-Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 tentang remaja mendapatkan sebagian besar wanita (80%) dan pria (84%)
telah berpacaran. (45%) wanita dan (44%) persen pria mulai berpacaran pada umur 15-17 tahun. Sebanyak 6%wanita dan 6%
pria umur 11-14 tahun melakukan hubungan seksual, dan tertinggi pria dan wanita melakukan hubungan seksual pertama kali
pada umur 15-19 tahun (59% wanita dan 74% pria).
-Berdasarkan hasil SKAP tahun 2019 angka kelahiran pada remaja(usia 15-19 tahun) di Papua masih tinggi sebesar 90/1000
kelahiran. Hal ini mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya 64/1000 kelahiran. Angka kelahiran pada remaja yang
tinggi menjadi tantangan perwakilan BKKBN Provinsi Papua untuk dapat meningktakan pelaksanaan program Pendewasaan
Usia Perkawinan (PUP) seperti wajib belajar 12 tahun dan Kesehatan Reproduksi.
-World Helath Organization (WHO) menunjukkan lebih dari 500 juta remaja usia 10-14 tahun di negara berkembang pernah
melakukan hubungan seks pertama kali di bawah usia 15 tahun. Kurang lebih 60% kehamilan yang terjadi pada remaja di
negara berkembang adalah kehamilan yang tidak diinginkan dan 15 juta remaja pernah
Melahirkan
Program Pemerintah
program yang dilaukan oleh pemerintah seperti program
GenRe(generasi berencana), yang dilaksanakan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) dengan
kelompok sasaran remaja berusia 10-24 tahun namun belum menikah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pacaran Berisiko Pada Remaja
Saat anak-anak berenjak dewasa dan memasuki masa pubertasnya akan terjadi perubahan di dalam tubuhnya
baik dari segi fisik maupun psikologinya. Pada masa ini remaja cenderung ingin selalu mencoba dan mencari
tahu, dan disini perean orangtua sangat penting namun terkadang saat remaja bertanya kepada orang tua
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi atau seksualitas sebagian besar keluarga di
Indonesia menganggap tabuh untuk membicarakan masalah seksualitas dengan anak yang belum menikah.
Karena alasan inilah, remaja seringkali mencari informasi melalui teman sebaya ataupun lingkungannya yang
belum tentu memliki pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi remaja. Keterbatasan pengetahuan
dan pemahaman ini dapat membawa remaja ke arah perilaku yang beresiko, terutama saat remaja mulai
mengenal
pacaran.
Rumusan Masalah
Apa yang menjadi faktor remaja Sekolah Menengah Pertama melakukan perilaku
seksual berisiko ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perilaku pacaran berisiko remaja Sekolah Menengah Pertama
2Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
2. Mengetahui gambaran peran orang tua siswa dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
3. Mengetahui gambaran sosial ekonomi siswa dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
4. Mengetahui gambaran perilaku seksual saat berpacaran siswa dan siswi SMP Negeri 3 Kota
Jayapura
5. Mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja dengan perilaku pacaran berisiko pada siswa
dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
6. Mengetahui hubungan peran orang tua dengan perilaku pacaran berisiko pada remaja pada siswa
dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
7. Mengetahui hubungan peran orang tua dengan perilaku pacaran berisiko pada remaja pada siswa
dan siswi SMP Negeri 3 Kota Jayapura
Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam menjadi sumber
referensi untuk program mendatang terkait kesehatan reproduksi pada remaja.
2. Puskesmas
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi puskesmas tentang
perilaku seksual remaja masa kini dan referensi materi untuk penyuluhan
kesehatan reproduksi pada remaja.
3. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti terhadap perilaku seksual
masa kini remaja Sekolah Menengah Pertama dan menjadi masukan bagi peneliti
lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.
Kerangka teori
Perilaku
Perilaku merupakan semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung atau yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skinner (1938)
dalam menyatakan bahwa perilaku adalah respon seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar) Perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual merupakan tingkah laku individu yang didorong karena adanya
hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Hal ini di
awali dengan perasaan saling tertarik satu sama lain, lalu berkencan, bercumbu,
hingga bersenggama
Definisi operasional
Jenis dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan Rancangan
penelitian dalam penelitian ini adalah cross-sectional(potong lintang)
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa dan siswi SMP Negeri 3
Kota Jayapura sebanyak 1033 orang.
Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian
atau untuk mengetahui gambaran atau penyebaran data sampel atau populasi.
2. Analisis Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut
merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh
(tidak bebas).
Thanks !