Anda di halaman 1dari 20

Berbicara untuk

Keperluan Akademik
OLEH
NURIANA, S.PD., M.PD.
Pengertian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata


untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan (Tarigan, 1993 : 15).

Berbicara adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan


sesuatu yang dimaksudkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 165).
Prinsip dalam Berbicara

 Memberi kesempatan berbicara kepada lawan bicara


 Menatap bergantian secara sopan
 Berbicara secara jelas, mengerti dan jangan berbisik
 Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan
Sikap Mental dalam Berbicara

 Rasa Komunikasi
 Rasa Percaya Diri
 Rasa Kepemimpinan
 Rasa Humor
Pembicara Ideal

 Memilih topik yang tepat.


 Menguasai materi.
 Memahami latar belakang pendengar.
 Mengetahui situasi.
 Tujuan jelas.
 Kontak dengan pendengar.
 Kemampuan linguistiknya tinggi.
 Menguasai pendengar.
 Memanfaatkan alat bantu.
 Penampilannya meyakinkan.
Tujuan dan Jenis Berbicara
 Tujuan berbicara
 Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran
secara efektif. Tujuan umumnya yakni untuk memberitahukan/melaporkan,
menjamu/menghibur, dan membujuk/mengajak/meyakinkan (Tarigan, 1986:15-16).

Jenis Berbicara Menurut Tarigan (1986:56)


1. Berdasarkan situasi (resmi atau tidak resmi)
2. Berdasarkan tujuan (menghibur, menginformasikan, meyakinkan, menggerakkan)
3. Berdasarkan metode penyampaian (mendadak, naskah, hafalan)
4. Berdasarkan jumlah penyimak (berbicara pribadi, kel.kecil)
5. Berdasarkan peristiwa khusu (presentasi, perpisahan, penyampaian, pejamuan,
perkenalan, nominasi)
Situasi dalam Berbicara
 Menurut Churiyah (2010), berdasarkan situasinya, komunikasi dapat dikelompokkan ke
dalam tiga jenis, yaitu komunikasi formal, komunikasi informal, dan komunikai semiformal.
 Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi formal atau resmi.
Perilaku komunikasi pada situasi formal misalnya rapat, seminar, kongres, dan persuratan
dinas, menuntut keresmian baik dalam sikap maupun cara berkomunikasi. Dengan kata lain,
dalam komunikasi formal, ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa formal yakni
ragam bahasa yang merujuk pada kaidah-kaidah baku kebahasaan.
 Komunikasi informal adalah suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi tidak
resmi atau santai, seperti dalam arisan, keluarga, atau pasar. Ragam bahasa yang digunakan
dalam komunikasi informal adalah ragam bahasa yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah
baku kebahasaan.
 Komunikasi semiformal yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi
campuran antara resmi dan tidak resmi atau semiformal. Ragam bahasa yang digunakan
dalam komunikasi semiformal adalah ragam bahasa yang mengacu pada kaidah-kaidah
kebahasaan namun dilakukan secara tidak konsisten. Misalnya adalah bahasa jurnalistik.
Strategi komunikasi/berbicara

 Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung


 Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh:
mesjid
 Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
 Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh: menggunakan bahasa yang sopan
 pada orang yang lebih tua.
  Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita
inginkan.
Berikut cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan keterampilan
berbicara:

 Tingkatkan kemampuan berbahasa yang baik, perbanyak kosakata dengan banyak membaca
dan menulis. Cari kosakata yang belum atau kurang dikenal. Semakin kita bisa
mengekspresikan diri, semakin baik kemampuan kita dalam berkomunikasi.
 Latih kemampuan mendengar. Perhatikan apa yang dikatakan pembicara lain sebelum kita
mengutarakan pendapat. Resapi apa yang didengar sebelum merespon.
 Belajar untuk mengerti dan menghargai cara pandang orang lain dengan pemikiran terbuka
dan berusahalah melihat sesuatu dari perspektif yang lain. Sebagai hasilnya, kita akan lebih
bisa bekerja sama dan lebih pengertian terhadap pemikiran orang lain.
 Hindari komunikasi di situasi yang emosional. Kita akan kehilangan objektifitas dan
cenderung mengatakan sesuatu yang nantinya akan disesali. Ambil waktu untuk
memikirkan posisi kita sebelum berbicara.
 Ikut serta dalam organisasi yang mendorong meningkatkan berbagai keterampilan berbicara
kita, dan yang memungkinkan kita bertemu dengan orang-orang baru yang menarik.
Kaitan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa dan
Komponen Lain
 Dalam KBBI dijelaskan bahwa keterampilan bahasa adalah kecakapan seseorang
untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Dilihat
dari sifatnya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima
atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan
berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan pembicaraan atau
tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, empat keterampilan bahasa, yakni menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka untuk
mengetahui hubungan antar empat keterampilan berbahasa itu makalah ini berjudul
“Hubungan antar Keterampilan Berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, dan
Menulis)”
Hubungan Berbicara dengan Membaca

 Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa


lisan.
 Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin akan mengganggu
pelajaran membaca bagi siswa.
 Jika pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi
pelajaran membaca, maka membaca bagi para siswa yang lebih tinggi kelasnya turut
membantu meningkatkan bahasa lisan mereka; misalnya: kesadalinguistik mereka
terhadap kata-kata atau istilah-istlah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata-kata yang tepat.
 Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung, jika ada
kata-kata baru muncul dalam bacaan siswa, hendaklah guru mendiskusikan dengan
siswa agar memahami maknanya sebelum mereka memulai membacanya (Dawson,
dalam Tarigan;,1983: 8 ).
Hubungan Berbicara dengan Menulis

 Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif.


Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan
menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan
dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis.
Menyusun Bahan Berbicara untuk
Presentasi
Dalam menyusun bahan berbicara untuk presentasi dapat dilakukan melalui tiga
tahap yaitu: mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan
secara mendetail. Selain tiga hal di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
presentasi. Hal-hal tersebut ialah:
 Bagaimana berhasil dalam presentasi.
 Komunikasi efektif.
 Menyiapkan materi yang akan disampaikan.
 Teknik berbicara dalam presentasi.
 Tanggung jawab pembicara.
 Kesalahan besar pembicara.
Teknik berbicara dalam presentasi

 Pendekatan dan permulaan.


 Mengatasi kegugupan di depan panggung.
 Membuat pendengar tertarik dengan apa yang disampaikan.
 Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan,dan volume suara.
 Mempercayai diri sendiri.
 Memperbanyak perbendaharaan kata.
 Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat.
 Tepat waktu.
 Memiliki kelancaran dalam berbicara dan rasa humor.
 Berbicara dengan wajar dan menyenangkan.
 Menggerakkan tubuh secara alami.
 Memakai pakaian yang sopan.
 Penutupan dan pengakhiran.
Keterampilan Vokal

 Kenyaringan suara
 Kehalusan jenis suara
 Olah vokal (tinggi rendah suara)
 Variasi suara
CARA MEMBUKA PEMBICARAAN
 Langsung menyebutkan pokok persoalan.
 Melukiskan latar belakang masalah.
 Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau
kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian
khalayak.
 Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang
diperingati.
 Menghubungkan dengan tempat komunikator
berpidato.
 Menghubungkan dengan suasana emosi yang tengah
meliputi khalayak.
 Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi
masa lalu.
 Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar.
 Memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi mereka.
 Memulai dengan pertanyaan yang mengejutkan.
 Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan
pertanyaan.
 Menyatakan kutipan.
 Menceritakan pengalaman pribadi.
 Mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis.
 Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui
kebenarannya.
 Membuat humor.
CARA MENUTUP PEMBICARAAN
 Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan.
 Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan
kata yang berbeda.
 Mendorong khalayak untuk bertindak.
 Mengakhiri dengan klimaks.
 Mengatakan kutipan Al Quran, sajak, peribahasa, atau
ucapan para ahli.
 Menceritakan tokoh yang berupa ilustrasi dari tema
pembicaran.
 Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara.
 Menguji dan menghargai khalayak, dan membuat
pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.
Etika Menghubungi Dosen
Tugas

1. Jelaskan, mengapa Etika Penting Saat Berbicara dengan Orang Lain!


2. Jelaskan etika berbicara di depan publik!
3. Jelaskan menurut pendapat Anda, bagaimana mengatasi ketakutan berbicara di
depan umum!
4. Jelaskan faktor-faktor penghambat keterampilan berbicara!

Tugas dikirim ke email nuriana889@gmail.com, paling telat Minggu, 6 September


2020, pukul 23.59 WIB.

Anda mungkin juga menyukai