Anda di halaman 1dari 15

Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Maulana Tomy Abiyasa, Amd.PK, SKM

MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


SISTEM JAMINAN KESEHATAN

SEJARAH SINGKAT SISTEM JAMINAN KESEHATAN MENUJU JAMINAN SOSIAL I


Kontrak Belajar
 MIK 5  2 SKS  100 Menit
 Kehadiran kuliah mahasiswa minimal 75% dari total
Tatap Muka.
 Perkuliahan dimulai sesuai jadwal dengan kelonggaran
waktu hadir 20 menit dari jadwal.
 Jika Sakit / Izin Menyertkan surat ke bagian TU Max 1
minggu setelah izin
 Mekanisme Penilaian :
 Nilai UTS : 30 %
 Nilai UAS : 30 %
 TUGAS : 40 %
(20 % tugas, 20 % keaktifan dikelas, attitude &
kedisplinan)
DASAR HUKUM

•UUD 1945 pada pembukaannya,


•UUD 1945 ,pasal 28H dan pasal 34
•WHO 1948 ,Health is a fundamental right

Penetapan sistem Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN )


•SK MenKES No.131/SK/II/2004
•SK MenKES No.374/SK/V /2009
Definisi
Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan
umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

(Primary health care) yang meliputi:


•Kemampuan profesionalisme dan kepemimpinan didalam pembangunan
kesehatan masyarakat

•Kebijakan kesehatan masyarakat guna melindungi kesehatan dan


peningkatkan derajat hidup masyarakat.

•Cakupan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas


UU No 36 / 2009, tentang kesehatan

Mengamanatkan bahwa kesehatan adalah investasi yang berharga yang


pelaksanaanya didasarkan pada paradigma sehat . Yakni paradigma yang
mengutamakan upaya promotif – preventif

Perpres No 72/ Th 2012, tentang sistem Jaminan Kesehatan Nasional

Mengamanatkan bahwa pelaksanaannya ditekankan pada peningkatan


perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme SDM kesehatan
serta upaya promotif – preventif.
UU No 40/2004
Jaminan Sosial Kesehatan Nasional
Yang diantaranya berisi tentang badan penyelenggara, kepesertaan serta
penjaminan/ pembiayaan.

Program jaminan kesehatan yang dilaksanakan dan dikelola melalui suatu


badan penyelenggara jaminan sosial.

Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan


prinsip Asuransi Sosial dan ekuitas
(Pasal 19, UU No 40 thaun 2004)
Pasal 5, UU 40 Tahun 2004

(1) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus dibentuk dengan UndangUndang.

(2) Sejak berlakunya Undang-Undang ini, badan penyelenggara jaminan sosial yang
ada , dinyatakan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
menurut Undang-Undang 40 / 2004 ini.

(3) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah :

a. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);


b. Perusahaan Perseroan (Persero) Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

(TASPEN);
c. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (ASABRI); dan


d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES).
Pasal 22, Ayat 1
Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan
kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.

Pasal 20, Ayat 1


Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Pasal 21, Ayat 1 – 3


1. Kepesertaan jaminan kesehatan tetap berlaku paling lama 6 (enam) bulan
sejak seorang peserta mengalami pemutusan hubungan kerja.

2. Dalam hal peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 6 (enam)
bulan belum memperoleh pekerjaan dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh
Pemerintah.

3. Peserta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu, iurannya dibayar
oleh Pemerintah.
ERA PELAKSANAAN UU 40 / 2004 MENUJU SISTEM PEMBIAYAAN
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NASIONAL PADA PESERTA PBI
( PENERIMA BANTUAN IURAN )

Sistem casemix (case based payment) pertama kali dikembangkan di


Indonesia pada Tahun 2006 dengan nama INA-DRG (Indonesia-
Diagnosis Related Group). Implementasi pembayaran dengan INA-DRG

dimulai pada 1 September 2008 pada 15 rumah sakit vertikal, dan pada

1 Januari 2009 diperluas pada seluruh rumah sakit yang bekerja sama

untuk program Jamkesmas dan Jampersal . Di era INA-DRG tahun 2008

system pengajuan klaim menggunakan version 1.2 , dan kemudian

Oktober 2009 sudah berganti dengan version 1.6.


JAMPERSAL

Pada program Jampersal ini pemerintah focus menitik beratkan pada


pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. Khusus kepada masyarakat
miskin atau kurang mampu, artinya juga kepada masyarakat yang
belum punya kartu Jampersal. Yakni dari pelayanan kesehatan saat
kehamilan, persalinan hingga post persalinan apabila terdapat
komplikasi persalinan.
Pada tanggal 31 September 2010 dilakukan perubahan
nomenklatur dari INA-DRG (Indonesia Diagnosis Related Group)
menjadi INA-CBG (Indonesia Case Based Group) seiring dengan
perubahan grouper dari 3M Grouper ke UNU (United Nation
University) Grouper. Sejak bulan Oktober 2010 sampai
Desember 2013, pembayaran kepada Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PPK) Lanjutan dalam Jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) menggunakan INA-CBG.
PMK No 28 Tahun 2014
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


telah diselenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, sebagai upaya memberikan
perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan

Perlunya pemberian pemahaman program Jaminan Kesehatan Nasional


kepada seluruh stakeholder terkait sehingga pelaksanaannya dapat
berjalan dengan baik, efektif, efisien, transparan dan akuntabel
Next … LAHIRNYA BPJS
SISTIM JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai