Anda di halaman 1dari 47

REFFERAT DOKTER MUDA

PENGIRIMAN BARANG BUKTI UNTUK


PEMERIKSAAN TAMBAHAN KASUS FORENSIK

Oleh :
DOKTER MUDA
UNIVERSITAS PATTIMURA KELOMPOK II
Pembimbing:
dr. H. Haryadi Apuranto, Sp.F (K)

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Barang bukti yang sah sesuai Pasal 183 – 184 KUHAP

• Bantuan Kedokteran Forensik dan Medikolegal pada


penyidik  untuk membantu mendapatkan barang bukti pada
pemeriksaan TKP dan otopsi.

• Otopsi  tidak selalu dapat menentukan sebab kematian 


dibutuhkan pemeriksaan tambahan
Latar Belakang (Lnjt…)
• Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan adalah
a. Pemeriksaan Histopatologi,
b. Pemeriksaan Toksikologi
c. Pemeriksaan Analisis DNA.
Latar Belakang (Lnjt…)
Usaha menjaga agar bahan pemeriksaan tetap bernilai

Diperlukan penanganan khusus meliputi :


• Cara pengambilan bahan,
• Cara pemilihan pengawet,
• Cara pembungkusan,
• Cara penyegelan serta pengirimannya
Rumusan Masalah
Bagaimana cara dan prosedur pengirimanan barang
bukti untuk pemeriksaan tambahan kasus forensik?
Tujuan
• Tujuan Umum
Mengetahui cara dan prosedur pengirimanan barang
bukti untuk pemeriksaan tambahan kasus forensik.

• Tujuan Khusus
Mengetahui cara pengumpulan, pengawetan dan
pengiriman barang bukti untuk :
• Pemeriksaan Histopatologi.
• Pemeriksaan Toksikologi.
• Pemeriksaan Analisis DNA.
Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam menambah
informasi dan pengetahuan mengenai cara dan prosedur
pengirimanan barang bukti untuk pemeriksaan tambahan
kasus forensik sehingga membantu kepentingan peradilan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi penyidik  menjadi bahan informasi untuk
pencarian dan pengumpulan barang bukti guna
kepentingan peradilan.
b. Bagi Tenaga medis  menjadi bahan informasi cara
pengumpulan hingga pengiriman barang bukti yang
dapat membantu jalannya proses peradilan.
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Tujuan pemeriksaan tambahan histopatologi :
• Menegakkan diagnosis sebab kematian
• Mengkonfirmasi temuan makroskopis
• Memberi gambaran histomorfologi perjalanan penyakit
• Gambaran intravitalitas
• Menentukan umur secara histomorphologi (infark
lama/baru, umur luka)

KEMATIAN MENDADAK, ABORSI, HANGING-CHOCKING-THROTTLING


(ASPHYXIA), TENGGELAM, TRAUMA THERMIK, TRAUMA LISTRIK, LUKA
TEMBAK, KERACUNAN
CARA PENGAMBILAN BAHAN
• Jaringan dipotong dengan ukuran 3 x 2 x 0,5 cm.
Tebal jaringan tidak lebih dari 0,5 cm .
• Dapat menggunakan mikrotom.
Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan jaringan

• Jaringan yang dipilih jangan ditekan atau ditusuk


• Hindari kontak dengan air, jangan dicuci atau dipegang
dengan tangan basah
• Tidak mengirimkan bahan yang telah membusuk
Cara Pengawetan
Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
• Sediakan wadah atau stoples yang terbuat dari gelas atau
plastik
• Memasukan jaringan kedalam wadah jaga jangan sampai
terlipat.
• Tambahkan bahan pengawet yaitu larutan formalin 10%
secukupnya sampai seluruh jaringan terendam sempurna.
Jangan ada jaringan yang mengapung.
• Tutup rapat wadah atau stoples
Cara Pengiriman

dibungkus Bungkuslah sekali


lagi
dan diikat dengan tali
Wadah di masukan bubuhkan alamat
tidak bersambung
kedalam kotak kardus laboratorium yang
ikatan tali diberi label dituju serta alamat
dan segel pengirim
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
Pada kasus kematian mendadak / nontrauma

keracunan harus selalu dipikirkan

Otopsi

Kadang racun tertentu dapat dideteksi
Pengambilan Bahan
Pada korban hidup :
• Amankan sisa bahan makanan, minuman, / obat2an / sisa
bahan yg diduga sebagai penyebab keracunan
• Amankan sisa bahan muntahan, cairan kumbah lambung
yg pertama kali
• Sediakan darah 10 ml tanpa anti koagulan
• Sediakan urine 100 ml
Pada jenazah:
1. Darah
Diperoleh dari pembuluh darah perifer  vena femoralis,
vena iliaka, vena subsklavia  sekitar 15-20 ml
2. Humor Vitreus
Sekitar 3-5 mL pd tiap bola mata
3. Cairan serebrospinal
Dikumpulkan sekitar 10mL
4. Organ-organ
Organ dikelompokan  urutan kontaknya racun pada
organ tubuh  3 stasiun
a. Stasiun I
Organ traktus digstivus : lambung, sebagian usus
besar & usus halus beserta isinya.
b. Stasiun II
Organ lain : hati, paru, jantung, limpa, otak maupun
pankreas.
Hati dan otak  500 gr,
Paru  setengah bagian
c. Stasiun III
Organ traktus urogenitalis : ginjal kiri dan kanan,
kandung kencing beserta isinya.
5. Larva dan belatung
Larva dikumpulkan  dibekukan atau ditempatkan
dalam sebuah vial alkohol membunuh dan
mengawetkan larva hingga akan dianalisis.
Pada kasus tertentu, diambil pula bahan lain :
• Darah pada vena femoralis dan urin  keracunan alkohol
• Susmsum tulang atau jaringan otot sebagai pengganti
darah  keracunan CO
• Rambut, kuku (dicabut seluruhnya) dan tulang 
keracunan arsen kronis
• Jaringan lemak subkutan  keracunan insektisida jenis
organofosfat
Cara Pengawetan
• Sebaiknya diserahkan dalam keadaan segar
• Bila keadaan tidak memungkinkan  perlu pengawetan pada
bahan tersebut.
• Pengawet : alkohol absolut 96%  ekonomis dan mudah
didapat.
• Perbandingan volume bahan pemeriksaan dan pengawet  2/3
volume wadah.
• Pada korban dengan kecurigaan keracunan alkohol :
Bila memungkinkan  digunakan pengawet selain alkohol
absout atau dikirim dalam keadaan segar
Bila tidak memungkinkan diawetkan dengan dry ice / es batu
/ larutan NaF 1%.
• Kirim contoh bahan pengawet yang digunakan sejumlah 100 ml
CARA PENGIRIMAN
• Bahan pemeriksaan yang akan dikirim dimasukan dalam
wadah atau stoples dengan syarat :
 Terbuat dari gelas atau plastik inert
 Bermulut lebar dan dapat ditutup rapat dengan
ukuran yang disesuaikan dengan volume bahan
pemeriksaan
 Bersih dari bahan kimia, bila memungkinkan masih
baru.
Bahan pemeriksaan diambil pada saat dilakukan
otopsi.

Bahan pemeriksaan dimasukan dalam wadah 


ditambahkan pengawet  tutup rapat

Tepi tutup dilapisi parafin/ lilin / seal  diikat dgn


tali tak bersambung sedemikian rupa  diberi
lebel & segel

Masukkan dalam kotak  Bungkus kotak dengan kertas


bersih cantumkan alamat laboratorium yang dituju &
alamat pengiriman  Kirim melalui kurir, pos atau paket.
• Sekali sampel dikumpulkan, harus didinginkan hingga
sampel dikirim, terutama jika akan ditunda pengirimannya
lebih dari satu hari.
• Semua kotak berisi sampel tabung diwajibkan harus berisi
bantalan penyerap yang mampu menyerap isi tabung jika
tabung pecah.
• Tidak boleh meletakan tabung berisi spesimen biologi
dengan longgar dalam kardus untuk pengiriman.
• Masukan wadah kedalam kotak kardus yang cukup tebal,
jaga awar wadah atau stoples tidak begerak.
• Sisi luar kotak harus diberi tanda “Biological Specimen”.
PEMERIKSAAN DNA
• Tes DNA atau disebut juga dengan DNA fingerprinting
adalah suatu teknik biologi molekuler yang dipakai untuk
kepentingan pengujian forensik terhadap materi uji
berdasarkan profil DNA.
Kelebihan tes DNA

Ketepatan yang lebih tinggi.

Kestabilan yang tinggi.

Pilihan sampel yang luas.

Dapat mengungkap kasus sulit

Sensitifitas yang amat tinggi


a. Darah
Sampel darah cair  Darah dari seseorang

• Diambil dengan semprit oleh petugas yang berpengalaman

• Siapkan 2 tabung dengan EDTA.

• Isi tiap tabung dengan ± 5 ml darah.

• Tiap tabung ditutup dan diberi label

• Simpan di pendingin

• Dikemas dan kirim ke laboratorium pemeriksaan DNA


 Darah cair di TKP
• Hisap dengan semprit bersih (steril) atau pipet disposibel

• Pindahkan dalam tabung steril

• Darah beku dapat diambil dengan spatel yang bersih

• Dapat dipakai kain katun bersih untuk menyerap darah.

• Sampel darah cair diberi anti koagulan

• Diberi label, simpan di pendingin

• Dipak dan dikirim ke laboratorium


 Darah cair dalam air atau salju, es.
• Segera mungkin diambil untuk menghindari
pengenceran lanjut

• Dalam jumlah cukup di masukan dalam tempat


bersih (botol)

• Hindari kontaminasi

•Simpan di pendingin, bila mungkin di bekukan.

•Beri label, dipak dan kirim ke laboratorium.


2. Bercak darah basah

Bercak darah basah


Benda dengan bercak darah basah
Di pakaian
Benda

Setelah kering Hisap bercak


Diletakan dalam tersebut dengan
masukan dalam Masukan dalam
permukaan kain katun bersih
bersih, keringkan kantong kertas kemudian kantong kertas
di udara (amplop) keringkan di
udara

Beri label dan segera kirim ke laboratorium.


3. Bercak darah kering
• Pada benda yang dapat
dipindahkan,missal : senjata, kain, sprei

• Kumpulkan benda tersebut

• Tiap item masukan dalam kantong kertas

•Beri label dan segera kirim ke laboratorium


b. Sprema dan Bercak Sperma
1. Sperma cair
• Hisap dengan semprit bersih (steril) atau pipet disposable
• Pindahkan dalam tabung steril
• Diberi label, simpan di pendingin
• Dapat pula sperma cair diserap dengan kapas bersih,
keringkan di udara
• Beri label, dipak dan dikirim ke laboratorium
2. Bercak sperma pada benda yang dapat
dipindah. Misal : celana, pakaian, sprei,
bantal, guling, dll
• Bila bercak masih basah, keringkan di udara
• Bila perlu benda yang bebercak dipotong
• Masukan dalam kantong kertas
• Beri label, dipak dan dikirim ke laboratorium
3. Bercak sperma pada benda besar yang
dapat dipotong. Misal : Karpet, tempat tidur,
kasur, atau perkakas lain
• Potong daerah bebercak dengan pisau atau gunting
bersih
• Masukan tiap potongan dalam kantong kertas
• Hindari kontaminasi
• Beri label, dipak dan dikirim ke laboratorium
4. Bercak sperma pada benda yang tidak
dapat dipindah dan permukaan tidak
menyerap. Misal : lantai, logam, kayu, dll
• Bercak dikerok dengan alat yang bersih
• Letakan kerokan pada kertas bersih dan lipatlah
• Masukan dalam kantong kertas
• Beri label
• Dipak kemudian kirim ke laboratorium
5. Barang bukti sperma pada tubuh korban
kejahatan seksual
• Korban biasanya diperiksa di rumah sakit
• Barang bukti dapat ditemukan di mulut, vagina dan anus
korban
• Tiap item ditempatkan pada wadah tersendiri, beri label
• Dipak dan kirim ke laboratorium
c. Jaringan, Organ dan Tulang
 Jaringan, Organ dan Tulang SEGAR
• Ambil tiap jaringan, organ dan tulang segar dengan pinset
• Tiap item ditempatkan pada wadah yang bersih tanpa
diberi pengawet
• Beri label
• Simpan di pendingin
• Dipak dan dikirim ke labolatorium
 Jaringan, Organ dan Tulang TIDAK SEGAR
• Ambil tiap jaringan organ dan tulang dengan sarung
tangan bersih
• Tiap item ditempatkan pada wadah yang bersih tanpa
diberi pengawet
• Beri label
• Simpan disuhu kamar
• Dipak dan kirim ke labolatorium

DNA otot sangat sedikit  so, jumlah minimal 25 mg 


Jaringan lain hati dan ginjal  15 mg.
d. Urin, Saliva, dan Cairan tubuh lain
 Sampel Cair
• Urin atau saliva cair masukan ketempat steril dari plastic
atau kaca sesegera mungkin
• Simpan di pendingin
• Beri label, dipak dan dikirim ke laboratorium
 Bercak Urin dan Saliva
• Bercak dikerok dengan alat yang bersih atau memotong
benda yang mengandung bercak
• Masukkan kerokan pada kantong kertas
• Beri label, dipak kemudiam kirim kelaboratorium
e. Rambut
• Cabut beberapa helai dengan pinset bersih, berikut dengn
akarnya
• Usahakan pencabutan tidak merusak folikel
• Rambut yang tercampur darah, jaringan atau cairan tubuh
yang lain diperlakukan dengan hati-hati
• Tempatkan pada wadah bersih
• Simpan dipendingin
• Beri label, dipak dan kirim ke laboratorium
f. Pulpa Gigi
• Cabut gigi yang masih utuh (tidak rusak)
• Masukan dalam kantong kertas
• Beri label, dipak, kemudian kirim kelaboratorium
g. Cairan Amnion
• Dilakukan oleh tenaga ahli yg terlatih (dr Sp. Obsgin) 
kehamilan 14 mgg
• asepsis dan antisepsis tanpa anastesi lokal insersi
jarum dgn dituntun USG  Aspirasi cairan amnion 0,5 ml,
buang  Aspirasi lagi 30 ml
• Jarum dicabut, janin dimonitor keadaan jantungnya 
Simpan dipendingin  Beri label, di pak dan kirim ke
laboratorium
 Label pada Sampel untuk Pemeriksaan Analisis DNA
Dibuat dari kertas agak tebal, memuat :
• Identitas korban
• Jenis dan jumlah bahan pemeriksaan yang dikirim
• Tempat dan saat pengambilan bahan atau pembungkusan
dan penyegelan
• Ttd, nama terang petugas penyegel dan dr. yg melakukan
otopsi
• Cap stempel dinas + segel dinas  ikatkan di wadah
 Cara Pengepakan sampel pemeriksaan DNA
• Masukan wadah berisi bahan pemeriksaan kedalam kotak
kardus  jaga jgn tumpah
• Jaga suhu dalam keaadaan dingin
• Bungkus kardus tersebut dengan rapi
• Ikat kardus dengan tali tak bersambung
• Pada ikatan tali di beri label dan segel
• Kemudian bungkuslah sekali lagi dangan kertas yang
bersih
• Tulis alamat laboratorium  Contoh Alamat laboratorium
untuk pemeriksaan analisa DNA :
Bagian/ Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga –
RSU Dr. Soetomo Jl. Maijen Prof. DR. Moestopo 6 – 8,
Jawa Timur
 Lampiran Surat-Surat
• Surat pemeriksaan analisa DNA yg juga berisi
keteranggan yg lengkap megenai identitas korban/
pasien, keterangan kasus, bahan yg dikirim
• Berita acara pengepakan, penyegelan, dilampiri contoh
segel dinas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai