Anda di halaman 1dari 34

IRISAN KERUCUT

Oleh
Siti Nurlaela (180631031)
Zhilal Hafidzoh (180631026)
Pengertian
Himpunan titik (x, y) yang memenuhi persamaan

AX2 + BXY + CY2 + DX + EY + F = 0 disebut irisan


kerucut. Secara geometris kurvanya dapat diperoleh
dengan memotong suatu kerucut tegak lurus dengan
suatu bidang datar.
Jenis-jenis Irisan Kerucut

Parabola Ellips
Lingkaran

Hiperbola
Lingkaran
Bidang irisan tegak lurus sumbu kerucut, hasil irisannya
berbentuk lingkaran. Hasil irisannya
berbentuk lingkaran
Definisi Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama


terhadap suatu titik tertentu. Titik tertentu itu disebut pusat lingkaran.
Y

jari-jari (r) merupakan jarak


titik pusat lingkaran
P(x,y) terhadap lingkaran.
r

O X
Persamaan Lingkaran
a. Persamaan Lingkaran dengan pusat di (0,0)

Y Perhatikan gambar disamping!


Jarak dari titik P(x,y) ke pusat
lingkaran (0,0) adalah:

P(x,y)
PO =  x  0 2   y  0 2
r <=> r = x 2
 y 2

X
O <=> r2 = x 2  y 2

Jadi, persamaan lingkaran dengan


pusat di (0,0) adalah:

r2 = x  y
2 2
b. Persamaan lingkaran dengan pusat di (a,b)

Y Perhatikan gambar disamping!


Jarak dari titik P(x,y) ke pusat
lingkaran A(a,b) adalah:

P(x,y) PA =  x  a  2   y  b 2
r
<=> r =  x  a  2   y  b 2
A(a,b)
<=> r2 =  x  a  2   y  b  2

X
O

Jadi, persamaan lingkaran dengan


pusat di (a,b) adalah:

r2 =  x  a    y  b 
2 2
PARABOLA
Bidang irisan sejajar dengan salah satu garis pelukis, hasil irisannya
berbentuk parabola.

Hasil irisan berbentuk


parabola

Gambar 4
Definisi Parabola:
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik P sedemikian sehingga jarak
P dari suatu titik tertentu selalu sama jaraknya dari suatu garis tertentu.

A
P(x,y)

X
O
F(P,0)

A’

x = -p
Gambar 5
Titik tertentu itu disebut fokus, garis tertentu itu disebut direktriks.
Garis yang tegak lurus pada direktriks dan melalui fokus disebut sumbu
parabola. Perpotongan antara sumbu dan parabola disebut puncak
parabola.

Untuk memperoleh persamaan parabola, ambil sumbu-sumbu koordinat


yang fokus F mempunyai koordinat F(p,0) dan garis direktriks AA’
mempunyai persamaan x = -p, dan puncak parabola (0,0). (lihat gambar 5)

Pengambilan sumbu-sumbu koordinat itu menuju ke persamaan yang


paling sederhana. Menurut definisi, jarak PF harus sama dengan jarak dari P
ke AA’ (tegak lurus).
Jarak P ke AA’ adalah x  p

Jarak P ke F adalah  x  p  2   y  0 2
Sehingga diperoleh:
x p   x  p  2   y  0 2 ... (kedua ruas dikuadratkan)
2
x  p    x  p   y 
2 2 2
 
 x 2  2 px  p 2   x  p   y 2
2

 x 2  2 px  p 2  x 2  2 px  p 2  y 2
 2 px  2 px  y 2
 y 2  4 px

Jadi, persamaan parabola dengan fokus F(p,0) dan garis direktriks x= -p


adalah y 2
 4 px
Dengan cara yang sama dapat diperoleh persamaan-persamaan parabola
dengan fokus dan direktriks yang berbeda.

Persamaan-persamaan parabola tersebut dapat disajikan dalam tabel


berikut.
 Puncak (0,0)
Persamaa Fokus Direktri Sumbu Grafiknya
n ks parabola
y 2  4 px (p,0) x = -p Sumbu x Terbuka ke kanan
y 2  4 px (-p,0) x =p Sumbu x Terbuka ke kiri
(0,p) y = -p Sumbu y Terbuka ke atas
x 2  4 py
(0,-p) y=p Sumbu y Terbuka ke bawah
x  4 py
2
 Puncak (h,k)

Persamaan Fokus Direktrik Sumbu Grafiknya


s parabola

 y  k  2  4 p x  h  (h+p,k) x = h-p y=k Terbuka ke kanan


(h-p,k) x =h+p y=k Terbuka ke kiri
 y  k  2  4 p x  h 
(h,k+p) y = k-p x=h Terbuka ke atas
 x  h 2
 4 p y  k 
(h,k-p) y = k+p x=h Terbuka ke bawah
 x  h  2  4 p y  k 
ELIPS
Bidang irisan dengan sumbu kerucut membentuk sudut α, α < 900, hasil
irisannya berbentuk elips.
Hasil irisan berbentuk elips

Gambar 7
Definisi Elips:
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik P sedemikian sehingga jumlah
jarak P terhadap dua titik tertentu adalah tetap.
a Y a
  x x
e e

D(0,b) P(x,y)

b
a

A(-a,0) O F2(p,0) X
F1(-p,0) C(a,0)

B(0,-b)

Gambar 8
 Kedua titik tertentu itu disebut fokus-fokus elips.
 Garis penghubung kedua fokus disebut sumbu panjang (sumbu mayor).
 Garis melalui titik tengah kedua fokus dan tegak lurus terhadap sumbu
sumbu mayor disebut sumbu pendek (sumbu minor).
 Titik potong kedua sumbu disebut pusat elips.
 Titik potong elips dengan kedua sumbu disebut puncak elips (A, B, C, D).
 Jarak A ke C dan B ke D masing-masing merupakan panjang dari sumbu
panjang dan sumbu pendek.

Persamaan elips dapat diperoleh dengan:


 Pilih sumbu-sumbu yang berfokus F1 ( p,0) dan F2 ( p,0)
 Misalkan jumlah jarak yang tetap adalah 2a berarti 2a > 2p atau a > p
 
Sehingga menurut definisi, diperoleh
PF1  PF2  2a
  x  p  2   y  0 2   x  p  2   y  0 2  2a
  x  p  2  y 2   x  p  2  y 2  2a
  x  p  2  y 2  2a   x  p  2  y 2
Kuadratkan kedua ruas, maka diperoleh

 x  p  2  y 2  4a 2  4a  x  p  2  y 2    x  p  2  y 2 
 x 2  2 px  p 2  y 2  4a 2  4a  x  p   y 2  x 2  2 px  p 2  y 2
2

 4 px  4a 2  4a  x  p   y 2
2

 px  a 2   a  x  p   y 2
2
Kuadratkan kembali kedua ruas, maka diperoleh

p 2 x 2  2a 2 px  a 4  a 2  x  p   y 2
2


 p 2 x 2  2a 2 px  a 4  a 2 x 2  2 px  p 2  y 2 
 p 2 x 2  2a 2 px  a 4  a 2 x 2  2a 2 px  a 2 p 2  a 2 y 2
 a4  a2 p2  a2 x2  p2 x2  a2 y2
   
 a2 a2  p2  a2  p2 x2  a2 y2
  
 a 2  p 2 x 2  a 2 a 2  p 2 ...(1) 
Karena a > p, maka a  p dan a  p  0
2 2 2 2

Misalkan a  p  b ,  b  0 
2 2 2

Maka persamaan (1) menjadi b x  a y  a b ...(2)


2 2 2 2 2 2
2 2
Bagilah masing-masing ruas persamaan (2) dengan a b , maka diperoleh
b 2 x 2 a 2 y 2 a 2b 2
2 2
 2 2  2 2
ab ab ab
x2 y2
 2  2 1
a b
Jadi, persamaan elips dengan fokus F1 ( p,0) dan F2 ( p,0) adalah

x2 y2
2
 2 1
a b
Dengan cara yang sama dapat diperoleh persamaan-persamaan elips
dengan fokus, sumbu mayor dan sumbu minor yang berbeda.
 Persamaan-persamaan elips tersebut dapat disajikan dalam tabel
berikut.
 Pusat (0,0)

Persamaan Fokus Sumbu mayor Sumbu minor

2 2 F1 ( p,0) Terletak pada Terletak pada


x y sumbu x sumbu y
2
 2 1 F2 ( p,0)
a b
Terletak pada Terletak pada
x2
y2
F1 (0, p)
 1 sumbu y sumbu x
b 2
a 2 F2 (0, p )
 Pusat (h,k)

Persamaan Fokus Sumbu Sumbu minor


mayor

 x  h 2   y  k  2 1
F1 (h  p, k ) y=k x=h

a 2
b 2 F2 (h  p, k )
x= h y=k
 x  h 2   y  k  2 1
F1 (h, k  p)
b 2
a 2
F2 (h, k  p)
HIPERBOLA
Bidang irisan sejajar dengan sumbu kerucut hasil irisannya berbentuk
hiperbola

Hasil
irisannya
berbentuk
hiperbola
Persamaan Pusat Bola
 Bola berpusat M (a,b,c)
Jika diketahui sebaran titik P (x,y,z) pada permukaan sebuah P (x,y,z)
bola, maka jarak P ke M adalah r. Sehingga:

𝑃𝑀 = (𝑥 − 𝑎)2+(𝑦 − 𝑏)2+(𝑧 − 𝑐)2 = 𝑟 r

atau dengan bentuk lain:


M (a,b,c)
𝑟 2 = (𝑥 − 𝑎)2+(𝑦 − 𝑏)2+(𝑧 − 𝑐)2

O
 Bola berpusat O (0,0,0)
Jika P (x,y,z) sebarang titik pada permukaan bola, maka jarak
P ke O (0,0,0) adalah r. Sehingga:
Contoh:
𝑃𝑂 = (𝑥 − 0)2+(𝑦 − 0)2+(𝑧 − 0)2 = 𝑟 1. (x − 1)2+(y − 2)2+(z − 3)2= 144
atau dengan bentuk lain: 2. x2 + y2 + z2 = 9
𝑟2 = 𝑥 2 + 𝑦2 + 𝑧2
Persamaan Umum Bola
(𝑥 − 𝑎)2+(𝑦 − 𝑏)2+(𝑧 − 𝑐)2= 𝑟 2

𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 − 2𝑐𝑧 + 𝑎2 + 𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑟 2


= 0 atau
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
dimana

−2𝑎 = A −2𝑏 = B −2c = C 𝑎2 + 𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑟2 = D

𝑎 = − 1𝐴 𝑏 = − 1𝐵 𝑐 = − 1𝐶 1 2
1 2
1 2
2 2 2 Jari − jari 𝑟 = 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 −𝐷
4 4 4

1
1

Pusat 𝑃 −1 𝐴, − 𝐵, −
𝐶 2 2
2
Persamaan Bola
Melalui 4 Titik
Jika diketahui empat buah titik 𝑃(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1), Q 𝑥 2, 𝑦2, 𝑧2 , 𝑅(𝑥 3, 𝑦3, 𝑧3) dan S(𝑥4, 𝑦4, 𝑧4), maka:

𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 + 𝐷 = 0


1 1 1
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥2 + 𝐵𝑦2 + 𝐶𝑧2 + 𝐷 = 0
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
2 2 2
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥3 + 𝐵𝑦3 + 𝐶𝑧3 + 𝐷 = 0 Metode Eliminasi
3 3 3
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥4 + 𝐵𝑦4 + 𝐶𝑧4 + 𝐷 = 0
4 4 4

𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 𝑥 𝑧
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 𝑦 1
1 1
𝑥12 + 𝑦 2 + 𝑧 2
2 2 𝑥1 𝑦1 𝑧1 =0 Dicari Determinan
𝑥2 + 𝑦2 + 2 𝑧2 1
3 3 𝑥2 𝑦2
𝑥2 + 𝑦2 + 3 𝑧2
4 4 𝑥3 𝑦3 𝑧2
4 1
𝑥4 𝑦4
𝑧3
1
𝑧4
1
Koordinat Bola pada Sistem Koordinat
Kartesius, Bola dan Silinder
 Koordinat Silinder dan Koordinat bola
1. Koordinat Cartesius ( x,
y, z )
2. Koordinat Silinder ( r, θ, z )
3. Koordinat bola ( ρ, θ, φ )
P (x,y,z) P (ρ , θ, φ )
φ
z P (r,θ, z )
ρ
x
r
y
z
θ θ
Bola dan Bidang Rata

Jika diketahui sebuah bola S berjari-jari r


dan berpusat M. Lalu terdapat bidang V
dengan d adalah jarak terdekat pusat M
dengan bidang V. Maka terdapat tiga
kemungkinan hubungan antara kedua objek
geometri tersebut, yaitu:
1. Bidang memotong bola, maka 𝑑 < 𝑟
2. Bidang menyinggung bola, maka 𝑑 = 𝑟
3. Bidang di luar bola, maka 𝑑 > 𝑟
Bidang Singgung Bola
Bola P berpusat 𝑀(𝑎, 𝑏, 𝑐) Titik Singgung Bidang
𝑆: 𝑥2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0 N 𝑥 1, 𝑄: 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
𝑦1, 𝑧1
Karena:
• 𝑀𝑁 = 𝑥1 − 𝑎, 𝑦1 − 𝑏, 𝑧1 − 𝑐
• 𝑀𝑄 = 𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − 𝑐
Maka:
𝑀𝑄 ∙ 𝑀𝑁 = 𝑟 2
⟺ 𝑥1 − 𝑎, 𝑦1 − 𝑏, 𝑧1 − 𝑐 ∙ 𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − 𝑐 = 𝑟 2
⟺ 𝑥1 − 𝑎 𝑥 − 𝑎 + 𝑦1 − 𝑏 𝑦 − 𝑏 + 𝑧1 − 𝑐 𝑧 − 𝑐 =
⟺ 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 − 𝑎 𝑥1 + 𝑥 − 𝑏 𝑦1 + 𝑦 − 𝑐 𝑟𝑧21 − 𝑧 + 𝑎 2 + 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑟 2 = 0
1 1 1
⟺ 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 + 𝐴 𝑥1 + 𝑥 + 𝐵 𝑦1 + 𝑦 + 𝐶 𝑧1 + 𝑧 + 𝐷 = 0
Karena MN ⊥ bidang singgung 2 2 2
V, dan sebarang titik Q (x,y,z), Persamaan Bidang Singgung Bola di Titik N 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1
MN⊥ NQ, maka:
𝑀𝑄 ∙ 𝑀𝑁 𝑀𝑄 ∙ 𝑀𝑁 • Jika persamaan bola 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 𝑟 ⟹ 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 = 𝑟
2 2 2 2 2

⟺𝑟 = = • Jika persamaan bola (𝑥 − 𝑎)2+(𝑦 − 𝑏)2+(𝑧 − 𝑐)2= 𝑟 2 ⟹ 𝑥1 𝑥−𝑎 +


𝑀𝑁 𝑟
−𝑎
⟺ 𝑟2 = 𝑀𝑄 ∙ 𝑀𝑁 𝑦1 − 𝑏 𝑦 − 𝑏 + 𝑧1 − 𝑐 𝑧 − 𝑐 = 𝑟 2
Bidang Kutup Sebuah Titik
Terhadap Bola
Diketahui titik P(x1, y1, z1) di luar bola x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0.
Akan dicari Bidang Kutub:

Misalkan Q(x0, y0, z0) sebarang titik pada lingkaran singgung, maka
Bidang Kutub
bidang
singgun di Q pada bola B: x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0, adalah:
x0x + y0y + z0z +1/2 A(x + x0) + 1/2B(y + y0 ) + C(z + z0) + D = 0
bidang ini melalui P(x1,y1,z1) maka:
x0x1 + y0y1 + z0z1 +1/2A(x1+x0) + 1/2B(y1+y0) + 1/2C(z1+z0)
+ D = 0,
jalankan x0,y0,z0, didapat:
x1x + y1y + z1z + 1/2A(x + x1) +1/2B(y + y1) + 1/2C(z+
z1) + D = 0.
Kuasa Titik Terhadap Bola
• Dari titik P(x1, y1, z1) di luar bola B pusat M(a,b,c) jari-jari R dapat dibuat sebarang garis
potong PAB, garis singgung PQ.
• Secara geometrik ternyata PA. PB = tetap = PQ2. Nilai yang tetap inilah yang dinamakan
kuasa P terhadap bola B atau KPB.
• Mencari nilai KPB : PQ2 = PM2 – QM2
KPB = (x1 – a)2 + (y1 – b)2 + (z1 – c)2 – R2
ternyata nilai ruas kiri persamaan bola (= ruas kanan nol) setelah koordinat P(x1,y1,z1)
disubstitusikan.
• Ada tiga kemungkinan:
i. KP > 0, bila P di luar bola
ii. KP = 0, bila P pada bola.
iii. KP < 0, bila P di dalam bola
Contoh:
Tentukan kuasa P(1, 2, -1) terhadap bola: x2 + y2 + z2 – 2x + y = 7
Bidang Kuasa Dua Bola
• Tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap dua bola: B1 = 0 dan B2 = 0 berupa
sebuah bidang yang dinamakan bidang kuasa.
• Persamaan bidang kuasa dirumuskan dengan B1 = B2 atau B1 – B2 = 0.

B1: x2 + y2 + z2 + A1x + B1y + C1z + D1 = 0


⇓
⟹ 𝐵1 = 𝐵2
B2: x2 + y2 + z2 + A2x + B2y + C2z + D2 = 0
x 0 + y0 + z0 + A1x0 + B1y0 + C1z0 + D1 = x0 + y0 + z0 + A2x0
2 2 2 2 2 2

+ B2y0 + C2z0 + D2

⇓
(A – A )x
1 2 0 + (B1 - B2) y0 + (C1 – C2)z0 + (D1 –
D2 ) = 0

x , y , z jalankan akan didapat:


0 0 0

(A – A )x + (B
1 2 1 - B2) y + (C1 – C2)z + (D1 – D2)
=0

Persamaan bidang kuasa dua bola


Sifat-Sifat Bidang Kuasa Dua Bola
i. Bidang kuasa tegak lurus sentral M1M2
ii. Bila B1 dan B2 saling berpotongan, maka bidang kuasanya bidang potong pesekutuan (irisan) dari kedua
bola tersebut.
iii. Bila kedua bola bersinggungan, bidang kuasanya bidang singgung persekutuan di titik singgung
iv. Bila kedua bola tidak berpotongan (saling asing) bidang kuasanya berada di antara kedua bola tersebut.
v. Bila kedua bola sepusat, maka bidang kuasanya di lapang jauh takhingga.
Letak Dua Bola
Misal bola B1 pusat M1 jari-jari R1, bola B2 pusat M2 jari-jari R2, ada beberapa kemungkinan
letak B1 dan B2

a. Dua bola berpotongan, bila: M1M2 < R1 + R2

b. Dua bola bersinggungan:


1) di luar, bila M1M2 = R1 + R2
2) di dalam, bila M1M2 = |R1 − R2|

c. Dua bola saling asing, bila:


M1M2 > R1 + R2

d. Bola yang satu di dalam yang lain,


bila: M1M2 > |R1 − R2|
1. Syarat Berpotongan Tegak Lurus
Yang disebut sudut antara dua bola yang berpotongan adalah sudut antara dua
bidang singgung di satu titik bersekutuan.
Bila B1 dan B2 berpotongan tegak lurus, maka:
a. M1M22 = R12 + R22
b. Kuasa M1 terhadap B2 besarnya = R12

2. Syarat Berpotongan Membagi Dua.


Bila bola B1 membagi dua sama bola B2, maka:
a. M1M22 = R12 − R22
b. Kuasa M2 terhadap B1 besarnya= −R22

Anda mungkin juga menyukai