasar dan rujukan. 2. Membangun kemitraan yang efektif. 3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat. 4. Meningkatkan sistem surveilance monitoring dan informasi KIA, juga pembiayaan. C. TUJUAN Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu. (Utin, 2015) Tujuan khusus sistem rujukan adalah :
1. Meningkatkan kemampuan Puskesmas dan
peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus resiko tinggi dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi. 2. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja Puskesmas. D. KEGIATAN Rujukan dalam pelayanan kebidanan terdiri atas (Syaifudin & Hamidah, 2009): 1. Rujukan dalam pelayanan kesehatan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap. 2. Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas. 3. Pengiriman masalah reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis. 4. Pengiriman bahan laboratorium. 5. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan/rujuk balik) E. KLASIFIKASI Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terbagi 2, yaitu : 1. Rujukan internal ; rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut, misalnya dari jejaring Puskesmas pembantu ke puskesmas induk. 2. Rujukan eksternal ; rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : Rujukan medik :
1. Transfer of patient : konsultasi penderita untuk
keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operasi, dll. 2. Transfer of specimen : pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3. Transfer of knowledge/personel : pengiriman tenaga yang lebih kompoten/ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap, ini adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. (Syaifudin & Hamidah, 2009). F. ALUR Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu : 1. Klasifikasi fasilitas kesehatan.
2. Lokasi atau wilayah Kabupaten/Kota.
3. Koordiansi unsur-unsur pelaksana tehnis.
Alur rujukan kasus kedaruratan, dari Kader
dapat langsung menuju ke : 4. Puskesmas pembantu.
5. Pondok bersalin atau Bidan Desa.
6. Puskesmas rawat inap/ Rs swasta/RS pemerintah.
Dari posyandu dapat langsung menuju ke :
7. Puskesmas pembantu.
8. Pondok bersalin atau Bidan di desa atau perawat yang ada di
desa. G. SYARAT 1. Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan wewenang untuk merujuk, mengetahui kompetensi sasaran atau tujuan rujukan dan mengetahui kondisi serta kebutuhan objek yang dirujuk. 2. Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayanan medis daerah. 3. Agar rujukan dapat dilaksanakan tepat dan memadai. 4. Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama perjalanan menuju ke tempat rujukan. 5. Rujukan pasien atau spesimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi atau lengkap. 6. Fasilitas pelayanan kesehatan / tenaga kesehatan dilarang merujuk atau menentukan tujuan rujukan atas dasar kompensasi atau imbalan dari fasilitas pelayanan kesehatan. H. PERSIAPAN Pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan. Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang
diperlukan seperti spuit, infus set, tensimeter
dan stetoskop. Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu
(klien) dan alasan mengapa klien dirujuk, suami
dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu (klien) ke tempat rujukan. Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obat yang telah diterima oleh ibu (klien). Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk. Siapkan kenderaan yang cukup untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat. Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan ditempat rujukan.
Semua hal di atas biasanya di singkat dgn kata BAKSOKU
( Bidang, Alat, Keluarga, Surat, Obat, kenderaan, Uang) I. KEUNTUNGAN a. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologi memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya. b. Dengan adanya penataan yang teratur diharapkan pengetahuan dan ketrampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing. c. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli. J. TINGKATAN Pada tingkat kader . Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan. Pada tingkat Bidan Desa.
Tenaga kesehatan harusdapat menentukan tingkat
kegawatdaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk. K. MEKANISME 1. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya, yaitu tentang perlunya penderita segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu. 2. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau radio komunikasi lainnya. 3. Persiapan penderita : sebelum dirujuk, perbaiki dulu keadaan umum ibu (klien) dan keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan Perawat/ bidan harus mendampingi ibu (klien) dalam perjalanan sampai ke tempat tujuan. 4. Pengiriman penderita : untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kenderaan/ sarana transportasi yang tersedia dan memadai untuk mengantar penderita. L. INDIKASI MERUJUK 1. Riwayat sectio secaria. 2. Perdarahan pervagina. 11. Tinggi fundus 40 cm 3. Persalinan kurang bulan (usia atau lebih. kehamilan <37 minggu) 12. Gawat janin. 4. Ketuban pecah dengan 13. Primipara dalam fase aktif meconium yang kental. persalinan dengan palpasi 5. Ketuban pecah lama (>24 jam). kepala janin masih 5/5 6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu 14. Presentasi bukan belakang kehamilan). kepala. 7. Ikterus. 15. Kehamilan gemeli. 8. Anemia berat. 16. Presentasi majemuk. 9. Tanda/ gejala infeksi 17. Tali pusat menumbung. 10. Preekelampsi/hipertensi dalam kelamilan. 18. Syok TERIMA KASIH