Kelompok 4 :
1. Vrima Ayu F. (19631831)
2. Vina Nur A. (19631832)
3. Lia Fitriani (19631842)
KASUS
Seorang klien hendak direncanakan operasi batu ginjal esok hari. Seharian ini klien tampak cemas dan bertanya
kepada perawat tentang operasinya. Klien merasa takut bahkan semalam klien tidak bisa tidur karena
memikirkannya. Tadi pagi ketika klien mengeluh pusing, badan terasa capek semua dan lemas.
A. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kaplan, Sadock dan Grebb (dalam fausiah & widury, 2007)
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perasaan cemas
(Rajin, 2012). Perasaan cemas akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada
kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis, zat ini akan mengurangi pemenuhan
tidur seseorang (Indri et al., 2014). Menurut Damayanti et al. (2017), bahwa terlihat jelas bahwa kecemasan mempunyai
dampak terhadap kehidupan seseorang terutama dalam pemenuhan istirahat tidur.
Pasien sebelum dilakukan tindakan operasi menganggap bahwa operasi merupakan tindakan yang menakutkan
karena menggunakan peralatan, ruangan dan tindakan-tindakan keperawatan khusus. Pasien pre-operasi
mengalami perasaan cemas dan ketegangan yang ditandai dengan rasa cemas, takut akan pikiran sendiri, pusing,
tidak dapat beristirahat dengan tenang (Melanie & Jamaludin, 2018). Perasaan itu dapat terjadi karena pasien
tidak mempunyai pengalaman terhadap hal-halyang akan dihadapi saat pembedahan seperti anastesi, nyeri,
perubahan bentuk, serta ketidakmampuan mobilisasi sesudah operasi (Fitri, 2012)
Wahyuningsih (2007), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada pasien pre operasi, dimana semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin buruk kualitas tidurnya.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2010), yang menyatakan bahwa kecemasan
pada pasien pre operasi dapat mengganggu tidur dan sering terbangun selama siklus tidur. Kecemasan
meningkat dapat karena penyakit dan hospitalisasi. Hal ini berhubungan dengan pemeriksaan dan operasi
diagnosis yang diidentifikasi sebagai penyebab kualitas tidur pasien buruk.
B. PENGKAJIAN DAN ANALISIS DATA
Penanggung jawab :
Nama : Tn. B
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hub.dgn klien : Suami
2. Keluhan Utama :
Saat MRS : Klien mengatakan nyeri selama 2 minggu didaerah perut menjalar ke pinggang, ada mual dan muntah
namun hanya pada saat nyeri pinggang muncul, nyeri tekan pada perut bagian bawah
Saat Pengkajian :Klien tampak pucat,nyeri,mual dan demam
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri perut menjalar ke pinggang telah dialami klien kurang lebih 2 minggu yang lalu, nyeri dengan skala 8, Nyeri
tekan pada perut bagian bawah, klien tampak meringis kesakitan dan sesekali memegang daerah yang sakit, terdapat mual
dan muntah tapi tidak sering, klien mengatakan selama ini kurang minum air putih. Klien mengatakan merasa susah BAK,
tidak lancar, BAK sering terputus-putus, frekuensi BAK 6x/hari namun sedikit, warna urine kekuningan. Klien mengatakan
tidak tahu tentang penyakitnya karena munculnya tiba-tiba, klien tidak tahu penyebabnya sehingga klien tampak cemas
setiap kali perawat mendekatinya
b.Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah sakit seperti sekarang dan klien baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit.Biasanya hanya
pengobatan rawat jalan.
c.Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit ginjal
4. Riwayat Psikososial
Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Pasien mengatakan rasa takut dan cemas muncul akibat kurangnya pengetahuan penyebab, proses terhadap penanganan
penyakit Nefrolitiasis. Dan berharap mengetahui penyakitnya agar rasa takut dan cemasnya berkurang
Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga klien mengatakan harapannya setelah klien ditangani oleh perawat dapat segera sembuh dan melakukan aktivitasnya
kembali
Pola interaksi dan komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan lancer mudah dimengerti dengan Bahasa Indonesia
3 Pola Istirahat dan Tidur - Bisa tidur dengan nyenyak dari pukul 22.00-04.30 - Klien mengatakan tidak bisa tidur pada malam
tanpa merasakan sakit hari dan sangat cemas dan gelisah.
4 Pola Personal Hygiene - Mandi 2x sehari serta gosok gigi setiap mandi - Mandi hanya disibin dan gosok gigi 1x sehari
5 Pola Aktivitas - Dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan - Kekamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien
orang lain maupun alat bantu mengatakan lebih banyak berbaring di tempat
tidur karena terasa sakit bila banyak bergerak.
6. PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan Umum
Kesadaran:Klien dalam keadaan composmentis
b.Pemeriksaan tanda-tanda vital
Sebelum sakit: TD :120/90 mmHg
Nadi :90/menit
RR :20/menit
Suhu :37°C
Sesudah sakit: TD :150/60 mmHg
Nadi :112/menit
RR :28/menit
Suhu :37,5°C
1. Kepala 2. Leher
Rambut :pendek, kotor, mudah Inspeksi :simetris
rontok, distribusi tidak rata. Palpasi trakhea :tidak teraba massa
Mata :simetris, bersih Palpasi kelenjar thiroid :tidak teraba pembesaran
Hidung :Tidak ada perdarahan dan kelenjar
simetris 3. Dada
Mulut :bibir kering dan bau mulut Inspeksi :Ekspansi dada simetris, warna
Gigi : tidak lengkap kulit merata
Telinga :simetris, pendengaran tajam Palpasi :Tidak teraba massa, ekspansi dada
simetris
Perkusi : Resonan
Auskultasi :Terdengar BJ S1 dan BJ S2
4. Abdomen 6. Genetalia
Inpseksi :Tidak terlihat adanya acites, tidak ada Tidak terpasang kateter
luka dan warna kulit merata
Palpasi :Tidak teraba massa, tidak teraba 7. Ekstremitas
pembesaran hepar, adanya nyeri tekan pada Ekstremitas atas: tidak ada edema, terpasang infus
abdomen bagian bawah pada tangan sebelah kanan
Perkusi :Timpani pada area lambung dan pekak Ekstremitas bawah: tidak ada edema
pada area hepar
7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Rongten :Adanya tampak bayangan batu pada ginjal
sebelah kiri
IVP :Tampak pembengkakan pada ginjal, batu
DO:
• klien terlihat meringis kesakitan
• TTV :
TD : 150/60 mmHg
Nadi:112/menit
RR :28/menit
Suhu:37,5°C
Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab
21 Juni 2020 DS: Gangguan pola tidur Cemas
• klien mengatakan
susah tidur karena
cemas pre operasi .
• klien mengatakan tidak
bisa tidur semalaman ,
pusing
DO:
• klien tampak lesu,
pucat,
1 Nyeri akut b.d agen cidera Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang, hilang - Kaji intensitas, lokasi, - peningkatan nyeri adalah
biologis atau teradaptasi frekuensi dan penyebaran nyeri indikasi dari opstruksi, bila
Kriteria hasil : nyeri hilang kemungkinan batu
-Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau sedang bergerak
dapat diadaptasi, skala nyeri 0-4 - kaji tanda keringat dingin, tidak - mengobservasi tanda-tanda
-Dapat mengidentifikasi aktifitas yang dapat beristirahat, dan ekspresi shock
meningkatkan atau yang menurunkan nyeri wajah
-Ekspresi wajah klien rileks - kolaborasi pemberian analgetik
sesuai indikasi - Analgetik memblok lintasan
nyeri sehingga mengurangi
- Pantau perubahan tanda-tanda nyeri
Dalam waktu 1x24 jam tingkat kecemasan klien vital dan kondisi yang - Perubahan tanda-tanda vital
berkurang atau hilang menunjukan peningkatan dapat digunakan sebagai
2 Gangguan pola tidur b.d cemas Kriteria hasil : kecemasan klien. indikator terjadinya ansietas
(ansietas) Klien mengatakan kecemasan berkurang, mengenal pada klien.
perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau - Berikan informasi serta - Mempersiapkan klien
faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap bimbingan antisipasi tentang menghadapi segala
tindakan dan wajah rileks segala bentuk kemungkinan yang kemungkinan, krisi
akan terjadi di masa yang akan perkembangan dan /atau
datang. situasional.
-Teknik menenangkan diri
- Ajarkan Teknik relaksasi diri dan
dapat digunakan untuk
pengendalian perasaan negative
meredakan kecemasan pada
atas segala hal yang dirasakan
klien yang mengalami distress
klien
akut
NO DIAGNOSIS TUJUAN/KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN