Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN
OLEH :
Dinda Novia 1740603035
Fidelia Shinta Patasik 1640603017
PRAKTIKUM 1
SUKSESI SEDERHANA

A.Dasar Teori
Secara singkat suksesi adalah suatu proses perubahan komunitas tumbuh-
tumbuhan secara teratur mulai dari tingkat pionir sampai pada tingkat
klimaks di suatu tempat tertentu. Sedangkan faktor penyebab terjadinya
suksesi secara umum adalah faktor iklim dan topografi/edafis.
Berdasarkan proses terjadinya, terdapat dua macam suksesi :
1. suksesi primer (prisere)
Dikatakan sebagai suksesi primer manakala suksesi dimulai dari tempat yang sebelumnya
tidak bervegetasi dan melalui tahap-tahap suksesi tanpa gangguan luar dan komunitas hutan
yang berkembang secara demikian dikenal sebagai hutan primer.
2. suksesi sekunder (subsere)
suksesi sekunder dimulai dari suatu tempat yang pernah terdapat tumbuhan atau berbagai
benih, dan masih mempunyai sisa-sisa peninggalan dari tumbuhan sebelumnya, atau bila
timbulnya komunitas tumbuhan disebabkan oleh gangguan manusia(penebangan, perladangan
atau pengolahan tanah hutan) dan komunitas hutan yang terbentuk disebut dengan hutan
sekunder.
Proses suskesi yang dialami suatu komunitas hutan terjadi melalui beberapa tahap, antara lain.
a. Nudation, yaitu terbukanya areal baru,
b. Migration, yaitu sampai dan tersebarnya biji di areal terbuka tersebut,
c. Ecesis, yaitu proses perkecambahan, pertumbuhan dan perkembangan biakan tumbuhan baru,
d. Competition, yaitu proses yang mengakibatkan pergantian jenis-jenis tumbuhan,
e. Reaction, yakni adanya perubahan habitat karena aktivitas jenis-jenis baru, dan
f. Climax, yaitu tingkat kestabilan komunitas
B.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap dan proses-proses
suksesi yang terjadi pada komunitas tumbuhan bawah sebelum dan sesudah
diberi perlakukan.
C.Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Lahan atau suatu komunitas yang teduh (ternaung) dan tempat yang terbuka
(langsung terkena sinar matahari).
2. Meteran
3. Patok dan tali raffia
4. Cangkul dan golok
5. Tally sheet dan alat tulis
D.Cara Kerja
1. Pada tempat teduh (ternaung) lahannnya dibagi menjadi dua bagian dengan
menggunakan plot ukuran 1m x 1m
2. Lakukan analisis vegetasi pada petak tersebut, sehingga diperoleh data: nama jenis,
jumlah jenis dan jumlah individu
3. Pada plot pertama, bersihkan dari semua vegetasi yang terdapat di dalamnya dengan
menggunakan cangkul dan golok sampai ke akar-akarnya. Plot kedua lahannya dibakar
dengan menggunakan minyak tanah atau spritus
4. Lakukan hal yang sama seperti di atas untuk tempat yang terbuka (langsung terkena
sinarmatahari).
5. Amati perkembangan jenis tumbuhan yang muncul setiap minggu, catat nama jenis
tumbuhan dan jumlahnya setiap sub petak contoh, paling sedikit selama 6 (enam) pekan
6. Pada pekan terakhir pengamatan, lakukan analisis vegeasi seperti sebelum diberi
perlakuan.
C. Analisis Data
1.Buatlah grafik perubahan jumlah jenis dan jumlah individu jenis yang muncul setiap pekan
2.Bandingkan perubahan komunitas vegetasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan analisis asosiasi komunitas
dengan rumus:
 IS= 2W / (a+b) x 100%
3.Tentukan macam suksesi yang diamati, suksesi primer atau suksesi sekunder
4.Ada berapa macam tahap suksesi yang diamati dan tentukan jenis pioner dan jenis apa yang paling akhir muncul.

Keterangan:
IS = Indeks of Similarity
W = Nilai yang lebih rendah atau sama dengan dari dua komunitas yang dibandingkan (dalam hal ini adalah volume)
a, b = Total komunitas a (sebelum diberi perlakuan) dan b (setelah diberi perlakuan)
Nilai IS terbesar 100 % dan terkecil 0%. Dua komunitas memiliki IS sebesar 100% apabila kedua komunitas yang dibandingkan
benar-benar sama (persis seperti sebelum diberi perlakuan), dan dua komunitas mempunyai IS sebsar 0% apabila kedua komunitas
tersebut sama sekali berbeda. Umumnya dua komunitas dianggap sama apabila mempunyai nilai ≥ 75%
Hasil Pengamatan
Minggu ke… Nama spesies Jumlah Keterangan
(dari Tgl S.d Tgl)
1.
I 2.
3.
4.

II 1.
2.
3.
4.

III 1.
2.
3.
4.

IV 1.
2.
3.
4.
PRAKTIKUM 2
LUAS MINIMUM DAN JUMLAH KUADRAT
MINIMUM

A.Landasan Teori
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan
tumbuh serta dinamis (Marsono dalam Irwanto, 2007)
B.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami serta menerapkan analisis vegetasi dari
suatu komunitas.
C.Alat dan Bahan
1. Alat
a. Plot ukuran 1 m x 1 m.
b.Meteran.
c.Tali rafiah.
d. Patok
e.Alat tulis
2.Bahan
Lahan atau komunitas dengan vegetasi yang heterogen
D.Langkah Kerja
1.Menghitung luas minimum
a. Siapkan alat yang akan digunakan serta sebuah lahan sampel yang akan dihitung tingkat vegetasinya
b. Tancapkan sebuah patok pada lahan sampel sebagai patokan utama.
c. Buat bujur sangkar pada lahan sampel tersebutdengan luas 25 cm x 25 cm, kemudian catat semua jenis tumbuhan
yang berada dalam kuadrat tersebut.
d. Apabila seluruh jenis tumbuhan sudah dicatat, perluas kuadrat tadi menjadi dua kali lipat dari semula yaitu
menjadi 25 cm x 50 cm. Catat kembali penambahan jenis tumbuhan yang telah diperluas lagi.
e. Setelah mencatat seluruh jenis tumbuhan pada kuadrat tadi, perluas lagi dengan cara yang sama yaitu dua kali
asalnya yaitu 50 cm x 50 cm, 50 cm x 100 cm, 100 cm x100 cm dan seterusnya sehingga tidak terjadi lagi
penambahan jenis tumbuhan baru atau minimal sebanyak 10 kali pembesaran plot.
f. Untuk mendapatkan Luas Minimum,susunlah suatu grafik dari data yang diperoleh.
2.Jumlah kuadrat minimum
a. Siapkan alat yang akan digunakan serta sebuah lahan yang akan dihitung
tingkat vegetasinya.
b. Sebarkan secara acak satu seri plot (1 seri terdiri dari 3 plot berukuran 1
m x 1 m) dan catat jenis serta jumlah tanaman pada seri plot.
c. Kemudian sebarkan lagi seri plot tersebut dan catat kembali jenis serta
jumlah tanamannya.
d. Lakukanlah hal yang sama sampai sepuluh kali pengamatan.
e. Kemudian susunlah seri plot tadi berdasarkan jumlah jenis tanaman dari
jumlah sedikit ke jumlah yang banyak, tanpa memperhatikan seri plot
mana yang lebih dulu diambil.
f. Kemudian buatlah grafiknya.
PRAKTIKUM 3
KOMPETISI
Dasar Teori
Populasi merupakan sekelompok organisma (individu) dari spesies yang sama
yang menempati suatu ruang tertentu. Untuk mempelajari dan memahami
populasi serta komunitas, pengetahuan tentang individu-individu sebagai tingkat
pengorganisasian yang paling bawah dalam studi ekologi memainkan peranan
yang penting. Individu-individu ini tumbuh dan berkembang, berinteraksi dengan
lingkungannya, bereproduksi dan mati, sehingga menghasilkan populasi yang
tidak sama dari waktu ke waktu. Dengan demikian populasi tidak menghasikan
komunitas yang tetap, tetapi selalu berubah. Masing-masing anggota populasi
berusaha untuk mempertahankan kehidupannya sehingga terjadi persaingan atau
kompetisi.
Tujuan praktikum

Mengetahui terjadinya kompetisi intraspesifik pada populasi tanaman.


Mengetahui pengaruh kompetisi pada pertumbuhan tanaman.
Alat dan Bahan
 Alat:
 Gelas plastik 250 ml sebanyak 15 buah, kertas
label, spidol, dan penggaris. 
 Bahan:
 Biji kedelai, tanah, kompos dan air.
Cara kerja
 Siapkan alat dan bahan.
 Tanah dicampur kompos dan dimasukkan kedalam gelas plastic sampai ¾ volume.
 Disiapkan 5 gelas plastic dan masing-masing gelas plastic diisi biji kedelai berturut-
turut: 1, 2, 4, 6 dan 8 biji.
 Biji diletakkan seperti gambar dibawah ini :
  
  

 I II III IV V
 Perlakuan diatas dibuat sebanyak 3 ulangan.
 Dilakukan penyiraman 2 hari sekali selama 2 minggu. Volume air untuk penyiraman
setiap polybag 50 ml.
 Dilakukan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari sekali selama 2
minggu.
Buat grafik hubungan antara tinggi tanaman (cm) dengan lama
pengamatan (hari) dan jumlah daun (helai) dengan lama pengamatan
(hari). Data yang diperoleh dari percobaan ini dianalisis
menggunakan Analisis Varian tunggal (One Way Anova)dan jika
terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan
5%.
PRAKTIKUM 4
ALELOPATI
Dasar Teori
Semua jenis tanaman yang hidup mempunyai kebutuhan yang hampir
sama sehingga mereka bersaing untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
Dalam rangka persaingan hidup, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan
mengeluarkan senyawa kimia. Senyawa kimia tersebut dapat menghambat
pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.
Peristiwa semacam ini disebut Allelopati.
Senyawa kimia yang bersifat allelopati dapat berasal dari bagian tumbuhan
di atas tanah seperti: daun, batang, cabang, ataupun bagian tumbuhan di
bawah tanah seperti: akar/eksudat akar.
Tujuan Praktikum
Mempelajari pengaruh alelopati beberapa jenis tumbuhan terhadap
perkecambahan tanaman palawija.
Alat dan bahan :
Alat
Cawan petri, saringan, corong penyaring, blender, mortar, mangkuk
penggerus, kertas merang dan pisau/gunting, beaker glass dan gelas
ukur.
Bahan
Bagian akar alang-alang, daun paitan, daun akasia, umbi rumput teki,
dan biji kacang hijau. 
Cara Kerja
 Pilih biji kacang hijau yang baik.
 Sediakan beberapa cawan petri yang diberi kertas merang.
 Buatlah ekstrak akar alang-alang, paitan, akasia dan rumput teki dengan cara sebagai berikut:
› Haluskan bagian tumbuhan jenis tumbuhan tersebut dengan mangkuk penggerus atau dipotong-
potong dengan gunting.
› Buat ekstrak dari rendaman bagian tumbuhan dengan air (aquades) dengan perbandingan: bagian
tumbuhan 500 gr dan air 500 ml dan biarkan selama 1 hari (24 jam).
› Setelah 24 jam saringlah ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.
› Buat konsentrasi perlakuan 25%, 50%, 75% dan 100%
 Letakkan masing-masing 25 biji kacang hijau ke dalam cawan petri yang berbeda dan sudah diberi kertas
saring.
 Siram 5 ml ekstrak allelopati tumbuhan yang diamati ke dalam cawan petri yang sudah berisi biji-biji
tersebut.
 Tentukan persen perkecambahannya dan diukur panjang kecambahnya.
 Bandingkan hasil percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi perlakuan disiram dengan
air aquades (kontrol).
Analisis Data
Data yang diperoleh dari percobaan ini dianalisis menggunakan
Analisis Varian tunggal (One Way Anova) dan jika terdapat
perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan 5%.
Praktikum 5
Struktur Populasi
Dasar Teori
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian
ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis
organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat
saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran
informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Model struktur populasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Struktur populasi stabil, merupakan populasi yang memiliki jumlah individu tingkatan
yang lebih muda, selalu lebih banyak dibanding jumlah individu yang lebih tua.
b.  Struktur populasi konstan, merupakan populasi yang memiliki jumlah individu tingkatan
yang lebih muda sama banyak, dibanding jumlah individu yang lebih tua.
c.  Struktur populasi tidak stabil, merupakan populasi yang memiliki jumlah individu
tingkatan yang lebih muda selalu lebih sedikit dibanding jumlah individu yang lebih tua.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu:
a. ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun
populasi.
b. ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
A.   Ciri-ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
1.    Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada
pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur).
2.  Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi
tua sama dengan senessens, dan mati).
3.   Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan 
lingkungan.
4.   Mempunyai hereditas, terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor
herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi,
ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.
B.   Ciri- ciri statistik
1.   Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas,
mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
2.  Sebaran (agihan, struktur) umur.
3.  Komposisi genetik (“gene pool” sama dengan ganangan gen).
4. Dispersi(sebaran individu intra populasi).
Karakteristik populasi, yaitu;
a.   Kerapatan/kepadatan populasi (densitas)
Kerapatan atau kepadatan populasi merupakan besaran atau parameter tentang banyaknya individu atau biomassa per satuan ruang
atau tempat misalnya, kerapatan, kepadatan 300 batang pohon jati. Kerapatan atau kepadatan populasi sekarang bersifat tetap (statis).
b.    Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui produksi individu baru yang
dilahirkan atau ditetaskan dari telur melalui aktifitas perkembangan.
c.    Mortalitas
Menunjukkan kematian individu dalam populasi.
d.   Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dari laju kematian, dengan
mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Data struktur umur dari populasi biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara
teoritis ada tiga bentuk dasar piramida yaitu;
1. Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar.
2. Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng  dengan jumlah kelompok muda seimbang dengan
kelompok tua.
3.  Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa
ALAT DAN BAHAN
No Alat Jumlah

1. Meteran 1 buah

2. Alat tulis 1buah

3. Tali rafia 1 buah

No Bahan Jumlah

1. Tongkat kayu/ Patokan 4 buah


Prosedur Kerja
Langkah kerja dalam praktikum kali ini yaitu;
a.  menentukan lokasi yang akan dipasang plot,
b. mencatat parameter lingkungan di lokasi tersebut,
c. memasang plot dengan kuadran 10 x 10 m2, di dalam plot tersebut, di
buat lagi plot dengan kuadran 5 x 5 m2, dan membuat plot berada di
dalam plot sebelumnya berkuadran 1 x 1 m2 sebanyak 5 (lima) kali,
d. mencatat semua spesies yang terdapat dalam kuadran dan melihat atau
memperhatikan jumlah tunas/biji, anakan, dan dewasanya.
e. membuat kesimpulan dengan menggunakan stasiun piramida.
Pengamatan

Parameter Lingkungan

No. Parameter Ukur Hasil


1. Suhu
2. Ph

Tabel Hasil Pengamatan

No. Spesies Plot Tunas/Biji Anakan Dewasa Jumlah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jumlah
Sekian dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai