IR. SUGIYARTO, MP
PUPUK
• Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media
tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara
yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik.
• Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-
organik (mineral).
• Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan
membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan,
dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
•Pemberian pupuk harus memperhatikan
kebutuhan hara tanaman, agar tanaman tidak
mendapatkan suplai hara secara berlebihan.
Suplai hara yang terlalu sedikit atau terlalu
banyak dapat membahayakan pertumbuhan
tanaman.
Pupuk Cyanamide
• Pupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai pupuk
organik buatan. Contoh pupuk cyanamide ialah CaCN2 dibuat
dengan memanasi kapur (lime) dengan kokas (coke).
Kalsium Ammonium Nitrat
• Pupuk ini merupakan campuran dari ammonium nitrat dengan bubuk tanah
liat (kapur mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan
keburukan-keburukan ammonium nitrat.
• Kalsium ammonium nitrat CaCO3. diperdagangkan dalam bentuk butiran-
butiran dengan kandungan N 30-35 dan berwarna kuning muda dan
hijau.
• Pupuk kalsium nitrat ini sangat cepat larut di dalam air. Kalsium nitrat
merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat
lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
Kalium Sulfat
• Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK.
• Kadar K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam
air, bersifat asam.
• Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.
Kalium Nitrat
• Mengandung 13 % N dan 44% K2O,
• berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan
reaksi yang netral.
PUPUK Bahan dasar pupuk kalium adalah hasil
KALIUM tambang garam kalium (klorida dan sulfat)
yang terdapat di Jerman, Perancis dan USA.
Contoh 1
• Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan untuk melakukan
pemupukan pada tanaman perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5,
dan 150 gram K2O pertanaman. Pupuk yang tersedia di pasaran adalah
Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Berdasarkan
rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk
memenuhi rekomendasi di atas adalah :
• Selanjutnya hitung jumlah kebutuhan pupuk Urea, SP-36, dan KCl sebagai
berikut :
Aspek Ekonomi :
– Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
– Mengurangi volume/ukuran limbah
– Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
– Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah
– Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
• Aspek bagi tanah/tanaman:
– Meningkatkan kesuburan tanah
– Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
– Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
– Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
– Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan
jumlah panen)
– Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
– Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
– Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam
tanah
Faktor – faktor yang mempengaruhi Efisiensi pemupukan
• Istilah efisiensi mencakup dua hal, yaitu efisiensi ekonomis dan efisiensi teknis.
• Efisiensi ekonomis tercapai pada saat keuntungan maksimum dapat dicapai sedangkan
efisiensi teknis dicapai pada saat produksi rata-rata mencapai tingkat optimum.
• Dalam kaitannya dengan pemupukan, konsep efisiensi tidak identik dengan pengurangan
atau peniadaan pupuk, tetapi lebih mengarah pada pemberian pupuk yang tepat atau
tidak berlebihan.
• Ketepatan program pemupukan membutuhkan berbagai informasi yang akurat mengenai :
kebutuhan potensial hara pada berbagai umur tanaman, varietas dan jumlah tanaman per
ha dan kondisi spesifik yang menunjang atau menghambat pertumbuhan dan produksi.
• Sejak lama telah dikembangkan sistem rekomendasi pemupukan dengan didasarkan pada
analisis daun, performance tanaman dan lingkungan tumbuh tanaman serta analisis
tanah.
• Sistem ini mengarah kepada efektivitas dan efisiensi pemupukan dan di pihak praktisi
diharapkan dalam pelaksanaan berpegang kepada “7 Prinsip Tepat”, yaitu tepat Jenis,
Dosis, Bentuk, Waktu, Cara, Letak, dan Frekuensi.
• Seringkali pupuk yang diberikan pada tanaman sebagian besar tidak dapat diserap dan
dimanfaatkan tanaman, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti ; hanyut
oleh aliran permukaan (run off), tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih
dalam (leaching), menguap, terjerap (fixation) oleh senyawa Al dan Fe bebas di dalam
tanah.
• Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya
merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan
meningkatkan kemampuan menahan air.
• Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah
meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada
fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S.
• Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mempengaruhi
serapan hara oleh tanaman.
• Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi
tanah dan pertumbuhan tanaman. Kompos dapat memberikan
peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada
kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya yaitu caisin
(Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan
NPK.
• Pupuk cacing (vermicompost) dapat memberikan hasil
pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan bibit
Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam
subsoil. Indikatornya terdapat pada diameter batang,
dan sebagainya.
• Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan
pupuk anorganik tidak memberikan efek apapun pada
pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil
merupakan media tanam dengan pH yang rendah
sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian
kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga
meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan
mempengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah
dalam keadaan masam.
• Kompos bagase (kompos yang dibuat dari ampas
tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (
Saccharum officinarum L) meningkatkan
penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga
bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang
tanpa kompos, namun tidak ada peningkatan yang
berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan
sulfur.
• Penggunaan kompos bagase dengan pupuk
anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan
laju pertumbuhan, tinggi, dan diameter dari batang,
namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen
gula dalam tebu.
Efektivitas Penggunaan Pupuk di Lapangan
• Efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk di lapangan ditentukan
oleh berbagai faktor, diantaranya :
• Pelaksanaan aplikasi pemupukan di lapangan yang tidak akurat,
yaitu :
– ketidaktepatan pemilihan jenis, dosis, cara dan waktu aplikasi
pupuk dan
– ketepatan waktu pengadaan pupuk, misalnya saja Jenis Pupuk.
• Seringkali penggunaan jenis pupuk tidak sesuai dengan yang
direkomendasikan antara lain karena tidak tersedianya pupuk di
pasaran dan keterlambatan penyediaan pupuk di kebun. Ada
beberapa jenis pupuk yang mempunyai kandungan unsur hara
yang sama. Maka penyusunan rekomendasi pemupukan, biasanya
rekomendator dalam penentuan jenis pupuk berpedoman
kepada : Sifat kemasaman tanah dan kimia pupuk, penggunaan
pupuk yang lain, tingkat defisiensi unsur hara tanaman, faktor
harga pupuk
Ukuran Efisiensi pemupukan
1. Efisiensi penggunaan hara: hasil kg per ha/ hara dlm tnm kg per ha = kg
kg-1
2. Efisiensi fisiologis: (kg hasil P1 - kg hasil P0)/(kg Serapan P1 – kg Serapan
P0)=kg kg-1
3. Rasio efisiensi hara: Unit hasil kg / unit hara dalam tanaman kg = kg kg-1
4. Efisiensi agronomis: {(kg per ha hasil P1 – kg per ha hasil P0)/ kg per ha
hara yang diberikan} = kg kg-1
5. Efisiensi serapan hara dari tanah: {(kg Serapan P1 – kg Serapan P0)/ kg
hara yang digunakan}x 100%
6. Efisiensi Agrofisiologis: {(kg gabah hasil P1 - kg gabah hasil P0)/(kg
Serapan jerami dan gabah P – kg Serapan jerami dan gabah P0)} = kg kg-
1
7. Efisiensi hara pupuk: % hara jaringan tanaman x Efisiensi penggunaan
hara = (kg serapan hara / kg hara yg diberikan) x (kg hasil gabah per kg
serapan hara tanaman)
Aplikasi Pupuk – Pemupukan
Periode Pembungaan
Tanam bibit Anakan aktif Inisiasi (PI) & pengisian Panen
Tabur benih
Landasan Ilmiah bagi Rekomendasi Pemupukan
Yield response as influenced by soil test level and soil test recommendation approach.
(Hergert, 1997)
Pemupukan
untuk Tidak boleh
pemeliharaa memupuk
Hasil maksimum n
ekonomis
% Hasil tanaman
SR R T ST
Tingkat Uji Tanah
UJI TANAH = SOIL TESTING
Keterkaitan antara hasil uji tanah dengan rekomendasi dosis
pupuk (Tisdale dan Nelson, 1975)