Anda di halaman 1dari 15

ANTIEMETIK

KELOMPOK 5
Anggota
KELOMPOK
1. Florentha Felasulfa A. B. (20.031)
5
2. Putri Aulia (20.056)

3. Risma Regista Priyandani (20.064)

4. Vamel Veronika Isyabel (20.080)

5. Zelika Rohan Fadila (20.086)


MUAL & MUNTAH
• PENGERTIAN

Muntah didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke


mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Mual dan muntah
merupakan gejala yang umum dari gangguan fungsional saluran
cerna, keduanya berfungsi sebagai perlindungan melawan toksin
yang tidak sengaja tertelan.
Muntah dapat merupakan usaha mengeluarkan racun dari saluran
cerna atas seperti hanya diare pada saluran cerna bawah
(neugastrenterologi). Mual adalah suatu respon yang berasal dari
respon penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau
penciuman.
PATOFISIOLOGI
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena
memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat
rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla
berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area
postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf. Koordinasi pusat muntah
dapat dirangsang melalui berbagai jaras.

Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan
system limbic menuju pusat muntah (VC). Pencegahan muntah mungkin dapat
melalui mekanisme ini. Muntah terjadi jika pusat muntah terangsang melalui
vestibular atau sistim vestibuloserebella dari labirint di dalam telinga. Rangsangan
03
bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS) akan terdeteksi oleh CTZ.
Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat antiemetik. Nervus vagal dan visceral
merupakan jaras keempat yang dapat menstimulasi muntah melalui iritasi saluran
cerna disertai saluran cerna dan pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat
muntah terangsang maka cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya
muntah.
PATOFISIOLOGI
Muntah merupakan perilaku yang komplek, dimana
pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang
terkait, nausea (mual), retching dan pengeluaran isi
lambung.
Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol
muntah :
• chemoreceptor trigger zone (CTZ)
• entral vomiting centre (CVC).
03
ETIOLOGI
Muntah umumnya didahului oleh rasa mual (nausea) meskipun
tidak selalu demikian dan mempunyai ciri :
• Pucat
• Berkeringat
• Liur berlebihan
• Tachycardia
• Pernafasan tidak teratur
MEKANIME DAN PENYEBAB :
Pusat muntah terletak di medulla oblongata yang juga mengatur fungsi jantung,
pernafasan, air liur/saliva dan vasomotor. Pusat muntah dapat distimulasi dengan 4
perangsangan yang berbeda:
1. N.splanchnicus bagian dalam yang dapat distimulasi oleh iritasi peritoneum,
infeksi atau perut yang menggembung.
2. Sistem vestibular yang bisa dirangsang oleh infeksi. Serabut syaraf ini banyak
mengandung histamin, dan reseptor musakrinik.
3. Higher CNS centers yang distimulasi oleh gangguan penglihatan, penciuman dan
emosional dapat menyebabkan muntah.
4. Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) yang terletak di luar sawar darah otak (BBB)
seperti pada area postrema dari medulla. Daerah ini memilki reseptor kimia yang
dapat distimulasi oleh obat- obatan, zat - zat kemoterapi, racun, hipoksia, uremia,
terapi radiasi. Area postrema ini kaya akan reseptor 5-hydroxy-tryptamine dan
dopamine, opioid, dan asetikolin, substansi P.
Beberapa faktor yang dapat merangsang pusat muntah
diantaranya:
1. Gangguan pada saluran cerna
• Gastritis yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri
• Stenosi pylori, pada bayi muntah merupakan indikasi untuk dilakukan
tindakan bedah
• secepatnya.
• Bowel obstruction
• Acute abdomen and/or peritonitis, dll.
2. Gangguan metabolisme
3. Kehamilan
4. Hiperemesis, Morning sickness
5. Interaksi obat
• Alkohol , efek muntah yang ditimbulkan biasanya terjadi sesudah
keadaan mabuk karena banyak meminum alohol.
• Pemakaian opium juga dapat menyebabkan muntah.
• Obat-obatan kemoterapi
• Penghambat reuptake serotonin yang selektif
Tujuan Terapi
Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetik adalah
untuk mencegah atau menghilangkan mual dan
muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek
samping. Terapi antiemetik diindikasikan untuk
pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder
dari muntah, anoreksia berat, memburuknya status
gizi atau kehilangan berat badan.
PENGGUNAAN ANTIEMETIK
• Obat antiemetik diberikan kepada pasien dengan keluhan
sebagai berikut:
1. Mabuk jalan (motion sickness). Disebabkan oleh
pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara dengan
akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian
merangsang pusat muntah melalui chemo reseptor trigger
one (CTZ).
2. Mabuk kehamilan (morning sickness). Pada kasus
ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk
pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai
golongan antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang
kadang dikombinasikan dengan vitamin B6,
penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter.
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu,
seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat -obat
sitostatika.
Pengertian Antiemetik
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual
dan muntah. Antiemetik biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk
kendaraan dan efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan
kemoterapi terhadap kanker.
Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks
muntah menggunakan satu dari dua cara:
1. Secara lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang
dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah
2. Secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau menekan
pusat muntah.
Antiemetik yang bekerja secara lokal dapat berupa anastid, anestesi lokal,
adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau obat yang
mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran GI. Agen ini sering
kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Antiemetik
Antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok:
• Fenootiazin
• Nonfenotiazin
• Penyekat reseptor serotonin (5-HT3)
• Antikolinergik/antihistamin
• Dan kelompok yang bermacam-macam.
Dua jenis fenotiazin yang umum digunakan adalah proklorperazin (compazine) dan
prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat dan efek merugikan yang
terbatas.
Agen lainnya adalah dronabinol (marinol), yang mengandung bahan aktif kanabis
(mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol pada SSP dan
trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak menimbulkan sedeasi.
Trimetobenzamid sering kali merupakan obat pilihan dalam kelompok ini karena tidak
dikaitkan dengan sedadi yang berlebihan dan sepresi SSP. Obat ini tersedian dalam bentuk
oral, parenteral, dan supositoria. Obat ini diabrsorpsi dengan cepat, di metabolisme dalam
hati dan diekskresi melalui urine, menembus plasenta dan menembus ASI, dan digunakan
jika manfaatnya lebih besar pada ibu dari pada resiko potensial pada janin atau neonatus.
Antiemetik
Hidroksizin digunakan untuk mual dan muntah sebelum dan sesudah
pelahiran atau pembedahan obsterik. Obat ini diabsorpsi dengan cepat,
dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui urine. Obat ini tidak
dikaitkan dengan masalah pada janin selama kehamilan dan
diperkirakan tidak masuk ke ASI. Sama halnya dengan semua jenis
obat, kewaspadaan perlu digunakan selama kehamilan dan laktasi.

Dronabinol disetujui untuk penatalaksanaan mual dan muntah yang


berkaitan dengan kemoterapi kanker jika pasien tidak berespons
terhadap pengobatan lain. Mekanisme kerja obat ini masih belum
diketahui dengan cepat. Obat ini merupakan zat yang dikendalikan
kategori C-III, dan harus digunakan di bawah pengawasan ketat karena
adanya kemungkinan perubahan status mental. Obat ini diabsobsi
dengan mudah dan dimetabolisme dalam hati dengan ekskresi melalui
empedu dan urine.
PENGGOLONGAN OBAT ANTIEMETIK
Education
Plan Obat antiemetik untuk flu perut Obat antiemetik untuk mabuk
* Natrium sitrat perjalanan
* Asam fosfat * Dimenhydrinate
* Bismuth subsalisilat * Diphenhydramine
* Meclizine
Obat antiemetik untuk pasien yang menjalani * Promethazine
kemoterapi
* Aprepitant Obat antiemetik saat menjalani operasi
* Dexamethasone * Dexamethasone
* Dolasetron * Droperidol
* Ondansetron * Granisetron
* Palonosetron * Metoclopramide
* Ondansetron
Thank You

Anda mungkin juga menyukai