Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU KEKERASAN

OLEH : WIRSA ASMI LESTARI R ( 201901011 )


DEFINISI

 Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana


seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif
( Towsend,1998 )
 Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-
individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada
dirinya sendiri ataupun orang lain (Carpenito, 2000)
PENYEBAB

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan


konsep diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
MANIFESTASI KLINIS

 Perasaan malu terhadap diri sendiri


 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
 Merendahkan martabat
 Gangguan hubungan sosial
 Percaya diri kurang
 Mencederai diri
AKIBAT

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan


tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun
lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan
perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain
dan lingkungan.
POHON MASALAH

Resiko mencederai diri ,orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan/amuk

Gangguan harga diri,harga diri rendah

Koping individu tidak efektif


MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU
DIKAJI
 Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
 Perilaku kekerasan / amuk
 Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
DATA YANG PERLU DIKAJI
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
 Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
 Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah.
ada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang‑barang.
Perilaku kekerasan / amuk
 Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
LANJUTAN…

 Data Obyektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang‑barang.
Gangguan harga diri : harga diri rendah
 Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Perilaku kekerasan
 Gangguan konsep diri : harga diri rendah
RENCANA TINDAKAN
 Diagnosa 1: perilaku kekerasan
TujuanUmum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan
interaksi.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan:
Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.

Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.

Tindakan :
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.

Observasi tanda perilaku kekerasan.

Simpulkan bersama klien tanda‑tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tindakan:
Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.

Tindakan :
Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga,
memukul bantal / kasur.

Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung

Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.

7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Tindakan:
Bantu memilih cara yang paling tepat.

Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.

Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.

8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).

Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
 Diagnosa II: Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan:
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

Utamakan pemberian pujian yang realitas

3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga

Tindakan:
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah


4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki

Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :
Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

Beri pujian atas keberhasilan klien

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai