Anda di halaman 1dari 18

PSI K O LO G I

PE NDI D I K AN
Dosen Pengampu: Stevi Becher Sengkey, S.Psi, M.A

Konsep Evaluasi Pembelajaran dan Metodenya

Start
Start
Overview

Kelompok 6

1. Natalia Esther Wowor (20101118)


2. Maria Agnes Runtunuwu (20101085)
3. Indri Christin Thio (20101069)
4. Johana Rily Kojo (20101024)
5. Natasya Tompoliu (20101135)
KONSEP EVALUASI
PEMBELAJARAN
Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Kata ‘evaluasi’ secara harfiah berasal dari bahasa Inggris yaitu


evaluation, dalam bahasa Arab yaitu al-Taqdiir, yang dalam bahasa
Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian, evaluasi
pembelajaran diartikan sebagai penilaian dalam pembelajaran atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan


penilaian. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa
dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa
dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu.

Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran


yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran.
Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara
kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan
nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
Tujuan Evaluasi Pembelajaran

a) Tujuan Umum

Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah:


• Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem
pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi,
metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem
penilaian itu sendiri.
• Untuk menghimpun bahan keterangan (data) yang
dijadikan sebagai bukti mengenai tahap kemajuan anak didik
dalam mengalami proses pendidikan selama jangka waktu
tertentu.
b) Tujuan Khusus

Chittenden (1994) mengemukakan bahwa tujuan penilaian/evaluasi (assessment purpose) adalah:


“keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.

• Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.

• Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
• Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

• Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik


terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak
yang berkepentingan.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran

a) Fungsi Umum

Pada dasar evaluasi atau penilaian yang dilakukan terhadap


proses belajar mengajar pada umumnya berfungsi:

• Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran,


dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus.

• Untuk mengetahui keefektifan proses belajar-mengajar yang


telah dilakukan oleh guru.
Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung dari sudut mana melihatnya. Bila kita lihat secara
menyeluruh, menurut Arifin (2012: 24-25), fungsi evaluasi adalah:
• Secara Psikologis
Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sampai mana kegiatan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

• Secara Sosiologis
Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk
terjun ke masyarakat.

• Secara Didaktis-Metodis
Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada
kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru
dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
• Secara Administratif
Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada:
▪ orang tua,
▪ pejabat pemerintah yang berwenang,
▪ kepala sekolah,
▪ guru-guru, dan
▪ peserta didik itu sendiri.
Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua
hasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.
b) Fungsi Khusus

Fungsi evaluasi pembelajaran secara konstitusional adalah:

1. Untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran.

2. Untuk akreditasi. Dalam UU.No.20/2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 22 dijelaskan bahwa “akreditasi adalah
kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan”.
Kegunaan dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran

Kegunaan yang akan diperoleh dari kegiatan evaluasi pembelajaran, antara lain:
a. Terbentuknya kemungkinan untuk dapat dihimpunnya informasi, baik yang bersifat
kuantitatif, maupun kualitatif tentang hasil atau kemajuan pembelajaran yang telah
dicapai, dalam rangka pencapaian program pembelajaran pada khususnya, dan
program pendidikan pada umumnya.

b. Terbentuknya kemungkinan untuk dapat diketahui relevansi antara program


pembelajaran dengan program pendidikan secara umum yang telah dirumuskan, disatu
pihak dengan tujuan yang hendak dicapai di pihak lain.
c. Terbentuknya kemungkinan untuk dapat dilakukan usaha-usaha
perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan-penyempurnaan
program pembelajaran yang dipandang perlu dan lebih berdaya
guna, sehingga tujuan yang diinginkan atau cita-cita akan dapat di
capai dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan evaluasi penilaian pembelajaran, antara lain:
• Manfaat Penilaian bagi Guru
Terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh bagi guru dari hasil evaluasi penilaian pembelajaran,
antara lain:
1. Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.
2. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak dengan kemampuan
siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.
3. Dengan melaksanakan penilaian, guru akan dapat mengetahui apakah metode mengajar yang
digunakannya sudah sesuai atau tidak.
4. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk melaporkan kemajuan belajar siswa kepada orang
tua/wali siswa

• Manfaat Penilaian bagi Siswa


Setelah siswa mengikuti evaluasi dan penilaian hasil belajar, paling tidak siswa akan memperoleh manfaat,
antara lain:
1. Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
2. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan belajarnya.
3. Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang dilaksanakannya sudah tepat atau belum.
METODE EVALUASI
PEMBELAJARAN
Metode Tes
Tipe evaluasi yang pertama adalah tes, yang biasa direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan
utamanya untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif pengetahuan secara komprehensif dan fakta penggunaanya. Disamping itu, tes tertulis juga
dapat digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang siswa.
Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali
dan mengenali materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item pertanyaan menghafal
yang diantaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan identitas (cross 1973 : 19). Pertanyaan
pengenalan ( recognition question ) dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-
salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jawaban
berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat
dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk
menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan
pembuktian, menganalisis perbedaan, menarik kesimpulan, dan
menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Metode Non-Tes

Bentuk kedua suatu evaluasi adalah alat non-tes. Non-tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Alat non-tes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek
belajar efektif dari siswa. Alat non-tes kadang ada yang menggunakan pengukuran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan
pengukuran, sebagai contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio visual, dan teknik sosiometri.

Alat observasi ini dapat berupa check-list, skala rating, dan beberapa kartu skor. Alat non-tes juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasil kegiatan belajar yang dibuat di sekolah maupun di rumah. Alat observasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
tingkah laku seperti sikap, apresiasi, interaksi sosial, dan nilai keputusan. Guru dan siswa mendapatkannya dalam evaluasi tingkah
laku pribadi.

Bentuk laporan antara lain: laporan, catatan harian, angket, dan otobiografi. Alat-alat ini digunakan
oleh para siswa yang mengerjakan evaluasi sendiri, sebagai bentuk evaluasi mereka. Guru juga sering
menggunakan bentuk laporan untuk mengevaluasi masing-masing penampilan atau belajar yang
efektif. Tergantung pada tujuan format laporan. Alat evaluasi lain yang termasuk non-tes adalah angket
atau kuesioner.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai