Anda di halaman 1dari 44

BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL Laporan kasus

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2021


UNIVERSITAS PATTIMURA

SUSPEK OTOMIKOSIS A
URIKULA DEXTRA
Oleh
Astina (2020-84-049)
Lorina (2020-84-029)
Auliyah Septiani (2020-84-040)
Joshua J Gonidjaya (2020-84-055)
Pembimbing
dr. Julu Manalu Sp.THT-KL
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Otomikosis atau Otitis Eksterna yang disebabkan oleh jamur (fungal otitis ext
erna) digambarkan sebagai infeksi akut, subakut maupun kronik oleh jamur
yang menginfeksi epitel skuamosa pada kanalis auditorius eksternus dengan
komplikasi yang jarang melibatkan telinga tengah.

• Candida dan Aspergillus merupakan jamur penyebab utama otomikosis

• Faktor predisposisi  cuaca lembab, ketiadaan serumen, pasien immunoco


mpromised
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi telinga
Fisiologi Pendengaran
Serumen

• Serumen adalah sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat p


ada bagian kartilaginosa liang telinga.

• Serumen  2 tipe  basah dan kering  efek bakteriosid

• Serumen  fungsi proteksi. Dapat berfungsi  sarana pengangkut d


ebris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani
. Serumen juga berfungsi  pelumas dan dapat mencegah kekeringa
n dan pembentukan fisura pada epidermis
Mikologi

• Hifa merupakan elemen mikologi ke


cil dari jamur  benang-benang fila
men  terdiri dari sel-sel berdinding
• Dinding sel jamur  chitin
• Benang-benang hifa bila bercabang
dan membentuk anyaman disebut m
iselium

Gambar: Jenis jamur pada otomikosis


Otomikosis
Defenisi:
Otomikosis (dikenal juga dengan Singapore Ear) adalah infeksi telinga y
ang disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur, yang superficial pada ka
nalis auditorius eksternus.

otomikosis
Epidemiologi
Sering dijumpai pada daerah dengan cuaca panas (negara tropis dan s
ubtropis)
1 dari 8 kasus infeksi telinga luar disebabkan oleh jamur
Pria lebih sering dari pada wanita 53% : 42%, sering pada usia >21 tah
un
Di poliknik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar selama 2016 ditemukan 1
29 kasus otomikosis baru atau 3,32% dari 3613 kunjungan baru dengan
kelainan telinga atau 1,88% dari seluruh kunjungan baru
Etiologi
Infeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat s
aprofit, terutama Aspergillus niger.
Agen penyebab lainnya meliputi A. flavus, A. fumigatus, Allescheria bo
ydii, Scopulariopsis, Penicillium, Rhizopus, Absidia, dan Candida Spp.

Candida albicans Aspergilus niger


Patofisiologi

Otomikosis berhubungan dengan histologi dan fisiologi CAE : cenderun


g tertumpuk sisa keratin dan serumen dan merupakan daerah yang sulit
untuk dibersihkan
Serumen memiliki zat antimikosis dan bakteriostatik serta memiliki sifat
penolak serangga. Serumen terdiri dari lipid (46-73%), protein, asam am
ino bebas dan ion mineral. Serumen juga mengandung lisozim, imunogl
obulin dan asam lemak tak jenuh ganda. Asam lemak rantai panjang ad
a dalam kulit sehat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
serumen mampu mencegah air masuk, membuat permukaan saluran
menjadi kedap air dan menghindari maserasi dan kerusakan epitel
Berbagai faktor yang mempengaruhi transformasi jamur saprofit menjad
i patogen seperti:
Faktor lingkungan (panas, kelembaban)
Perubahan pada epitel (penyakit dermatologis, trauma mikro)
Peningkatan nilai pH di CAE (misalnya mandi atau berenang)
Perubahan kualitatif dan kuantitatif serumen
Faktor sistemik (perubahan dalam kekebalan, melemahkan penyakit, k
ortikosteroid, antibiotik, sitostatik, neoplasia)
Gejala Klinis
Pruritus merupakan karakteristik paling sering dari infeksi mikosis dan ju
ga rasa tidak nyaman di telinga, otalgia (nyeri telinga), rasa penuh di lia
ng telinga, rasa terbakar pada telinga, ottorhoea, hilangnya pendengara
n, tinnitus, keluarnya cairan tetapi sering juga tanpa keluhan

Gambar: Otomikosis pada liang telinga


Diagnosis

Anamnesis: Adanya keluhan nyeri di dalam telinga, rasa gatal, adanya


secret yang keluar dari telinga. Yang paling penting adalah kecenderung
an beraktifitas yang berhubungan dengan air, misalnya berenang, meny
elam.

Pemeriksaan fisik
Inspeksi : Pada penderita yang sudah menahun terdapat sisik-sisik ya
ng mengandung jamur ditemukan di seluruh kulit di sekitar liang telinga
sebelah luar. Kadang dapat terjadi infeksi sekunder dengan rasa gatal d
an nyeri.
Otoskopi :
•Edema dan eritema pada meatus acusticus eksternus hingga membran
e timpani.
•Spora berwarna putih, kehitaman, atau membran abu-abu yang berbinti
k-bintik di liang telinga (Bercak hitam karena Aspergillus niger cenderun
g berwarna gelap kehitaman, Aspergillus fumigatus berwarna kecoklata
n)
•Adanya deposit putih “creamny” atau kental pada infeksi Candida albica
ns
Pemeriksaan Laboratorium
Preparat langsung : skuama dari kerokan kulit liang telinga diperiksa d
engan KOH 10 %  tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan kadang-kad
ang dapat ditemukan spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.
Pembiakan : Skuama dibiakkan pada media Agar SaboraudKoloni ak
an tumbuh dalam satu minggu berupa koloni filament berwarna putih, d
engan mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada ujung-ujung hifa dapa
t ditemukan sterigma dan spora berjejer melekat pada permukaannya
PEMERIKSAAN LAB
Diagnosis Banding
 Otomikosis terkadang sulit dibedakan dari otitis eksterna terutama otitis ekste
rna difusa.

 Infeksi jamur dapat juga berkembang dari OMA.


OTITIS EKSTERNA DIFUS

mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam.

Peneyebab tersering: bakteri Pseudomonas, selain itu : oleh bakteri Staphylococcus, E. coli dan
lain-lain7

Faktor Predisposisi:

oCuaca yang panas dan lembab (produksi keringat berlebihan--pH kulit meatus berubah--p
ertumbuhan bakteri pathogen meningkat)

oTrauma kulit meatus disertai infeksi bakteri pathogen

Gambaran Klinis: kulit liang telinga hiperemis disertai edema yang tidak jelas batasnya, secret
yang berbau, liang telinga sangat sempit, nyeri tekan tragus, kadang KGB regional membesar d
isertai nyeri tekan, pendengaran normal atau sedikit berkurang
Otitis media akut

Inlamasi telinga tengah akibat bakteri piogenik.

Penyebab utama: Streptococcus hemolitiskus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus.

Penyebab lainnya : Haemopilus inluenza, E. coli, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa.

Sumber infeksi: tuba eustachius, telinga luar dan hematogen.

Sering kali didahului ineksi saluran napas atas

Stadium OMA:
• Stadium Oklusi Tuba: Gambaran retraksi membrane timpani, kadang membrane timpani t
ampak normal atau berwarna keruh pucat, efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat did
eteksi, terdapat gangguan pendengaran berupa tuli konduktif
• Stadium Hiperemis : Tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani tampak
hiperemis serta edem, terbentuk sekret yang bersiat eksudat tapi masih sulit dilihat, ejala ny
eri pada telinga, gangguan pendengaran, tinnitus, biasanya disertai demam.
• Stadium Supurasi: Edema hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurna sel epitel sup
erfisial, terbentuk eksudat yang purulent di kavum timpani sehingga menyebabkan membr
ane timpani menonjol (bulging) ke arah telinga luar, gejala : pasien tampak sangat sakit, n
adi dan suhu meningkat, nyeri telinga bertambah berat., bila tekanan nanah di kavum timp
ani tidak berkurang maka akan menyebabkan terjadi iskemia -> nekrosis mukosa & subm
ucosa (terlihat sebagai daerah yang lembek & berwarna kekuningan ) -> mudah rupture.
• Stadium perforasi: Rupture membrane timpani , nanah mengalir keluar dari telinga tenga
h ke liang telinga luar, keluhan nyeri berkurang, demam mulai turun
• Stadium resolusi: Apabila daya tahan tubuh baik maka resolusi terjadi spontan, bila mem
brane timpani utuh maka keadaan membrane timpani akan kembali normal, bila terjadi pe
rforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering, bila perforasi emnetap dan sekret
keluar terus menerus atau hilang timbul maka akan berlanjut menjadi OMSK
• OMA dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kav
um timpani tanpa terjadi perforasi.
Terapi otomikosis
Prinsip dasar pengobatan otomikosis adalah aural toilet atau membersi
hkan telinga yang bersifat efektif, menjaga telinga tetap kering, memini
malisir faktor predisposisi, identifikasi organisme penyebab dan mengeli
minasi otomikosis dengan menggunakan anti jamur yang efektif baik ant
i jamur spesifik ataupun nonspesifik
Tujuan : menghilangkan atau membunuh organisme patogen dalam lia
ng telinga dan memperbaiki membran mukosa liang telinga

Standar prngobatan otomikosis adalah anti jamur topikal golongan azol


(Clotrimoxazole, Miconazole (2% krim), Bifonazole , Itraconazole
Jamur dan obat spesifik terhadapnya
Jamur dan obat spesifik terhadapnya
Obat dan sediaan topikal
Obat anti jamur Sediaan Dosis

Clotrimazole 1% Tetes telinga 4 tetes (1 bulan)


Kream 1 kali perhari ( 2 minggu)

Bifonazole 1% Tetes telinga 1 kali perhari ( 4-15 hari)

Miconazole Tetes telinga 0,25%


kream 1 kali perhari 2 minggu

Ketokonazole Tetes telinga 1-3 cc/kali (1 minggu)


Kream 1 kali perhari (2 minggu)

Cresylate Solusio 3 kali perhari ( 1-3 minggu)

Aluminium asetat 0,5% Solusio 1-3 minggu

Fluconazole Solusio 0,2% 3 kali (21 hari)

Mercurochrome 1% Solusio (dilarang oleh FDA  


Komplikasi
Perforasi Membran Timpani
Otitis Media Serosa
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. TR
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Alamat : Mangga dua
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Pemeriksaan : Senin 14/06/2021
Tempat Pemeriksaan : Poli THT RSUD Dr.M. Haulussy
Anamnesis
Keluhan utama:
Telinga kanan terasa penuh
Anamnesis Terpimpin:
Pasien datang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh, dialami baru tadi malam. Pasien seri
ng mengorek telinganya, tidak ada cairan yang keluar, tidak gatal, tidak nyeri, bunyi tidak ada, batuk
tidak ada, flu tidak ada, demam tidak ada, sakit menelan tidak ada.Kebiasaan berenang tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan yang sama pernah dirasakan saat SMP
Riwayat Kebiasaan
Sering mengorek telinga
Riwayat Keluarga
Ibu hipertensi
Riwayat Pengobatan:
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 98x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 36º C
Status THT
Status THT
Dokumentasi

Gambar: Tampak adanya debris pada liang telinga Gambar: pasien ditetesi H2O2 3%
Penetesan H2O2 3%
Reaksi setelah penetesan H2O2 3%
proses aural toilet (setelah ditetesi H2O2 3%, kemudian dilakukan pengambian debri
s didalam telinga (tampak mycelia seperti gumpalan kertas atau koran basah), dan dil
akukan pembersihan telinga
Pengolesan Miconazole
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : KOH 10%/Kultur jamur
Radiologi : -
Audiometri : -
Diagnosa
Susp. Otomikosis AD
Diagnosa Banding
- Otitis eksterna difus
- Otitis media akut stadium perforasi
Terapi
Konservatif/ tindakan: Aural toilet dengan H2O2 3% & Suction
Medikamentosa
Oral
Antibiotik :-
Antiinflamasi : -
Penunjang :-
Simotamatik : -
Topikal
• Oles Miconazole cream
• Otilon ear drops 3x3 gtt/ hari AD selama 1 minggu
(Otilon ear drop merupakan sediaan tetes telinga yang mengandung komposis
i Polymyxin B Suphate, Neomycin Sulphate, Fludrocortisone Acetate, Lidocaine H
Cl. Polymyxin B Suphate dan Neomycin Sulphate)
BAB IV
DISKUSI DAN KESIMPULAN
• Pasien Nn. TR 23 tahun datang dengan keluhan telinga kanan terasa pen
uh, dialami baru tadi malam. Pasien sering mengorek telinganya, tidak ada
cairan yang keluar, tidak gatal, tidak nyeri, bunyi tidak ada, batuk tidak ada,
flu tidak ada, demam tidak ada, sakit menelan tidak ada. Kebiasaan beren
ang tidak ada.
• Dari pemeriksaan fisik tidak ada nyeri tarik auricular, tidak ada nyeri tekan t
ragus kedua telinga. Pada otoskopi telinga didapatkan liang kedua telinga l
apang; pada telinga kanan ditemukan massa debris sepertiga bagian dala
m, sedikit secret di dinding liang telinga.
• Pada anamnesis ditemukan adanya telinga terasa penuh. Otomikosis meru
pakan peradangan pada bagian liang telinga 1/3 dalam. Etiologi otomikosis
yaitu infeksi jamur yang dapat disebabkan oleh kelembapan yang tinggi da
n faktor serumen yang sedikit/ tidak ada diliang telinga
• Pada pemeriksaan otoskop didapatkan gambaran massa debris kuni
ng kotor sehingga sulit untuk melihat hifa & spora dari jamur. Untuk di
agnosa secara pasti, maka perlu dilakukan pemeriksaan KOH 10% u
ntuk melihat adanya gambaran hifa atau spora dari jamur. Penatalaks
anaan un
• Pada kasus terapi pasien menggunakan aural toilet dengan H202 3%
dan suction. Kemudian diolesi Miconazole cream dan diberikan Otilon
ear drops 3x3 gtt/ hari AD selama 1 minggu. Setelah itu pasien dimint
a untuk kontrol kembali
THANKS

Anda mungkin juga menyukai