Anda di halaman 1dari 27

2.

1 EFEK FOTOLISTRIK

Efek fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron pada


logam akibat disinari cahaya, atau gelombang
elektromagnetik pada umumnya. Elektron yang terlepas
pada efek fotolistrik disebut elektron-foto.
2.1 Efek Fotolistrik

E2
ID
SL

Heinrich Hertz

Heinrich Hertz ilmuwan yang pertama kali mengamati

t
oin
rP
gejala efek fotolistrik melalui percobaan tabung

we
Po
lucutan

of
er
ow
eP
Th
2.1 Efek Fotolistrik

E3
ID
SL

Hertz melihat bahwa lucutan elektrik akan menjadi lebih mudah


jika cahaya ultraviolet dijatuhkan pada elektrode tabung lucutan

t
oin
(sebagai bahan elektrode digunakan logam Natrium). Ini

rP
we
menunjukkan bahwa cahaya ultraviolet dapat mencabut elektron

Po
of
er
dari permukaan logam, atau sekurang-kurangnya memudahkan

ow
eP
elektron terlepas dari logam.

Th
2.1 Efek Fotolistrik

E4
ID
SL
Efek fotolistrik hanyalah salah satu dari beberapa proses
pada mana elektron dapat dilepaspancarkan dari permukaan
suatu bahan. Beberapa cara lainnya adalah sebagai berikut.
Emisi Termionik
Emisi medan(lucutan elektrik)
Emisi lanjutan (secondary emission)

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2.1 Efek Fotolistrik

E5
ID
SL

Penjelasan sederhana tentang gejala


terlepasnya elektron melalui efek fotolistrik
adalah berkas cahaya memberikan
energinya kepada elektron. Jika energi ysng
diberikan cahaya tersebut sama atau lebih

t
oin
besar dari pada energi ikat elektron maka

rP
we
elektron akan lepas dari logam. Peralatan

Po
of
utama dari set percobaan efek fotolistrik

er
ow
yaitu plat logam, tabung kaca,

eP
galvanometer, dan potensiometer.

Th
2.1 Efek Fotolistrik

E6
ID
SL
Dari melakukan percobaan set alat fotolistrik dapat
dipelajari beberapa hal, diantaranya:
1. Gejala terjadinya efek fotolistrik.
2. Pengaruh intensitas dan frekuensi cahaya terhadap kuat arus
fotoelektrik.
3. Nilai energi kinetik terbesar yang dimiliki elektron-elektron
foto
4. Kebergantungan potensial penghenti terhadap intensitas

t
oin
cahaya.

rP
we
Jika energi kinetik elektron tercepat dilambangi Kmaks, maka:

Po
5.

of
er
Kmaks = e Vs

ow
eP
Th
2.2 Fakta-fakta
Eksperiment Fotolistrik
2.2 Fakta-fakta Eksperiment Fotolistrik

E8
ID
SL

a. potensial pemberhenti V0 untuk


bahan anoda tertentu tidak
bergantung pada intensitas cahaya
yang menyinari bahan anoda

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2.2 Fakta-fakta Eksperiment Fotolistrik

E9
ID
SL

a. potensial pemberhenti V0
bergantung pada frequensi dari

t
oin
cahaya yang menyinari anoda.

rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
0
2.2 Fakta-fakta Eksperiment Fotolistrik

E1
ID
SL
• Cahaya dengan frekuensi kurang dari Vo tidak
akan menimbulkan efek fotolistrik

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
1
2.2 Fakta-fakta Eksperiment Fotolistrik

E1
ID
SL
•semakin besar intensitas cahaya menyebabkan
semakin banyak electron yang terlepas
•Kenaikan frequansi cahaya akan
meningkatkan energi kinetic electron
•Saat frekuensi cahaya lebih kecil dari
frekuensi ambang maka tidak ada electron
yang terlepas

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2.3 PENJELASAN TEORITIS
3
E1
2.3.1 Penjelasan Berdasarkan Fisika Klasik
ID
SL

“CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG”


Cahaya membawa energi yang dapat diberikan kepada elektron sehingga elektron mampu
melepakan diri dari ikatannya dan bergerak dengan energi kinetik tertentu.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
PENJELASAN FISIKA KLASIK TERHADAP

4
E1
FAKTA-FAKTA EKSPERIMEN
ID
SL

1 2 3 4

Potensial Penghenti Tidak Ada Waktu Kuat Arus


Diperlukan Frekuensi Tidak Bergantung Tunda antara Fotoelektrik
Ambang untuk pada Intensitas Penyinaran sampai Berbanding Lurus
Menghasilkan Efek Cahaya Terjadinya Arus terhadap Intensitas
Fotolistrik Fotoelektrik Cahaya

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
PENJELASAN FISIKA KLASIK TERHADAP

5
E1
FAKTA-FAKTA EKSPERIMEN
ID
SL

Diperlukan Frekuensi Ambang untuk Menghasilkan Efek Fotolistrik

Terjadi atau tidaknya efek fotolistrik tergantung pada intensitas cahaya, bukan pada
frekuensi cahaya

Potensial Penghenti Tidak Bergantung pada Intensitas Cahaya

Pada teori klasik, nilai potensial bergantung pada intensitas cahaya. Sebab, semakin tinggi

t
oin
intensitas cahaya semakin besar energi yang diserap elektron sehingga energi kinetik

rP
we
elektron juga semakin besar

Po
of
er
ow
eP
Th
PENJELASAN FISIKA KLASIK TERHADAP

6
E1
FAKTA-FAKTA EKSPERIMEN
ID
SL

Tidak Ada Waktu Tunda antara Penyinaran sampai Terjadinya Arus Fotoelektrik

Berdasarkan fisika klasik, jika intensitas cahaya sangat lemah maka diperlukan waktu yang cukup
lama bagi elektron untuk mengumpulkan energi sehingga dapat melepaskan diri dari ikatannya

Kuat Arus Fotoelektrik Berbanding Lurus terhadap Intensitas Cahaya

Jika intensitas cahaya dinaikkan maka energi yang diterima elektron juga meningkat. Akibatnya,

t
oin
energi atau jumlah elektron-foto yang dihasilkan juga meningkat sehingga arus fotoelektrik yang

rP
dihasilkan juga meningkat

we
Po
of
er
ow
eP
Th
2.4 Penjelasan Teoritis
Berdasarkan Teori Einstein
8
E1
2.4 Penjelasan Teoritis Berdasarkan Teori Einstein

ID
SL
 Bunyi Postulat Einstein, “Energi yang dibawa oleh cahaya
terdistribusi secara diskret dalam bentuk paket-paket energi,
bukan terdistribusi secara kontinu sebagaimana dinyatakan
oleh teori gelombang”

Paket energi itu disebut foton. Karena foton selalu bergerak


dengan laju c, menurut teori relativitas, masa foton haruslah
nol. Energi tiap foton bergantung pada frekuansinya, yaitu:

t
oin
rP
we
Po
Dengan h menyatakan tetapan Planck

of
er
ow
eP
Th
9
E1
2.4 Penjelasan Teoritis Berdasarkan Teori Einstein

ID
SL
Penjelasan Diperlukannya Frekuensi Ambang untuk
Menghasilkan Efek Fotolistrik

 
Lepas tidaknya electron hanya
bergantung pada besarnya
energi foton yang
membenturnya.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
0
E2
2.4 Penjelasan Teoritis Berdasarkan Teori Einstein

ID
SL Penjelasan energi Kinetik Elektron-foto Tidak Bergantung
Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya diartikan


sebagai, energi tiap foton
dikalikan cacah foton yang
menembus satu satuan
luas permukaan secara
tegak lurus tiap satu
satuan waktu.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2.4 Komplementaritas sifat bak-
gelombang dan bak-partikel bagi
cahaya
2.4 Komplementaritas sifat bak-gelombang

2
E2
dan bak-partikel bagi cahaya
ID
SL

CAHAYA GELOMBANG

CAHAYA PARTIKEL

e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
2.4 Komplementaritas sifat bak-gelombang

3
E2
dan bak-partikel bagi cahaya
ID
SL
 Dua Watak cahaya dapat dipandang saling melengkapi
(komplementer)
Kaitan PLANCK-EINSTEIN
Energi
MOMENTUM FOTON
= frekuensi cahaya
= panjang gelombang cahaya

Contohnya adalah gejala efek doppler (gejala berubahnya


frekuensi cahaya akibat adanya gerak relatif antara pengamat

e rP
dengan sumber)

w
Po
of
w er
Po
e
Th
2.4 Komplementaritas sifat bak-gelombang

4
E2
dan bak-partikel bagi cahaya
ID
SL EFEK DOPPLER CAHAYA
 Rumusan efek doppler

GEJALA RELATIVISTIK – Analisis teori relativitas


khusus – transformasi Lorentz untuk vector 4
Komponen vector 4

e rP
w
Po
of
A=

w er
Po
e
Th
2.4 Komplementaritas sifat bak-gelombang

5
E2
dan bak-partikel bagi cahaya
ID
SL
 PENJABARAN EFEK DOPPLER  PENJABARAN EFEK DOPPLER BERDASARKAN
BERDASARKAN CAHAYA SEBAGAI CAHAYA SEBAGAI PARTIKEL
GELOMBANG KOMPONEN VECTOR 4
KOMPONEN VECTOR 4

BILA MERAMBAT SUMBU X


BILA MERAMBAT SUMBU X TERHADAP PENGAMAT DI K’
TERHADAP PENGAMAT DI K’

e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
2.4 Komplementaritas sifat bak-gelombang

6
E2
dan bak-partikel bagi cahaya
ID
SL
KESIMPULAN
1. AdEfek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya electron dari
logam akibat disinari cahaya
2. gejala efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan
faham cahaya sebagai gelombang
3. Cahaya memiliki watak sebagai gelombang dan juga sebagai
partikel

e rP
4. Partikel kehadirannya sangat terlokalisir, artinya pada saat

w
tertentu ia menempati ruang yang sangat terbatas. Di pihak

Po
lain, kehadiran gelombang bersifat menyebar, artinya pada saat

of
er
tertentu ia menempati ruang yang luas

w
e Po
Th
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai