Anda di halaman 1dari 38

TINJAUAN PUSTAKA IV

SEPT 2019

RADIOTERAPI DALAM KEGANASAN THORAKS

SYARIFUDDIN ALWI

Sumber ilmiah : Dr.dr. Harun Iskandar, SpPD-KP, Sp.P(K)

Koordinator ilmiah: Dr.dr. Erwin Arif, SpPD-KP, Sp.P(K)

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN
JAKARTA
Garis Besar
PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

RADIOTERAPI PADA METASTASIS KANKER PARU

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Kanker paru adalah penyebab utama
kematian di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia

Diperkirakan pada tahun 2030, total 10 juta


orang akan meninggal karena penyakit ini
setiap tahun

Sekitar 20-30% dari massa mediastinum yang


terjadi pada orang dewasa adalah ganas
Silvestri GA. Lung cancer. In: editor. ACCP pulmonary medicine board review. 26 th ed.
Northbrook: American college of physician; 2012.p.617-628.
Data surveilans, Epidemiologi, dan Hasil Akhir (SEER) ->
15 kasus timoma terjadi dalam setiap 100.000
orang/tahun, lebih umum pada pria dan di Kepulauan
Pasifik dan peningkatan frekuensi ke dekade kehidupan

Penggunaan radiasi yang bermanfaat ->Wilhelm


Roentgen pada tahun 1895 menemukan bahwa sinar-x
dapat melewati bahan-bahan yang tidak dapat ditembus
cahaya.
Emil Grubbe memberikan salah satu contoh awal
penggunaan terapi radiasi dengan mengobati kanker
payudara ulserasi stadium lanjut dengan rontgen pada
Januari 1896

Ryu JH. Mediastinal and other neoplasms. In: , editor. ACCP pulmonary medicine
board review. 26th ed. Northbrook: American college of physician; 2012.p.421-432.
PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Penggunaan radiasi untuk tujuan diagnostik dan
perawatan -> langkah revolusioner dalam
perubahan dunia kedokteran
Untuk beberapa jenis kanker, radiasi mungkin
digunakan sebagai pengobatan utama dan untuk
kanker lainnya, radiasi digunakan bersamaan
dengan operasi dan / atau kemoterapi

sel-sel kanker pada tumor yang sama dapat


bervariasi dalam respon terhadap radiasi
tergantung pada lokasi dari tumor
Judson GM. Coping with radiation chemotherapy and radiation. New york: Mc
Graw hill. 2005.p.3-11.
Onkologi radiasi -> disiplin klinis dan ilmiah
-> mengelola pasien dengan kanker melalui
penggunaan ionisasi radiasi

Tujuannya -> memberikan dosis radiasi yang


diukur dengan tepat ke tumor yang
ditentukan

Terapi radiasi memainkan peran utama dalam


paliasi efektif atau pencegahan gejala kanker

Dyk P, et all. The Washington manual of oncology. Philadelphia: wolter kluwer.


2015.p.88-133.
MEKANISME RADIOTERAPI
 Ionisasi-> proses menghilangkan satu atau lebih
elektron dari atom melalui radiasi -> partikel
bermuatan listrik -> efek biologis pada bahan
yang diberikan radiasi
 Efek biologis -> berasal dari kerusakan DNA
kromosom (target utrama dari ionisasai radiasi)
 Sel-sel kanker yang DNAnya rusak -> berhenti
membelah atau mati -> dihilangkan oleh proses
alami tubuh
Tashiro S, et all. Radiotherapy in cancer care. 2017.p.95-107
 Sel-sel lebih sensitif terhadap radiasi
ketika mereka:
 Membagi dengan cepat
 tidak berdiferensiasi
 Memiliki masa mitosis yang panjang
 Sensitivitassel terhadap ionisasi radiasi
sangat bergantung pada O2

Tashiro S, et all. Radiotherapy in cancer care. 2017.p.95-107


Judson GM. Coping with radiation chemotherapy and radiation. 2005.p.3-11
Helical tomotherapy Stereotactic radiotherapy

Brachytherapy

Stereotactic radiotherapy Robotic radiotherapy


Tashiro S, et all. Radiotherapy in cancer care. 2017.p.95-107
Sekuential Concurrent
radiotherapy radiotherapy

Alternating
Radiotherapy radiotherapy Radioterapi
sebelum atau bersama
sesudah dengan
kemoterapi kemoterapi
Radioterapi
diselingi dengan
kemoterapi
TYPE DARI RADIOTERAPI
Jusuf A, et all. Kanker paru, pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. 2016.p.15-16
PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Non small
cell lung
carcinoma
(NSCLC)

Kanker
paru
Small cell
lung
carcinoma
(SCLC)

Jusuf A, et all. Kanker paru, pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. 2016.p.15-16
Tujuan radioterapi

pengobatan kuratif
mengurangi jumlah sel tumor ke level kontrol
secara permanen dari tumor lokal

pengobatan paliatif
mengurangi berbagai gejala penyakit ganas
untuk mempertahankan kualitas yang dapat
diterima dari sisa hidup
Jusuf A, et all. Kanker paru, pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. 2016.p.15-16
 Dosis radioterapi -> 5000-6000 cGy
 200 cGy setiap hari selama 5 hari setiap
minggu
 Efektivitas radioterapi meningkat dengan
kombinasi kemoterapi
 Concurrent radioterapi lebih baik daripada
jenis radioterapi lainnya -> memberikan
efek samping lebih banyak

Jusuf A, et all. Kanker paru, pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. 2016.p.15-16
 Stereotactic body radiotherapy (SBRT) sebagai
standar perawatan untuk pasien yang tidak
dapat dilakukan operasi
 Radioterapi pasca operasi dapat mengurangi
risiko kekambuhan lokal setelah operasi
 Meta-analisis yang dilaporkan oleh Pignon et
Kemoradioterapi
all 2140 pasienbersamaan menjadi
yang diperiksa perawatan
menunjukkan
standar
peningkatan pasien
5,4% dengan
dalam SCLC
tingkat OS 3 tahun
dengan CRT dibandingkan dengan kemoterapi
saja.
Nguyen NP, et all. Imaged-guided radiotherapy for effective radiotherapy delivery. 2013.p.55-58
Yousaf N, et all. Treatment of cancer. 2015.p.169-80.
 Meta analisis radioterapi toraks dalam
SCLC stadium terbatas, menunjukkan
peningkatan tingkat kelangsungan hidup
2 tahun -> 15-20%
 Kemoterapi tanpa radioterapi untuk SCLC
stadium terbatas memiliki tingkat
rekurensi lokal 80%.
 Jadwal hyperfraksi dari 45 Gy, diberikan
selama 3 minggu, dua kali sehari ->
memberikan hasil kelangsungan hidup
lebih baik
Naido, et all. The bethesda handbook of clinical oncology. 2014.p.44-53
Iradiasi kranial profilaksis (PCI)

 Insidens metastasis otak dalam SCLC


pada 2 tahun adalah 80%
 PCI terdiri dari 5-7 fraksi radioterapi
terhadap seluruh otak
 Setiap perlakuan terdiri dari 1,5 - 2,0 Gy
per fraksi
 Cegah timbulnya metastasis otak
simtomatik

Naido, et all. The bethesda handbook of clinical oncology. 2014.p.44-53


PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Timoma adalah tumor mediastinum yang
umum -> 40% dari semua tumor mediastinal

Radiasi 30-60 Gy dapat diberikan untuk


timoma stadium II setelah operasi

Radioterapi pada timoma biasanya sebagai


terapi neoadjuvant

Longo DL. Harrison’s hematology and oncology. 2013.p.485-87


 Pembedahan setelah kemoterapi neoadjuvant
gagal menghasilkan reseksi lengkap residual
penyakit -> terapi radiasi mengurangi angka
kekambuhan
   Dosis -> 50-60 Gy
 Pendekatan multimodalitas tampaknya lebih
unggul daripada penggunaan operasi diikuti
oleh terapi radiasi saja -> tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun ≤ 50% pada
pasien dengan penyakit stadium lanjut

Longo DL. Harrison’s hematology and oncology. 2013.p.485-87


PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

RADIOTERAPI PADA KEGAWATAN KANKER

KESIMPULAN
Radioterapi mengurangi gejala pasien ->
SVCS, nyeri karena tumor yang invasi ke
tulang

Radioterapi darurat -> SVCS dengan obstruksi


pernapasan, edema laring berat dan tidak sadar
karena edema serebral

Dosis -> 2,5 - 4 Gy x 3 fraksi

Delnora L, et all. Radiation oncology. 2015.p.588-92


Mohsin N, et all. Problem solving in acute oncology. 2014.p.169-73
PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

RADIOTERAPI PADA METASTASIS KANKER PARU

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
 Metastasis otak adalah metastasis
paling umum dari semua keganasan
-> 40% pada kanker paru-paru
 Adenocarcinoma -> insidens
metastasis otak tertinggi
 SCLC memiliki prognosis terburuk
untuk metastasis otak

Dye NB, et all. Brain metastasis from primary tumor. 2015.p.41-56


Umur

Ukuran tumor
Penelitian
pada 975
Keterlibatan
pasien Limfovaskular
NSCLC
Nodul

Dye NB, et all. Brain metastasis from primary tumor. 2015.p.41-56


40 Gy
dalam 20
fraction

20 Gy Dosis 37,5 Gy
dalam dari dalam 15
5 fraction WBRT fraction

30 Gy dalam
10 fraction

Rodriguez G, et all. Radiation oncology primer and review. 2015.p.207-10


PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Lam
Sub- bat
akut
Akut

Toksisitas terkait radioterapi

Bydder S. Radiation oncology in palliative cancer care. 2013.p.283-94


Toksisitas akut
 Biasanya perlu beberapa hari hingga
beberapa minggu untuk dilihat
 Sembuh sendiri dalam beberapa hari
hingga beberapa minggu setelah terapi
selesai
 Kelelahan, kerontokan rambut,
dermatitis ringan, nafsu makan
menurun, mual, muntah, edema serebral
Bydder S. Radiation oncology in palliative cancer care. 2013.p.283-94
Toksisitas subakut
 Umumnya muncul dalam beberapa
minggu hingga bulan setelah memulai
terapi
 Penurunan daya ingat, gejala
neurokognitif, sindrom somnolen karena
radiasi, otitis media serosa, sinus yang
kering, disfungsi lakrimal, sindrom
Lhermitte
Bydder S. Radiation oncology in palliative cancer care. 2013.p.283-94
Umumnya muncul dalam beberapa minggu
hingga bulan setelah memulai terapi

Penurunan daya ingat, gejala neurokognitif,


sindrom somnolen radiasi, otitis media serosa,
sinus kering, disfungsi lakrimal, sindrom Lhermitte

Toksisitas subakut
Bydder S. Radiation oncology in palliative cancer care. 2013.p.283-94
Toksisitas lambat
 Toksisitaspaling mengkhawatirkan terkait
dengan WBRT
 Bergejala berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun setelah radiasi
 Disfungsi neurokognitif yang paling umum
 Kejang, lesu, disartria, disfungsi endokrin,
kerontokan rambut permanen, xerostomia

Dye NB, et all. Brain metastasis from primary tumor. 2015.p.41-56


PENDAHULUAN

RADIOTERAPI

RADIOTERAPI PADA KANKER PARU

RADIOTERAPI PADA TUMOR MEDIASTINUM

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

KESIMPULAN
Radioterapi adalah salah satu pilar utama dalam
perawatan kanker

Radiasi dapat digunakan sebagai perawatan


utama atau bersama dengan pembedahan dan /
atau kemoterapi

Jenis kanker, stadium, dan penilaian adalah


kriteria untuk mengevaluasi berapa dosis radiasi
dan berapa lama radiasi akan diberikan

Tujuan dari radioterapi sebagai terapi kuratif atau


terapi paliatif
TUMOR PARU
Dosis radioterapi -> 5000-6000 cGy
200 cGy setiap hari selama 5 hari setiap minggu

Radioterapi darurat -> SVCS dengan obstruksi pernapasan,


edema laring berat dan tidak sadar karena edema serebral
-Dosis -> 2,5 - 4 Gy x 3 fraksi

Iradiasi kranial profilaksis (PCI)


PCI terdiri dari 5-7 fraksi radioterapi terhadap seluruh otak
Setiap perlakuan terdiri dari 1,5 - 2,0 Gy per fraksi

Delnora L, et all. Radiation oncology. 2015.p.588-92


Mohsin N, et all. Problem solving in acute oncology. 2014.p.169-73

Anda mungkin juga menyukai