KONEBA
I. PENDAHULUAN
Referensi
KONEBA
I. PENDAHULUAN
KONEBA
II. DASAR-DASAR PEMBAKARAN
Hasil pembakaran
Utama : Karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan disertai energi panas
Lainnya : Karbonmonoksida (CO), abu (ash), Nox, atau sulfur (S)
bergantung pada jenis bahanbakar
C + O2 CO2 + panas
dari bahanbakar dari udara
pembakaran
Bahanbakar + Jumlah udara teoritis Karbondioksida + Uap air +
stoikiometrik
Nitrogen dan gas-gas lainnya
(kecuali Oksigen)
KONEBA
3 (TIGA) FAKTOR PENTING DALAM PROSES PEMBAKARAN :
WAKTU
SUHU
TURBULENSI
KONEBA
TARGET PEMBAKARAN :
Membuat pembakaran optimum pada semua beban atau
kadar oksigen dalam gas buang seminimum mungkin
(khususnya pada beban yang jangka waktu operasinya
lama)
KONEBA
BAHAN BAKAR
CAIR
GAS
PADAT
KONEBA
HEATING VALUE BAHAN BAKAR
PENGERTIAN :
Nilai Pemanasan atau Heating Value atau Calorific Value suatu
bahan bakar yaitu panas yang harus diambil dari hasil pembakaran
sempurna supaya hasil pembakaran tersebut mengalami pendinginan
sampai pada suhu mula-mula campuran bahan bakar dengan udara.
KONEBA
III. UDARA BERLEBIH DAN RASIO UDARA
BEBERAPA PENGERTIAN :
KONEBA
Bagaimana menilai suatu pembakaran berlangsung efisien atau tidak ?
Dapat diketahui dengan melihat jumlah kelebihan udara aktual dibanding teoritisnya
(% excess air) atau dengan melihat angka perbandingan antara jumlah udara aktual
dengan jumlah udara teoritisnya (ratio udara).
%O2
% Excess Air = X 100%
21 - %O2
KONEBA
HUBUNGAN O2 & CO2 TERHADAP EXCESS AIR
20
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PERCENT EXCESS AIR
KONEBA
Catatan :
Jumlah udara aktual dapat diketahui dengan mengetahui kandungan O 2 atau CO2
(%vol, basis kering) dalam gas buang melalui pengukuran, sedangkan udara teoritis
dapat diketahui berdasarkan reaksi stoichiometricnya.
KONEBA
HUBUNGAN EXCESS AIR, CO2, O2, DAN CO DALAM GAS BUANG
Komposisi
Gambar-2
CO O2
CO2
KONEBA
KOMPOSISI GAS HASIL PEMBAKARAN
Mengetahui komposisi gas buang melalui pengukuran berguna untuk dapat mengerti
dengan baik proses pembakaran yang terjadi dalam suatu boiler atau furnace.
Pada Gambar-1 hubungan antara udara berlebih dengan gas-gas hasil pembakaran dapat
dijelaskan sbb. :
Pada laju udara dibawah kebutuhan teoritisnya (titik A), semua karbon dalam bahan
bakar tidak semuanya diubah menjadi CO2, tetapi lebih banyak CO yang dihasilkan.
Dengan menambah udara (titik B), sebagian CO diubah menjadi CO 2 dengan melepas
lebih banyak panas. Komposisi CO dalam gas buang turun tajam dan CO 2 meningkat.
Pada titik dimana udara stoikiometrik terpenuhi (titik C), semua karbon dapat seluruh
nya diubah menjadi CO2 pada sistem ideal. Kondisi ini tidak pernah dapat dicapai.
Operasi pembakaran normal (titik D) pada prakteknya dapat dicapai dengan menam-
bah sedikit udara diatas kebutuhan stoikiometriknya (excess air) untuk mencapai
pembakaran lengkap. Pada kondisi ini, CO2 pada level maksimumnya, dan produksi
CO pada level minimumnya dalam gas buang. Pembakaran paling efisien.
Semakin banyak udara ditambahkan (titik E), level CO 2 kembali turun karena bercam
pur dengan udara lebih. Udara lebih yang tinggi juga merugikan karena menurunkan
temperatur pembakaran dan menyerap panas berguna dalam gas buang.
KONEBA
REKOMENDASI O2 & CO2 PADA GAS HASIL PEMBAKARAN
KONE
STANDAR RASIO UDARA-BAHANBAKAR PADA BOILER (JIS)
KONEBA
IV. PROFIL PEMBAKARAN PADA BOILER/FURNACE
Uap Air Uap Air
Gambar-3
CO2 N2 CO2 N2
<O2
Panas hilang Panas hilang
A ideal B minimum
Rasio
Rasio optimum
ideal
KONEBA
V. BURNER
PENGERTIAN :
Suatu alat untuk mensuplai udara dan bahan bakar ke dalam suatu
daerah (zone) pembakaran, sehingga bisa terjadi reaksi pembakaran
KONEBA