IMUNOLOGI
IMUNOLOGI
Pengenalan self dan non self dicapai dengan setiap sel menunjukkan suatu
penanda berdasarkan pada major histocompatibility complex (MHC).
Beberapa sel yang tidak menunjukkan penanda ini diperlakukan sebagai non
self dan diserang.
SISTEM CAIRAN
PROTEIN
LEKOSIT
(7%)
LAIN-LAIN
TROMBOSIT
(1,5%)
PLASMA DARAH
-SOLVEN (PELARUT): AIR
-SOLUT (ZAT TERLARUT):
PROTEIN: ALBUMIN, GLOBULIN, FIBRINOGEN
ZAT LAIN: GLUKOSA, MINERAL DLL.
SEL-SEL DARAH
-ERITROSIT (SEL DARAH MERAH) : 5.0x106/mm3
-TROMBOSIT (PLATELET) : 2.5x105/mm3
-LEKOSIT (SEL DARAH PUTIH) : 7.3x103/mm3
-GRANULOSIT NETROFIL : 50-70%
EOSINOFIL : 20-40%
BASOFIL : 1-6%
-AGRANULOSIT LIMFOSIT : 1-3%
MONOSIT : <1%
ERITROSIT,
TROMBOSIT
DAN LEKOSIT
ERITROSIT
LEKOSIT
SISTEM LIMFE
Limfe: cairan jernih, transparan dan tak berwarna.
Mengalir dalam pembuluh limfe melalui jaringan-jaringan
dan organ-organ untuk memberikan perlindungan.
Tak ada eritrosit dan mengandung lebih sedikit protein
daripada darah.
Mengalir dari cairan interstitial pembuluh limfe
bermuara di vena subklavia (menyatu dengan darah)
Membawa lipid dan vitamin-vitamin yang larut dalam
lipid setelah diserap dari saluran pencernaan.
Memiliki katup-katup yang mencegah aliran balik cairan.
Di sepanjang pembuluh limfe terdapat limfonodi yang
menyaring cairan limfe.
SISTEM LIMFE
Sistem limfoid manusia terdiri atas:
Organ-organ primer:
LAKTOFERIN &
FAKTOR BIOLOGIS SEL NK & LAK
TRANSFERIN
INTERFERON EOSINOFIL
LISOZIM
INTERLEUKIN
FAKTOR MEKANIS
Jaringan epitel (kulit dan mukosa) sangat impermeabel
terhadap agen-agen infeksi, kecuali jika terjadi
kerusakan, misalnya terluka. Desquamasi kulit
melepaskan bakteri dan agen lainnya.
Gerakan silia, batuk dan bersin membebaskan saluran
pernafasan dari patogen
Aliran air mata, saliva dan urin dapat mengeluarkan
patogen
Mukus pada saluran pencernaan dan pernafasan dapat
menangkap mikroorganisme
Peristaltik membebaskan saluran pencernaan dari
mikroorganisme
FAKTOR KEMIS
Sekresi lambung, sekresi vaginal dan keringat bersifat asam (pH<7)
menghambat pertumbuhan bakteri
Enzim-enzim perncerna protein dapat membunuh beberapa patogen
Folikel rambut menghasilkan sebum dengan kandungan asam laktat dan
asam lemak yang dapat menghambat bakteri patogenik dan jamur.
Lisozim dan fosfolipase pada saliva, air mata, sekresi hidung, dan
perspirasi merupakan enzim yang dapat merusak dinding sel bakteri Gram
positif sehingga sel mengalami lisis.
Spermin dan zinc pada sperma merusak beberapa patogen
Laktoperoksidase merupakan enzim powerfull yang ditemukan pada ASI
Defensin pada paru dan saluran pencernaan memiliki aktifitas antimikrobial
Surfaktan pada paru beraksi sebagai opsonin yang memicu fagositosis
partikel oleh sel-sel fagosit
FAKTOR BIOLOGIS
Flora normal (mayoritas bakteri) pada kulit dan saluran pencernaan mencegah
kolonisasi bakteri patogenik dengan mengeluarkan substansi toksik atau
dengan bersaing mendapatkan nutrien. Ada 1013 sel dan terdapat 1014
bakteri, yang mayoritas hidup di usus besar.
Ada 103-104 mikroba per cm2 di kulit (Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Diphtheroid, Streptococci, Candida dll.).
Berbagai macam bakteri hidup di hidung dan mulut
Di lambung dan usus halus terdapat Lactobacilli
Di usus halus terdapat 104 bakteri per gram dan di usus besar 1011 per gram,
95-99% di antaranya adalah anaerob.
Di saluran kemih terdapat koloni berbagai bakteri dan difteroid.
Setelah pubertas, terdapat koloni Lactobacillus aerophilus yang meng-
fermentasi glikogen untuk mempertahankan pH asam.
Flora normal menciptakan kesesuaian ekologis dalam tubuh, dan menghasilkan
baktoriosidin, defensin, protein kationik dan laktoferin yang merusak bakteri
lain.
BARIER HUMORAL
Barier anatomi sangat efektif mencegah kolonisasi
mikroorganisme pada jaringan.
Tetapi, jika barier tersebut rusak, maka infeksi dapat terjadi.
Sekali agen infeksius menembus jaringan, mekanisme
imunitas bawaan lainnya bekerja, yaitu inflamasi akut
(radang akut).
Faktor-faktor humoral berperan penting dalam radang, ini
ditandai dengan edema dan rekrutmen sel-sel fagosit.
Faktor-faktor humoral ini ditemukan di dalam serum atau
terbentuk di lokasi infeksi.
SISTEM KOMPLEMEN
• Adalah mekanisme pertahanan non spesifik humoral utama
• Sistem terdiri atas >20 protein, yang dapat diaktifkan untuk
merusak bakteri.
• Sekali komplemen diaktifkan maka dapat memicu peningkatan
permeabilitas vaskuler, rekrutmen fagosit serta lisis dan
opsonisasi bakteri.
• Menyelubungi mikroba dengan molekul-molekul yang
membuatnya lebih mudah ditelan oleh fagosit.
• Mediator permeabilitas vaskuler meningkatkan permeabilitas
kapiler sehingga dapat menambah aliran plasma dan komplemen
ke lokasi infeksi, juga mendorong marginasi (fagosit menempel di
dinding kapiler). Sekali fagosit bekerja, mereka akan mati. Sel-sel
mati ini bersama jaringan rusak dan air membentuk pus.
SISTEM KOAGULASI
Beberapa produk sistem koagulasi:
• mampu meningkatkan permeabilitas vaskuler
• merupakan agen kemotaksis untuk sel-sel fagositik.
• antimikrobial langsung, misalnya beta-lisin (protein yang
dihasilkan oleh trombosit selama koagulasi)
• menyebabkan lisis beberapa bakteri Gram positif dengan
aksi sebagai detergen kationik.
LAKTOFERIN DAN TRANSFERIN
Karena mengikat besi, laktoferin dan transferin
membatasi pertumbuhan bakteri (kedua jenis
protein ini merupakan nutrien esensial bagi
bakteri).
INTERFERON
Interferon adalah protein yang dapat membatasi
replikasi virus di dalam sel
LISOZIM
Lisozim merusak dinding sel bakteri
INTERLEUKIN
Interleukin -1 (IL-1) memicu demam dan produksi
protein fase akut, beberapa di antaranya
adalah antimikrobial yang menyebabkan
opsonisasi bakteri.
BARIER SELULER
Bagian dari respon radang adalah rekrutmen sel-
sel netrofil, eosinofil dan makrofag (monosit di
jaringan) ke lokasi infeksi.
NETROFIL atau PMNs (polymorphonuclear cells)
SEL T HELPER
SEL B MEMORY
SEL T SUPRESSOR
SEL T MEMORY
IMUNITAS SELULER (oleh Limfosit T)
Saat makrofag (imunitas bawaan) menelan antigen dan membunuhnya
merangsang limfosit T mengenal antigen.
Semua sel tertutup oleh berbagai substansi yaitu Cluster of differentiation (CD)
yang jenisnya >160 cluster. Ada 100.000 molekul pada permukaan Sel T
dan sel B.
Sel B tertutup oleh CD21, CD35, CD40, CD45, dan molekul non CD.
Sel T tertutup oleh CD2, CD3, CD4, CD28, CD45R dan molekul non CD.
Molekul pada permukaan limfosit menyebabkan pembentukan reseptor
yang bervariasi (ada 1018 macam reseptor)
Sel T awalnya dari timus melalui 2 proses seleksi.
Seleksi positif: hanya sel T yang cocok dengan reseptor yang dapat
mengenal molekul MHC yang bertanggungjawab terhadap pengenalan
“self.”
Seleksi negatif: dimulai ketika sel T yang dapat mengenal molekul MHC
bergabung dengan peptide asing dikeluarkan dari timus.
IMUNITAS SELULER (oleh Limfosit T)
Ada beberapa macam sel T:
Sitotoksik atau Sel T Killer (CD8+)
mengeluarkan limfotoksin yang menyebabkan lisis sel.
Sel T Helper (CD4+)
pengelola, mengarahkan respon imun.
mengeluarkan limfokin yang merangsang sel T Killer dan sel B
untuk tumbuh dan membelah diri,
memicu netrofil,
memicu makrofag untuk menelan dan merusak mikroba.
Sel T Supressor
menghambat produksi sel T Killer jika tak dibutuhkan lagi.
Sel T Memory
mengenal dan merespon patogen
IMUNITAS HUMORAL
Antibodi
Antibodi
Struktur dasar dari antibodi terdiri
atas:
1. Dua Rantai ringan (light chain)
yaitu L & dua rantai berat (heavy
chain) yaitu H
2. Ikatan disulfida
3. Regio variabel (V) & constant (C)
4. Regio engsel (hinge)
5. Domain: light chain (VL dan CL)
& heavy chain (VH, CH1, CH2,
CH3, CH4)
6. oligosakarida (umumnya terikat
pada CH2)
IMUNITAS HUMORAL
Cara Antibodi meng-inaktifkan antigen:
Netralisasi
pengeblokan aktifitas biologis molekul target, misalnya toksin berikatan
dengan reseptor
Opsonisasi
interaksi dengan reseptor khusus sel (makrofag, netrofil, basofil, mast cells)
membuat sel tersebut mengenal & merespon antigen
Aktivasi Komplemen
menyebabkan lisis langsung oleh komplemen. Rekrutmen komplemen juga
menghasilkan fagositosis.
IMUNITAS HUMORAL
Kelas Imunoglobulin:
IMUNISASI
PASIF AKTIF
saat IgG ditransfer dari ibu ke fetus melalui plasenta atau transfer
IgA melalui kolostrum.
Imunitas pasif didapat buatan
11-
1
Vaksin 1 2 4 6 12 15 18 24 4-6 2 14-16
He He
Hepatitis-B ¶ B B HeB He
B
DT DTaP DTaP DTaP DT Td
Diphtheria, Tetanus,
a a
Pertussis &
P P
Hemohilus influenzae-b Hib Hib Hib Hib
(CV)
Poliovirus ++ IPV IPV IVP IPV
Measles, Mumps, MMR MM MMR
Rubella R
Varicella $ Var
&& HepA
IMUNISASI
Imunisasi aktif dapat menyebabkan demam, malaise dan
ketidaknyamanan.
Beberapa vaksin menyebabkan nyeri sendi atau arthritis
(rubella), kejang, kadang-kadang fatal (pertusis) atau
gangguan neurologis (influenza).
Alergi telur dapat berkembang sebagai konsekuensi dari
vaksin viral yang dihasilkan dalam telur (measles,
mumps, influenza, yellow fever).
Efek-efek yang terjadi selama 48 jam pasca vaksinasi DTP
Kejadian Frekuensi
Lokal
Merah, bengkak, nyeri 1 in 2-3 doses
Sistemik ringan/sedang
demam, mengantuk, gelisah 1 in 2-3 doses