KONSEP INSAN
DARI PERSPEKTIF FALSAFAH
Hasil Pembelajaran
Kandungan
1.0 ASAL USUL INSAN
MAKSUD INSAN
Kata Insan yang berasal dari kata al-Uns dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 65 kali dalam 43
surat. Insan dalam istilah ini secara etimologis bermaksud harmonis, lemah lembut, tampak atau
pelupa.
Kata insan digunakan dalam al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan jiwa dan
raganya. Kata ini dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali. Di antaranya terdapat dalam
surat an-Nisa’ ayat 28.
‘Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam),
dan daripadanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
2.0 HAKIKAT INSAN
2.1 Hakikat Kejadian Insan
2.2 Matlamat Penciptaan Insan
Manusia sebagai hamba dan khalifah
‘Danaku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku ‘ (al-Zariyat: 56).
2.4.3 Kemana?
Dari mana manusia datang
Al-Quran dan para Rasul untuk memberikan penjelasan dalam menjawab
pertanyaan ini. Seluruh manusia berasal dari Allah, dalam arti bahawa Allah
yang menciptakan dan menghidupkan mereka dari asalnya tidak ada.
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.”
(Al Insan: 1-2)
Untuk apa manusia diciptakan
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku ‘ (al-Zariyat: 56).
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang di
antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptkan
keduanya melainkan dengan kebenaran. Tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.” (Ad-Dukhan : 38-39)
Ke mana manusia akan pergi
Kematian adalah suatu yang pasti di dalam mana-mana
kepercayaan. Dalam Islam kematian adalah pintu yang
memisahkan antara alam dunia dan akhirat yang merupakan
tempat pembalasan di atas apa jua amalan semasa hidup di
dunia.
Firman Allah :
Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka,
tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak pula mendahulukannya”. (An Nahl : 61).
Kematian dalam Kristian
Secara umum dalam Bible, kematian adalah peralihan status
“hidup” kepada status “tidak hidup”, Orang-orang yang
meninggal bukan lagi “jiwa yang hidup” sebagaimana
statusnya sejak ia tercipta (1 Kor 15:45), sebab ia sudah
ditinggalkan oleh Roh yang kembali kepada Allah, satu-
satunya yang tidak pernah mati (Pkh 12:7; 1 Tim 6:16).
Dalam Perjanjian Baru, kematian paling sering muncul
dalam konteks kebangkitan, bukan dalam konteks
kebinasaan.
Kematian dalam Hindu
Dalam ajaran Hindu atman (jiwa) tidak akan mengalami
kematian. Kematian hanya akan berlaku kepda fizikal
manusia sahaja. Jiwa seseorang akan sentiasa hidup dan
merasai suka dan duka, bahagia dan derita, akan terbabit
dengan hokum Karma.
Kematian bukanlah bencana besar, ia Cuma perjalanan jiwa
yang nanti akan menjelma semula di alam nyata dalam
fizikal yang baru.
Kematian dalam Buddha
Kematian dalam pandangan Buddhis bukanlah akhir dari
segalanya, namun kematian berarti putusnya seluruh ikatan
yang mengikat kita terhadap keberadaan kita yang sekarang.