Anda di halaman 1dari 11

PENYELESAIAN SENGKETA YANG

TIMBUL DARI PERJANJIAN


KERJASAMA
WORKSHOP PENGELOLAAN KERJASAMA DAN
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KERJASAMA
PENELITIAN
BOGOR, 12 OKTOBER 2015
Tujuan Sesi

Pada akhir sesi ini, Peserta diharapkan dapat:


1. Menyebutkan berbagai macam penyelesaian
sengketa;
2. Menjelaskan perbedaan masing-masing
penyelesaian sengketa;
3. Membuat klausula penyelesaian sengketa
dalam Perjanjian Kerjasama
DASAR HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA
1. Reglement Tot Regeling Van Het Rechtswezen In De Gewesten Buiten
Java En Madura (Staatsblad Tahun 1927 Nomor 227) (RBG);
2. Het Herziene Inlandsch Reglement (Staatsblad Tahun 1941 Nomor 44)
(HIR)
3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
7. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW);
8. Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa (UU Arbitrase dan ADR)
9. Peraturan MA RI No. 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan
KAPANKAH SENGKETA TIMBUL?

Sengketa timbul apabila salah satu pihak


melanggar perjanjian  Wanprestasi
Wanprestasi: pelaksanaan kewajiban yang tidak
tepat pada waktunya atau dilakukan tidak
menurut selayaknya (atau sesuai dengan yang
diperjanjikan (M. Yahya Harahap: Segi-segi
Hukum Perjanjian
Forum Penyelesaian Sengketa
 Arbitrase
 Litigasi di Pengadilan Negeri (Peradilan Umum)
 Alternatif Penyelesaian sengketa (alternative dispute
resolution)
- konsultasi
- Negosiasi
- Mediasi
- Konsiliasi
- Penilaian Ahli
ARBITRASE
 UU No. 30 Tahun 1999
 Cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa
 Diperiksa, disidang dan diputus oleh arbiter
 Para Pihak dapat diwakili dan didampingi oleh
Kuasa Hukum
 Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai
kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak
 Waktu penyelesaian maksimal 180 hari/6 bulan
Litigasi di Pengadilan Negeri

1. Apabila tidak diatur secara tegas di perjanjian,


maka yang berlaku adalaha litigasi di pengadilan
negeri
2. Sengketa diajukan sebagai Gugatan di
Pengadilan yang memiliki kompetensi (Pasal 118
HIR). Kompetensi dilihat dari domisili,
keberadaan aset atau sesuai perjanjian
3. Ada 3 tahap: Tahap Pertama, Banding dan Kasasi
4. Waktu penyelesaian per tahap = 6 bulan
Mediasi

Dalam proses mediasi di Pengadilan, Hakim


berkewajiban menawarkan para pihak berdamai
atau melakukan mediasi di luar ataupun dihadapan
pengadilan
Mediasi: cara penyelesaian sengketa melalui
perundingan dibantu oleh Mediator
Hasil: win-win solution
Kekuatan: harus dituangkan dalam akta perdamaian
Klausula Penyelesaian Sengketa dengan Arbitrase
• PASAL [ ]
• PENYELESAIAN PERSELISIHAN
 
• Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai setiap
perselisihan, persengketaan, perbedaan, ketidaksesuaian pendapat yang timbul dari atau
berhubungan dengan isi Perjanjian ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
Pekerjaan ini (“Perselisihan”).
 
• Penyelesaian atas setiap Perselisihan akan dilakukan melalui musyawarah.
 
• Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari penyelesaian secara musyawarah dimaksud tidak
mencapai kata sepakat, maka Para Pihak sepakat untuk membawa dan menyelesaikan Perselisihan
untuk diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan
administrasi dan prosedur arbitrase yang berlaku di BANI, yang keputusannya mengikat Para Pihak
yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir.
 
• Para Pihak sepakat bahwa jumlah arbiter terdiri dari panel arbiter 3 (tiga) orang. Masing-masing
Pihak harus menunjuk seorang arbiter dan kedua arbiter yang ditunjuk oleh Para Pihak akan
memilih arbiter ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbiter.
Klausula Penyelesaian Sengketa melalui Pengadilan
Negeri
• Yurisdiksi.
• Para Pihak sepakat dan setuju bahwa setiap
perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah akan diselesaikan melalui badan
peradilan. Berkenaan dengan Perjanjian ini dan
segala akibatnya serta pelaksanaannya, Para Pihak
memilih Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat sebagai domisili sah dan tetap.
Klausula Penting terkait Penyelesaian Sengketa

1. Hukum yang Mengatur


2. Pengakhiran Perjanjian dan Pengesampingan
Pasal 1266

Anda mungkin juga menyukai