Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 9

Materi Pendidikan Agama Islam Kelas 11 Semester 1

Oleh:
Muhammad Eky Akbar Habibullah
Point

01 02 03
Pengertian Berani Melaksanakan
Iman Kepada Pengurusan
Kitab Allah Hidup Jujur Jenazah

04
Menasehati dalam Islam
Pengertian Iman Kepada Kitab Allah

Iman
Iman kepada kepada kitab kitab Allah Allah Swt. Swt. artinya artinya meyakini meyakini sepenuh sepenuh hati hati bahwa bahwa Allah Allah Swt. Swt. telah telah menurunkan menurunkan kitab kitab kepada kepada nabi nabi atau atau rasul rasul
yang
yang berisi berisi wahyu wahyu untuk untuk disampaikan disampaikan kepada kepada seluruh seluruh umat umat manusia. manusia. Di Di dalam dalam al al Qur’anQur’an disebutkan disebutkan bahwa bahwa ada ada 44 kitab kitab Allah Allah
Swt.
Swt. yang yang diturunkan diturunkan kepada kepada para para nabi-Nya. nabi-Nya. 44 kitab kitab tersebut tersebut yaitu; yaitu; Taurat Taurat diturunkan diturunkan kepada kepada Nabi Nabi Musa Musa as., as., Zabµr Zabµr kepada kepada Nabi Nabi
Daud
Daud as., as., Injil Injil kepada kepada Nabi Nabi Isa Isa as., as., dan dan al-Qur’an al-Qur’an kepada kepada Nabi Nabi Muhammad Muhammad saw. saw. Firman Firman Allah Allah Swt: Swt:
ٍ ٍّ ّ ‫ق ۚ ۚ لِلِكك‬ َ َ ْ ‫احككُمُم ببَيي ْن َن َه ُهمم ِب ِبمماا أ َأ َن ْن ْ َز َز َ َللالالل َّل َّهُه ۖ ۖ و َوللَاَا تَتَتّ َتّ َ ِب ِب‬ َ َ ْ‫َو َوأ َأ َن ْن ْ َز َزل ْل ْن َن َاا ِإ ِإللَيَْي‬
‫ُل َجَج َع َعل ْل ْن َن َاا ِ ِممن ْن ْكك ُْم ُْم‬
‫ُل‬ ‫ناالل َْحَْح ِ ّ ِ ّق‬ ‫ن‬َ َ ‫اء َك َك ِ ِمم‬ َ ‫ع َّم َّماا َجَج‬
َ ‫اء‬ َ‫ع‬ َ ‫اء ُه ُه ْم ْم‬َ ‫ععأأ ْه ْه َو َو‬
َ ‫اء‬ ْ َ ُ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ْ ْ‫اح‬ ْ ‫عللَيَْيْ ِهِه ۖ ۖ َف َف‬ َ ‫ابو َو ُمُم َه َهيْيْ ِمِمن ًن ًاا‬
َ‫ع‬ ِ ِ َ‫ن اال ْل ْ ِك ِكتَت‬
َ ‫اب‬ ‫ن‬َ َ ‫ن يَيَ َد َديْيْ ِهِه ِ ِمم‬ ‫ن‬ َ َ ْ‫ق ُمُم َ َصص ِ ّدِ ّدققًاًا لِلِ َم َماا بَبَيْي‬ ‫اب ِب ِباالل َْحَْح ِ ّ ِ ّق‬ َ َ َ‫ك اال ْل ْ ِك ِكتَت‬
‫اب‬ ‫ك‬
‫ون‬ َ َ ُ‫ختَتَلِلِفُف‬ ِ‫يه‬
ِ ‫يعاا َف َفيُيُن َن َ ِ ّب ِ ّبئُئُكك ُْم ُْم ِب ِب َم َماا ك ُك ُن ْن ْتُتُ ْم ْم ِف ِف‬
ْ ‫يه تَ َت‬
ْ‫خ‬ ً ‫َى الالل َّل َّ ِهِه َمَم ْر ْرجِجِ ُع ُعكك ُْم ُْم َجَج ِمِم‬ ‫ات ۚ ۚ ِإ ِإللَى‬ ِ ِ ‫خيْيْر َر‬
َ ْ ‫استَتَ ِب ِبقُقُواوا اال ْل‬
ْ ْ ‫ي َمَماا آآتَتَااكك ُْم ُْم ۖ ۖ َف َف‬ ‫نلِلِيَيَبْبْلل َُو َُوكك ُْم ُْم ِف ِفي‬ ِ ِ ‫اء الالل َّل َّ ُهُه لل ََجََج َع َعل َل َكك ُْم ُْم أ ُأ ُ َمّ َم ًة ًة َو َو‬
ْ ْ ‫اح َد َد ًة ًة َو َول َٰل َٰ ِك ِك‬ َ ‫ش‬ ً ‫ع ًة ًة َو َو ِ ِممن ْن ْ َه َه‬
َ َ ‫اجاا ۚ ۚ َو َولل َْو َْو‬ َ ‫ش ْر ْر‬ ‫ِ ِش‬
‫ون‬ ً ‫يع‬ ‫ات‬ َ َ‫خ‬ ‫اس‬ ‫ن‬ ‫اح‬ ّ َ ‫اء‬ ‫ش‬ ً‫اج‬ َ‫ع‬
Artinya:
Artinya: “Dan “Dan Kami Kami telah telah menurunkan menurunkan Kitab Kitab (al-Qur’an) (al-Qur’an) kepadamu kepadamu (Muhammad) (Muhammad) dengan dengan membawa membawa kebenaran, kebenaran, yang yang
membenarkan
membenarkan kitab-kitab kitab-kitab yang yang diturunkan diturunkan sebelumnya sebelumnya dan dan menjaganya, menjaganya, maka maka putuskanlah putuskanlah perkara perkara mereka mereka menurut menurut apa apa yang yang
diturunkan
diturunkan Allah Allah Swt. Swt. dan dan janganlah janganlah engkau engkau mengikuti mengikuti keinginan keinginan mereka mereka dengan dengan meninggalkan meninggalkan kebenaran kebenaran yang yang telah telah datang datang
kepadamu...”
kepadamu...” (Q.S. (Q.S. al-Maidah/5: al-Maidah/5: 48) 48)
Kitab-kitab
Kitab-kitab yang yang dimaksud dimaksud pada pada ayat ayat di di atas atas adalah adalah kitab kitab yang yang berisi berisi peraturan, peraturan, ketentuan, ketentuan, perintah, perintah, dan dan larangan larangan yang yang dijadikan dijadikan
pedoman
pedoman bagi bagi umat umat manusia. manusia. Kitab-kitab Kitab-kitab Allah Allah Swt. Swt. tersebut tersebut diturunkan diturunkan pada pada masa masa yang yang berlainan. berlainan. Semua Semua kitab kitab tersebut tersebut berisi berisi
ajaran
ajaran pokok pokok yang yang sama, sama, yaitu yaitu ajaran ajaran meng-esa-kan meng-esa-kan Allah Allah Swt. Swt. (tauhid). (tauhid). Yang Yang berbeda berbeda hanyalah hanyalah dalam dalam hal hal syariat syariat yang yang
disesuaikan
disesuaikan dengan dengan zaman zaman dan dan keadaan keadaan umat umat pada pada waktu waktu itu. itu.
Berani Hidup Jujur
Sikap jujur merupakan sikap positif yang harus dimiliki setiap orang. Namun pada saat sekarang, kejujuran merupakan hal yang
mulai langka dan jarang dapat kita jumpai. Kejujuran dapat menunjukkan jalan kebaikan yang nantinya dapat membantu
mengantarkan kita ke surga. Sikap jujur merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan
agama juga menjadi lemah di atas kebohongan, khianat serta perbuatan curang. Kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan
susah. Orang yang jujur akan menjadi mulia di sisi Allah Swt. maupun di sisi manusia. Ungkapan tentang “orang jujur akan
hancur” adalah keliru. Allah Swt. menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini adalah bukti kesaktian jujur. Sekarang ini makin
terbuka mata kita terhadap keunggulan perilaku jujur. Betapa banyak orang yang tidak jujur harus masuk penjara. Kejujuran
adalah pujian dari Allah Swt. untuk diri-Nya. Allah Swt. memiliki sifat jujur dalam semua berita-Nya, syari’ah-Nya, dalam kisah-
kisah-Nya. Semuanya yang datang dari Allah Swt. semuanya benar. Adapun Diantara langkah untuk kita agar berani jujur ada 3,
yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki Sifat Syaja’ah
Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak menjadi penakut dan pengecut. Karena rasa takut dan
pengecut akan membawa kegagalan dan kekalahan. Keberanian adalah tuntutan keimanan. Iman pada Allah Swt. mengajarkan
kita menjadi orang-orang yang berani menghadapi beragam tantangan dalam hidup ini. Tantangan utama yang kita hadapi adalah
memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan. Rasulullah saw. menjelaskan dalam sabdanya:
‫قل الحق واو كان مرا‬
Artinya: “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit” (H.R. Ahmad).
Berani Hidup Jujur
2. Memiliki Sifat Jujur
Nabi menganjurkan kita sebagai umatnya untuk selalu jujur. Kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada
kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw., yang Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Telah
bersabda Rasulullah: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....” (H.R. Muslim)
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat
dari segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani adalah kejujuran, Nabi Muhammad saw. ketika belau dipercaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan
lebih banyak lagi. Selama membawa barang dangan tersebut, beliau selalu menerapkan kejujuran. Kepada para pembelinya, beliau selalu berkata
jujur tentang kondisi barang dangan yang dijualnya. Sifat jujur yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. selama berdagang mendatangkan
kemudahan dan keuntungan yang lebih besar. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw. adalah contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang
hikmah perilaku jujur. Kamu dapat mencari contoh lainnya.
3. Berani Jujur
Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai arti sebuah kejujuran. Kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan
dapat membawa ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak dipercaya oleh
orang lain. Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan
kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu. Sabda Allah dalam surat Ali ‘Imron yang
artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang
akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. ali ‘Imron/3: 161).
Melaksanakan Pengurusan Jenazah

Melaksanakan Pengurusan Jenazah merupakan Kewajiban Umat Islam apabila seseorang telah dinyatakan positif
meninggal dunia. Ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu:
memandikan, mengafani, menyalatkan dan menguburnya. Namun, sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu seperti berikut:
1.Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt. atas segala dosanya.
2.Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan auratnya.
3.Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4.Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.
Adapun cara merawat jenazah yaitu seperti berikut:
1.Memandikan Jenazah
2.Mengafani Jenazah
3.Menyalati Jenazah
4.Mengubur Jenazah
Ta’ziyyah

Setelah semua sudah terlaksana, selanjutnya yang dilakukan adalah berta’ziah. Ta’ziyyah atau melayat adalah dengan
maksud menghibur atau memberi semangat dan untuk mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian.
Para mu’azziyin (orang laki-laki yang ber-ta’ziyyah) atau mu’azziyat (orang perempuan yang ber-ta’ziyyah) hendaknya
memberikan dorongan kekuatan mental atau menasihati agar orang yang tertimpa musibah tetap sabar dan tabah
menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang
untuk memanggil dan memberi tahu beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. Lalu, beliau bersabda,
“Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di
hadapan kita kepunyaan Allah. Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada
perintah.” (H.R. Bukhari Muslim). Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut.
1.Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang
ditinggal.
2.Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.
3.Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4.Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai penguburan.
5.Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah. Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada
keluarganya sewaktu keluarga Ja’far ditimpa kematian (H.R. Lima Ahli Hadis kecuali Nasai).
Ziarah

Adapun selain Ta’ziyyah bisa juga kita sebagai umat muslim


berziarah kubur. Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya
kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan dengan niat
mendoakan orang yang sudah meninggal dan mengingat
kematian. Pada zaman awal Islam, Rasulullah saw. melarang
umat Islam untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan
melakukan sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di
atas kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya
adalah meminta sesuatu kepada si mayat yang ada di kuburan.
Kemudian, Rasulullah saw. menganjurkan berziarah kubur
dengan tujuan untuk mengingat kematian dan mendoakan si
mayat. Hal ini sangat baik karena dengan mengingat mati, kita
akan selalu berhati-hati dan memperbanyak amal saleh.
Menasehati dalam Islam

Allah
Allah Swt.
Swt. berfirman
berfirman bahwa:
bahwa: “Sesungguhnya
“Sesungguhnya manusiamanusia itu itu dalam
dalam keadaan
keadaan rugi,
rugi, kecuali
kecuali orang
orang yang
yang beriman,
beriman, beramal
beramal saleh,
saleh, dan
dan
saling
saling memberi
memberi nasihat
nasihat dalam
dalam kebenaran
kebenaran dan dan kesabaran.”
kesabaran.” (Q.S.
(Q.S. al-Asr/103:
al-Asr/103: 2-3)
2-3) diantaranya
diantaranya yang yang dimaksud
dimaksud memberi
memberi nasehat
nasehat
sangat
sangat bermacam-macam.
bermacam-macam.
1.
1. Khutbah
Khutbah berasal
berasal dari
dari kata:
kata: bermakna
bermakna memberi
memberi nasihat
nasihat dalam
dalam kegiatan
kegiatan ibadah
ibadah seperti;
seperti; ¡alat
¡alat (¡alat
(¡alat Jumat,
Jumat, Idul
Idul Fitri,
Fitri, Idul
Idul
Adha,
Adha, Istisqo,
Istisqo, Kusuf),
Kusuf), wukuf,
wukuf, dan
dan nikah.
nikah. Menurut
Menurut istilah,
istilah, khutbah
khutbah berarti
berarti kegiatan
kegiatan ceramah
ceramah kepada
kepada sejumlah
sejumlah orang
orang Islam
Islam
dengan
dengan syarat
syarat dan
dan rukun
rukun tertentu
tertentu yang
yang berkaitan
berkaitan langsung
langsung dengan
dengan keabsahan
keabsahan atau atau kesunahan
kesunahan ibadah.
ibadah. Misalnya
Misalnya khutbah
khutbah
Jumat
Jumat untuk
untuk sholat
sholat Jum’at,
Jum’at, khutbah
khutbah nikah
nikah untuk
untuk kesunahan
kesunahan akad akad nikah.
nikah. Khutbah
Khutbah diawali
diawali dengan
dengan hamdallah,
hamdallah, salawat,
salawat, wasiat
wasiat
taqwa,
taqwa, dan
dan doa.
doa.
2.
2. Tablig
Tablig berasal
berasal dari
dari kata:
kata: yang
yang berarti
berarti menyampaikan,
menyampaikan, mem­ mem­bberitahukan
eritahukan dengan
dengan lisan.
lisan. Menurut
Menurut istilah,
istilah, tabl³g
tabl³g adalah
adalah kegiatan
kegiatan
menyampaikan
menyampaikan ‘pesan’
‘pesan’ Allah
Allah Swt.
Swt. secara
secara lisan
lisan kepada
kepada satu
satu orang
orang Islam
Islam atau
atau lebih
lebih untuk
untuk diketahui
diketahui dan dan diamalkan
diamalkan isinya.
isinya.
Misalnya,
Misalnya, Rasulullah
Rasulullah saw.
saw. memerintahkan
memerintahkan kepada kepada sahabat
sahabat yang
yang datang
datang di di majelisnya
majelisnya untuk
untuk menyampaikan
menyampaikan suatu suatu ayat
ayat
kepada
kepada sahabat
sahabat yang
yang tidak
tidak hadir.
hadir. Dalam
Dalam pelaksanaan
pelaksanaan tablig,
tablig, seorang
seorang mubaligh
mubaligh (orang
(orang yang
yang menyampaikan
menyampaikan tablig) tablig) biasanya
biasanya
menyampaikan
menyampaikan tablig-nya
tablig-nya dengan
dengan gaya
gaya dan dan retorika
retorika yang
yang menarik.
menarik. Ada
Ada pula
pula istilah
istilah tablig
tablig akbar,
akbar, yaitu
yaitu kegiatan
kegiatan
menyampaikan
menyampaikan “pesan”
“pesan” Allah
Allah Swt.
Swt. dalam
dalam jumlah
jumlah pendengar
pendengar yang yang cukup
cukup banyak.
banyak.
3.
3. Dakwah
Dakwah berasal
berasal dari kata: ‫ـعاـيدعوـدعوة‬
dari kata: ‫ ددـعاـيدعوـدعوة‬yang
yang berarti
berarti memanggil,
memanggil, menyeru,
menyeru, mengajak
mengajak pada pada sesuatu
sesuatu hal.hal. Menurut
Menurut istilah,
istilah,
dakwah
dakwah adalah
adalah kegiatan
kegiatan mengajak
mengajak orang
orang lain,
lain, seseorang
seseorang atauatau lebih
lebih ke
ke jalan
jalan Allah
Allah Swt.
Swt. secara
secara lisan
lisan atau
atau perbuatan.
perbuatan. Di Di sini
sini
dikenal
dikenal adanya
adanya da’wah
da’wah billisan
billisan dan
dan da’wah
da’wah bilhal.
bilhal. Kegiatan
Kegiatan dakwah
dakwah bukan
bukan hanya
hanya ceramah,
ceramah, tetapi
tetapi juga
juga aksi
aksi sosial
sosial yang
yang nyata.
nyata.
Misalnya,
Misalnya, santunan
santunan anak
anak yatim,
yatim, sumbangan
sumbangan untuk untuk membangun
membangun fasilitas
fasilitas umum,
umum, dan dan lain
lain sebagainya.
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai