Leukemia
• Keganasan yang menimpa sel darah putih
dari sumsum tulang (Greenberg, 2003).
• Penyakit hematologis yang disebabkan
oleh peningkatan abnormal sel darah
putih yang belum matang (Saito, dkk
2013).
ETIOLOGI
Eksposur terhadap
Virus defisiensi
Faktor genetik dan bahan kimia dan
imun seperti
keluarga obat-obatan
Epstein barr
tertentu
EPIDEMIOLOGI LEUKEMIA
insidensi LEUKEMIA
Leukemia Limfositik
MYELOID AKUT (LMA)
Akut(LLA) lebih sering terjadi
meningkat dengan
pada anak-anak, prognosis
bertambahnya usia,
buruk apabila terjadi pada
khususnya pada usia lebih
pasien lebih dari 30 tahun.
dari 65 tahun
KLASIFIKASI LEUKEMIA
Sel leukemi memblok produksi sel darah normal termasuk sel darah merah
dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan,
merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi.
Kanker ini bisa menyusup ke dalam organ lain:hati, limpa, kelenjar getah
bening, ginjal, dan otak.
MANIFESTASI KLINIS
Umumnya: anemia, trombositopenia, neutropenia, infeksi,
kelainan organ yang terkena infiltrasi, hipermetabolisme
Pada LGK/LMK hampir selalu ditemukan splenomegali (90%). Selain itu Juga
didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang
terdapat purpura, perdarahan retina, panas, pembesaran kelenjar getah
bening dan kadang-kadang priapismus.
• Pemeriksaan darah tepi
• Penderita LLAleukositosis (60%) dan kadang-kadang
leukopenia (25%).
• Penderita LMApenurunan eritrosit dan trombosit.
• Penderita LMApenurunan eritrosit dan trombosit.
• Penderita LGK/LMKleukositosis lebih dari
50.000/mm3
• Pemeriksaan Sumsum Tulang
• Pada leukemia akuthiperselular. Hampir semua sel
Pemeriksaa sumsum tulang diganti sel leukemia (blast), terdapat
n Penunjang perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang
matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast
minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang.
• Pada LLKinfiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu
lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih
95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit
B.
• Pada LGK/LMKhiperselular dengan peningkatan
jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis.
Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3
PERAWATAN LEUKEMIA
Kemoterapi
Radioterapi
Transplantasi Sumsum
Tulang
Terapi Suportif
Kemoterapi pada Penderita LLA
Fase Konsolidasi
• sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
• menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari
dosis yang digunakan pada fase induksi.
• Dengan pengobatan modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata
hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.
Kemoterapi pada penderita LLK
• sistem penderajatan penyakit LKK ialah klasifikasi Rai:
– Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang
– Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.
– Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.
– Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).
– Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm3 dengan/tanpa gejala
pembesaran hati, limpa, kelenjar.
• Tujuan terapi bersifat konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala.
• Pengobatan tidak diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak
memperpanjang hidup.
• Pada stadium I atau II, perawatanpengamatan atau kemoterapi.
• Pada stadium III atau IV kemoterapi intensif.
• Angka ketahanan hidup rata-rata sekitar 6 tahun, 25% pasien bertahan ≥10 tahun.
• Stadium 0 atau 110 tahun, stadium III atau IVkurang dari 2 tahun.
Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
Fase Kronik
●
Obat pilihan Busulfan dan hidroksiurea mampu menghilangkan gejala untuk jangka waktu yang lama.
●
Regimen dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak diarahkan
pada tindakan transplantasi sumsum tulang.
Fase Akselerasi
●
Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.
Radioterapi
Energi ini bisa menjadi gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan
sinar gamma.
Terapi ini diberikan jika terdapat keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar
getah bening setempat.
Transplantasi Sumsum Tulang
Tujuan: mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat,
sehingga dapat mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi
radiasi.
Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80% angka keberhasilan) dicapai jika menjalani
transplantasi dalam waktu 1 tahun setelah terdiagnosis dengan donor Human
Lymphocytic Antigen (HLA) yang sesuai.
Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada
awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.
Terapi Suportif
KOMPLI Infeksi
KASI Pendarahan
LEUKE Splenomegali
MIA Hepatomegali
MANIFESTASI ORAL
Manisfestasi Oral
Pendaraha Infeksi
n Oral Oral
Ulserasi Limfadenop
Oral ati servikal
Pendarahan Oral
Riwayat terdahulu:
• kebiasaan mengunyah tembakau dan menghisap rokok ganja sejak
usia lima belas tahun
• ada riwayat demam dan muka pasien terlihat pucat
Pemeriksaan Klinis
Tampak pembesaran yang tidak lembut dan mudah digerakkan
pada kelenjar getah bening di submandibular
Kondisi gingiva:
• Gingiva bagian palatal dan lingual pada kedua rahang terlihat bengkak, tampak
kaku dan beku, stippling hilang, dan konsistensi kenyal
Pemeriksaan Klinis
ANUG
• Nekrosis gingiva dan ulser punched-out pada papila interdental yang
tertutupi oleh pseudromembran abu kehijauan
• Aliran saliva yang terlalu banyak, metallic taste, dan malodor, tapi tidak
berhubungan dengan ekimosis
HIV/AIDS
• Lesiawal kaposi sarkoma mirip pembesaran gingiva dan ekimosis palatal
• KS dapat menyerang bagian rongga mulut yang mana pun namun
kebanyakan di palatum, gingiva, dan lidah
• Lesi KS: disklorasi berwarna biru keunguan atau merah keunguan
berkembang ke masa jaringan menimbulkan ulserasi.
Kelainan Gingiva Lainnya