Anda di halaman 1dari 64

GANGGUAN KEPRIBADIAN

DWI ARIYANTI
207.315.105
PENDAHULUAN
Gangg kepribadiansekitar 5% dari jumlah
penduduk gangguan jiwa
Kenyataannyasetiap orang adalah unik,
khasuntuk memahami dan menjelaskan tingkah
laku diri sendiri dan orang lain.

Sehingga gangguan2 yang biasa muncul pada


kepribadian setiap individu dapat dihindari.
PEMBAHASAN
Definisi kepribadian
Kepribadian (kaplan):sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang
menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya;
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.

Pembentukan Kepribadian
1. Pengalaman yg umumdialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan
tertentu
2. Pengalaman yang khusus yg khusus dialami individu sendiri

Teori Kepribadian
3. Teori kepribadian psikoanalisis
4. Teori sifat (trait)
5. Teori kepribadian behaviorisme
6. Teori psikoligi kognitif
GANGGUAN KEPRIBADIAN

Definisi
Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV)
 suatu ciri kepribadian yang menetap,
kronis, dapat terjadi pada hampir semua
keadaan, menyimpang secara jelas dari
norma-norma budaya dan maladaptif serta
menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk,
tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir
masa remaja atau awal masa dewasa.
Etiologi
1. Faktor Genetik
Penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000
pasangan kembar di Amerika SerikatDiantara
kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk
gangguan kepribadian adalah beberapa kali
lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada
masa anak-anak mungkin berhubungan dengan
gangguan kepribadian pada masa dewasa.
3. Faktor Biologis
HormonOrang yang menunjukkan sifat
impulsive : peningkatan kadar testosterone, 17-
estradiol dan estrone
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat
kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada
salah satu stadium perkembangan psikoseksual.
Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang
berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat
menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat
teliti
Klasifikasi gangguan kepribadian
Menurut DSM-IV:
• Kelompok A: gangguan kepribadian paranoid,
skizoid dan skizotipal.
• b. Kelompok B: gangguan kepribadian antisosial,
ambang, histrionik dan narsistik.
• c. Kelompok C: gangguan kepribadian
menghindar, dependen dan obsesif-kompulsif, dan
satu kategori yang dinamakan gangguan
kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya
adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan
gangguan kepribadian depresif).
• Menurut PPDGJ:
– Gangguan kepribadian khas
• gangguan kepribadian paranoid
• gangguan kepribadian skizoid
• gangguan kepribadian dissosial
• gangguan kepribadian emosional tak stabil
• gangguan kepribadian histrionik
• gangguan kepribadian anankastik
• gangguan kepribadian cemas
• gangguan kepribadian dependen
• gangguan kepribadian khas lainnya
• gangguan kepribadian YTT
– Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
• gangguan kepribadian campuran
• gangguan kepribadian yang bermasalah
Gangguan Kepribadian Paranoid
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai
2,5%. Lebih sering tjd pada laki-laki dibandingkan wanita.
Gejala Klinis
- adanya perasaan curiga yang berlebihan
- menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan
melemparkan tanggung jawab pada orang lain
- Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung
dan marah termasuk pasangan yang cemburu secara patologis.
- Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang
loyalitas dan kejujuran teman atau teman kerjanya atau
cemburu dengan bertanya-tanya tanpa pertimbangan tentang
kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya.
Kriteria Diagnostik Gangguan Paranoid :
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif mereka
dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
• Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membabayakan, atau
menghianati dirinya.
• Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran
teman atau rekan kerja.
• Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang tidak
perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.
• Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian
yang biasa.
• Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau
kelalaian.
• Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain
dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.
• Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan atau
mitra seksual.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.
Diagnosa Banding
• Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan fikiran
formal tidak ditemukan pada gangguan kepribadian
paranoid.
• Gangguan kepribadian ambang : karena pasien
paranoid jarang mampu terlibat secara berlebihan
dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain
seperti pasien ambang. Pasien paranoid tidak
memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat
perilaku antisosial.
• Gangguan schizoid : adalah menarik dan menjauhkan
diri tetapi tidak memiliki gagasan paranoid
Perjalanan penyakit dan prognosis
Pada beberapa orang gangguan kepribadian
paranoid adalah terjadi seumur hidup.
Pada orang lain, gangguan ini adalah tanda
dari skizofrenia.
Pada orang lain lagi, saat mereka menjadi
semakin matang dan stres menghilang, sifat
paranoid memberikan jalan untuk
pembentukan reaksi, perhatian yang tepat
terhadap moralitas dan perhatian altruist
Terapi :
• Psikoterapi.
Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi
kelompok. Ahli terapi harus berhadapan langsung
dalam menghadapi pasien
• Farmakoterapi
Berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan.
Pada sebagian besar kasus, obat antiansietas seperti
diazepam (Valium) atau anti psikotik, seperti
thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam
dosis kecil dan dalam periode singkat untuk
menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat
delusional.
Gangguan Kepribadian Skizoid

Epidemiologi
• Prevalensi tdk ditentukan secara jelas. Gangguan
mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Rasio jenis
kelamin untuk gangguan adalah tidak diketahui.
Gejala klinis
• memberi kesan dingin dan mengucilkan diri,
• tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat dengan
peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain.
• tampak tenang, jauh, menutup diri dan tidak dapat
bersosialisasi.
Kriteria diagnostik untuk kepribadian schizoid

• Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman


• emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal
dan ditemukan dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau
lebih) berikut:
1. Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian
dari keluarga.
2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.
3. Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual dengan
orang lain.
4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.
5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat
pertama.
6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.
8. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia , gangguan , suatu
gangguan mood dengan ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan
perkembangan pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi
medis umum
Perjalanan penyakit dan diagnosis
Onset biasanya pada masa anak-anak awal.
Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung
lama tetapi tidak selalu seumur hidup.
Terapi
- Psikoterapi: Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid
adalah mirip dengan terapi pasien gangguan
kepribadian paranoid. Dalam lingkungan terapi
kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid
mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun
suatu waktu mereka akan ikut terlibat
- Farmakoterapi : antipsikotik dosis kecil, antidepresan
dan psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.
Gangguan Kepribadian Skizotipal
Gejala klinis

- Pikiran dan komunikasi terganggu.


- tidak mengetahui perasaan mereka sendiri; malah mereka sangat peka
dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek negatif seperti
kemarahan.
- Mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan pikiran dan tilikan
yang khusus.
- Walaupun tidak ada gangguan berpikir yang jelas, pembicaraan mereka
mungkin sering memerlukan interpretasi.
- Pembicaraan
- aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri.
- Mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin
berkelakuan secara tidak sesuai
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Skizotipal
A. Pola pervasif deficit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidak senangan akut dengan,
dan penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga oleh peyimpangan kognitif atau
persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks , seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
• Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali waham yang menyangkut diri
sendiri.
• Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan
norma cultural (misalnya, percaya takhyul), (superstitiousness), percaya dapat melihat apa yang
akan terjadi (clairvoyance), telepati, atau indera keenam, pada anak-anak dan remaja khayalan
atau preokupasi yang kacau)
• Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.
• Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu
berbelit-belit, atau stereotipik )
• Kecurigaan atau ide paranoid.
• Afek yang tidak sesuai atau terbatas.
• Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal.
• Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
• Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan cenderung
disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negative tentang diri sendiri.
B. Tidak terjadi semata- mata selama perjalanan skizofrenia , suatu gangguan mood dengan ciri
psikotik lain , atau suatu gangguan perkembangan pervasif
Diagnosa Banding
• Pasien gangguan kepribadian skizotipal dapat
dibedakan dari pasien skizofrenik oleh tidak
adanya psikosis. Jika psikosis memang
ditemukan, gejala tersebut adalah singkat dan
terpecah.
• Pasien gangguan kepribadian paranoid
ditandai oleh kecurigaan, tetapi tidak memiliki
perilaku yang aneh seperti pada pasien
gangguan kepribadian skizotipal.
Terapi :
• Psikoterapi
• Farmakoterapi : medikasi antipsikotik berguna
untuk mengatasi gagasan mengenai diri
sendiri, waham, dan gejala lain dari gangguan
dan dapat digunakan bersama-sama dengan
psikoterapi.
Gangguan Kepribadian Anti Soslal
Epidemiologi
• Prevalensi : 3 % laki-laki dan 1 % wanita. Onset gangguan
adalah sebelum usia 15 tahun.
Gejala klinis
- ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal
- seringkali menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan
hangat dan mengambil muka
- Menurut David & Neale: muncul sebelum usia 15 tahun yang
ditandai dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering
berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara
lain.Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai
dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja tidak
konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah, impulsif,dan
gagal dalam merencanakan sesuatu .
Kriteria Diagnostik Gangguan Kelpribadian Anti Sosial

A.Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang
terjadi sejak usia 45 tahun , seperti yang ditunjukkan oleh tiga ( atau lebih )
berikut :
•Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum
•Ketidakjujuran,
•Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan
•Iritabilitas dan agresivitas,
•Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.
•Terus menerus tidak bertanggung jawab
•Tidak adanya penyesalan,
B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun.
C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.
D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizofrenia
atau suatu episode manik.
Terapi
- Psikoterapi
- Farmakoterapi
digunakan untuk menghadapi gejala yang
diperkirakan akan timbul seperti kecemasan,
penyerangan, dan depresi
Gangguan Kepribadian Ambang
Epidemiologi
• Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi diperkirakan 1-2
% populasi dan dua kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki
Gejala klinis
- Perbatasan antara neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek,
mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat tidak
stabil
- Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa
diramalkan
- Sifatmenyakitkan : dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri
yang berulang
- merasakan ketergantungan dan permusuhan: memiliki hubungan
interpersonal yang tidak baik
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan impulsivitas
yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan
oleh lima (atau lebih) berikut :
•Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan.
•Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan antara
ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi.
•Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas dan
persisten
•lmpulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri sendiri
•Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi diri.
•Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya, disforia episodik kuat,
iritabilitas atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa
hari).
•Perasaan kosong yang kronis.
•Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam mengendalikan
kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah terus menerus, perkelahian fisik
berulang kali).
•Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress, atau gejala disosiatif yang parah.
Diagnosis Banding
– Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak adanya episode
psikotik, gangguan pikiran, atau tanda skizofrenia klasik lainnya yang
berkepanjangan yang dimiliki pasien ambang.
– Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat aneh,
gagasan yang aneh, dan gagasan menyangkut diri sendiri yang rekuren.
– Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan yang ekstrim.
• Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang menunjukkan
perasaan kekosongan yang kronis, impulsivitas, mutilasi diri, episode
psikotik singkat, usaha bunuh diri manipulatif, dan biasanya keterlibatan
yang menuntut dalam hubungan erat.

Perjalanan penyakit dan prognosis


• Penelitian longitudinal tidak menunjukkan perkembangan ke arah
skizofrenia, tetapi pasien memiliki insidensi tinggi untuk mengalami
episode gangguan depresif berat. Diagnosis biasanya dibuat sebelum
usia 40 tahun.
Terapi
• Psikoterapi :
Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan
interpretasi bawah sadar secara mendalam.
Terapi perilaku  untuk mengendalikan impuls dan
ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan
terhadap kritik dan penolakan.
• Farmakoterapi :
Antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi.
MAOI :efektif dalam memodulasi perilaku impulsif pada
beberapa pasien.
Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan
fungsi global pada beberapa pasien.
Gangguan Kepribadian Histrionik
Epidemiologi
• prevalensi : kira-kira 2 sampai 3 %. Keadaan ini lebih
sering didiagnosis pada wanita dibandingkan laki-
laki.
Gejala klinis
- ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam,
dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap
dan emosional
- menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi
- memperbesar pikiran dan perasaan mereka
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik
Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai
pada masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima ( atau lebih ) berikut :
• Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat
perhatian.
• Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak
pada tempatnya atau perilaku provokatif.
• Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang
dangkal.
• Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik
perhatian kepada dirinya.
• Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki
perincian.
• Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan.
• Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.
• Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan
sebenarnya
Diagnosis Banding
Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan
gangguan kepribadian ambang adalah sukar. Pada
gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi
identitas dan episode psikotik singkat adalah lebih sering.

Terapi
• Psikoterapi : Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam
kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk
gangguan kepribadian histrionik.

• Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi


sasarannya seperti penggunaan antidepresan untuk depresi
dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk kecermasan dan
antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
Gangguan Kepribadian Narsistik

Epidemiologi
Menurut DSM IV, perkiraan prevalensi: 2 - 16 % dalam
populasi klinis.
Gejala klinis
- Meningkatnya rasa kepentingan dan perasaan
kebesaran yang unik
- Tidak mampu menunjukkan empati, dan berpura-
pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan
mereka sendiri.
- Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap
depresi.
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik
Pola perfasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan
kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
• Memiliki rasa kepentingan diri yang besar
• Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan,
atau cinta ideal yang tidak terbatas.
• Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau
harus berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki
status tinggi.
• Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
• Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak beralasan akan
perlakuan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.
• Eksploatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk
mencapai tujuannya sendiri.
• Tidak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan
kebutuhan orang lain.
• Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada
dirinya.
• Memperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong
Diagnosis Banding
• Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan
bersama-sama dengan gangguan kepribadian narsistik: diagnosis banding
adalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki
kecemasan yang lebih keci daripada pasien dengan gangguan kepribadian
ambang dan kehidupan mereka cenderung kurang kacau.
• Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien
gangguan kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan
kepribadian narsistik
• Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat
perilaku impulsif, seringkali disertai dengan penyalahgunaan
alkohol atau zat lain, hal tersebut seringkali menyebabkan
mereka mendapatkan masalah dengan hukum.
• Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri
ekshibisionisme dan manipulativitas interpersonal yang mirip
dengan pasien gangguan kepribadian narsitik
Perjalanan penyakit dan prognosis
Gangguan kepribadian narsistik : kronis dan sukar untuk
diobati. Pasien dengan gangguan harus secara terus
menerus berhadapan dengan aliran narsisme mereka
yang diakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau
dari pengalaman hidup
Terapi :
• Psikoterapi : Mengobati gangguan kepribadian
narsistik sukarpasien harus meninggalkan
narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan.
• Farmakoterapi : Pasien gangguan kepribadian narsistik
rentan terhadap depresi, suatu anti depresan mungkin
juga digunakan
Gangguan Kepribadian Menghindar
Epidemiologi
Prevalensi adalah 1 -10 %
Gejala klinis
• Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang
lain.
• Saat berbicara dengan seseorang, mereka
mengekspresikan ketidakpastian dan tidak
memiliki kepercayaan diri dan mungkin berbicara
dalam cara yang merendahkan diri sendiri.
Kriteria Diagnostik Gangguan kepribadian Menghindar.
Pola perfasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan
berlebihan terhadap penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal
dan tampak dalam berbagai koteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat
(atau lebih) berikut :
• Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal
yang bermakna karena takut akan kritik, celaan dan penolakan.
• Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.
• Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut
dipermalukan atau ditertawai
• Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
• Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak
ada kuat
• Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya
tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.
• Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan
aktivitas baru karena dapat membuktikan penghinaan
Diagnosis Banding
• Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan
interaksi sosial, dibandingkan dengan pasien gangguan
kepribadian skizoid yang ingin sendirian.
• Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak
menuntut, tidak mudah marah, atau tidak dapat diramalkan
seperti pasien gangguan kepribadian ambang dan histrionic
• Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan
kepribadian dependen adalah serupa. Pasien gangguan
kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang
lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai
dibandingkan pasien gangguan kepribadian menghindar,
tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan
Perjalanan penyakit dan prognosis
Banyak pasien gangguan menghindar mampu
untuk berfungsi, asalkan mereka dalam
lingkungan yang terlindungi.
Terapi :
• Psikoterapi : Melatih ketegasan adalah bentuk
terapi perilaku yang dapat mengajarkan
pasien untuk mengekspresikan kebutuhan
mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.
• Farmakoterapi : untuk mengatasi
hiperaktivitas sistem saraf beta blocker
Gangguan Kepribadian Dependen
Epidemiologi
• wanita > laki-laki.
• Anak kecil > anak yang lebih besar.

Gejala klinis
• menempatkan kebutuhan mereka sendiri dibawah kebutuhan orang lain
• Meminta orang lain untuk mengambil tanggung jawab untuk masalah
besar dalam kehidupan mereka,
• Tidak memiliki kepercayaan diri
• Mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari
suatu periode yang singkat
• Ditandai oleh ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh
• Keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk mengekspresikan perasaan
seksual dan agresif
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang menyebarkan perilaku tunduk
dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal dan
tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
•Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar nasehat
dan penenteraman dari orang lain.
•Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar bidang
utama kehidupannya.
•Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan : tidak
termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.
•Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri (karena
tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang tidak
memiliki motivasi atau energi )
•Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai pada
titik secara sukarela melakukan hal yang tidak meyenangkan.
•Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak
mampu merawat diri sendiri.
•Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan jika
hubungan dekatnya berakhir.
•Secara tidak realistic terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya sendiri
Diagnosis Banding
• Faktor yang menonjol pada pasien gangguan
kepribadian histrionic dan
ambangKetergantungan
Gangguan kepribadian dependen  memiliki
hubungan jangka panjang dengan orang pada
siapa mereka tergantung
• Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada
pasien dengan agoraphobia, tetapi pasiep
agorafobik cenderung memiliki tingkat
kecemasan yang jelas atau bahkan panik.
Perjalanan penyakit dan prognosis
Terdapat kecendrungan untuk mengganggu
fungsi pekerjaan, karena pasien memiliki
ketidakmampuan untuk bertindak secara
mandiri dan tanpa pengawasan dari dekat.
Tetapi, prognosis dengan pengobatan adalah
cukup baik
Terapi
• Psikoterapi : Terapi gangguan kepribadian
dependen seringkali berhasil, yaitu dengan
proses kognitif-behavioral,Terapi perilaku,
terapi keluarga dan terapi kelompok
• Farmakoterapi : digunakan untuk mengatasi
gejala spesifik seperti kecemasan dan depresi,
yang sering merupakan gambaran penyerta
gangguan kepribadian dependen.
Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
Epidemiologi
• Prevalensi : Tidak diketahui.
• laki-laki>wanita
Gejala klinis
• memiliki keasikan dengan aturan, peraturan,
ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian
kesempurnaan. Keterampilan interpersonal pasien
terbatas.
• ditandai oleh penyempitan emosional, ketertiban,
kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian mental dan
interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai pada
masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
empat (atau lebih) berikut :
• Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan atau jadwal sampai tingkat
dimana aktivitas sesama hilang.
• Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas misalnya, tidak mampu
menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang terlalu ketat.
• Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan aktivitas
waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang besar)
• Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika atau nilai-
nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius)
• Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak
memiliki nilai sentimental.
• Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali mereka
tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal
• Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, uang
dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana dimasa depan.
• Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.
Diagnosis Banding
• Pembedaan yang paling sukar adalah antara
pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-
kompulsif dan pasien dengan gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis
gangguan kepribadian bermakna dalam
efektivitas pekerjaan atau sosialnya.
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Perjalanan  bervariasi dan tidak dapat
diramalkan.
Terapi :
• Psikoterapi : Terapi kelompok dan terapi perilaku
biasanya memberikan manfaat tertentu.
• Farmakoterapi :
Clonazepam (klonopin) menurunkan gejala
pada pasien dengan gangguan kepribadian
obsesif-kompulsif parah
Clomipramine (anafranil) dan obat serotonergik
tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna jika
tanda dan gejala obsesif-kompulsif timbul
Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Kategori :
• untuk gangguan-gangguan fungsi kepribadian
yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan
kepribadian spesifik
• jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan
kepribadian spesifik yang tidak dimasukkan
kedalam klasifikasi ini adalah sesuai.
Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif

Gambaran klinis
• ditandai oleh obstruksionisme (senang
menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap
keras kepala dan tidak efisien
• tidak menerima permintaan untuk kinerja yang
optimal, tidak bersedia meminta maaf, dan
cenderung untuk mencari kesalahan pada diri
orang lain
• tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri
Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah:
A. Pola perpasif sikap negatifistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan
kinerja yang adekuat , dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:
• Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin.
• Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.
• Cemberut dan argumentative
• Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan
• Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang
tampaknya lebih beruntung.
• Suara yang diperkeras dan keluhan terus-menerus atas ketidak beruntungan
dirinya
• Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa

B.Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak


diterangkan lebih baik oleh gangguan distimik
Diagnosis Banding
• Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu
dibedakan dari gangguan kepribadian
histrionik dan ambang.
Pasien gangguan kepribadian pasif-agresif
adalah dramatik, afektif dan agresif secara
terbuka dibandingkan dengan pasien
gangguan kepribadian histrionik dan ambang.
Terapi
• Psikoterapi : pasien gangguan kepribadian
pasif-agresif yang mendapatkan psikoterapi
suportif memiliki hasil yang baik.
• Farmakoterapi : antidepresan harus
diresepkan hanya jika ada indikasi klinis
depresi dan kemungkinan bunuh diri.
Gangguan Kepribadian Depresif
Epidemiologi
• Laki-laki ~ perempuan
• Terjadi pada keluarga dimana gangguan depresif ditemukan
Gambaran Klinis
• Tenang, introvert, pasif tidak sombong.
• Bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan
kegembiraan.
• Mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menghina diri
sendiri.
• Bersifat ragu-ragu, kritik orang lain , sukar untuk memaafkan.
• Berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri
• Memikirkan hal sedih dan pasien merasa cemas
• Asyik dengan peristiwa negatif, perasaan tidak berdaya dan kelemahan
pribadi
Diagnosis Banding
• Gangguan distimik  fluktuasi besar dalam
mood dibandingkan yang ditemukan pada
gangguan kepribadian depresif,Episodic, dapat
terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki
stressor pencetus.
Gangguan kepribadian depresif kronis dan
seumur hidup.
• Pasien gangguan kepribadian menghindar:
introvert dan tergantung, lebih merasa cemas
dibandingkan orang dengan kepribadian depresif
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Orang dengan gangguan  kepribadian depresif  mungkin
berada dalam resiko yang tinggi untuk mengalami
gangguan distimik dan gangguan depresif berat
Terapi
• Psikoterapi :
Pasien berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan.
Terapi kognitif membantu pasien mengerti manifestasi
kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme mereka.
Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi
kelompok dan terapi interpersonal.
• Psikofarmakologi : pemakaian medikasi anti depresan.
Beberapa pasien berespon terhadap dosis kecil
psikostimulan, seperti amfetamin, 5-10 mg sehari.
Gangguan kepribadian sadomasokistik
Sadisme ;Marquis de Sade: keinginan untuk
menyebabkan rasa sakit pada orang lain baik secara
penyiksaan seksual atau fisik atau penyiksaan
psikologi pada umumnya
Masokisme ;Leopold von Sacher-Masoch, : pencapaian
pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri
Terapi
Psikoterapi:Terapi psikoanalisis efektif pada
beberapa kasus.
 
Gangguan kepribadian sadistik

• Orang dengan kepribadian sadistik


menunjukkan pola kekejaman yang perpasif,
merendahkan dan prilaku agresif, yang dimulai
sejak masa anak-anak awal dan diarahkan
kepada orang lain
Perubahan Kepribadian karena kondisi medis umum

Etiologi
Kerusakan struktural pada otak
Diagnosis & gambaran klinis
• Gangguan pengendalian ekspresi emosi dan impuls
• Secara karakteristik emosi labil dan dangkal walaupun euforia 
dan apati menonjol
• Diagnosis harus di curigai pada pasien yang menunjukkan
perubahan yang nyata dalam prilaku atau kepribadian termasuk
labilitas emosional dan gangguan kepribadian impuls, yang tidak
memiliki riwayat mental dan yang perubahan kepribadiannya
terjadi secara tiba-tiba atau selama periode yang relatif singkat
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
• Perjalanan penyakit dan prognosis perubahna kepribadian karena
kondisi medis umum tergantung pada penyebabnya. Jika gangguan
terjadi akibat gangguan struktural otak, gangguan cenderung
menetap.

Terapi
• Penatalaksanaan gangguan perubahan kepribadian melibatkan terapi
kondisi organik dasar jika kondisi itu dapat diobati.
• Terapi psikofarmakologis untuk gejala spesifik mungkin di indikasikan
pada beberapa kasus seperti Imipramin dan fluxetin untuk depresi.
• Pasien dengan gangguan kognitif yang parah atau pengendalian
prilaku yang melemah mungkin memerlukan konseling untuk
membantu menghindari kesulitan dalam pekerjaan atau mencegah
keadaan memalukan sosial. Intinya adalah dukungan keluarga pasien
(Kaplan, 1997).
Perubahan Kepribadian selamanya setelah pengalaman menakutkan

Menurut PPDGJ III : perubahan kepribadian harus berlansung lama dan muncul
sebagai gambaran yang tidak fleksibel, maladaptif yang menjurus kepada
kegagalan dalam fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan.
Untuk menegakkan diagnosis adalah esensial untuk memastikan gambaran yang
tidak tampak sebelumnya, seperti:
• sikap bermusuhan dan tidak percaya menghadapi dunia
• Penarikan diri dari masyarakat
• Perasaan kosong dan putus asa
• Perasaan terpojok yang kronis seperti terancam terus menerus
• Keterasingan
• Perubahan kepribadian ini harus sudah ada selama minimal 2 tahun dan harus
tidak disebabkan oleh gangguan kepribadian yang sebelumnya ada atau karena
suatu gangguan jiwa selain gangguan stres pasca trauma.
Perubahan Kepribadian Selamanya Setelah Penyakit psikiatrik

Tanda diagnostik harus mencakup gambaran klinis sebagai berikut:


• sikap ketergantungan dan sikap menuntut dari orang lain yang berlebihan
• tuduhan bahwa dirinya berubah atau cacat oleh karena penyakit, menjurus
ketidakmampuan membentuk dan memperthakan hubungan pribadi yang dekat
dan terpercaya serta isolasi sosial.
• Pasif, minat berkurang dan menurunya keterlibatan dalam aktivitas rekreasi.
• Selalu menegeluh sakit, yang mungkin disertai dengan keluhan hipokondrik dan
prilaku sakit
• Disforia atau suasana peraan yang labil, yang tidak disebabkan oleh adanya
gangguan jiwa saat ini atau gangguan jiwa sebelumnya dengan gejala afektif
residual
• Hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan
keadaan sebelum sakit.
• Manifestasi  tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2 tahun atau
lebih Perubahan bukan terjadi karena kerusakan otak berat. Adanya diagnosis
skizofrenia sebelumnya tidak meningkirkan kemungkinan diagnosis ini.
PENUTUP
• Siapa saja berpotensi untuk mengalami gangguan
kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak
saja disebabkan oleh faktor genetika tapi juga
dipengaruhi oleh faktor temperamental, faktor
biologis dan faktor psikoanalitik
• Hampir semua gangguan kepribadian dapat
disembuhkan baik melalui psikoterapi maupun
farmakoterapi dengan teknik penyembuhan yang
berbeda-beda untuk masing-masing gangguan
kepribadian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai