Anda di halaman 1dari 11

 Etika sebagai praksis, sama dengan moral

atau moralitas yang berarti adat istiadat,


kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma
yang berlaku dalam kelompok atau
masyarakat.

 Etika sebagai ilmu atau tata susila, adalah


pemikiran atau penilaian moral.
Etika  norma, perilaku atau karakter
1. Etika terkait dengan jenis nilai dan moral yang
dianggap tepat atau dihargai individu atau
masyarakat
2.Etika terkait dengan integritas individu serta
motivasi mereka
3.Teori etika memberi suatu sistem peraturan atau
prinsip yang memandu kita dalam membuat
keputusan tentang apa yang benar dan salah, serta
baik atau buruk dalam situasi tertentu
Etik kepemimpinan: karakter dan perilaku
pemimpin
a dalam mencapai hasil kerja, dimana
para pemimpin mampu untuk berintegritas,
tegas, bersih, berani, adil, menghargai orang
lain, sopan, profesional, dan responsif.

Prinsip kepemimpinan beretika:


1.Adil
2.Terbuka
3.Tanggungjawab
4.Efisiensi
5.Tidak ada kepentingan individu
6.Menghargai dan melayani orang lain
7.Membangun komunitas
Teori Etika
1.Egoisme
 Egoisme psikologis: teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. 
Mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain
 Egoisme etis: tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri
sendiri.  Tidak selalu merugikan kepentingan orang lain
2.Utilitarianisme
 Menurut teori ini,suatu tindakan dapat dikatakan baik jika

membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat.


3.Deontologi
 Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu
tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,
konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
 Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan
untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan.
1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral,
mampu menjelaskannya dan menjalankan nilai-
nilai moral dalam kehidupannya.
2. Fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding
kepentingan individu.
3. Menemukan orang-orang berintegritas dan
mengembangkan kepercayaan kepadanya.
4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan
nilai-nilai positif organisasi kepada masyarakat
dan stakeholder.
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat.
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau
pengalaman yang lain.
Organisasi memiliki
tujuan

Penerapan dan pengembangan nilai –


nilai
organisasi

Menciptakan iklim etis yang


mengembangkan organisasi
 Perspektif Heifetz
Menekankan bagaimana pemimpin membantu pengikut untuk

menghadapi konflik dan mengatasi konflik dengan menerapkan


perubahan.
Perspektif ini terkait dengan kepemimpinan etis karena
membicarakan nilai-nilai pekerja dan nilai organisasi serta
masyarakat di tempat kerja mereka.
Menurut Heifetz, kepemimpinan melibatkan penggunaan

otoritas untuk membantu pengikut mengatasi nilai yang


bertentangan yang muncul dalam lingkungan kerja, serta
budaya masyarakat yang berubah secara cepat.
 Perspektif Burns
Menyatakan penting bagi pemimpin untuk

melibatkan diri dengan pengikut dan membantu


pengikut dalam mengatasi masalah pribadi
mereka terkait dengan nilai yang bertentangan.
Menurut Burns, pemimpin bertanggung jawab

untuk membantu pengikut menilai kebutuhan


serta nilai mereka sendiri untuk meningkatkan
kinerja mereka hingga tingkat tertinggi, hingga
tingkat yang akan menekankan nilai seperti
kebebasan, keadilan dan kesetaraan.
Bagaimana jika “pemimpin” menjadi suatu profesi?

Dibutuhkan etika profesi pemimpin:


Bersikap kritis dan rasional. Berani mengemukakan
pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan
rasa tanggung jawab etis sendiri.
Bersikap otonom. Dengan otonomi ini bukan berarti sang
pemimpin dapat berbuat semau sendiri, atau bisa bertingkah
laku sewenang-wenang, melainkan dia bebas memeluk
norma-norma diyakini sebagai baik dan wajib dilaksanakan,
untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan
tertentu.
Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang
adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu. Yaitu
oleh pemimpin , orang tua, keluarga, sekolah, badan
hukum, lembaga agama, negara, dan lain-lain.
Cara mempertahankan standar etika:
1.Menciptakan kepercayaan perusahaan
2.Melindungi hak perorangan

3.Mengadakan pelatihan etika

4.Melakukan audit etika secara periodik

5.Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah

Akibat Pelanggaran Etika:


1.Citraperusahaan akan rusak
2.Masyarakat/ pelanggan akan kehilangan kepercayaan

3.Tuntutan hukum

4.Tingginya tingkat pencurian yang dilakukan oleh karyawan

Anda mungkin juga menyukai