Anda di halaman 1dari 16

KEWARGANEGARAAN

☺ Geopolitik sebagai ILMU BUMI POLITIK


© Secara etimologis berasal dari kata GEO (Bahasa
Yunani) yang artinya BUMI.

© Geopolitik dimaknai sebagai ilmu


penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah
geografi wilayah atau tempat tinggal suatu
bangsa.
© Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari faktor-
faktor geografi, strategi, & politik suatu negara,
sedang untuk implementasinya diperlukan
strategi yang bersifat nasional.

© Dengan demikian, maka kebijakan


penyelenggaraan bernegara didasarkan atas
keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara
itu.
© Teori-teori Geopolitik.
I. Frederich Ratzel.
Negara seperti organisme & identik dengan ruang yang
ditempati oleh masyarakatnya. Negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum) yang cukup untuk dapat
tumbuh dengan subur. Teori ini dikenal dengan Teori
Organisme atau Biologis.
II. Rudolph Kjellen.
Negara adalah organisme. Negara perlu melakukan ekspansi
untuk mempertahankan & mengembangkan dirinya.
Paham Ekspansionisme menjadi landasan berpikir untuk
memperluas wilayah negara.
III. Karl Haushofer.
Pemikiran Haushofer sejalan dengan Ratzel & Kjellen, bahwa negara adalah organisme
yang membutuhkan ruang untuk hidup. Negara perlu memiliki autarki, yaitu
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dengan
menghindari ketergantungan pada negara lain. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, negara perlu memiliki wilayah yang cukup luas. Sehingga, jika wilayah
tidak mencukupi, maka perlu dilakukan ekspansi. Haushofer membagi dunia
kedalam 4 wilayah yang dikuasai oleh bangsa-bangsa besar, yaitu:
 Wilayah Amerika dikuasai oleh AS
 Wilayah Asia Timur dikuasai oleh Jepang
 Wilayah Rusia India dikuasai oleh Rusia
 Wilayah Eropa Afrika dikuasai oleh Jerman
 Halford Mackinder.
Penguasaan DAERAH JANTUNG (Eropa Timur & Rusia) berarti menguasai PULAU
DUNIA (Eropa, Asia, & Afrika) dan sekaligus juga menguasai dunia. Pemikiran
tersebut melahirkan konsep wawasan benua atau konsep kekuatan di darat.
V. Alfred Thayer Mahan.
Pemanfaatan sumber daya laut & pembangunan
kekuatan maritim. Pemikiran tersebut
melahirkan konsep wawasan bahari atau konsep
kekuatan di laut.
V. Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, & JFC
Fuller
Pembangunan kekuatan dirgantara melahirkan
konsep wawasan dirgantara atau kekuatan di
udara.
VII. Nicholas J. Spijkmen
Pembagian dunia dalam 4 wilayah:
 Wilayah daerah jantung
 Wilayah pantai Benua Eropa-Asia
 Wilayah pulau diluar Eropa-Asia & Afrika Selatan
 Wilayah Amerika
Pembagian wilayah menyebabkan perlunya kombinasi
dari kekuatan darat, laut, & udara untuk dapat
menguasainya.
Pemikiran tersebut melahirkan teori garis batas atau
wawasan kombinasi.
☺ Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

© Dirumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara.

© Kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional


dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis
negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang
kondisi geografis tersebut.

© Tidak akan memperluas wilayah untuk ruang


hidupnya (non ekspansif).
☺ Perumusan Wawasan Nusantara
© Konsepsi Wawasan Nusantara pertama kali
tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor IV
Tahun 1973 dan terakhir kali dalam Ketetapan
MPR Nomor II Tahun 1998.

© Saat ini, Konsepsi Wawasan Nusantara tercantum


dalam Pasal 25A UUD Negara RI Tahun 1945.
☺ Batas Wilayah NKRI
© Wilayah Daratan.
Daerah di permukaan bumi dlm batas-batas tertentu & di dlm
tanah permukaan bumi.
© Wilayah Perairan.
Meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, &
perairan pedalaman.
© Wilayah Udara.
Berada di atas wilayah daratan & wilayah perairan. Kedaulatan
negara atas wilayah udara diatasnya adalah mengambil
tindakan tertentu untuk memelihara keamanan &
keselamatan.
☺ Unsur Dasar Wawasan Nusantara

© Wadah (Contour).
Meliputi seluruh wilayah Indonesia dgn kekayaan alam & penduduk serta
aneka ragam budaya.

© Isi (Content).
Meliputi aspirasi yang berkembang di masyarakat, serta cita-cita & tujuan
nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.

© Tata laku (Conduct).


Tata laku batiniah adalah sikap, jiwa, & semangat setiap warga negara untuk
mendukung konsepsi wawasan nusantara. Tata laku lahiriah adalah
perilaku atau tindakan setiap warga negara untuk
mengimplementasikan terwujudnya konsepsi wawasan nusantara.
☺ Tujuan & Manfaat Wawasan Nusantara
© Tujuan.
Tujuan kedalam adalah menjamin perwujudan persatuan &
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional yaitu politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
(poleksosbudhankam). Tujuan keluar adalah terjaminnya
kepentingan nasional dlm dunia yg serba berubah, & ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan sosial serta
mengembangkan suatu kerja sama & saling
menghormati.
© Manfaat.
 Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh
dunia internasional.
 Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia
menjadi 5 juta km2.
 Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup
memberikan potensi sumber daya yang besar bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat.
 Menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara.
 Salah satu sarana integrasi nasional.
☺ Implikasi penerapan Wawasan Nusantara

© Persoalan garis batas wilayah Indonesia dengan


negara lain.
© Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yurisdiksi
Indonesia yang tidak terkendali & terawasi.
© Adanya kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia.
© Sentimen kedaerahan yg suatu saat berkembangan &
dapat melemahkan pembangunan berwawasan
nusantara.
☺ Persatuan bangsa dan keutuhan wilayah nasional.

☺ Kesatuan sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,


dan keamanan (poleksosbudhankam) dalam lingkup NKRI.

☺ Negara menguasai segala aspek kehidupan bermasyarakat


termasuk menguasai hak & kewenangan yg ada di daerah-
daerah di Indonesia. Setiap daerah sebagai wilayah/ruang
hidup (lebensraum) hendaknya diberi kewenangan mengatur &
mengelola sendiri urusannya dlm rangka mendapatkan
keadilan & kemakmuran. Oleh karena itu, pemerintahan di
Indonesia diselenggarakan secara desentralisasi (non
sentralisasi).
1. Sumarsono S., Pendidikan Kewarganegaraan,
Gramedia Pustaka Utama, 2008

2. Winarno, Paradigma Baru Pendidikan


Kewarganegaraan, Bumi Aksara, 2011

3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 dan Perubahannya.

4. Undang-Undang 32 Nomor Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai