Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jangka pendek
Jangka panjang
Perhatian khusus diberikan kepada bayi dan balita dengan faktor resiko mengalami kekurangan gizi
Perhatian khusus diberikan kepada baduta yang rentang mengalami gizi buruk
Pencegahan Gizi Buruk pada Bayi di
Bawah Usia 6 Bulan
Pencegahan jangka panjang dan tidak langsung → status kesehatan dan kondisi ibu
sebelum/selama kehamilan dan pada masa menyusui serta faktor risiko lainnya.
Pencegahan jangka pendeknya → memberikan kolostrum/IMD dan memenuhi
kebutuhan ASI, (ASI eksklusif)
Faktor risiko gizi buruk pada bayi < 6 bulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
Penyakit/kelainan bawaan
Pola asuh yang tidak menunjang proses tumbuh kembang bayi dan gangguan
Kesehatan ibu setelah melahirkan
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Pencegahan Gizi Buruk pada Balita 6 –
59 Bulan
Kekurangan gizi pada balita 6-59 Prinsip pencegahan
bulan lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor luar, misalnya kekurangan gizi pada
Asupan makanan balita 6-59 bulan
Kekebalan tubuh terhadap Memberikan asupan
infeksi
Terpapar sumber infeksi
makanan sesuai
penyakit menular dengan umur.
Ketersediaan jamban keluarga Mencegah
dan air bersih
Kondisi lingkungan
terjadinya infeksi.
Alur Penapisan Balita Gizi Buruk/Kurang dan Jenis Layanan yang Diperlukan
Rawat Jalan pada Balita Usia 6-59 Bulan
Gizi Buruk
Konfirmasi status gizi
Pelayanan rawat jalan
Anamnesis riwayat kesehatan balita: riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan
makan (termasuk nafsu makan), penyakit dan riwayat keluarga.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan
Pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan
Kebutuhan gizi untuk balita gizi buruk tanpa komplikasi → Pemenuhan kebutuhan
gizi ini dapat dilakukan dengan pemberian F-100 atau RUTF
Melakukan konseling kepada pengasuh tentang cara pemberian RUTF atau F-100
Melakukan pencatatan hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan
Pemenuhan Kebutuhan
Gizi Dengan Pemberian F-
100
F-100 dalam bentuk kering (susu,
gula, minyak) diberikan untuk
keperluan 2 hari. Mineral mix
diberikan terpisah.
Pada tahap awal, balita yang
beratnya kurang dari 7 kg hanya
diberi F-100. Bila BB ≥ 7 kg, maka
dapat diberikan 2/3 dari total
kebutuhan kalori berupa F-100,
sisanya diberikan berupa makanan
yang mengandung tinggi protein
hewani dan tinggi energi/minyak.
Pemenuhan Kebutuhan Gizi Dengan
Pemberian F-100
Vitamin A:
Bila tidak ditemukan tanda defisiensi vitamin A atau tidak ada riwayat campak 3
bulan terakhir, maka vitamin A dosis tinggi diberikan di hari ke-1 sesuai umur.
Bila ditemukan tanda defisiensi vitamin A, seperti rabun senja atau ada riwayat
campak dalam 3 bulan terakhir, maka vitamin A diberikan dalam dosis tinggi sesuai
umur, pada hari ke-1, hari ke-2 dan hari ke-15.
Suplemen zat gizi mikro diberikan setiap hari paling sedikit selama 2 minggu:
Asam folat (5 mg pada hari pertama, dan selanjutnya 1 mg/hari).
Multivitamin (vitamin C dan vitamin B kompleks).
Zat besi (3 mg/kgBB/hari) setelah berat badan mengalami kenaikan. Dibutuhkan
waktu 2-4 minggu untuk koreksi anemia dan 1-3 bulan untuk menyimpan cadangan
besi dalam tubuh
Pemenuhan Kebutuhan Gizi Dengan
Pemberian RUTF
Bila menggunakan RUTF → dilakukan tes nafsu
makan.
Jumlah RUTF yang diberikan sesuai dengan berat
badan balita dan diberikan untuk 7 hari.
Test Nafsu Makan dengan RUTF
Minta pengasuh untuk mencuci tangannya,
memotong kuku tangan anak serta mencuci tangan
dan wajah anak dan kemasan RUTF, dengan air dan
sabun, sebelum memulai tes nafsu makan.
Berikan RUTF pada balita secara perlahan.
Selalu sediakan air minum yang bersih bagi anak
selama tes nafsu makan.
Rawat Inap pada Balita 6-59 Bulan
Gizi Buruk
Tujuan rawat inap bagi balita gizi buruk dengan komplikasi dan bayi di atas 6
bulan dengan berat badan kurang dari 4 kg sebagai berikut.
Mengupayakan stabilisasi kondisi balita dengan mengembalikan metabolisme
untuk keseimbangan elektrolit, normalisasi metabolisme dan mengembalikan
fungsi organ.
Menangani komplikasi, yaitu penyakit infeksi dan komplikasi lainnya.
Memberikan makanan bergizi untuk mengejar pertumbuhan, yang dilakukan
secara perlahan dan ditingkatkan dengan hati-hati agar tidak membebani
sistem.
Memberikan layanan rehabilitasi gizi lengkap.
Memberikan layanan rujukan rawat inap kepada balita gizi buruk yang semula
menjalani rawat jalan.
Fase Stabilisasi
• Hipoglikemia.
• Hipotermia.
• Dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
• Infeksi.
Fase Transisi
• Komplikasi medis teratasi
• Tidak ada hipoglikemia
• Nafsu makan pulih
• Edema berkurang
Fase Rehabilitasi
Setelah Fase Transisi, balita mendapatkan perawatan
lanjutan ke fase Rehabilitasi di layanan rawat jalan, atau tetap
di layanan rawat inap bila tidak tersedia layanan rawat jalan.
Fase Stabilisasi : Hipoglikemia
Semua balita gizi buruk berisiko mengalami hipoglikemia (kadar gula darah < 3 mmol/L atau < 54
mg/dl)
Diberi makan atau larutan glukosa 10% segera setelah masuk layanan rawat inap → Pemberian
makan yang sering (tiap 2 jam)
Berikan 50 ml larutan glukosa 10% (1 sendok teh munjung gula pasir dalam 50 ml air) secara
oral/melalui NGT, segera dilanjutkan dengan pemberian Formula 75 (F-75).
F-75 yang pertama, atau modifikasinya, diberikan 2 jam sekali dalam 24 jam pertama,
dilanjutkan setiap 2-3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.
Jika anak tidak sadar/letargi
Berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/gula
pasir 50 ml dengan NGT.
Jika glukosa IV tidak tersedia, berikan satu sendok teh gula ditambah 1 atau 2 tetes air di bawah lidah,
dan ulangi setiap 20 menit untuk mencegah terulangnya hipoglikemi.
Fase Stabilisasi : Hipoglikemia
Pemantauan
• Bila kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukurannya setelah 30 menit.
• Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberian larutan glukosa/gula
10%.
• Jika suhu aksilar < 36°C atau bila kesadaran memburuk, mungkin hipoglikemia disebabkan oleh
hipotermia, ulangi pengukuran kadar gula darah dan tangani sesuai keadaan (hipotermia dan
hipoglikemia)
Pencegahan
• Beri F-75 sesegera mungkin, berikan setiap 2 jam selama 24 jam pertama. Bila ada dehidrasi,
lakukan rehidrasi terlebih dahulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam, siang dan
malam.
• Minta pengasuh untuk memperhatikan setiap kondisi balita, membantu memberi makan dan
menjaga balita tetap hangat.
• Periksa adanya distensi abdominal.
Fase Stabilisasi : Hipotermia
• Hangatkan tubuh balita dengan menutup seluruh tubuh, termasuk kepala, dengan
pakaian dan selimut.
• Juga dapat digunakan pemanas atau lampu di dekatnya atau letakkan balita langsung
Tatalaksana pada dada atau perut ibunya.
• Ukur suhu aksila setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36,5°C atau lebih. Jika
digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam.
• Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada malam hari.
Pemantauan • Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia
Fase Stabilisasi : Hipotermia
Pencegahan Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang
bebas angin dan pastikan anak selalu tertutup pakaian/selimut.
Ganti pakaian dan seprei yang basah, jaga agar anak dan tempat
tidur tetap kering.
Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu/setelah
mandi, selama pemeriksaan).
Biarkan anak tidur dipeluk orang tuanya agar tetap hangat,
terutama di malam hari.
Beri makan F-75/modifikasinya setiap 2 jam, sesegera mungkin,
sepanjang hari/ siang-malam.
Hati-hati bila menggunakan pemanas ruangan atau lampu pijar.
Hindari penggunaan botol air panas dan lampu neon/TL.
Fase Stabilisasi : Dehidrasi dan
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Tatalaksana
Beri ReSoMal secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat dari rehidrasi pada anak dengan
gizi baik:
beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama;
selanjutnya, berikan ReSoMal 5-10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap
jam selama 10 jam. Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volume tinja yang keluar dan apakah
anak muntah.
Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam.
Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 2 tahun: 50-100 ml setiap buang air
besar, usia ≥ 2 tahun: 100-200 ml setiap buang air besar
Jika balita gizi buruk dalam keadaan syok atau dehidrasi berat → rehidrasi diberikan melalui infus
cairan Ringer Laktat dan Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1 (RLG 5%). Jumlah cairan
yang diberikan sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam, atau 5 tetes/menit/kg BB (infus tetes makro
20 ml/menit).
Fase Stabilisasi : Dehidrasi dan Gangguan
Keseimbangan Elektrolit
Larutan Mineral-Mix
Fase Stabilisasi : Dehidrasi dan
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Pemantauan
• Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap 30
menit selama 2 jam pertama, kemudian tiap jam sampai 10 jam
berikutnya.
• Waspada terhadap gejala kelebihan cairan, yang sangat berbahaya dan
bisa mengakibatkan gagal jantung dan kematian.
• Selama proses rehidrasi, frekuensi napas dan nadi akan berkurang dan
mulai ada diuresis.
• Bila ditemukan tanda kelebihan cairan (frekuensi napas meningkat
5x/menit dan frekuensi nadi 15x/menit), hentikan segera pemberian
cairan/ReSoMal dan lakukan penilaian ulang setelah 1 jam.
Fase Stabilisasi : Dehidrasi dan
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Pencegahan
• Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI.
• Berikan F-75 sesegera mungkin. Berikan ReSoMal
sebanyak 50-100 ml setiap buang air besar cair.
• Anak gizi buruk yang mengalami defisiensi kalium dan
magnesium mungkin membutuhkan waktu dua minggu
atau lebih untuk memperbaikinya.
• Terdapat kelebihan natrium total dalam tubuh, walaupun
kadar natrium serum mungkin rendah
Fase Stabilisasi : Infeksi
• Berikan kepada semua balita gizi buruk antibiotika dengan spektrum luas.
• Imunisasi campak jika balita berusia ≥ 6 bulan dan belum pernah diimunisasi atau
mendapatkan imunisasi campak sebelum usia 9 bulan. Imunisasi ditunda bila balita dalam
Tatalaksana keadaan syok.
• Bila tanpa komplikasi, beri amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
• Pada balita gizi buruk dengan komplikasi →antibiotika parenteral (IM/IV)
Pilihan • Ampisilin (50 mg/kg IM atau IV setiap 6 jam) selama 2 hari, kemudian dilanjutkan dengan
Antibiotik Amoksisilin oral (25-40 mg/kg setiap 8 jam selama 5 hari)
Bersepektrum • Gentamisin (7.5 mg/kg IM atau IV) sehari sekali selama 7 hari
Luas
Fase Stabilisasi : Infeksi
Perlu diamati gejala dini gagal jantung → nadi cepat dan nafas cepat →
pernafasan naik 5x/menit dan nadi naik 25x/menit yang menetap selama 2 kali
pemeriksaan masing-masing dengan jarak 4 jam berturut-turut
Volume makanan dikurangi, menjadi 100 ml/kgbb/hari diberikan tiap dua jam.
Selanjutnya volume makanan ditingkatkan perlahan-lahan sebagai berikut:
115 ml/kgbb/hari selama 24 jam
130 ml/kgbb/hari selama 48 jam
Tingkatkan setiap kali makan dengan 10 ml.
Penyebab ditelusuri dan kemudian diatasi.
Stimulasi sensorik dan emosional
Kriteria pulang dari layanan rawat inap dan pindah ke layanan rawat jalan
Tidak ada komplikasi Edema berkurang, Nafsu makan baik,
Secara klinis baik.
medis, DAN DAN DAN
Bila balita gizi buruk masuk dengan bilateral edema, maka kriteria sembuh adalah
Skor-Z BB/PB (atau BB/TB) ≥ Tidak ada edema, secara
LiLA ≥ 12.5cm (hijau), DAN
-2 SD, DAN klinis baik
Rawat Inap pada Bayi Gizi Buruk Usia Kurang dari 6 Bulan
Fase Stabilisasi
Ada kemungkinan pemberian ASI
Bayi masih mendapat ASI tapi kurang gizi
Bayi sudah tidak mendapat ASI tetapi ibu masih ingin menyusui
Bayi sudah berhenti menyusu (misalnya: ibu meninggal), tetapi ada ibu pesusuan yang dapat memberikan ASI.
TIDAK ada kemungkinan pemberian ASI
Bayi tidak pernah mendapat ASI dan ibu tidak mau mencoba relaktasi
Bayi sudah berhenti menyusu dan ibu tidak mau relaktasi, tidak ada ibu pesusuan
Tidak ada ibu dan ibu pesusuan.
Mulai refeeding dengan susu formula pengganti.
Beri formula dengan jumlah tetap (130 ml/kgBB/hari).
Segera berikan F-75/F-100 yang diencerkan; atau bila keduanya tidak ada, berikan formula dan teruskan
pemberian setiap 2-3 jam.
• Satu jam sebelum pemberian F-75/F-100 yang
Bila ASI masih ada diencerkan/formula, berikan ASI selama lebih kurang 20
dan bayi mampu menit.
menghisap • F-75/F-100 yang diencerkan/formula merupakan makanan
utama, sedangkan ASI merupakan makanan tambahan.
• Bantu ibu memerah ASI, yang dilakukan minimal 8x/hari
Bila ASI masih ada selama 20-30 menit tiap kali
tetapi bayi tidak • Berikan ASI perah kepada bayi dengan cara drip-
mampu atau tidak drop/dengan cangkir/NGT
mau menyusu • Bila bayi sudah cukup kuat atau sudah mampu menghisap,
bantu ibu untuk meningkatkan pemerahan ASI.
Bila ASI tidak
ada/menyusu telah • Bantu ibu melakukan relaktasi
dihentikan, maka • Berikan F-75/F-100 yang diencerkan atau formula dengan
ibu dianjurkan suplementer.
menyusui kembali
Rawat Inap pada Bayi Gizi Buruk
Usia Kurang dari 6 Bulan
Fase Transisi Fase Rehabilitasi
Pada Fase transisi, formula
yang digunakan tetap sama. Menurunkan jumlah
Transisiyang terjadi adalah formula yang
mengupayakan agar bayi
semakin banyak mendapatkan diberikan
ASI dan secara bertahap Mempertahankan
diharapkan bayi hanya
mendapat ASI ketika pulang kenaikan berat
badan
Melanjutkan
Kemajuan klinis pada bayi dinilai dari
kenaikan berat badan setiap hari
Bila berat badan turun atau tidak naik selama 3 hari berturut-turut
tetapi bayi tampak lapar dan menghabiskan semua formula yang
diberikan, tambahkan 5ml pada setiap pemberian formula
Biasanya suplementasi formula tidak bertambah selama perawatan
tetapi berat badan naik, yang berarti produksi ASI terus meningkat.
Bila setelah beberapa hari bayi tidak lagi menghabiskan jatah
formulanya tetapi BB tetap naik, berarti asupan ASI meningkat dan
bayi mendapat cukup asupan untuk memenuhi kebutuhan.
Bayi ditimbang setiap hari dengan timbangan yang mempunyai
ketelitian sampai 10
Ketika bayi menunjukkan kenaikan BB 20
g/hari (kenaikan absolut)
Pemberian F-100 yang diencerkan dikurangi jumlahnya.
Bilakenaikan berat badan tetap terjaga (10 g/hari tanpa melihat
BB sekarang), F-100 yang diencerkan dapat dihentikan sama sekali.
Tetapi bila tidak terjadi kenaikan berat badan, maka pemberian
formula kembali ditambah hingga 75% (atau ¾ jatah) selama 2-3
hari.
Dianjurkan untuk merawat bayi beberapa hari berikutnya dengan
hanya mendapat ASI untuk memastikan berat badan tetap naik,
barulah bayi dipulangkan tanpa melihat berapa berat badannya
ataupun indeks BB/PB.
Kriteri Pulang
Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada masalah medis.
Ibu sudah mendapat konseling cukup dan suplementasi zat gizi mikro yang
diperlukan selama tinggal di tempat perawatan dan diteruskan di rumah.
Bayi Kurang Dari 6 Bulan Gizi Buruk, Dan
TIDAK Ada Kemungkinan Pemberian ASI
Fase Stabilisasi
• Antibiotika: amoksisilin diberikan 15mg/kgbb/kali
setiap 8 jam selama 5 hari sedangkan untuk bayi
dengan berat badan di bawah 3 kg diberikan setiap 12
jam. Kloramfenikol TIDAK diberikan kepada bayi muda
• Vitamin A 50.000 SI dosis tunggal pada hari pertama
• Asam folat 2,5 mg dosis tunggal
• Sulfas ferosus: diberikan segera setelah bayi dapat
menghisap dengan baik dan berat badan naik.
Terapi
Dietetik
Pada Fase Stabilisasi, harus diberikan F-75
atau F-100 yang diencerkan.