Anda di halaman 1dari 39

PUPUK DAN PEMUPUKAN

IR. SUGIYARTO, MP
PUPUK
• Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media
tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara
yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik.
• Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-
organik (mineral).
• Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan
membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan,
dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
•Pemberian pupuk harus memperhatikan
kebutuhan hara tanaman, agar tanaman tidak
mendapatkan suplai hara secara berlebihan.
Suplai hara yang terlalu sedikit atau terlalu
banyak dapat membahayakan pertumbuhan
tanaman.

•Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun


disemprotkan ke permukaan daun.
KLASIFIKASI PUPUK
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa,
fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam
hara yang dikandungnya.

Berdasarkan asalnya dibedakan:


1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau
dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti.
Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk
hijau dan pupuk batuan P (rock phosphate)
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik.
Misalnya: TSP, urea, rustika dan  nitrophoska. Pupuk ini
dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam
melalui proses fisika dan/atau kimia.
Berdasarkan senyawanya dibedakan:
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa
organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk
organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam
yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock
phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit
[Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari
senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan
tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasa-nya dibedakan:
1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang
beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya
dilarutkan dulu dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke
daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun
mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan
pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%,
penggunaannya dapat lewat tanah (injeksi).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:


3. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan
dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
4. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke
dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk
tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah
menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya :  ZA dan
Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila
diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik
misalnya : pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.
 
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:
3. Pupuk tunggal yang hanya mengandung satu hara tanaman saja.
Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan
P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).
4. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua
hara tanaman. Contoh:  NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:
1.Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,
nitrophoska, gandasil.
2.Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung  hara mikro saja misalnya:
mikrovet, mikroplek, metalik.
3.Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering
juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur
tumbuh (hormon tumbuh). 
 Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk:
4.pupuk organik atau pupuk alami dan
5.pupuk kimia atau pupuk buatan .
• Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme
atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui
proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral.
• Pupuk kimia/buatan biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik,
dengan kandungan haranya dapat dihitung. Pupuk organik sukar ditentukan
kandungan haranya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia
dapat memperbaiki kondisi fisik tanah dan biologi tanah.
Pupuk Nitrogen
Pupuk ZA
• adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan
belerang bagi tanaman.
• Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure Ammoniak, yang berarti
amonium sulfat (NH4)2SO4. Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin
di lidah.
• Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion
sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi
menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemberiannya.
• Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya
separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok
hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi
pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan
mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.

Ammonium Chlorida ( NH4Cl)


• Pupuk ammonium chlorida adalah pupuk berbentuk kristal berwarna putih. Pupuk ini
mempunyai kadar N sebanyak 26 %. Didalam tanah akan terionisasi menjadi ion NH 4 dan Cl-.
Seperti halnya dengan pupuk ZA, ion ammonium dapat langsung diserap tanaman dan
sebagian akan dijerap oleh koloid tanah pada permukaan
Ammonium Nitrat (NH4NO3)
• Pupuk ammonium nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua
jenis hara N dalam bentuk ammonium dan nitrat.
• Pupuk ini , termasuk pupuk yang larut didalam air mempunyai kadar N
sebesar 33  . Berbentuk padat dan kristalin dan berwarna putih, tidak
higrokopis dan berkerja cepat.
• Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah dingin
dan daerah panas.  Pupuk ini akan membakar tanaman apabila diberikan
terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung dengan daun. 
• Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya
harus lebih sering.  Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak
dapat disimpan lebih lama.

Ammonium Sulfat Nitrat ( ASN)


• Ammonium Sulfat Nitrat adalah pupuk yang diproduksi oleh Ruhr-sticstoff
A.G. Jerman, merupakan garam rangkap dari ammonium sulfat dan
ammonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan dalam bentuk kristal
berwarna seperti kuning kemerah-merahan.
Urea CO(NH2)2
• Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari
CO(NH2)2,
• Berbentuk padat (butiran) bulat kecil.
• Urea larut sempurna di dalam air. Pupuk ini mempunyai kadar
N 45 %, tidak mengasamkan tanah.
• Sifat urea lain yang tidak menguntungkan adalah sangat
higrokopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembaban
nisbi sekitar 70-75 persen.

Pupuk Cyanamide
• Pupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai pupuk
organik buatan. Contoh pupuk cyanamide ialah CaCN2 dibuat
dengan memanasi kapur (lime) dengan kokas (coke).
Kalsium Ammonium Nitrat
• Pupuk ini merupakan campuran dari ammonium nitrat dengan bubuk tanah
liat (kapur mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan
keburukan-keburukan ammonium nitrat.
• Kalsium ammonium nitrat CaCO3. diperdagangkan dalam bentuk butiran-
butiran dengan kandungan N 30-35  dan berwarna kuning muda dan
hijau.
• Pupuk kalsium nitrat ini sangat cepat larut di dalam air.  Kalsium nitrat
merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca.  Sifat
lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

Pupuk Natrium Nitrat (NaNO3)


• Natrium nitrat juga dikenal dengan nama Chilisalpeter, karena pada awalnya
pupuk ini merupakan produk alam, yang didapatkan dari endapan didalam
tanah didaerah pantai utara chili, peru dan Bolivia dan dipantai barat Amerika
Serikat.
• Sekarang pupuk NaNO3 telah dibuat secara sintetis melalui proses ammonia
soda sejalan dengan cara pembuatan ammonium chlorida, yaitu dengan cara
proses Solvay (Proses ammonia soda) dengan larutan garam. 
Gas amonia dibuat dari unsur-unsurnya, Hidrogen dan nitrogen:
AMONIA
N2 + 3H2 ------------------------ 2 NH3
NH3 Penggunaannya:
1. Dg menggunakan tekanan tinggi dapat dicairkan menjadi
amonia cair
2. Dapat dilarutkan dlm air menjadi NH4OH
3. Gas amonia dipakai untuk pembuatan pupuk lain

Bagan pembuatan pupuk Nitrogen:


+ NH3 Am. Nitrat 33% N

HNO3 Na2CO3 Na-nitrat 16% N


+ Batu fosfat Nitrofosfat 12- 20% N
+O2
+ H2SO4 Am. Sulfat 21% N

NH3 + H3PO4 Am. Fosfat 11-21% N

+ CO2 Urea 45% N

+NH4NO3, +Urea, + H2O Larutan N 27-53% N

+ H2O Larutan amonia 20% N


Pupuk Fosfat
SP-36
• Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.  Pupuk ini terbuat dari
fosfat alam dan sulfat. 
• Berbentuk butiran berwarna au-abu.
• Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu
digunakan sebagai pupuk dasar.  Reaksi kimianya tergolong netral, tidak
higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
 
Amonium Phosfat
• Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal. 
• Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. 
• Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.  Sifat lainnya
adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama  dan tidak
bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.
Pupuk Kalium
Kalium Klorida
• Mengandung 45 % K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersifat
higroskopis. 
• Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak membutuhkanya.

Kalium Sulfat
• Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK.
• Kadar K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam
air, bersifat asam. 
• Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.

Kalium Nitrat
• Mengandung 13 % N dan 44% K2O,
• berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan
reaksi yang netral.
PUPUK Bahan dasar pupuk kalium adalah hasil
KALIUM tambang garam kalium (klorida dan sulfat)
yang terdapat di Jerman, Perancis dan USA.

BAHAN PUPUK KALIUM

Pupuk Rumus Kimia Persentase Kalium


Kalium klorida KCl 48-60
Kalium Sulfat K2SO4 48-50
Kalium-magnesium sulfat K dan Mg sulfat 20-30
(25% MgSO4 )
Kainit KCl sebagian besar 12-16
Kalium Nitrat KNO3 44( 13% N)
Abu kayu K2CO3 sebagian besar 3-7 (1-2% P)
Abu ampas tebu An-organik 30
Abu sabut kelapa An-organik 30
Sekam padi Organik 2
Pupuk Makro sekunder
Kapur dolomitik
• Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan untuk menaikan pH
tanah. 
• Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.  Kelarutannya agak rendah
dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butirannya.  Semakin halus butirannya
semakin baik kualitasnya.
Kapur Kalsitik
• Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. 
• Warnanya putih dan butirannya halus, mengandung 90199% Ca.  Bersifat lebih cepat larut di
dalam air.
Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)
• Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk butiran dan berwarna
kuning. 
• Bersifat sukar larut dalam air.
Gypsum (CaSO4)
• Bahan ini berbentuk bubuk berwarna putih.  Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. 
• Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang erganggu karena kadar garam yang tingi.
Bubuk Belerang
• Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%.  
Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak
digunakan untuk menurunkan pH tanah. 
Pupuk Mikro
• Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua
bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik
sintesis.  Kedua bentuk ini bersifat mudah larut di dalam air. 
• Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu,
Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat.  Sebagai
sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang
banyak digunakan sebagai pupuk daun.  Sumber Mo umumnya
menggunakan sodium atau amonium molibdat. 
• Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat
unsur logam yang disebut chelat.  Chelat adalah bahan kimia
organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakkan
koloid tanah. 
• Unsur hara mikro yang tersedia  dalam bentuk chelat adalah Fe,
Mn, Cu, dan Zn.  Selain itu, unsur mikro juga dapat disediakan oleh
berbagai pupuk majemuk yang banyak beredar di pasaran. 
PUPUK Pupuk yang mengandung satu atau
MIKRO lebih unsur hara mikro, dalam bentuk
tersedia bagi tanaman

Garam-garam unsur mikro yg lazim untuk pupuk

Tembaga sulfat CuSO4 25-35% Cu


Tembaga sulfat basa CuSO4. 3Cu(OH)2 13-53% Cu
Tembaga karbonat (basa) CuCO3. Cu(OH)2 57 % Cu
Seng sulfat ZnSO4 23 - 35% Zn
Seng sulfat basa ZnSO4.4 Zn(OH)2 55% Zn
Mangan sulfat MnSO4 23 % Mn
Mangan sulfat basa MnSO4. MnO 40-49 % Mn
Natrium Borat Na2B4O7 34-44% B2O3
Fero sulfat FeSO4 20% Fe
Feri sulfat Fe2(SO4)3 17% Fe
Natrium molibdat Na2MoO4 37-39% Mo
.
Karakteristik Pupuk
Analisis pupuk
•Kadar unsur hara yang dikandung pupuk disebut dengan analisis pupuk.  Untuk unsur
makro kadar tersebut dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan unsur mikro
dinyatakan dalam satuan ppm.  Jenis unsur hara yang dikandung pupuk tidak
dinyatakan dalam unsur tunggal tetapi dinyatakan dalam persentase total N, P 2O5 dan
K2O.  Sebagai contoh pupuk urea mengandung 45% N, berarti dalam 100 kg pupuk
Urea terdapat 45 kg N total.
•Pupuk NPK dengan analisis 15:15:15 menunjukkan pupuk tersebut mengandung 15%
N, 15% P2O5 dan 15% K2O.  Analisis ppuk selalu tertera pada kemasan pupuk.  Jenis
pupuk yang sama belum tentu mengandung analisis yang sama, biasanya berbeda
sekitar 1-2%.  Hal ini sangat tergantung pada pabrik pembuatnya.  Karena itu saangat
penting membaca dan memahami label yang terdapat pada kemasan pupuk.
Higroskopisitas
•Higroskopisitas adalah sifat pupuk yang berkaitan dengan potensinya dalam mengikat
air dari udara.  Pupuk dianggap bersifat higroskopis jika di tempat terbuka mudah
sekali mencair.  Sifat ini sangat menentukan daya simpan pupuk.  Pupuk yang bersifat
higroskopis hendaknya tidak disimpan terlalu lama dan harus disimpan di tempat
yang tertutup (kedap udara), kalau tidak pupuk akan cepat mencair atau
menggumpal. 
Daya larut
• Daya larut merupakan kemampuan suatu jenis pupuk untuk terlarut dalam air. 
Daya larut juga menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada di dalam
pupuk untuk diserap tanaman atau hilang karena tecuci.  Pupuk uengan daya larut
tingi lebih cepat diserap oleh tanaman, tetapi mudah tercuci oleh hujan.  Pupuk
yang mengandung nitrogen biasanya mempunyai daya larut yang tinggi.
Reaksi pupuk
• Setelah pupuk ditebarkan ke tanah, pH tanah dapat berubah menjadi lebih tinggi
atau lebih rendah.  Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah meningkat disebut
pupuk bereaksi basa dan pupuk yang menyebabkan pH tanah menurun disebut
pupuk bereaksi asam.
Indeks garam
• Penebaran pupuk di tanah akan meningkatkan konsentrasi garam di dalam tanah. 
Peningkatan konsentrasi garam ini akan menaikan tekanan osmosis larutan tanah,
sehingga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara. 
• Larutan tanah dengan tekanan osmosis yang tinggi dapat menyebabkan larutan
hara tidak dapat terserap tetapi cairan sel justru akan keluar dari akar (plasmolisis
jaringan akar).  Pupuk dengan indeks garam yang tinggi  harus ditempatkan lebih
jauh dari perakaran tanaman dibanding dengan pupuk dengan indeks garam
rendah.
Perhitungan Pupuk
• Agar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum
melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan.  Berikut
beberapa contoh penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan. 

Contoh 1
• Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan untuk melakukan
pemupukan pada tanaman perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5,
dan 150 gram K2O pertanaman.  Pupuk yang tersedia di pasaran adalah
Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O).  Berdasarkan
rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk
memenuhi rekomendasi di atas adalah :

– Urea yang diperlukan adalah : 100/45 x 150 g = 333,3 gram


– SP-36 yang diperlukan adalah : 100/36 x 75 g = 208,3 gram
– KCl yang diperlukan adalah : 100/60 x 150 g = 249,9 gram
Contoh 2
• Seorang petani ingin memupuk tanaman peliharaannya dengan NPK
15:15:15 dengan dosis yang dianjurkan 500 kg NPK/ha.  Jenis pupuk yang
tersedia adalah Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O).  Langkah
yang harus dilakkan adalah mencampur ketiga jenis pupuk tersebut sampai
kadarnya setara dengan dosis pupuk NPK yang dianjurkan.  Pertama hitung
kadar N, P dan K dalam dosis yang dianjurkan, dan akan diperoleh :

– Kadar N                    = 15% x 500 kg = 75 kg


– Kadar P2O5               = 15% x 500 kg = 75 kg
– Kadar K2O                = 15% x 500 kg = 75 kg

• Selanjutnya hitung jumlah kebutuhan pupuk Urea, SP-36, dan KCl sebagai
berikut :

– Kebutuhan Urea     = 100/45 x 75 = 166,67 kg


– Kebutuhan SP-36   = 100/36 x 75 = 208,33 kg
– Kebutuhan KCl        = 100/60 x 75 = 124,99 kg
Pupuk Organik
• Pupuk organik ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian.
• Pupuk organik berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang
ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam
rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah.
• Dalam pengelolaan tanah, pupuk kandang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni pupuk hewan,
kompos, dan pupuk hijau.
 Kompos
• Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,
lembab, dan aerobik atau anaerobik.
• Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat
kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi,
dan penambahan aktivator pengomposan.
• Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik
sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos
sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang
ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.
Jenis-jenis kompos
• Kompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik yang dicerna oleh cacing. Yang
menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
• Kompos bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di pabrik gula.
• Kompos bokashi.
Manfaat Kompos
• Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah
dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
• Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan
kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah.
Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan
penyakit.
• Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih
berat, lebih segar, dan lebih enak.
• Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :
– Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
– Mengurangi volume/ukuran limbah
– Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :
– Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah
– Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
• Aspek bagi tanah/tanaman:
– Meningkatkan kesuburan tanah
– Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
– Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
– Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
– Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan
jumlah panen)
– Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
– Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
– Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam
tanah
Faktor – faktor yang mempengaruhi Efisiensi pemupukan
• Istilah efisiensi mencakup dua hal, yaitu efisiensi ekonomis dan efisiensi teknis.
• Efisiensi ekonomis tercapai pada saat keuntungan maksimum dapat dicapai sedangkan
efisiensi teknis dicapai pada saat produksi rata-rata mencapai tingkat optimum.
• Dalam kaitannya dengan pemupukan, konsep efisiensi tidak identik dengan pengurangan
atau peniadaan pupuk, tetapi lebih mengarah pada pemberian pupuk yang tepat atau
tidak berlebihan.
• Ketepatan program pemupukan membutuhkan berbagai informasi yang akurat mengenai :
kebutuhan potensial hara pada berbagai umur tanaman, varietas dan jumlah tanaman per
ha dan kondisi spesifik yang menunjang atau menghambat pertumbuhan dan produksi.
• Sejak lama telah dikembangkan sistem rekomendasi pemupukan dengan didasarkan pada
analisis daun, performance tanaman dan lingkungan tumbuh tanaman serta analisis
tanah.
• Sistem ini mengarah kepada efektivitas dan efisiensi pemupukan dan di pihak praktisi
diharapkan dalam pelaksanaan berpegang kepada “7 Prinsip Tepat”, yaitu tepat Jenis,
Dosis, Bentuk, Waktu, Cara, Letak, dan Frekuensi.
• Seringkali pupuk yang diberikan pada tanaman sebagian besar tidak dapat diserap dan
dimanfaatkan tanaman, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti ; hanyut
oleh aliran permukaan (run off), tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih
dalam (leaching), menguap, terjerap (fixation) oleh senyawa Al dan Fe bebas di dalam
tanah.
• Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya
merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan
meningkatkan kemampuan menahan air.
• Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah
meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada
fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S.
• Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempengaruhi
serapan hara oleh tanaman.
• Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi
tanah dan pertumbuhan tanaman. Kompos dapat memberikan
peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada
kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya yaitu caisin
(Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan
NPK.
• Pupuk cacing (vermicompost) dapat memberikan hasil
pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan bibit
Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam
subsoil. Indikatornya terdapat pada diameter batang,
dan sebagainya.
• Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan
pupuk anorganik tidak memberikan efek apapun pada
pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil
merupakan media tanam dengan pH yang rendah
sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian
kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga
meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan
mempengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah
dalam keadaan masam.
• Kompos bagase (kompos yang dibuat dari ampas
tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (
Saccharum officinarum L) meningkatkan
penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga
bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang
tanpa kompos, namun tidak ada peningkatan yang
berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan
sulfur.
• Penggunaan kompos bagase dengan pupuk
anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan
laju pertumbuhan, tinggi, dan diameter dari batang,
namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen
gula dalam tebu.
Efektivitas Penggunaan Pupuk di Lapangan
• Efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk di lapangan ditentukan
oleh berbagai faktor, diantaranya :
• Pelaksanaan aplikasi pemupukan di lapangan yang tidak akurat,
yaitu :
– ketidaktepatan pemilihan jenis, dosis, cara dan waktu aplikasi
pupuk dan
– ketepatan waktu pengadaan pupuk, misalnya saja Jenis Pupuk.
• Seringkali penggunaan jenis pupuk tidak sesuai dengan yang
direkomendasikan antara lain karena tidak tersedianya pupuk di
pasaran dan keterlambatan penyediaan pupuk di kebun. Ada
beberapa jenis pupuk yang mempunyai kandungan unsur hara
yang sama. Maka penyusunan rekomendasi pemupukan, biasanya
rekomendator dalam penentuan jenis pupuk berpedoman
kepada : Sifat kemasaman tanah dan kimia pupuk, penggunaan
pupuk yang lain, tingkat defisiensi unsur hara tanaman, faktor
harga pupuk
Ukuran Efisiensi pemupukan

1. Efisiensi penggunaan hara: hasil kg per ha/ hara dlm tnm kg per ha = kg
kg-1
2. Efisiensi fisiologis: (kg hasil P1 - kg hasil P0)/(kg Serapan P1 – kg Serapan
P0)=kg kg-1
3. Rasio efisiensi hara: Unit hasil kg / unit hara dalam tanaman kg = kg kg-1
4. Efisiensi agronomis: {(kg per ha hasil P1 – kg per ha hasil P0)/ kg per ha
hara yang diberikan} = kg kg-1
5. Efisiensi serapan hara dari tanah: {(kg Serapan P1 – kg Serapan P0)/ kg
hara yang digunakan}x 100%
6. Efisiensi Agrofisiologis: {(kg gabah hasil P1 - kg gabah hasil P0)/(kg
Serapan jerami dan gabah P – kg Serapan jerami dan gabah P0)} = kg kg-
1
7. Efisiensi hara pupuk: % hara jaringan tanaman x Efisiensi penggunaan
hara = (kg serapan hara / kg hara yg diberikan) x (kg hasil gabah per kg
serapan hara tanaman)
Aplikasi Pupuk – Pemupukan

Faktor penentu memilih cara aplikasi


• Dalam menentukan aplikasi  atau penempatan pupuk  di tanah harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.

a.    Tanaman yang akan dipupuk


• Nilai ekonomi tanaman dan luas areal tanam.  Tanaman dengan nilai
ekonomi yang tinggi atau mempunyai skala penanaman yang sangat luas
dapat mempertimangkan cara penempatan pupuk dengan alat mekanis.
• Umur tanaman.  Tanaman di pesemaian dapat dipupuk dengan cara
menyemprotkan pupuk lewat daun.  Pupuk unuk tanaman di lapangan yang
masih kecil diberikan dengan cara menugal.  Pada tanaman yang sudah
besar pupuk dapat diberikan dengan cara larikan
• Jarak tanam dan karakter tajuk.  Tanaman dengan jarak tanam yang rapat
dapat dipupuk dengan cara larikan pada satu sisi barisan tanaman. 
Tanaman yang ditanam berjauhan dapat dipupuk dengan cara membuat
larikan yang melingkar mengelilngi pohon
b.    Jenis pupuk yang digunakan
• Dalam pemupukan kita harus memperhatikan Mobilitas hara di dalam
tanah.  Fosfor hampir tidak bersifat mobil, akibatnya pupuk ini tetap berada
di tempat semula dalam jangka waktu yang lama sehingga diberikan
sekaligus dan harus diberikan dekat dengan perakaran dengan cara menugal
atau larikan.  Pupuk Kalium dan Nitrogen cenderung mudah bergerak dari
tempat penebarannya.  Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama-sama
air. Karena sifatnya yang mobil pupuk kalium dan nitrogen dapat diberikan
dengan cara ditebar dipermukaan tanah atau atau dengan larikan.
• Indeks garam. Pupuk dengan indeks garam yang tingi tidak boleh
ditempatkan terlalu dekat dengan akar karena akan merusak tanaman.
• Ukuran pupuk.  Pupuk dengan ukuran  butiran yang sangat halus seperti
kapur umumnya ditebar di atas permukaan tanah.

c.    Dosis Pupuk


• Tidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis sangat tinggi di dalam
larikan karena akan merusak tanaman.  Pupuk tersebut sebaiknya ditebar
agar idak erjadi penumpukan disatu tempat.  
Cara aplikasi pupuk
1.    Larikan
• Caranya buat parit kecil di samping baris tanaman sedalam 6 -10 cm,
tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. 
• Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi tanaman.  Pada
tanaman dengan jarak tanam yang lebar larikan dibuat melingkar di
sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk pohon. 
2.    Penebaran secara merata di atas permukaan tanah
• Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman atau bersamaan dengan
pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur.  Pada pemupukan susulan
hal ini dapat dilakukan untuk pupuk yang tidak mudah menguap.
3.    Pop Up
• Caranya pupuk dimasukkan pada lubang tanam pada saat penanaman
bibit.  Pupuk yang digunakan harus yang indeks garamnya rendah agar
tidak merusak bibit.
4.    Fertigasi
• Pupuk dilarutkan kedalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air
irigasi.  Cara ini banyak dilakukan pada pembibitan
Waktu pemupukan
• Dilihat dari sifat bereaksinya pupuk ada yang cepat ada
yang lambat, sehingga hal ini akan mempengaruhi
kepada kapan pupuk itu harus diberikan. 
• Pupuk yang bereaksi lambat biasanya diberikan diawal
tanam sebagai pupuk dasar dan akan tersedia dalam
jangka waktu yang lama sehingga frekuensi aplikasinya
sedikit. 
• Sedangkan pupuk yang bereaksi cepat biasanya diberikan
secara bertahap karena pupuk ini cepat tercuci sehinga
cepat berkurang ketersediaanya dalam tanah.  Dilihat
dari peranannya ada yang berperan dalam pertumuhan
vegetatif dan generatif, sehinga pemberiannyapun
disesuaiakan dengan masa pertumbuhan tanaman.
Rekomendasi aplikasi pupuk untuk tanaman padi dengan periode
pertumbuhannya 150−155 hari.
Sumber: www.irri.org/irrc/SSNM/country%2...rice.htm

Periode Pembungaan
Tanam bibit Anakan aktif Inisiasi (PI) & pengisian Panen
Tabur benih
Landasan Ilmiah bagi Rekomendasi Pemupukan
Yield response as influenced by soil test level and soil test recommendation approach. 
(Hergert, 1997)

Pemupukan
untuk Tidak boleh
pemeliharaa memupuk
Hasil maksimum n
ekonomis
% Hasil tanaman

Rekomendasi pupuk dgn:


Tingkat Kritis
Pendekatan koreksi defisiensi
Pendekatan pemeliharaan

SR R T ST
Tingkat Uji Tanah
UJI TANAH = SOIL TESTING
Keterkaitan antara hasil uji tanah dengan rekomendasi dosis
pupuk (Tisdale dan Nelson, 1975)

Diunduh dari: ……….. 6/10/2012

Anda mungkin juga menyukai