Anda di halaman 1dari 75

BBLSR (BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH)

RDS
OLEH
Kharismawati ( 71200891009)

PEMBIMBING
Dr. Sri Yanti Harahap, M.Ked (Ped),
Sp.A
Identitas Pasien Masuk
Nama : By. Ny. Rizka Ari Fadlammi
Alamat : Jl. Seksama Gg Ikhlas Medan
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 4 jam 30 menit
Tempat/Tgl lahir : Medan, 5 April 2021
Jam lahir : 11.30 WIB
BBL/PB/LK/LD : 1200 gram/39 cm/ 29 cm/ 25 cm
Jenis persalinan : SC
Rujukan : RS Mitra Sejati
BBS/PB/LK/LD : 1285 gram/39 cm/29 cm/25 cm

Masuk ke ruang perina RSUD


Kota Medan pada tanggal 5 April
2021.
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bayi Sesak (+)

KELUHAN TAMBAHAN
Belum cukup bulan saat dilahirkan, BBLSR (KB- KMK)
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kehamilan dan kelahiran
Kehamilan Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan kelainan
Perawatan antenatal Tidak jelas

Kelahiran Tempat kelahiran RSU Mitra Sejati


Penolong persalinan Spesialis Obstetri dan
Ginekologi
Cara persalinan SC
Masa gestasi 28 minggu
Berat lahir 1200gr
Keadaan bayi
PBL 39cm
Nilai apgar 7
Tidak ada kelainan bawaan
Riwayat makanan
Ballard score
Ballard score

◦ Kesan: Neuromuscular 4, Physical Maturity 6 = Maturity rating 10 → 26 weeks.


Kurva Lubchenco

◦ Kesan: BBL 1200 gram, jumlah minggu 26 minggu → Neonatus Kurang Bulan
(KB) Sesuai dengan masa kehamilan (SMK).
Apgar score

◦ Kesan: Sesaat setelah lahir Apgar Score 7 (severely depressed)


Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : kesadaran compos mentis
• SpO2 : 96%
• Nadi : 166 kali/menit
• Resiratori rate : 60 kali permenit
• BB : 1200 gram
• Suara pernafasan : Broncovesikular
Pemeriksaan fisik (2)
Kepala
◦Bentuk dan ukuran : Simetris, bulat, normocephaly, UUB, UUK datar,
caput suksadenum (-).
◦Rambut dan kulit kepala : Warna hitam, tipis, pertumbuhan rambut belum
merata, lanugo (+).
◦Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.
◦Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)
◦Telinga : Daun telinga belum sempurna (rata)
◦Bibir : Lembab, sianosis oral (+)
◦Mulut : Bentuk simetris
Leher
Trakea ditengah
Pemeriksaan fisik (3)
Paru-paru
◦Inspeksi : Gerak napas kedua hemitoraks simetris retraksi (+), areola
dan papilla mammae rata tanpa bantalan.
◦Palpasi : Vocal fremitus tidak dilakukan
◦Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
◦Auskultasi : Suara nafas broncovesikular (+) normal, ronchi (-),
wheezing (-)
Jantung
◦Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
◦Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
◦Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
◦Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik (4)
Abdomen
◦Inspeksi : Datar
◦Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar
◦Perkusi : Timpani
◦Auskultasi : Bising usus (+) normal

Anus dan rektum : Dalam batas normal


Genitalia : Perempuan, klitoris menonjol, labium minus
membesar.
Anggota gerak : Akral hangat, sianosis (+), CRT <3 detik.
Tulang belakang : Kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)
Kulit : Turgor cukup, kuning (-).
Pemeriksaan laboratorium

Hb :14,8 gr/dl
PLT : 212.000/mm3
HCT : 44,8 %
GDS : 40 mg%
Resume
◦ Bayi dari RSU Mitra Sejati dengan keluhan bayi sesak nafas dengan
BBLSR (KB-SMK).
◦ Bayi perempuan, lahir spontan, G1P0A0, Lahir secara SC karena
kembarannya mati di dalam kandungan. dengan Usia kehamilan 28 Minggu
gamelli (+), ditolong oleh dokter spesialis kandungan
◦ Saat lahir  APGAR score 7, BBL 1200gr, PBL 39cm, LKL 29 cm, LD 25
cm.
◦ Bayi tampak sesak nafas, tangisan kuat,sianosis (+).
◦ Pada pemeriksaan pasien kesadaran compos mentis, SpO2: 96% HR:
166x/m, RR: 60x/m, nafas spontan, retraksi (+), Sp: Broncovesikuler
◦ tasi dan bbl , pasien tergolong kurang bulan sesuai masa kehamilan (KB-
SMK)
Resume 2
◦ Gerakan bayi tidak aktif, sianosis oral (+), retraksi sela iga (+), dan
tanda prematuritas seperti lanugo (+), daun telinga belum
sempurnaGerak napas kedua hemitoraks simetris retraksi (+), areola
dan papilla mammae rata tanpa bantalan, klitoris menonjol, labium
minus membesar.
◦ Pada pemeriksaan Ballard Score didapatkan skor 5 yang menunjukkan
usia gestasi 28 minggu.
◦ Pada pemeriksaan dengan grafik Lubchenco, berdasarkan usia gestasi
dan bbl , pasien tergolong kurang bulan sesuai masa kehamilan (KB-
SMK)
Diagnosa kerja
Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
Penatalaksanaan BBLSR

Suhu
Lakukanlah perawatan kulit ke kulit diantara kedua payudara ibu Pertahankan
suhu inti tubuh 36,5-37,5 dengan kaki tetap hangat dan berawarna kemerahan
Cairan dan Pemberian Minum
•Jika mungkin berikan cairan IV 80 ml/kg/hari selama hari pertama kehidupan
Tingkat cairan yang diberikan selama 3-5 hari pertama
Hari 1 : 80 ml/kg/hari
Hari 2 : 100 ml/kg/hari
Hari 3 : 120 ml/kg/hari
Kemudian ditingkatkan sampai 150 ml/kg/hari
•Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil
•Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan perhari
•Pemberian susu dimulai dengan 2-4 ml setiap 1-2 jam melalui pipa lambung
•Jika target minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama , tetesan IV dapat
dilepaskan untuk menghindari infeksi
Jumlah cairan dan Asi

Umur (hari)
Berat
1 2 3 4 5+
(g)

>1500 60 80 100 120 150


<1500 80 100 120 140 150

Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah ASI tiap 3 jam 10 15 18 22 26 28 30


(ml/kali)
Tatalaksana
◦ IVFD Dextrose 10% 4 tetes mikro/ menit
◦ O2 ½ lpm nasal kanul/12 jam
◦ IVFD D 10% sesuai kebutuhan
◦ Asi/susu sesuai kebutuhan
◦ Ampicillin 60 mg (lakukan skint test terlebih dahulu)
◦ Amikasim 9 mg/24 jam (lakukan skint test terlebih dahulu)

• Usul
- Pasang OGT
- Cek Darah rutin
- KGD
- Elektrolit
- Foto Thorax
Prognosis

• Ad vitam : Ad bonam
• Ad fungsionam : Ad bonam
• Ad sanationam : Ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
Kurva Penthon
ANALISA KASUS
TINJAUAN
PUSTAKA
BAYI BERAT
LAHIR SANGAT
RENDAH (BBLSR)
Definisi

Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) 


merupakan bayi lahir hidup dengan berat badan
lahir 1000-1500 gram
Klasifikasi bayi lahir
3 bentuk BBL : Bayi berat lahir rendah
1. Bayi kurang bulan (BKB) berdasarkan batasan berat badan :
Bayi yang dilahirkan dengan 1.Bayi berat lahir rendah ( BBLR)
masa gestasi kurang dari 37 Bayi yang dilahirkan dengan berat
minggu. lahir < 2500gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah
2. bayi cukup bulan ( BCB)
(BBLSR)
Bayi yang dilahirkan dengan
Bayi yang dilahirkan dengan berat
masa gestasi antar 37- 42 lahir antara 1000 sampai kurang dari
minggu 1500 gram
3. Bayi lebih bulan (BLB) 3. Bayi berat lahir amat sangat
Bayi yang dilahirkan dengan rendah (BBLASR)
masa gestasi lebih dari 42 Bayi yang dilahirkan dengan berat
minggu bayi < 1000 gram
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BBLSR

◦ Prematuritas
◦ Faktor faktor yang terkait dengan IUGR( intrauterine growth restriction )
 Keluarga dengan sosial ekonomi rendah
 Kasus-kasus kurang gizi
 Anemia
 Penyakit pada ibu
 Perawatan prenatal yang tidak adekuat
 Adiksi obat
 komplikasi obsetrik
Etiologi
Faktor ibu Faktor janin Faktor plasenta
• Toxemia • Kelainan kromosom • Penurunan berat
• Hipertensi dan/atau (autosomal trisomi) plasenta dan/atau
penyakit ginjal • Infeksi pada janin selularitas plasenta
• Hipoksemia (cytomegalic • Penurunan luas
(misalnya: menderita inclusion disease, permukaan plasenta
penyakit jantung atau rubella kongenital, • Villous plaentitis
paru) sifilis) (disebabkan bakteri,
• Malnutrisi (mikro dan • Anomali kongenital virus, parasit)
makro) • Radiasi • Infark plasenta
• Menderita penyakit • Kehamilan ganda • Tumor ( mola
kronis • Hipoplasi pankreas hidatidosa,
• Anemia sel sabit • Defisiensi insulin chorioangioma)
• Konsumsi obat- • Defisiensi insulin-like • Plasenta terpisah
obatan,alkohol, rokok. growth factor type 1. • dsb.
• dsb. • dsb.
Patofisiologi
• Plasenta
 Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan luas
permukaan villus plasenta.
 Darah uterus, juga transfer oksigan juga transfer oksifen dan nutrisi plasenta
dapat berubah pada berbagai penyakit vaskular yang diderita ibu.
 25% sampai 30% kasus gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil
penurunan aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi
penyakit vaskular ibu.
 Keadaan klinis yang meliputi aliran darah plasenta yang buruk meliputi
kehamilan ganda, penyalah-gunaan obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam
kehamilan atau kronik), penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi
plasenta umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular.
Patofisiologi [2]
• Malnutrisi
 Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan
janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama
hamil.
 Pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin
dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika
masukan nutrisi ibu rendah.

• Infeksi
 Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella kongenital dan
sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan
janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka dilahirkan.
Patofisiologi [3]
• Faktor genetik
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi
genetik ibu dan janin.
Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi
◦ Anamnesis
◦ Umur ibu
◦ Riwayat hari pertama haid terakir
◦ Riwayat persalinan sebelumnya
◦ Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
◦ Kenaikan berat badan selama hamil
◦ Aktivitas
◦ Penyakit yang diderita selama hamil
◦ Obat-obatan yang diminum selama hamil
Diagnosis [2]
◦ Berat badan
◦ Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
◦ Tulang rawan telinga belum terbentuk.
◦ Masih terdapat lanugo.
◦ Refleks masih lemah.
◦ Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup labium minus;
laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit testis rata.
◦ Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
◦ Tidak dijumpai tanda prematuritas.
◦ Kulit keriput.
◦ Kuku lebih panjang
Diagnosis

[3]
Pemeriksaan penunjang
◦ Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
◦ Pemeriksaan skor ballard
◦ Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
◦ Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
◦ Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
◦ USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang lebih.
MASALAH PADA BBLSR

1. Ketidakstabilan Suhu
2. Kesulitan Bernafas
3. Kelainan Gastrointestinal danNutrisi
4. Imaturitas Hati

5. Imaturitas Ginjal
6. Imaturitas Imunologis
7. Kelainan Neurologis

8. Kelainan Kardiovaskular
9. Kelainan Hematologis

10. Metabolisme
Penilaian
◦ Teknik penilaian umur kehamilan antenatal
- HPHT
- gerakan janin
- munculnya suara jantung janin,
- tinggi fundus.
- Pemeriksaan USG
◦ Teknik penilaian umur kehamilan pasca persalinan
- New Ballard Score
◦ Evaluasi neurologis
KURVA PERTUMBUHAN JANIN (LUBCHENCO)
Bayi
Bayi Lebih
Bayi Kurang Bulan
Cukup Bulan
Bulan
Skor NEW BALLARD
….. Skor NEW BALLARD
MATURITAS FISIK
Diagnosis
◦ Mengukur berat lahir bayi dapat diketahui dengan dilakukan anamesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

 Pemeriksaan skor ballard

 Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

 Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.

 Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.

 USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang bulan.
Penatalaksanaan BBLSR

Suhu
Lakukanlah perawatan kulit ke kulit diantara kedua payudara ibu Pertahankan
suhu inti tubuh 36,5-37,5 dengan kaki tetap hangat dan berawarna kemerahan
Cairan dan Pemberian Minum
•Jika mungkin berikan cairan IV 80 ml/kg/hari selama hari pertama kehidupan
Tingkat cairan yang diberikan selama 3-5 hari pertama
Hari 1 : 80 ml/kg/hari
Hari 2 : 100 ml/kg/hari
Hari 3 : 120 ml/kg/hari
Kemudian ditingkatkan sampai 150 ml/kg/hari
•Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil
•Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan perhari
•Pemberian susu dimulai dengan 2-4 ml setiap 1-2 jam melalui pipa lambung
•Jika target minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama , tetesan IV dapat
dilepaskan untuk menghindari infeksi
Jumlah cairan dan Asi

Umur (hari)
Berat
1 2 3 4 5+
(g)

>1500 60 80 100 120 150


<1500 80 100 120 140 150

Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah ASI tiap 3 jam 10 15 18 22 26 28 30


(ml/kali)
Penatalaksanaan BBLSR

Antibiotika dan Sepsis


Jika terdapat satu tanda bahaya atau tanda lain infeksi bakteri
berat mulailah pemberian antibiotik. Salah satu faktor resiko sepsis
adalah berat bayi lahir rendah atau sangat rendah
Apneu
Jika bayi mengalami episode apnea lebih dari sekali dan atau
membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
Manajemen
Pemulangan Bayi

Sebelum dipulangkan bayi harus mempunyai kemampuan :

•Kemampuan mempertahankan suhu tubuh dengan baju yang


tertutup pada ranjang terbuka dengan suhu kamar
•Kemampuan mengkoordinasikan menghisap, menelan
minuman dan bernafas sementara menelan minuman yang
cukup
•Kemampuan bertumbuh dalam kecepatan yang dapat
diterima.
Pemantauan Jangka Panjang pada BBLSR

Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan harus dimonitor pada setiap kunjungan meliputi panjang
badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Tekanan Darah
Pengukuran tekanan drah hendaknya dilakukan terhadap semua BBL secara
periodic
Gangguan pernafasan
BBLSR yang karena suatu sebab terpaksa pulang dengan umur kehamilan belum
genap 34 bulan, kemungkinan terjadi apneu sangat mungkin dan sering.
Pendengaran
Bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya kelainan pendengaran dan
harus dimonitor secar ketat adalah BBL dengan riwayat keluarga gangguan
pendengaran pada masa anak,
Penglihatan
Ganguan penglihatan yang paling sering dijumpai adalah Retinopathy of
Prematurity (ROP) yang merupakan penyakit pada retina bayi premature
Pemantauan Jangka Panjang pada BBLSR
◦ Bahasa dan kemampuan motorik
Setiap BBL harus dicatat riwayat perkembangan berbahasa dan kemampuan motoriknya dan
dibandinghkan dengan kemampuan normal sesuai usia
Kelainan yang bisa ditimbulkan antara lain: delayed atau keterlambatan pencapaian tahapan
pertumbuhan yang terlambat,
Perkembangan neurologi
Pemeriksaan perkembangan saraf pada pada BBLSR atau BBL resiko tinggi harus meliputi
pemeriksiaan berikut3
◦ Postur
◦ Tonus otot pada ekstremitas
Perkembangan Kognitif
Penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang dilahirkan dengan berat sangat rendah, pada usia 10
tahun kemampuan akademiknya rendah dibandingkan lahir dengan berat cukup, tetapi hal ini lebih
dipengaruhi faktor keluarga.
Penilaian pertumbuhan bayi
premature
◦ Memakai kurva fenton
- Berdasarkan BB, PB dan Lingkar kepala diplot sesuai usia
gestasi dapat digunakan sampai usia gestasi 50 minggu.
- Selanjutnya dapat menggunakan kurva WHO sesuai usia
koreksi.
- Setelah usia 2 tahun menggunakan kurva WHO sesuai usia
kronologisnya
oMenggunakan Usia koreksi  Umur kronologis – jumlah
minggu prematuritas
Kurva Penthon
Prognosis

◦ Perawatan intensif telah memperpanjang kehidupan sebenarnya,


pada masa-masa tersebut BBLSR dapat meninggal akibat
komplikasi penyakit perinatal.
◦ umumnya, semakin hebat prematuritasnya dan semakin
rendahnya berat badan lahir bayi, semakin besar pula
kemungkinan timbulnya defisit intelektual dan neurologis
RESPIRATORY
DISTRESS
SYNDROME
(RDS)
Definisi
Sindrom Gangguan Pernafasan (SGP) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS)
◦RDS  merupakan diagnosis klinis pada bayi baru lahir prematur dengan
kesulitan pernapasan, termasuk takipnea (> 60 napas/menit), retraksi dada, dan
sianosis di ruangan biasa yang menetap atau berlangsung selama 48-96 jam
pertama kehidupan, dan gambaran foto rontgen dada yang karakteristik (pola
retikulogranular seragam dan bronkogram udara perifer).
Epidemiologi
◦ Sekitar 50% dari neonatus yang lahir pada usia kehamilan 26-28 minggu
terjadi PMH, sedangkan kurang dari 30% dari neonatus prematur lahir pada
usia kehamilan 30-31 minggu terjadi kondisi tersebut.
◦ Saat ini, PMH menyumbang <6% dari semua kematian neonatus.
Faktor Resiko yang meningkatkan
dan menurunkan PMH
Etiologi
• Defisiensi surfaktan (penurunan produksi dan sekresi) adalah penyebab
utama dari PMH.
• Konstituen utama surfaktan adalah dipalmitoyl fosfatidilkolin (lesitin),
phosphatidylglycerol, apoprotein (protein surfaktan SP-A,-B,-C,-D),
dan kolesterol. Dengan pertambahan usia kehamilan, jumlah fosfolipid
yang disintesis meningkat dan disimpan dalam sel alveolar tipe II.
• Akan mengurangi tegangan permukaan dan membantu
mempertahankan stabilitas alveolus dengan mencegah runtuhnya ruang
udara kecil pada akhir ekspirasi.
• Jumlah yang dihasilkan atau dilepaskan mungkin tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pasca kelahiran karena immaturitas.
Etiologi [2]
◦ Surfaktan yang hadir dalam konsentrasi tinggi pada paru janin mengalami
homogenasi pada usia kehamilan 20 minggu, tetapi tidak mencapai permukaan
paru-paru sampai nanti.
◦ Surfaktan muncul dalam cairan amnion pada waktu di antara 28 dan 32
minggu. Tingkat maturitas dari surfaktan paru biasanya terjadi setelah 35
minggu
Patofisiologi
Manifestasi klinis
◦ Temuan fisik konsisten dengan maturitas bayi yang dinilai dengan
menggunakan pemeriksaan Dubowitz atau modifikasi dengan Ballard
◦ Tanda-tanda gangguan pernafasan progresif dicatat segera setelah lahir
dan termasuk yang berikut:
◦ Takipnea
◦ Ekspirasi merintih (dari penutupan sebagian glotis)
◦ Retraksi subcostal dan interkostal
◦ Sianosis
◦ Napas cuping hidung
◦ Pada neonatus yang sangat immatur dapat terjadi apnea dan/atau
hipotermia.
Manifestasi klinis
Pemeriksaan lab
◦ AGD
◦ Hitung sel darah lengkap
◦ Kultur darah
◦ GDS
◦ Elektrolit serum
Pemeriksaan rontgen

Sebuah foto rontgen dada AP harus diperoleh untuk semua bayi


dengan gangguan pernapasan dengan durasi apa pun.

Temuan radiografi khas pada PMH adalah pola retikulogranular


yang seragam, disebut sebagai gambaran ground-glass, disertai
dengan bronkogram udara perifer.
Foto Thorax

◦ Klasik penyakit membran hialin


(PMH).
◦ Dada berbentuk lonceng adalah
karena kurang aerasi umum.
◦ Volume paru-paru berkurang,
parenkim paru-paru memiliki pola
retikulogranular menyebar, dan
terdapat bronkogram udara perifer
memperluas.
Foto Thorax

◦ Penyakit membran hialin (PMH)


sedang-berat.
◦ Pola retikulogranular lebih menonjol
dan distribusinya lebih seragam dari
biasanya.
◦ Paru-paru hipoaerasi.
◦ Air bronchogram yang meningkat
diamati
Foto Thorax

◦ Penyakit membran hialin (PMH)


berat.
◦ Kekeruhan reticulogranular
didapatkan sepanjang kedua lapang
paru-paru, dengan air bronchogram
menonjol dan mengaburkan bayang
jantung secara total.
◦ Daerah kistik di paru-paru kanan
dapat mewakili alveoli yang
melebar atau emfisema paru
interstisial(PIE) awal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Richard E, Kliegman, Robert M, Arvin, Ann M.2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
ed.15. Volume 1. Jakarta:EGC
2. Elisabeth Synnove dkk. Targeted Program for Provision of Mother`s Milk to VLBW Infants.
2014. American Academy of Pediatrics
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Buku ajar neonatologi. Edisi pertama. Jakarta : badan
penerbit IDAI
4. Tjekyan Suryadi RM (2010). Faktor Resiko dan Prognosis Berat Badan Lahir Rendan
(BBLR) dan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dan Kejadian Lahir Mati di Kota
Palembang Tahun 2010. Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
5. World Health Organization.2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan
Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Jakarta : WHO Indonesia

Anda mungkin juga menyukai