Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PEMBAKARAN

KONEBA

PT. Konservasi Energi Abadi (Persero)

Jakarta, April 2000


OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. DASAR-DASAR PEMBAKARAN

III. UDARA BERLEBIH DAN RATIO UDARA

IV. PROFIL PEMBAKARAN PADA BOILER/FURNACE

V. BURNER & SISTEM KONTROL PEMBAKARAN

VI. STUDI KASUS

Referensi

KONEBA
I. PENDAHULUAN

Apa itu pembakaran ?


Proses/reaksi kimia antara bahanbakar dengan Oksigen (O2) dari
udara.

PENGERTIAN BAHAN BAKAR :


Suatu senyawa kimia yang terdiri dari karbon dan hidrogen atau
kombinasi keduanya yang biasa disebut hidrokarbon, dan yang
akan menghasilkan panas apabila dibakar.

PENGERTIAN UDARA PEMBAKARAN :


Suatu campuran antara Oksigen, Nitrogen dan sejumlah kecil gas
inert pada proporsi (%volume atau % berat) tertentu.

KONEBA
II. DASAR-DASAR PEMBAKARAN

Hasil pembakaran
Utama : Karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan disertai energi panas
Lainnya : Karbonmonoksida (CO), abu (ash), Nox, atau sulfur (S)
bergantung pada jenis bahanbakar

C + O2 CO2 + panas
dari bahanbakar dari udara

2H2 + O2 2H2O + panas


dari bahanbakar dari udara

pembakaran
Bahanbakar + Jumlah udara teoritis Karbondioksida + Uap air +
stoikiometrik
Nitrogen dan gas-gas lainnya
(kecuali Oksigen)

KONEBA
3 (TIGA) FAKTOR PENTING DALAM PROSES PEMBAKARAN :
 WAKTU

 SUHU

 TURBULENSI

KONEBA
TARGET PEMBAKARAN :
 Membuat pembakaran optimum pada semua beban atau
kadar oksigen dalam gas buang seminimum mungkin
(khususnya pada beban yang jangka waktu operasinya
lama)

 Level oksigen minimum, artinya jumlah oksigen pada


mana asap (smoke/CO) mulai muncul dalam gas buang

KONEBA
BAHAN BAKAR

JENIS BAHAN BAKAR :

 CAIR

 GAS
 PADAT

HAL-HAL PENTING DALAM PENANGANAN BAHAN BAKAR :


 PENYIMPANAN

 SUHU PENANGANAN (handling)


 PENYIAPAN BAHAN BAKAR

KONEBA
HEATING VALUE BAHAN BAKAR

PENGERTIAN :
Nilai Pemanasan atau Heating Value atau Calorific Value suatu
bahan bakar yaitu panas yang harus diambil dari hasil pembakaran
sempurna supaya hasil pembakaran tersebut mengalami pendinginan
sampai pada suhu mula-mula campuran bahan bakar dengan udara.

2 (DUA) MACAM HEATING VALUE :


 Higher Heating Value, yaitu heating value dinyatakan dalam hal
terjadi kondensasi uap air, sehingga uap air tersebut
memberikan panas laten nya.

 Lower Heating Value, yaitu heating value dinyatakan dalam hal


tidak terjadi kondensasi uap air.

KONEBA
III. UDARA BERLEBIH DAN RASIO UDARA

BEBERAPA PENGERTIAN :

UDARA BERLEBIH (Excess Air) :


Kelebihan udara pembakaran dibandingkan dengan kebutuhan udara
teoritis/stoikiometrik nya.

RATIO UDARA (Air Ratio) :


Perbandingan antara jumlah udara aktual dengan kebutuhan udara
teoritis/stoikiometrik nya.

KEBOCORAN (Infiltrasi) UDARA PEMBAKARAN :


Udara pembakaran yang masuk melalui lubang-lubang ataupun celah
yang lain setelah daerah pembakaran sehingga mengurangi suhu gas,
menambah kehilangan panas dalam gas hasil pembakaran dan
membatasi kapasitas dapur pembakaran.

KONEBA
Bagaimana menilai suatu pembakaran berlangsung efisien atau tidak ?

Dapat diketahui dengan melihat jumlah kelebihan udara aktual dibanding teoritisnya
(% excess air) atau dengan melihat angka perbandingan antara jumlah udara aktual
dengan jumlah udara teoritisnya (ratio udara).

%O2
% Excess Air = X 100%
21 - %O2

(Jumlah udara pembakaran aktual) ( 21 )


Rasio Udara = =
(Jumlah udara pembakaran teoritisnya) ( 21 - %O2 )

KONEBA
HUBUNGAN O2 & CO2 TERHADAP EXCESS AIR
20

PERCENT O2 AND CO2 BY VOLUME (DRY)


18
Gambar-1
16
CO
2 (Bi
tum
14 in ous
als) C o
CO
12 2 (#
2-#6
Oil)
10 CO
2 (N
atu r
al G
a s)
8
O2 (Natural Gas)
6
O2 (#2-#6 Oil)
4 O2 (Bituminous Coals)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PERCENT EXCESS AIR
KONEBA
Catatan :

Jumlah udara aktual dapat diketahui dengan mengetahui kandungan O 2 atau CO2
(%vol, basis kering) dalam gas buang melalui pengukuran, sedangkan udara teoritis
dapat diketahui berdasarkan reaksi stoichiometricnya.

Jumlah udara aktual tergantung pada faktor-faktor berikut :

• Jenis bahanbakar dan komposisinya


• Disain ruang bakar (furnace)
• Kapasitas pembakaran atau firing rate (optimum: 70-90%)
• Disain dan pengaturan burner

KONEBA
HUBUNGAN EXCESS AIR, CO2, O2, DAN CO DALAM GAS BUANG

Komposisi
Gambar-2

CO O2

CO2

Deficient Air Excess Air


A B C D E

KONEBA
KOMPOSISI GAS HASIL PEMBAKARAN
Mengetahui komposisi gas buang melalui pengukuran berguna untuk dapat mengerti
dengan baik proses pembakaran yang terjadi dalam suatu boiler atau furnace.
Pada Gambar-1 hubungan antara udara berlebih dengan gas-gas hasil pembakaran dapat
dijelaskan sbb. :

 Pada laju udara dibawah kebutuhan teoritisnya (titik A), semua karbon dalam bahan
bakar tidak semuanya diubah menjadi CO2, tetapi lebih banyak CO yang dihasilkan.
 Dengan menambah udara (titik B), sebagian CO diubah menjadi CO 2 dengan melepas
lebih banyak panas. Komposisi CO dalam gas buang turun tajam dan CO 2 meningkat.
 Pada titik dimana udara stoikiometrik terpenuhi (titik C), semua karbon dapat seluruh
nya diubah menjadi CO2 pada sistem ideal. Kondisi ini tidak pernah dapat dicapai.
 Operasi pembakaran normal (titik D) pada prakteknya dapat dicapai dengan menam-
bah sedikit udara diatas kebutuhan stoikiometriknya (excess air) untuk mencapai
pembakaran lengkap. Pada kondisi ini, CO2 pada level maksimumnya, dan produksi
CO pada level minimumnya dalam gas buang. Pembakaran paling efisien.
 Semakin banyak udara ditambahkan (titik E), level CO 2 kembali turun karena bercam
pur dengan udara lebih. Udara lebih yang tinggi juga merugikan karena menurunkan
temperatur pembakaran dan menyerap panas berguna dalam gas buang.

KONEBA
REKOMENDASI O2 & CO2 PADA GAS HASIL PEMBAKARAN

BAHAN BAKAR O2 (%) CO2 (%)


LNG 1,5 10
Minyak (BBM) 2 12
Minyak No. 6 2,5 12,5
Batubara 3,5 13,5
Ampas tebu 4 17
Kayu bakar 4 18
KOMPOSISI UDARA PEMBAKARAN
% volume % berat
Oksigen 20,9 23,2
Nitrogen 79,1 76,8

KONE
STANDAR RASIO UDARA-BAHANBAKAR PADA BOILER (JIS)

Rasio Udara-Bahanbakar Standar


DIVISI Load Rate Solid Fuel Liquid Fuel Gas Fuel Blast furnace gas dan
(%) Gas produk lainya
U n t u k P o w er P l a n t 75 ~ 100 1.2 ~ 1.3 1.05 ~ 1.1 1.05 ~ 1.1 1.2
Untuk Evaporasi: lebih dari 30 t/h 75 ~ 100 1.2 ~ 1.3 1.1 ~ 1.3 1.1 ~ 1.3 1.3
Industri Evaporasi: 10 - 30 t/h 75 ~ 100 - 1.2 ~ 1.3 1.2 ~ 1.3 -
Lain Evaporasi: kurang dari 10 t/h 75 ~ 100 - 1.3 1.3 -

STANDAR TEMPERATUR GAS BUANG PADA BOILER (JIS)


o
Temperatur Exhaust Gas ( C)
DIVISI Solid Fuel Liquid Fuel Gas Fuel Blast furnace gas dan
Gas produk lainya
U n t u k P o w er P l a n t 145 145 110 200
Untuk Evaporasi: lebih dari 30 t/h 200 200 170 200
Industri Evaporasi: 10 - 30 t/h - 200 170 -
Lain Evaporasi: kurang dari 10 t/h - 320 300 -

KONEBA
IV. PROFIL PEMBAKARAN PADA BOILER/FURNACE
Uap Air Uap Air
Gambar-3
CO2 N2 CO2 N2
<O2
Panas hilang Panas hilang
A ideal B minimum

Perpindahan panas Bahan Perpindahan panas


Bahan maksimum
bakar ideal/ teoritis bakar

Rasio
Rasio optimum
ideal

Udara Udara lebih


Uap Air
Uap Air CO2
Bahanbakar
CO2 O2 tak terbakar CO
Panas hilang N2 N2
bersama udara Panas hilang
berlebih bersama bahan
C D bakar tak terbakar

Perpindahan panas Perpindahan panas


Bahan tidak merata Bahan
bakar berkurang
bakar

Udara berlebih Udara kurang

KONEBA
V. BURNER

PENGERTIAN :
Suatu alat untuk mensuplai udara dan bahan bakar ke dalam suatu
daerah (zone) pembakaran, sehingga bisa terjadi reaksi pembakaran

SASARAN YANG DIHARAPKAN :


 Nyala api yang stabil
 Pembakaran yang lengkap
 Pengontrolan yang baik
 Perlindungan dari pengoperasian yang berbahaya
 Unjuk kerja yang tetap konsisten

3 (TIGA) JENIS BURNER :


 Liquid fuel burner
 Gas burner
 Pulverized coal burner

KONEBA

Anda mungkin juga menyukai