Advance Chemical Tanker

Cargo Operation (ACT- CO)

Capt. Simon Wattileo.MM

D. Pembuatan dan Aplikasi Perencanaan, Prosedure dan
Daftar Check Pemuatan.
E. Kalibrasi dan Memonitor Alat Pendeteksi Gas.
F. Mengatur dan mendampingi Awak Kapal yang
Bertanggung Jawab dalam Penanganan Muatan ( Cargo
Operation )
DIKLAT KAPAL TANGKI KIMIA
TINGKAT LANJUT
(ADVANCED CHEMICAL TANKER)

3
SAFETY PERFORM AND MONITOR
ALL CARGO OPERATION

4
1. DESIGN and CHARATERISTICS OF CHEMICAL TANKER

INTERNATIONAL CODE FOR THE CONSTRUCTION AND EQUIPMENT OF

SHIPS CARRYING DANGEROUS CHEMICALS IN BULK

B C H CODE
( BULK CHEMICAL HANDLING CODE )
( …..S/D 1 JULI 1986 )

I B C CODE
(INTERNATIONAL BULK CHEMICAL CODE)
( MULAI 1 JULI 1986 )

5
A. CHEMICAL TANKER DESIGN, SYSTEM, EQUIPMENT

INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO)

“CODE FOR THE CONSTRUCTION AND EQUIPMENT OF

SHIPS CARRYING DANGEROUS CHEMICALS IN BULK
1. BCH CODE : SHIPS CONSTRUCTED BEFORE JULY 1,
1986
2. IBC CODE : SHIPS CONSTRUCTED ON JULY 1, 1986 AND
THEREAFTER

SHIP TYPE : 1 , 2 , 3

6
6
KAPAL TYPE – 1 :
UNTUK MENGANGKUT MUATAN YANG SANGAT BERBAHAYA
( MENIMBULKAN MAYOR HAZARD) TERHADAP LINGKUNGAN LAUT DAN
KESEHATAN MANUSIA.
KAPAL TYPE – 2 :
UNTUK MENGANGKUT MUATAN YANG BERBAHAYA ( MENIMBULKAN
HAZARD), TERHADAP LINGKUNGAN LAUT DAN KESEHATAN MANUSIA
KAPAL TYPE – 3 :
UNTUK MENGANGKUT MUATAN YANG PALING SEDIKIT MENIMBULKAN
BAHAYA (MINOR HAZARD), TERHADAP LINGKUNGAN LAUT DAN
KESEHATAN MANUSIA.-

7
SHIP TYPE - 1
CARGO : SANGAT BERBAHAYA (MAJOR HAZARD)
DOUBLE HULL
W

W = B/5
or MIN. 1 m

D = B / 15
Or MIN. 1m

TANK SIZE LIMITATION : MAX. 1250 m3

8
•
 SHIP TYPE – 2
CARGO : BERBAHAYA (HAZARD)
DOUBLE HULL W

W= B/5
Or MIN. 760 mm

D = B / 15
Or MIN. 1 m

TANK SIZE LIMITATION : 3000 m3

9
 SHIP TYPE – 3
CARGO : PALING SEDIKIT BERBAHAYA (MINOR HAZARD – MINIMAL
HARM)
NO SPECIAL REQUIREMENT (BOLEH SINGLE HULL)

P C S

10
SHIP TYPE – 3 :
TANK LOCATION REQUIREMENT
76O mm

76O mm

TH. 2015 DICANANGKAN SEBAGAI AWAL : SINGLE HULL ZERO

11
 SEMUA JENIS KAPAL DIBERIKAN TAMBAHAN SERTIFIKAT :
CERTIFICATE OF FITNESS

KAPAL TYPE 1, 2 dan 3 : CLASS EXCLUSIVE

CLASS LAIN : PARCEL

12
PARCEL TANKER

COMPLETE DOUBLE HULL

(DOUBLE SKIN)

13
 TANK COATING
1. EPOXY COATING
MEMPUNYAI DAYA TAHAN YANG BAIK TERHADAP SIFAT ALKALI, MINYAK
SAYUR, ANGGUR DAN LUB OIL
2. ZINC SILICATE COATING
SANGAT TAHAN TERHADAP ZAT PELARUT SEPERTI, AROMATIC
HYDROCARBON, ALKOHOL DAN KETONE. TIDAK TAHAN TERHADAP ALKALI
ATAU ACIDS
3. PHENOLIC RESINS
SANGAT TAHAN TERHADAP ZAT PELARUT KUAT,
SEPERTI BENZENE, XYLENE dsb. DAPAT DIMUATI
MUATAN YANG COMPATIBLE DENGAN ZINC SILICATE.
4. RUBBER LININGS
SANGAT TAHAN TERHADAP HIGHLY CORROSIVE,
STRONG ACIDS DAN STRONG ALKALIS
5. POLYURETHANE
COCOK UNTUK SEMUA MUATAN YANG COMPATIBLE
DENGAN EPOXY COATING DAN ZINC SILICATE
14
 KEUNTUNGAN COATING

1. MENCEGAH KONTAMINASI MUATAN DENGAN KARAT

2. MENJAMIN KEMURNIAN MUTU MUATAN
3. MUDAH DALAM PEMBERSIHAN TANGKI DAN GAS FREEING
4. MEMUDAHKAN DALAM PEMERIKSAAN TANGKI
5. MENAIKKAN NILAI KESELAMATAN.-

15
CARGO TANK EQUIPMENT & VENTING ARRANGEMENT.
INDEPENDENT TYPE VENTING SYSTEM
FLAME ARRESTER /
FLAME SCREEN

BY PASS VALVE
P/V VALVE
ULLAGE HOLE & PLUG 6m

16
PILOT OPERATED
RELIEF VALVE

17
 CARGO TANK TYPE

1. TYPE “G” : DIBANGUN UNTUK DAPAT MENAHAN VAPOUR PRESSURE

< 0,7 Bar. G.  BENTUK FLAT / SQUARE

2. TYPE “P” : DIBANGUN UNTUK DAPAT MENAHAN VAPOUR PRESSURE >

0,7 Bar. G.  BENTUK CYLINDER

3. TYPE “1” : KONSTRUKSI INDEPENDENT

4. TYPE “2” : KONSTRUKSI INTEGRAL .

18
 VENTING ARRANGEMENTS

TANK VENTING SYSTEM :

• OPEN TANK VENTING SYSTEM

- TIDAK DILENGKAPI DENGAN PENGATURAN
PEMBUANGAN CARGO VAPOUR
0
- UNTUK MUATAN DENGAN FLASH POINT > 60 C
- VAPOUR TIDAK MENIMBULKAN HEALTH HAZARD,
BILA TERHIRUP
- TIPE INDEPENDENT, BOLEH JUGA COMMON
DENGAN COMMON HEADER, DILENGKAPI
DENGAN SHUT OFF VALVES UNTUK SEGREGATION.

19
• CONTROL TANK VENTING SYSTEM
- DILENGKAPI P/V (RELIEF) VALVES
- JENIS INDEPENDENT VENTING
- BEBERAPA TANGKI BOLEH COMMON TYPE,
DENGAN COMMON HEADER PADA
PRESSURE SIDE – NYA
- PADA BAGIAN BAWAH P/V VALVE, TIDAK
DILENGKAPI SHUT OFF VALVE, BY PASS
VALVE DIPASANG DAN PENGOPERASIANYA
SESUAI KEBUTUHAN DALAM CARGO
OPERATION

20
• SAFETY RELIEF VALVE
- UNTUK MUATAN DENGAN VAPOUR PRESSURE > 1,013
Bar.G PADA TEMPERATUR 37,80 C
- BENTUK TANGKI PRESSURIZED TANK,
DIPERHITUNGKAN UNTUK VAPOUR PRESSURE PADA
450 C

• SEMUA VENT RISER HARUS DILENGKAPI DENGAN FLAME ARRESTOR

• KETINGGIAN VENT RISER MEMENUHI IBC CODE
- MIN. 6 Meter UNTUK INDEPENDENT TYPE
- MIN. 9 Meter UNTUK COMMON TYPE
- JARAK “AIR INTAKE” BLOWER/AC SHOULD BE NOT LESS THAN 11 m
FROM “VENTING PIPE - LAST CARGO TANK”

21
 CARGO HANDLING SYSTEM

1. PIPES & VALVES (MOSTLY : INDEPENDENT)

2. CARGO PUMP (CENTRIFUGAL) : DEEP WELL
3. STRIPPING PUMP (PISTON) : DEEP WELL
4. HEATING COIL (STEAM / THERMAL OIL)
5. GAUGES

22
PIPING SYSTEM

23
24
25
26
 JENIS POMPA

A. Reciprocating pump : Use to bigle pumps etc.

B. Centrifugal pump : Used in most S.W & F.W related pump
C. Rotary pump : Use to F.O. pump and L.O. pump etc.
D. Propeller pump :Replaced impeller of centrifugal pump with propeller
and differs entirely from centrifugal pump in
principle. This is also called axial pump because liquid flow
direction is same as axial direction and used in high
capacity/low head pump like main s.w pump of turbine
vessel & bow thruster etc.
E. Special pump
- jet pump : pumping by jetting water or steam
- air lift pump : pumping by mixing compressed air bubble
into water

27
4) HOW TO HANDLE (CARA MENGOPERASIKAN)

A) PRIMING SYSTEM
IN CASE OF CENTRIFUGAL PUMP HAVING SUCTION PIPE PLACED
BELOW PUMP CASING, SUCTION BY VACUUM IS NOT POSSIBLE DUE
TO AIR INSIDE CASING ,THEREFORE, IT’S NECESSARY TO
DISCHARGE AIR AND FILL WATER INSIDE PUMP CASING TO MAKE
VACUUM ,WHICH IS CALLED “PRIMING” BELOW ARE COUNTER-
MEASURES
FOR PUMP PRIMING .
(1) PLACE IMPELLER ALWAYS UNDER WATER LEVEL
THIS METHOD APPLIES TO ALL E/R PUMPS WHICH USE
SEA CHEST AS PUMP SUCTION

28
(2) INSTALL FOOT VALVE ON THE SUCTION END
FUNCTIONING AS NON-RETURN VALVE AND FILL WATER THRU
PRIMING WATER SUPPLY VALVE, THIS IS USED IN LUB. OIL TANK OR
BILGE TANK SUCTION PUMP ETC.
(3) SPECIAL METHOD
- BY SELF-PRIMING VACUUM PUMP WHEN PUMP DISCHARGE
PRESSURE DOESN’T REACH SETTING
PRESSURE , SELF-PRIMING PUMP IS AUTOMATICALLY CONNECTED TO
MAIN PUMP COUPLING AND DISCHARGE AIR. WHEN MAIN PUMP
BUILDS UP ENOUGH DISCHARGE PRESSURE, SELF PRIMING PUMP IS
DISCONNECTED FROM MAIN PUMP COUPLING BY DISCHARGE
PRESSURE.

29
PERALATAN UKUR MUATAN :

1. CARA PENGUKURAN JUMLAH MUATAN DALAM SUATU CARGO TANK :

SOUNDING DAN ULLAGE
2. SYSTEM PENGUKURAN :
 OPEN DEVICE : PENGUKURAN DENGAN MEMBUKA TUTUP TANGKI
(ULLAGE OPENING)
 RESTRICTED DEVICE : SEWAKTU DILAKUKAN, TERDAPAT SEDIKIT
UAP/CAIRAN KELUAR (GAUGING PIPE / SLIP TUBE)
 CLOSED DEVICE : DALAM KEADAAN TERTUTUP, TIDAK ADA
SEDIKITPUN UAP/CAIRAN YANG KELUAR (FLOAT TYPE dsb.)

30
31
32
 Local read out window
FLOAT GAGE TYPE

Position of Float when stowed

against spring
Float lock
Inspection chamber

33
C. TANKER SAFETY CULTURE

KEWASPADAAN UMUM DI KAPAL TANKER :

UMUM
 UNTUK MENGURANGI RESIKO TERJADINYA SUATU BAHAYA
KEBAKARAN DAN LEDAKAN, HINDAKAN SUMBER PENYALAAN (API)
DAN DAERAH CAMPURAN DAPAT TERBAKA (FLAMMABLE RANGE)
 KEDUA HAL DIATAS, SUPAYA DICEGAH JANGAN SAMPAI TERJADI,
PADA WAKTU YANG BERSAMAAN.
 DAERAH “FLAMMABLE RANGE” TERDAPAT DI : TANGKI – TANGKI
MUATAN, KAMAR POMPA DAN GELADAK UTAMA (MAIN DECK)
 RUANGAN DAPUR, KAMAR MESIN, BOILER, BENGKEL KERJA (WORK
SHOP), ADALAH DAERAH SUMBER PANAS.

34
 1. MEROKOK DAN API TREBUKA
 MEROKOK PADA WAKTU PADA
WAKTU BERLAYAR : SELAMA KAPAL
TANKER BERLAYAR, MEROKOK
HANYA DIPERBOLEHKAN PADA
TEMPAT – TEMPAT YANG DITUNJUK
OLEH NAKHODA.
 KOREK API
- PENGGUNAAN KOREK API DAN GERETAN
DILUAR RUANG AKOMODASI, DILARANG
- TIDAK BOLEH DIBAWA SEWAKTU KELUAR
DARI RUANG AKOMODASI
- HANYA BOLEH DIGUNAKAN DI SMOKING
ROOM ATAU DAPUR

 API TERBUKA : API TERBUKA, DILARANG DIATAS GELADAK

TERBUKA, YANG KEMUNGKINAN TERDAPAT GAS
 TANDA – TANDA PERINGATAN
TANDA-TANDA PERINGATAN YANG TETAP, HARUS DITEMPATKAN
DI TEMPAT-TEMPAT YANG MENCOLOK DAN JELAS.
35
35
2. DAPUR
 MEREKA YANG MENGGUNAKAN DAPUR (KOKI DAN LAIN-LAIN)
HARUS DIBERI INSTRUKSI TATA CARA PENGGUNAAN DAN
PENGOPERASIAN PERALATAN MEMASAK DENGAN BENAR DAN
SELAMAT.
 TUNGKU / PEMBAKAR HARUS DIATUR UNTUK MENJAMIN
PEMBAKARAN YANG CUKUP, UNTUK MENCEGAH BUNGA API PADA
CEROBONG ASAP DAPUR.
 CEROBONG DAN SARINGANYA HARUS DIBERSIHKAN SECARA
BERKALA DAN BERKELANJUTAN
 ALAT PEMADAM KEBAKARAN YANG MEMADAI HARUS TERSEDIA
 MAJUN YANG BERMINYAK TIDAK DITIMBUN DIDAPUR
 GOT DAPUR SELALU BERSIH.-

36
3. PERALATAN LISTRIK DAN LAMPU JALAN (PORTABLE).
 SEMUA PERALATAN LISTRIK PORTABLE, HARUS DIPERIKSA ISOLASI
KABELNYA TERMASUK LAMPU, KAWAT PELINDUNG DAN KACA
PELINDUNGNYA DAN PENGIKATANNYA
 LAMPU JALAN YANG AKAN DIGUNAKAN TERLEBIH DIDALAM
TANGKI MUAT, HARUS BENAR – BENAR “GAS PROOF”.
 SENTER DAN LAMPU DENGAN PORTABLE BATTERY. YANG
DIPERBOLEHKAN DIGUNAKAN, HANYA YANG BERSERTIFIKAT “GAS
PROOF”.
4. PERLENGKAPAN LISTRIK TETAP (FIXED SYSTEM).
PERLENGKAPAN TERSEBUT YANG DITEMPATKAN DIDAERAH YANG
BERBAHAYA (DANGEROUS ZONE) HARUS DARI JENIS YANG TELAH
DISETUJUI DAN HARUS DIPERTAHANKAN KONDISINYA SEPERTI
SEMULA.

37
5. PAKAIAN SINTETIS
PAKAIAN DARI BAHAN SINTETIS, TIDAK BOLEH DIPAKAI SEWAKTU
MENGERJAKAN PEKERJAAN PANAS KARENA DAPAT MELELEH.
6. ANTENA RADIO DAN RADIO TRANSMITTER
DILARANG MENGGUNAKAN PEMMANCAR RADIO DENGAN
FREQUENCY TINGGI, APABILA DISEKITAR ANTENA DIPERKIRAKAN
TERDAPAT KONSENTRASI GAS YANG DAPAT TERBAKAR. SEMUA
PERALATAN YANG DEKAT DENGAN ANTENA, HARUS DI-ARDE-KAN.
7. PENGGUNAAN PERALATAN KERJA (TOOLS)
 PERALATAN BERAT / HAMMER, HANYA BOLEH DIGUNAKAN
PADA TEMPAT YANG BEBAS GAS
 PERALATAN RINGAN (HAND TOOLS), HANYA YANG “NON
SPARKLING” BOLEH DIGUNAKAN

38
 IJIN UNTUK PEKERJAAN PANAS, DIBERIKAN OLEH NAKHODA,
APABILA :
 TIDAK TERDAPAT GAS YANG DAPAT TERBAKAR DAN OKSIGENNYA
21% vol.
 TIDAK TERDAPAT KARAT YANG MUDAH TERLEPAS YANG DAPAT
MENGELUARKAN GAS DAPAT TERBAKAR DAN BERACUN
 TANGKI YANG BERSEBELAHAN HARUS BEBAS GAS ATAU DALAM
KONDISI “INERT” ATAU TERISI AIR
 TIDAK TERDAPAT BAHAN-BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
 TIDAK TERJADI KEBOCORAN GAS YANG MUNGKIN MASUK
KEDALAM TANGKI BERSANGKUTAN
 PIPA VENTILASI HARUS TERISOLIR DENGAN TANGKI LAIN ATAU DI
“BLIND FLANGE”.

39
 Gas mungkin timbul kalau
Bersihkan minyak dari kulit
lapisan karat terlepas
anda sesegera mungkin

40
40
8. ALUMINIUM
PERALATAN DARI ALUMINIUM, TIDAK BOLEH DISERET ATAU
DIGOSOKAN PADA BAJA. DAPAT MENIMBULKAN BUNGA API.
9. CATODIC ANODE PROTECTION DI TANGKI MUATAN.
ANODA YANG BAIK, ADALAH YANG TERBUAT DARI SENG (ZINC).
MAGNESIUM DAN ALUMINIUM KURANG BAIK.
10. MENYALA SENDIRI (SPONTANEOUS COMBUSTION).
KARENA ADANYA OKSIDASI DALAM BAHAN ITU SENDIRI MAKA
APABILA DITEMPATKAN DITEMPAT PANAS (PIPA STEAM/PEMANAS),
AKAN DAPAT MENYALA SENDIRI. JANGAN MENEMPATKAN BAHAN
– BAHAN YANG DAPAT MENYERAP (MAJUN, KARUNG GONI),
DIDEKAT MINYAK.

41
11. KAMAR MESIN DAN KAMAR BOILER.
– UNTUK MENCEGAH KELUARNYA BUNGA API DARI CEROBONG
ASAP, PERALATAN PEMBAKARAN (BURNER, DAPUR, WATER
TUBE, EXHAUST MANIFOLD, SPARK ARRESTER dll) HARUS
DIPELIHARA DAN DIBEQSIHKAN SECARA BERKALA.
– APABILA MASIH TERJADI KELUARNYA BUNGA API DARI
CEROBONG ASAP, MAKA HARUS SEGERA RUBAH HALUAN
KAPAL, AGAR BUNGA API TIDAK JATUH DI DEK, HENTIKAN
KEGIATAN PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANGKI
MUATAN (TANK CLEANING/GAS FREEING)
– PEMBERSIHAN JELAGA (SOOT BLOW), TIDAK DIPERKENANKAN
SELAMA KAPAL BERADA DI DERMAGA.
– TUMPAHAN DAN TETESAN MINYAK, HARUS SEGERA
DIBERSIHKAN DARI LANTAI DAN GOT KAMAR MESIN.-

42
Minyak yang tumpah Tutuplah selalu pintu
mudah terbakar kamar mesin

43
43
12. KEWASPADAAN TERHADAP CUACA DINGIN.
– SELAMA CUACA DINGIN, PERIKSA KATUP P/V VALVE DAN “HIGH
VELOCITY VENT”, SERING TERJADI PEMBEKUAN
– KAPAL DENGAN INERT GAS, PERIKSA AIR PADA DECK WATER
SEAL DAN P/V BREAKER, JANGAN SAMPAI TERJADI PEMBEKUAN
(DIBERI CAIRAN GLYCOL).
13. MASUK RUANG TERTUTUP
– HARUS MENGIKUTI PROSEDUR MEMASUKI RUANG
TERTUTUP (ENTRY ENCLOSED SPACE) : CEK KADAR GAS,
VENTING dst.
– TIDAK SEORANGPUN MEMASUKI RUANG TERTUTUP, TANPA
SEIJIN PERWIRA YANG BERTANGGUNG JAWAB, KECUALI
PROSEDUR SUDAH DIPENUHI.

44
14. KAMAR POMPA
– UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA : HARUS TERSEDIA LIFE LINE,
PERALATAN PERNAPASAN DAN TANDA PERINGATAN
“DILARANG MASUK TANPA IJIN”
– MEMASUKI KAMAR POMPA : JALANKAN VENTILASI TERLEBIH
DAHULU MINIMU 15 MENIT.
– KEADAAN KAMAR POMPA : HARUS SELALU BERSIH DARI
SAMPAH, MAJUN, TETESAN MINYAK, GOT KERING DAN
TERSEDIA LAMPU PENERANGAN YANG CUKUP
– SEBELUM MELAKUKAN PEKERJAAN DIKAMAR POMPA, HARUS
SEIJIN PERWIRA JAGA/ YANG BERTANGGUNG JAWAB.-

45
 SHIP / SHORE INTERFACE

I. PERTUKARAN INFORMASI, SEBELUM KAPAL TIBA:

1. DARI KAPAL KE TERMINAL

 DRAFT / TRIM KAPAL PADA WAKTU TIBA
 DRAFT / TRIM MAKSIMUM YANG MUNGKIN TERJADI
 KEBUTUHAN SARANA BANTU OLAH GERAK
 KONDISI TANGKI (CARGO, INERT, SISA MUATAN dsb)
 PEKERJAAN PERBAIKAN YANG MUNGKIN DAPAT
MENGHAMBAT KEGIATAN
 PEKERJAAN PANAS (HOT WORK PERMIT)
 RINCIAN MANIFOLD (JUMLAH, UKURAN, REDUCER)

46
2. DARI TERMINAL KE KAPAL

 KEDALAMAN KOLAM DERMAGA / PELABUHAN

 SARANA BANTU YANG TERSEDIA
 PEMAKAIAN TALI TUNDA
 JENIS SARANA TAMBAT / SISTIM PENAMBATAN
 ARAH DAN KECEPATAN KAPAL SEWAKTU AKAN MERAPAT
 SANDAR KIRI / KANAN
 KAPASITAS DERMAGA, UKURAN MANIFOLD, SARANA
PENYAMBUNG HOSE / HARG ARM
 KONDISI CUACA (ANGIN, ARUS, OMBAK)

47
II. ARRIVAL MEETING
SEBELUM MEMULAI KEGIATAN :

 KESEPAKATAN TERTULIS TENTANG PROSEDUR, KAPASITAS

MAKSIMUM PEMOMPAAN, PENGHENTIAN KEGIATAN
 MELENGKAPI DAN MENANDA TANGANI SHIP / SHORE SAFETY
CHECK LIST
 KESEPAKATAN TERTULIS, TINDAKAN YANG DILAKUKAN DALAM
MENGHADAPI BAHAYA YANG MUNGKIN TIMBUL

48
III. PENJAGAAN SELAMA BERTAMBAT

 SETIAP PETUGAS DARAT / KAPAL, HARUS MEMATUHI SEMUA

PERATURAN YANG DIBERLAKUKAN
 MEROKOK DITEMPAT YANG SUDAH DITENTUKAN
 PENGGUNAAN PERALATAN MEMASAK
 PELAKSANAAN PEKERJAAN PANAS
 BANTUAN DALAM KEADAAN DARURAT
 KELENGKAPAN, KESIAPAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN
 TERSEDIANYA INTERNATIONAL FIRE CONNECTION
 TENAGA GERAK KAPAL, KONDISI SIAP
 TERSEDIA ALAT KOMUNIKASI (YANG DISETUJUI)
 SARANA PENGHUBUNG KAPAL - DARAT

49
IV. INFORMASI SEBELUM DIMULAINYA KEGIATAN

1. DARI TERMINAL KEKAPAL :

 SPECIFIKASI MUATAN (TEMPERATUR, FLASH POINT, dsb)

 SISTIM MUAT / BONGKAR (SIMULTAN / GRADE BY GRADE)
 KECEPATAN PEMUATAN / PEMBONGKARAN
 JUMLAH HOSE / LOADING ARM YANG DIGUNAKAN
 SISTIM KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN
 TERSEDIA / TIDAKNYA POMPA BANTU DARAT (BOSSTER).

50
2. DARI KAPAL KE TERMINAL

 STOWAGE PLAN DARI MUATAN SISA / BARU

 METODE PEMBERSIHAN TANGKI
 JUMLAH AIR BALLAST
 KONDISI TANGKI, KAPAL, LAMBUNG, PIPA dsb.
 KECEPATAN MUAT / BONGKAR (AWAL, MAKSIMUM, TOPPING OFF)
 JUMLAH MUATAN YANG DIBONGKAR / MUAT
 SISTIM MUAT / BONGKAR (SIMULTAN …)
 JUMLAH BAHAN BAKAR, AIR YANG DIPERLUKAN
 JUMLAH SLOP YANG AKAN DI POMPA
 JUMLAH MANIFOLD, UKURAN YANG DAPAT DIPAKAI.

51
V. TINDAKAN PENCEGAHAN SEBELUM KEGIATAN

 TUTUP SEMUA PINTU DAN JENDELA

 SISTIM VENTILASI MANUAL, DIAWASI
 AIR CONDITIONING, SISTIM SIRKULASI
 PORTABLE AIR COND.(BILA ADA), DIMATIKAN
 KEGIATAN SEMUA CLOSED SYSTEM
 PEMBUANGAN GAS, HANYA MELALUI VENT RISER
 MUR,BAUD MANIFOLD, LENGKAP TERPASANG
 KONDISI HOSE, MEMENUHI PERSYARATAN
 TALI TAMBAT, TETAP KENCANG
 CUACA BURUK, KEGIATAN DIHENTIKAN
 OVERBOARD DISCHARGE VALVE, DITUTUP
 SEMUA DECK OPENING, DITUTUP.
 MOTOR BOAT / PERAHU DILARANG MERAPAT.-
52
VI. PRE-CARGO TRANSFER DISCUSSIONS ( ARRIVAL
MEETING :

1. PERTUKARAN INFORMASI MENGENAI PERSONIL YANG BERTUGAS

DARI KEDUA PIHAK, SELAMA KAPAL MELAKUKAN KEGIATAN DI
DERMAGA.
2. PETUGAS TERMINAL MEMASTIKAN BAHWA PEMBUANGAN SISA
MUATAN/AIR BALLAST DAN SEMUA PERSYARATAN MUAT
BONGKAR, SUDAH SALING DIPAHAMI
3. BILA MEMUNGKINKAN, PIHAK KAPAL MELAKUKAN
PEMERIKSAAN TERHADAP PERLENGKAPAN TERMINAL, APAKAH
SUDAH SESUAI KETENTUAN …….

53
4. KETERANGAN MENGENAI TEKANAN, TEMPERATUR DAN HEEL
DARI CARGO TANKS
5. KESEPAKATAN MENGENAI JUMLAH, JENIS MUATAN, RATES DAN
TANGKI YANG DIMUAT / BONGKAR
6. TIGA JENIS MUATAN TERAKHIR YANG DIMUAT, UNTUK MENJAGA
KEMUNGKINAN KONTAMINASI
7. TERSEDIA CARGO HAZARD DATA SHEET DAN DITEMPATKAN
DIKAPAL PADA TEMPAT YANG MENCOLOK
• A REVIEW OF PORT AND YETTY REGULATIONS
• ANY FURTHER INFORMATION OR PROCEDURES RELEVANT
TO THE SHIP ALONGSIDE SITUATION SHOUD BE DISCUSSED
• THE SHIP / SHORE SAFETY CHECK LIST HAVE BEEN
COMPLETED.-

54
 SHIP/SHORE SAFETY CHECK LIST:

BAG. A : BULK LIQUID GENERAL –

PHYSICAL CHECKS
BAG. B : BULK LIQUID GENERAL –
VERBAL VERIFICATION
BAG. C : BULK LIQUID CHEMICALS –
VERBAL VERIFICATION
BAG. D : BULK LIQUEFIED GASES –
VERBAL VERIFICATION

55
 CONTOH :

SHIP/SHORE SAFETY CHECK LIST

Ship’s Name : ………….
Berth : …………. Port : ……………
Date of Arrival : …………. Time of Arrival : …………….

PART ‘A’ – BULK LIQUID GENERAL - PHYSICAL CHECKS

BULK LIQUID-GENERAL SHIP TERMINAL CODE REMARK

1. There is safe access between the ship and shore R

2. The ship is securely moored R

3. The agreed ship/shore communication system is operative A R System …….

Back up ……
21. The ship is ready to move under its own power P R

56. The Pre – Arrival COW check list ……..

56
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
 KEBAKARAN KAPAL DITERMINAL

TINDAKAN PIHAK KAPAL :

 SEGERA INFORMASIKAN KE TERMINAL

 SIAPKAN INTERNATIONAL SHORE CONNECTION
 REGU PEMADAM KAPAL, SIAP
 TUTUP SEMUA PINTU, JENDELA DAN MATIKAN VENTILASI
 LAKUKAN PENDINGINAN DAERAH YANG BERSEBELAHAN DENGAN
LOKASI KEBAKARAN

66
66
TINDAKAN PIHAK TERMINAL
 SEGERA BUNYIKAN TANDA BAHAYA
 REGU DARURAT, SIAP
 MENGHUBUNGI Pwa.SENIOR/JAGA KAPAL, BANTUAN APA YANG
DIPERLUKAN KAPAL
 MENGHENTIKAN SEMUA KEGIATAN MUAT/BONGKAR, SEMUA KAPAL
 MENYIAPKAN REGU, UNTUK MELEPAS LOADING ARM
 MELAPORKAN KEJADIAN KEPUSAT PENGENDALIAN
 INFORMASI BERISI : NAMA, LOKASI KAPAL YANG TERBAKAR DAN KAPAL-
KAPAL YANG TERLIBAT, JENIS KEBAKARAN, JENIS BANTUAN, KORBAN DAN
JENIS KERUSAKAN
 SEMUA KAPAL YANG SEDANG BERTAMBAT, DIBERI INFORMASI DAN
SUPAYA MENYIAPKAN MESIN KAPAL, UNTUK SEWAKTU – WAKTU OLAH
GERAK MENINGGALKAN DERMAGA

67
D. MONITORING AND SAFETY SYSTEM

68
 SAFETY DEVICES
1. LOW PRESSURE LUB OIL TRIP (TURBIN)
2. BEARING HIGH TEMPERATURE TRIP
3. OVERSPEED TRIP
4. OVER LOAD TRIP
5. HIGH TEMPERATURE GLAND TRIP
6. HIGH TEMPERATURE PUMP CASING TRIP
7. EMERGENCY STOP.
P.R.

4
7
3 5 PUMP
TURBINE

2
1

E.R.

69
69
70
1.2 LOADING, UNLOADING CARE ………….
CHEMICAL TANKER OPERATION
BALLASTING

BALLAST PASSAGE DOCK

Inerting
Tank cleaning
DE-BALLASTING And /gas freeing

LOADING

LOADED PASSAGE

CHANGING CARGO
UN-LOADING

71
A. CARGO MEASUREMENTS AND CALCULATION

KALKULASI MUATAN.

RELATIF DENSITY (RD): BERAT JENIS SUATU ZAT, DIBANDINGKAN DENGAN

BERAT JENIS AIR MURNI(1). APABILA 1 LITER MINYAK BERATNYA 0,951 kg,
MAKA MINYAK TSB MEMPUNYAI RD = 0,951.
RELATIF DENSITY MINYAK (RD), DIUKUR DENGAN ALAT HIDROMETER.
PERHITUNGAN MENGGUNAKAN RUMUS DARI “THE AMERICAN PETROLEUM
INSTITUTE” (API :
API = 141,5 - 131,5
RD at 600F
API AKAN NAIK, APABILA RD TURUN.

72
TABEL ASTM

Series I - TABLE 5 & 6 - FOR API, OF, 60OF

Volume I:
Generalized Crude Oils (Tables 5A & 6A)
Volume II:
Generalized Products (Tables 5B and 6B)
Volume III:
Individual and Special Applications (Table 6C)
Series II - TABLE 23 & 24 - FOR RELATIVE DENSITY, oF, 60oF
Volume IV:
Generalized Crude Oils (Tables 23A & 24A)
Volume V:
Generalized Products (Tables 23B and 24B)

73
Volume VI:
Individual and Special Applications (Table 24C)
Series III - TABLE 53 & 54 - FOR KG/cm3 DENSITY, oC, 15oC
Volume VII:
Generalized Crude Oils (Tables 53A & 54A)
Volume VIII:
Generalized Products (Tables 53B and 54B)
Volume IX:
Individual and Special Applications (Table 54C)
Volume X:
Background, Documentation, Program Listings
Volume XI / XII - ASTM D 1250-80 - API standard 2540 and IP Designation
200 apply

74
Volume XI - ENTRY WITH API GRAVITY
Table 1
Interrelation of Units of Measurement
Table 2
Temperature Conversions
Table 3
API Gravity at 60oF to Relative Density 60/60oF and to Density at 15oC
Table 4
U.S. Gallons at 60F and Barrels at 60F to Litres at 15C against API Gravity at 60F
Table 8
Pounds per US Gallon at 60F and US Gallons at 60F per pound against API Gravity
at 60F
Table 9
Short Tons per 1000 US Gallons at 60F and Barrel at 60F against API Gravity at 60F

75
Table 10
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Short Ton against API Gravity at 60F
Table 11
Long Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against API
Gravity at 60F
Table 12
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Long Ton against API Gravity at 60F
Table 13
Metric Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against API
Gravity at 60F
Table 14
Cubic Metres at 15C per Short Ton and per Long Ton against API Gravity at
60F

76
Volume XII - ENTRY WITH RELATIVE DENSITY
Table 21
Relative Density 60/60oF to API Gravity at 60oF and to Density at 15oC
Table 22
US Gallons at 60F to Litres at 15C and Barrels at 60F to Cubic Metres at 15C
Table 26
Pounds per US Gallon at 60F and US Gallons at 60F per Pound against Relative
Density 60/60F
Table 27
Short Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against Relative
Density 60/60F
Table 28
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Short Ton against Relative Density
60/60F

77
Table 29
Long Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against Relative
Density 60/60F
Table 30
US Gallons at 60F and Barrels At 60F per Long Ton against Relative Density
60/60F
Table 31
Cubic Metres at 15C per Short Ton and per Long Ton against Relative Density
60/60F
Table 33
Specific Gravity Reduction to 60F for Liquefied Petroleum Gases and Natural
Gasoline
Table 34
Reduction of Volume to 60F against Specific Gravity 60/60F for Liquefied
Petroleum Gases

78
Table 51
Density at 15C to Relative Density 60/60F and to API Gravity at 60F
Table 52
Barrels at 60F to Cubic Metres at 15C and Cubic Metres at 15C to Barrels at
60F
Table 56
Kilograms per Litre at 15C and Litres at 15C per Metric Ton against Density at
15C
Table 57
Short Tons and Long Tons per 1000 Litres at 15C against Density at 15C
Table 58
US Gallons and Barrels per Metric Ton against Density at 15C

79
PROCEDURE OF CALCULATIONS
Working with Density at 15oC in air:
1) Observed Ullage - apply corrections - get Corrected Ullage
2) Observed Interface - apply corrections - get Corrected Interface
3) From Corrected Ullage, find Total Observed Volume TOV (in cubic metres)
4) From Corrected Interface, find Volume of Water (in cubic metres)
5) TOV - Water = Gross Observed Volume (GOV) of Cargo (in cubic metres)
6) Use Density at 15C and Observed Temperature (oC) and find Volume
Correction Factor (VCF) from Table 54
7) Gross Standard Volume (GSV) = GOV x VCF (cubic metres)
8) Weight Correction Factor (WCF) = Density at 15C in vacuum - 0.0011 (or
the Density at 15C in air)
9) Weight in Air (Metric Ton) = GSV x WCF(Density at 15C in air)
10) Weight in Vaccum (Metric Ton) = GSV x Density at 15C in vacuum

80
• Working with API Gravity at 60oF :
• 1) Observed Ullage - apply corrections - get Corrected Ullage
• 2) Observed Interface - apply corrections - get Corrected Interface
• 3) From Corrected Ullage, find Gross Observed Volume (in US Barrels)
• 4) From Corrected Interface, find Volume of Water (in US Barrels)
• 5) GOV - Water = Observed Volume of Cargo (in US Barrels)
• 6) Use API Gravity at 60F and Observed Temperature (oF) and find Volume
Correction Factor (VCF) from Table 6
• 7) Gross Standard Volume (GSV) = Observed Cargo Volume (Barrels) x VCF
(in US Barrels)
• 8) Find Weight Correction Factor (WCF) from Table 13
• 9) Weight in Air (Metric Tons) = GSV x WCF

81
Working with Relative Density at 60/60oF :
1) Observed Ullage - apply corrections - get Corrected Ullage
2) Observed Interface - apply corrections - get Corrected Interface
3) From Corrected Ullage, find Gross Observed Volume (in cubic metres)
4) From Corrected Interface, find Volume of Water (in cubic metres)
5) GOV - Water = Observed Volume of Cargo (in cubic metres)
6) Use Relative Density at 60/60F and Observed Temperature (oF) and find
Volume Correction Factor (VCF) from Table 24
7) Gross Standard Volume (GSV) = Observed Cargo Volume (m3) x VCF (in
m3)
8) Weight in Air (Metric Ton) = GSV x Relative Density at 60/60F

82
Total observed volume (TOV)
The total volume of material measured in the tank including cargo (oil or
chemical), free water (FW), entrained sediment and water (S&W), sediment
and scale as measured at observed temperature and pressure.
Free water (FW)
Water layer existing as a separate phase in the tanks, normally detected by
water-paste or interface detector and usually settled at the bottom of the
cargo tank depending on relative density of the cargo.
Sediment & Water (S&W or BS&W)
Entrained material within the oil bulk, including solid particles and
dispersed water, also sometimes known as base sediment and water
(BS&W). Expressed always as a percentage of the total cargo quantity, is
found out be collecting average sample of the cargo inline during transfer
and calculated by centrifuge technique in a laboratory.

83
Gross observed volume (GOV)
It is the Total Observed Volume (TOV) less free water (FW) and bottom
sediment, being the measured volume of product and sediment & water
(S&W) at observed temperature and pressure. Bottom sediment are
normally not present on board a chemical or clean oil product tanker and
therefore not deducted whereas it may be present in a dirty oil carrier, but
be very difficult to ascertain.

Gross standard volume (GSV)

It is the measured volume of product and S&W at standard conditions of
15°C and atmospheric pressure. In practice is the GSV the GOV multiplied
by the volume correction factor (VCF) obtained from the appropriate
ASTM/IP Petroleum

84
Net standard volume (NSV)
It is normally applicable only to Crude Oils. NSV is the GSV minus S&W,
being a measurement of the dry oil quantity at standard conditions. For
clean oil products and chemicals, the S&W is not normally included within
the receiver's quality specifications.
The term Weight in Air is that weight which a quantity of fluid appears to
have when weighed in air against standard commercials weights so that
each will have a mass (weight in vacuum) equal to the nominal mass
associated with it.
The term Weight in Vacuum refers to the true mass of a fluid.

85
STOWAGE PROBLEM

STOWAGE PLAN

CERTIFICATE OF FITNESS KAPAL INI, MENCAKUP MUATAN YANG AKAN

DIMUAT SEPERTI TSB DIBAWAH INI :
 
1. ACRYONITRILE 6. SULPHURIC ACID
2. STYRENE 7. CARBON TETRACHLORIDE 8.
ETHYLENE DICHLORIDE
3. BENZENE 9. TOLUENE
4. NITRIC ACID 10. PALM OIL.-
5. LUB OIL

86
 BERDASARKAN SPESIFIKASI DARI “CARGO HANDLING & EQUIPMENT” :

• TANKI CENTER DAN WINGS, DIBANGUN UNTUK S.G. 1,4 DAN TEMPERATUR
S/D 350C

• TANKI CENTER : SISTIM PENGUKURAN “CLOSE SYSTEM” DAN P/V RELIEF

VALVE SETTING P= 3 psig VACUUM = 1 psig.

• WING TANKS 1, 2, 4 DAN 5 DILENGKAPI DENGAN “RESTRICTED GAUGING”

DAN P/V RELIEF VALVE SET PADA P = 2,5 psig DAN VACUUM = 0,5 psig.

87
• WING TANKS 3 (PORT&STB) DENGAN “CLOSED GAUGING” DAN P/V RELIEF
VALVE SETTING P= 3 psig VACUUM = 1 psig.

• CENTER TANKS SISTIM VENTILASI “INDEPENDENT”

SISTIM VENTILASI WING TANKS : COMMON SYST. :

• TANK 1 & 2 PORT : COMMON SYSTEM
• TANK 1 & 2 STB : COMMON SYSTEM
• TANK 4 & 5 PORT DAN STB : COMMON SYSTEM
• TANK 3 p & STB : COMMON SYSTEM
• SEMUA TANKI, DILENGKAPI DENGAN “HIGH LEVEL ALARM”.

88
REFERENSI YANG HARUS TERSEDIA :
• IBC CODE
• US COMPATIBILITY CHART
• CARGO HAZARD DATA SHEET.

89
PERTIMBANGAN DALAM MEMBUAT STOWAGE PLAN, PERHATIKAN :
a. SHIP TYPE AND TANK TYPE
b. COATING COMPATIBILITY
c. ADJACENT STOWAGE : REACTIVITY BETWEEN CARGOES, REACTIVITY
BETWEEN CARGO AND WATER.
d. VENTING : REACTIVITY, P/V VALVE SETTINGS.
e. LIMITATIONS OF QUANTITIES IN RESPECT OF S.G.
f. REQUIRED GAUGING
g. INERTING
h. STOWAGE OF TOXIC CARGOES IN RELATION TO ACCOMMODATION
i. LIST
j. PROTECTIVE CLOTHING, GAS DETECTION AND FIRE PROTECTION.-
 

90
 DATA SPESIFIKASI MUATAN DARI SHIPPER :
 
CINNAMENE
S.G. = 0,9
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,0009 PER 10C
CONCENTRATION 99,3 %
SULPHUR MAX. % BY WEIGHT 0,02
ALDEHYDES MAX. % BY WEIGHT 0,02
PEROXIDES MAX. % BY WEIGHT 0,01
POLYMER MAX. % BY WEIGHT 0,2.

91
SULPHURIC ACID
S.G. 1,6
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,00056/10C
CONCENTRATION 77%
 PALM OIL
S.G. 0,9
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,0006/10C
FFA 2,5%
CARRIAGE TEMPERATURE 400C
 ACRYLONITRILE
S.G. 0,8
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,000109/10C
CONCENTRATION 99,5%
ALPHA 1,5 MAX. WATER 0,2% BY WEIGHT
IRON 0,2 ppm

92
 CARIDOL / CTC
S.G. 1,6
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,001236/10C
WATER 0,02% MAX.
COLOURLESS
 
TOLUENE
S.G. 0,6
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,001/10C

93
DUTCH LIQUID
S.G. 1,2
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,00116/10C
PURITY 99%
COLOUR 10 ALPHA UNITS
WATER 0,02%
 NITRIC ACID
S.G. 1,6
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,00045/10C
CONCENTRATION 64%
 LUB OIL
S.G. 0,9
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,0005/10C
 BENZENE
S.G. 0,8
COEFFICIENT OF CUBIC EXPANSION 0,001215/10C
CONCENTRATION 99% THIOPHENE FREE.-

94
 COATING COMPATIBILITY LIST

E ZS SS
STYRENE LA1 A A
FUEL OIL A LA2 A
PALM OIL LA3 LA4 A
ACRYLONITRILE LA1 A A
SULPHURIC ACID - - A
BENZENE LA1 A A
PARAFFIN OIL A A A
ETHYLENE DICHLORIDE LA5 LA5 LA5
TOLUENE LA1 A A
LUB OIL A A A
CARBON TETRACHLORIDE LA1/LA5 LA5 LA5
NITRIC ACID - - A

95
KETERANGAN :
• A : ACCEPTABLE
• LA1 : SOFTENS EPOXY. VENTILATE 24 HOURS AFTER DISCHARGE AND
BEFORE BALLASTING/LOADING NEXT CARGO
• LA2 : ACID NUMBER NOT EXCEED 5
• LA3 : ACID VALUE NOT EXCEED 20
• LA4 : ACID VALUE NOT TO EXCEED 5
• LA5 : MUST BE DRY.
• TABEL DIATAS, UNTUK MENGANGKUT PRODUK PADA NORMAL
TEMPERATUR PENGANGKUTAN.-

96
B. THE EFFECT OF BULK CARGO ………..

LOADING PLAN

PERSIAPAN SEBELUM MEMUAT :

1. TRIM SUPAYA SELALU POSITIF SEWAKTU MEMUAT / MEMBONGKAR

MUATAN
2. TEMPATKAN MUATAN SESUAI RENCANA OPERASI PEMBONGKARAN
3. PERHITUNGKAN BEBAN MUATAN / STRESS  LOADICATOR
4. SESUAIKAN RENCANA MEMUAT DENGAN BUKU PETUNJUK “LOADING
AND STABILITY INFORMATION“
5. PENEMPATAN MUATAN SESUAIKAN DENGAN IBC CODE ( TANKS & SHIP
TYPE COMPATIBILITY )
6. MUATAN YANG SALING BEREAKSI JANGAN DITEMPATKAN PADA TANGKI
YANG BERSEBELAHAN

97
7. PIPA YANG BERHUBUNGAN ANTAR MUATAN YANG SALING BEREAKSI ,
SUPAYA DIPASANG FLENS MATI (BLANK FLENS)
8. PERHATIKAN “ CARGO HAZARDS DATA SHEET “ PADA DAFTAR
“COMPATIBILITY CHART”
9. MUATAN YANG BERACUN, JANGAN DITEMPATKAN BERSEBELAHAN
DENGAN PRODUK MAKANAN , FARMASI ATAUPUN KOSMETIK
10. HARUS TERSEDIA DAFTAR COMPATIBILITY MUATAN TERHADAP COATING
TANGKI, DARI PABRIK
11. PRODUK YANG BERPOLIMERISASI (STYRENE, VINYL CHLORIDE, LINSEED
OIL / BAHAN BAKU MINYAK SAYUR ), JANGAN SAMPAI TERKENA /
TERPENGARUH OLEH PANAS
12. PRODUK YANG MUDAH MENGUAP ( AROMATIC HYDRCARBON,
KETONES, ALCOHOLS dsb ), JANGAN DITEMPATKAN BERSEBELAHAN
DENGAN MUATAN YANG MEMBUTUHKAN PEMANASAN
13. TANGKI BEKAS MUATAN YANG “ STRONG ODOUR “ ( FISH OIL, PHENOLS,
TURPENTINE dsb ), JANGAN LANGSUNG DIMUATI MUATAN YANG PEKA
TERHADAP BAU ( GLYCOLS, VEGETABLE OIL, ALCOHOLS dsb )

98
14. JANGAN MENGANGKUT MUATAN KIMIA ( SEPERTI NAPHTA MURNI )
PADA TANGKI BEKAS MUATAN YANG MENGANDUNG TIMAH HITAM
15. HINDARI MENEMPATKAN JENIS MUATAN YANG PEKA TERHADAP AIR
ATAUPUN TERHADAP CHLORIDE ( KETONES, ALCOHOLS, METHANOL,
GLYCOLS dsb ) PADA TANGKI BEKAS MUATAN YANG MEMPUNYAI HIGH
BOILING POINT ATAUPUN LOW WATER SOLUBILITY (LUB OILS &
ADDITIVES)  TANGKI HARUS BENAR – BENAR KERING (DILAP) , TUTUP
TANGKI DAN GLAND PACKING HARUS KEDAP
16. PERIKSA KONDISI PENGUNCIAN DAN PENUTUPAN KATUP-KATUP
(VALVES)
17. PERIKSA KEKEDAPAN PIPA–PIPA PEMANAS ……

99
18. BILA MEMUAT MUATAN YANG REAKTIF DENGAN UDARA :
 HARUS KEDAP TERHADAP UDARA  DISELIMUTI DENGAN GAS
N2 MURNI
 TANGKI, PIPA, POMPA DAN VENTING PIPE DIPURGING PAKAI GAS
N2 MURNI TERLEBIH DAHULU
 SEWAKTU MEMUAT / MEMBONGKAR MUATAN DENGAN
KONDISI ATMOSFIR INERT (N2 )
 SELAMA PELAYARAN, TEKANAN TANGKI SELALU DIJAGA POSITIP
19. BILA MEMUAT MUATAN YANG REAKTIF TERHADAP AIR LAUT, HARUS
TERISOLASI TERHADAP AIR LAUT :
 KAPAL DENGAN DOUBLE BOTTOM DAN DOUBLE WING TANKS
ANTARA MUATAN DENGAN AIR LAUT
 DENGAN TANGKI YANG BERISI AIR, DISEKAT OLEH COFFERDAM
ATAU TANGKI KOSONG ( VOID SPACE )
 PIPA MUATAN HARUS TERPISAH DENGAN PIPA – PIPA AIR
 SISTIM VENTILASI HARUS TERPISAH

100
20. BILA MEMUAT MUATAN – MUATAN YANG INCOMPATIBLE PASTIKAN :
 KAMAR POMPA ATAU COFFERDAM ATAU TANGKI KOSONG ATAU
VOID SPACE ADA DIANTARA TANGKI – TANGKI YANG BERISI
MUATAN YANG INCOMPATBLE
 PALING SEDIKIT ADA TANGKI YANG BERISI MUATAN YANG BERISI
MUATAN MUTUALY COMPATIBLE DIANTARA MUATAN YANG
INCOMPATIBLE
 MEMPUNYAI PIPA MUATAN TERSENDIRI DAN TIDAK MENEMBUS
KETANGKI YANG BERISI MUATAN INCOMPATIBLE
 MEMPUNYAI SISTIM VENTILASI SENDIRI ( INDEPENDENT TYPE )
21. AGAR PROSEDUR DIATAS DAPAT TERLAKSANA DENGAN BAIK, SUPAYA
DILENGKAPI DENGAN CHECK LIST.-

101
 CERTIFICATE of INHIBITOR

 NAME of INHIBITOR
 ppm ADDED
 DATE INHIBITOR ADDED
 DURATION OF PROTECTION
 RECOMMENDED CARGO CARRIAGE TEMPERATURE
 ppm REQUIRED FOR EFFECTIVE INHIBITION
 TOXIC PROPERTIES OF INHIBITOR.-

102
C. CHEMICAL CARGO RELATED OPERATIONS ………

FILLING RATIO

FILLING RATIO (% VOL.) = 100 x { 1 – (RT)} - S

R = Koefisien Muai Isi per 10C

T = Perbedaan temperatur yang mungkin terjadi selama pelayaran,
dalam derajat Celcius
S = Safety margin (batas aman) umumnya 2% vol.

103
Contoh perhitungan :

Kapal memuat muatan A, dengan koefisien muai isi = 0,001 dan temperatur
muat = 100C, temperatur pelayaran max. 300C. Kapasitas tangki = 100 m3.
Berat jenis = 0,9.
Filling ratio = 100x{1- (0,001 x 20)} – 2
=100 x (0,98) – 2
= 96 %
Berat muatan = 96 x 0,9 = 86,4 mt.

104
 LOADING
OPERATION

105
SEBELUM MULAI LOADING :
1. PERWIRA YANG BERTANGGUNG JAWAB, MEMBUAT KESEPAKATAN
DENGAN PIHAK TERMINAL :
a. JUMLAH MANIFOLD YANG AKAN DIGUNAKAN
b. CARGO YANG AKAN DIMUAT
c. JENIS BAHAYA DARI MUATAN DAN PENCEGAHANNYA
d. TEMPERATUR YANG HARUS DIJAGA SELAMA LOADING
e. KAPASITAS LOADING RATE MAKSIMUM, UNTUK SETIAP JENIS
MUATAN
2. KECEPATAN LOADING, BUKAN BERDASARKAN KAPASITASNYA,
MELAINKAN KESANGGUPAN KAPAL MENERIMANYA : UKURAN PIPA,
SISTIM VENTILASI DAN KONDISI PIPA
3. LOADING RATE AWAL, “LOW RATE” UNTUK MENCEGAH PENUMPUKAN
LISTRIK STATIS.

106
4. PADA KAPAL PARCEL, PERINTAH LOADING HARUS DISEPAKATI SEBELUM
KAPAL TIBA DIPELABUHAN, UNTUK PERENCANAAN LOADING PLAN,
SEPERTI PENGHENTIAN PEMUATAN UNTUK PENGAMBILAN CONTOH
(SAMPLE) MUATAN, UNTUK PEMANTAUAN KWALITAS (QUALITY
CONTROL), PEMASUKAN ZAT ADITIV, DLL.
5. PENJAGAAN SELAMA OPERASI PEMUATAN, HARUS SELALU DILAKUKAN
6. ALUR PIPA-PIPA DAN SISTIM VENTILASI, SERING DIPERIKSA
7. PERIKSA APAKAH ADA KEBOCORAN / REMBESAN.
8. SETELAH SEMUA DILAKUKAN, LOADING RATE DAPAT DILAKUKAN
DENGAN “FULL RATE”
9. APABILA MEMUAT SECARA SIMULTAN, PROSEDUR TSB DIATAS HARUS
DILAKSANAKAN UNTUK SETIAP “GRADE” NYA.-

107
DISCHARGING.

1. SEBELUM PEMBONGKARAN MUATAN, BUAT KESEPAKAN TERLEBIH

DAHULU DENGAN PIHAK TERMINAL, MENGENAI JENIS-JENIS MYUATAN
YANG AKAN DIBONGKAR, KECEPATAN MAKSIMUM DAN TEKANAN
PEMBONGKARAN YANG DAPAT DITERIMA DARAT,
2. PEMBONGKARAN MUATAN, DILAKUKAN DENGAN MENGIKUTI HASIL
KESEPAKATAN TSB DIATAS
3. SELAMA OPERASI PEMBONGKARAN MUATAN, PERHATIKAN HAL-HAL
KHUSUS DALAM PERSYARATAN KESELAMATAN UNTUK SETIAP JENIS
MUATANNYA
4. SELESAI OPERASI PEMBONGKARAN MUATAN, TERBITKAN “DRY
CERTIFICATE” YANG DITANDA TANGANI OLEH PIHAK DARAT.-

108
 TANK CLEANING

SUATU KEGIATAN MEMBERSIHKAN KOTORAN / SISA MUATAN

DIDALAM TANGKI .

TUJUAN :
 UNTUK MENCEGAH PENUMPUKAN “SLUDGE”
 MENJAGA KONDISI TANGKI TERJAMIN KEBERSIHANNYA
 UNTUK MENCEGAH TERKONTAMINASINYA MUATAN
 UNTUK PERSIAPAN :
1. PENGISIAN AIR BALLAST BERSIH
2. PENGGANTIAN MUATAN
3. MEMASUKI TANGKI
4. MENUJU DOK

109
TANK WASHING MACHINE

110
TWIN NOZZLE (PORTABLE)

111
112
E. CALIBRATE AND USE MONITORING AND GAS DETECTION SYSTEM

PERALATAN PENDETEKSI / PENGUKUR KADAR GAS :

FIXED SYSTEM DAN PORTABLE.

PORTABLE GAS INDICATOR

• COMBUSTIBLE GAS INDICATOR

– EXPLOSIMETER  0 % s/d 1% Vol.
– TANK SCOPE / GAS SCOPE  0% s/d 100% Vol.

• OKSIGEN METER

• TOXIC METER
113
113
 TANK ATMOSPHERE EVALUATION

100
GAS / AIR MIXTURE
C DIAGRAM

% Rich / U.E.L.
(Upper Explosive Limit
V
O 10
L. Flammable Range
1
POOR /LEAN /L.E.L.
10 21
(Lower Explosive Limit)
O2 % VOL.

114
114
OXYGEN METER

115
115
TOXIC GAS METER

116
116
TANK SCOPE / GAS SCOPE
TANK SCOPE / GAS SCOPE
RANGE :
0 to 100% Vol.

117
117
EXPLOSIMETER
EXPLOSIMETER
ANALOG

On - Off Adjusting Zero Indicating meter

Knob 0 to 100% LEL

118
118
F. MANAGE AND SUPERVISE PERSONAL ……………
1. PELAKSANAAN PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN MUATAN .
 SEBELUM DILAKUKAN KEGIATAN, KAPAL DAN PIHAK TERMINAL
MEMBUAT SUATU PERSETUJUAN TENTANG PROSEDUR
KESELAMATAN, PERALATAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM
KEADAAN DARURAT, TAHAPAN PEMBONGKARAN / PEMUATAN,
BERGANTIAN / SIMULTAN, KAPASITAS MAKSIMUM / MINIMUM,
PENGHENTIAN DALAM KEADAAN DARURAT, STOP KAPAL / DARAT
DAN TELAH MEMENUHI SHIP/SHORE SAFETY CHECK LIST.
 HARUS ADA SEORANG PERWIRA YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN
YANG BERTUGAS JAGA DI DEK.
 HARUS ADA SEORANG PERWAKILAN DARI DARAT SEBAGAI
PENANGGUNG JAWAB DISISI TERMINAL BESERTA NOMOR TELEPON
YANG DAPAT DIHUBUNGI.
 HARUS SELALU ADA PETUGAS JAGA DI TERMINAL UNTUK
PENGAWASAN KEBOCORAN PIPA PEMUAT.

119
 SISTIM KOMUNIKASI ANTARA DARAT KAPAL YANG TELAH DISETUJUI,
SUDAH DIPAHAMI OLEH KEDUA PIHAK.
 TENGGANG WAKTU PEMBERITAHUAN YANG DISETUJUI SEBELUM
MEMULAI / MENGAKHIRI PEMUATAN / PEMBONGKARAN DAN PROSEDUR
PENGHENTIAN SECARA DARURAT, APABILA DIPERLUKAN.
 SELAMA PELAKSANAAN SELALU DIADAKAN PEMERIKSAAN /
PENGAWASAN TERHADAP TEKANAN, JUMLAH MUATAN YANG DI MUAT /
BONGKAR DAN PEMERIKSAAN TERHADAP KEMUNGKINAN KEBOCORAN
YANG MUNGKIN TERJADI. SETIAP TERJADI PENYIMPANGAN ATAU
KEBOCORAN, SEGERA DILAPORKAN KEPADA PERWIRA YANG
BERTANGGUNG JAWAB.
 PENGUKURAN MINYAK DAN PENGAMBILAN SAMPEL, APABILA SECARA
TERBUKA, HARUS BERDIRI DIATAS / MELINTANG ARAH ANGIN.

120
 DALAM PEMBONGKARAN MUATAN, TERDAPAT KEMUNGKINAN TERJADI
TEKANAN MENGHENTAK-HENTAK (PRESSURE SURGES). INI DAPAT
DITIMBULKAN OLEH KESALAHAN DALAM PENGOPERASIAN KATUP-KATUP,
DITUTUP SECARA CEPAT ATAU TERBUKA HANYA SEDIKIT, SEDANGKAN
POMPA SEDANG BERJALAN.
 PEMBONGKARAN/PEMUATAN MUATAN, HENDAKNYA DIAWALI DENGAN
KECEPATAN RENDAH.
 PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL MUATAN, DILAKUKAN
SETENGAH JAM SETELAH PENGHENTIAN UNTUK KEPERLUAN TERSEBUT.
 KEGIATAN TERAKHIR DALAM PEMBONGKARAN, ADALAH PENGERINGAN /
STRIPPING DENGAN MENGGUNAKAN STRIPPING PUMP.
 SELESAI PEMBONGKARAN/PEMUATAN, DILAKUKAN FLUSHING ATAU
DRAINING (PENCERATAN).-

121
 1.A. LOADING PROCEDURE
(CHIEFMATE ‘S LOADING ORDER)

1. JENIS PRODUK YANG AKAN DIMUAT

2. FINAL ULLAGE UNTUK MASING – MASING TANGKI
3. DENSITY / A.P.I. /S.G. / TEMPERATUR TIAP JENIS PRODUK PADA SAAT
MULAI LOADING
4. JUMLAH MUATAN , MASING – MASING JENIS
5. FINAL DRAUGHT AND TRIM
6. PERINTAH LAIN, MENYANGKUT PELAKSANAAN PEMUATAN :
 LOADING SEQUENCES
 LAST TANK
 LINE DISPLACEMENT
 KATUP YANG HARUS TETAP DIBUKA / TUTUP / SEGEL
 WHEN IN DOUBT, SHUT DOWN  LEBIH BAIK KEHILANGAN WAKTU,
DARIPADA TERJADI TUMPAHAN MINYAK ATAU JENIS BAHAYA LAIN. …..

122
 SEGERA HENTIKAN KEGIATAN, APABILA TERJADI :
 TEKANAN TIBA – TIBA NAIK, TANPA DIKETAHUI SEBABNYA
 ADA GENANGAN MINYAK DISEKITAR KAPAL
 SLANG PEMUAT, BOCOR
 KATUP MACET
 TERLIHAT API DI DERMAGA / KAPAL LAIN YANG BERDEKATAN
 KAPAL HANYUT, TROS SANGAT KENDOR
 TROS TAMBAT, PUTUS
 TERCIUM BAU ASAP YANG MENCURIGAKAN
 KAPAL LAIN HANYUT, MENDEKAT
 SETIAP SITUASI YANG DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA.-

123
 1.B. DISCHARGING PROCEDURE
1. GET THE BOW UP : PEMBONGKARAN DIMULAI DARI TANGKI
DEPAN, DAYA ISAP POMPA LEBIH BAIK, SISA MUATAN TERKUMPUL
PADA STRIPPING SUCTION
2. KUMPULKAN SISA MUATAN, PADA SATU TANGKI
3. PERIKSA KAMAR POMPA SESERING MUNGKIN, PERIKSA
KEBOCORAN, PENUMPUKAN GAS, KONDISI POMPA, DRIVE SHAFT
SEAL APAKAH OVER HEAT ?
4. TWO VALVES SEPARATION, DUA JENIS PRODUK BERBEDA
DIPISAHKAN OLEH DUA KATUP YANG TERTUTUP……

124
5. PERHATIKAN DAN JAGA TEKANAN DISCHARGE
6. CHIEFMATE’S DISCHARGING ORDER, BERISI DETAIL URUTAN
PEMBONGKARAN MUATAN, POMPA YANG DIGUNAKAN, TEKANAN
MAKSIMUM, KATUP YANG DI BUKA / TUTUP , SUPAYA DIPELAJARI
SEBELUM MENERIMA TUGAS JAGA
7. LOG BOOK ENTRIES, SUPAYA DIPERHATIKAN, SEPERTI HALNYA
SEWAKTU LOADING
8. WHEN IN DOUBT, SHUT DOWN. JANGAN RAGU – RAGU UNTUK
MENGGUNAKANNYA
9. FLOAT TAPE, SELESAI PEMBONGKARAN, SEGERA DINAIKAN
10. HEATING COILS, DITUTUP PADA SAAT MENJELANG
PENGERINGAN……

125
11. MOORING LINES, PERHATIKAN KEKENCANGAN NYA, KAPAL
SEMAKIN TINGGI DAN PENGARUH PASANG NAIK / SURUT
12. SHIP’S STRESS, ATUR PEMBONGKARAN SEDEMIKIAN RUPA, UNTUK
MENGHINDARI STRESS YANG BERLEBIHAN
13. SHIP’S LIST, USAHAKAN KAPAL TIDAK SENGET
14. BILA DARAT MENGGUNAKAN BOOSTER PUMP, JALANKAN POMPA
KAPAL DENGAN SLOW SPEED. PERHATIKAN TEKANAN, BILA
TURUN, BOOSTER BEKERJA BAIK. BILA TEKANAN NAIK, SEGERA
MATIKAN POMPA KAPAL DAN TUTUP MANIFOLD VALVE, BERARTI
BOOSTER PUMP SALAH OPERATE.
15. JALANKAN INERT GAS SYSTEM (BILA TERSEDIA), PANTAU KADAR
OKSIGENNYA. DAPAT MENAMBAH TEKANAN ISAP CARGO PUMP.-

126
 EMERGENCY PROCEDURE
IF THIS HAPPENS DO THIS

FIRE NON FLAMMABLE. TANKS CONTAINING ACID WILL BE SAFE UP TO

BOILING POINT. HOWEVER TO MINIMIZE EVOLUTION OF TOXIC FUMES
(WHICH MAY RESTRICT VISIBILITY IN THE AREA). TANKS SHOULD BE
KEPT COOL WITH WATER SPRAY. WATER MUST NOT ENTER TANK

LIQUID IN EYE DO NOT DELAY. FLOOD EYE GENTLY WITH CLEAN FRESH WATER OR
CLEAN SEA WATER FORCING THE EYE OPEN. IF NEEDS BE CONTINUED
WASHING FOR AT LEAST 15 MINS.

LIQUID ON SKIN DO NOT DELAY. FLOOD EFFECTED AREA WITH WATER AND REMOVE
CONTAMINATING CLOTHING. CONTINUE WASHING FOR AT LEAST 15
MINS.
VAPOUR INHALED REMOVE FICTIM TO FRESH AIR. IF BREATHING HAS STOPPED OR IS WEAK
OR IRREGULAR, GIVE MOUTH TO MOUTH OR MOUTH TO NOSE
RESUSCITATION

SPILLAGE AVOID CONTACT WITH THE LIQUID. WEAR FULL PROTECTIVE CLOTHING
AND GOGGLES . EXTINGUISH SOURCES OF IGNITION. FLOOD WITH
COPPIOUS AMOUNT OF WATER. INFORM PORT AUTHRITIES IF MAJOR
SPILLAGE OCCURS.

127