DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
1. Obstruktif (non-commubicating),
disebabkan oleh kista, tumor, 1. Bawaan (congenital), sering
pendarahan, ibfeksi, cacat terjadi pada neonates atau
bawaan dan paling umum berkembang selama intra-uterin.
stenosis aqueductal atau 2. Diperoleh (acquired), disebabkan
penyumbatan saluran otak. oleh pendarahan subarachnoid,
2. Non-obstruktif (communicating), pendarahan intraventricular,
disebabkan oleh gangguan trauma, infesksi (meningitis),
keseimbangan CSS, dan juga tumor, komplikasi operasi atau
oleh komplikas setelah infeksi trauma hebat di kepala.
atau komplikasi hemoragik.
1. Kelainan bawaan :
a. Stenosis Akuaduktus
Sylvius 4. Perdarahan
b. Spina bifida dan
cranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista arachnoid
e. Anomali pembuluh
ETIOLOGI
darah
2. infeksi 3. Neoplasma
hidrosefalus oleh obstruksi mekanis
yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS.
Patofisiologi
1. Ventriculoperitoneal
shunting 2. Terapi Etiologi
Dalam ventriculoperitoneal (VP) shunting, tube Merupakan strategi penanganan terbaik
dimasukkan melalui lubang kecil di tengkorak ke seperti antara lain; pengontrolan kasus yang
dalam ruang (ventrikel) dari otak yang berisi mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi
cairan serebrospinal (CSF). Tube ini terhubung ke radikal lesi massa yang mengganggu aliran
tube lain yang berjalan di bawah kulit sampai ke liquor, pembersihan sisa darah dalam liquor
perut, di mana ia memasuki rongga perut (rongga atau perbaikan suatu malformasi.
peritoneal).
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
Klien L, usia 2 bulan, masuk melalui IGD dan dirawat di ruang bedah anak lantai III RS
GrandMedistra sejak tanggal 20 februari 2020. Klien dibawa ke rumah sakit dengan alasan
mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Orangtua klien mengatakan, klien lahir di bidan
secara normal.Pada saat lahir memang kepala klien terlihat agak besar, namun bidan
mengatakan klien normal.Tidak ada kejang. Saat masuk RS, berat badan klien 6,7 kg. Panjang
badan 58 cm. Lingkar kepala klien 49,8 cm. Klien telah dilakukan operasi pemasangan VP
shunt. Pada saat pengkajianawal, kesadaran klien compos mentis dan keadaan umumnya
sedang. Di kepalanya tampak balutan luka operasi. Selain itu di abdomen juga terdapat luka
balutan. Tanda-tanda vital kliencukup stabil yaitu N: 110 x/menit, pernafasan 28 x/menit, dan
suhu 36,8°C
Klien terlihat berbaring di tempat tidur. Klien terlihat sering menangis, terutama pada saat dilakukan prosedur invasif
seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah. Hasil dari pemeriksaan cairanotak secara makroskopi
didapatkan hasil Tes Nonne (+) dan Tes Pandy (+), protein total 53mg/d, glukosa 45 mg/dl, dan klorida 667 mg/dl.
Sedangkan hasil pemeriksaan hematologisemuanya dalam batas normal.
Pengkajian
I. Identitas Data
Nama : An.L
Tempat/tgl lahir : Galang, 20 desember 2019
Usia : 2 bln
Nama Ayah/Ibu : Ibu S
Alamat : Jln. Galang ,Desa pulau tagor, Kec serbajadi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
II. Keluhan Utama
An. L (2 bulan), perempuan, dengan hidrosefalus. Klien masuk pada tanggal 20 februari 2020dengan
alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Klien direncanakan untuk operasi pemasangan VP
shunt. Orangtua anak mengatakan anak lahir di bidan secara normal. Pada saatlahir kepala klien terlihat
agak besar, namun bidan mengatakan anak normal. Saat masuk RS,lingkar kepala anak 49,8 cm.
III. Tindakan keperawatan : manajemen nyeri nonfarmakologis
IV. Hasil laboratorium : hasil lab hematologi dalam batas normal, hasil pemeriksaancairan otak secara
makroskopi didapatkan hasil tes Nonne (+) dan tes Pandy (+)9.Hasil CT scan : tampak dilatasi ventrikel
personal protection
V. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik, compos mentis2.
TB/BB : PB= 58cm
BB : 6,7 kg3.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, “sunset eyes”4.
Hidung : jalan nafas tidak ada sumbatan, tidak terdapat sekresi sputum5.
Mulut : mukosa lembab berwarna merah muda
Telinga : tidak ada sekresi dan tidak ada gangguan pendengaran
Tengkuk : tidak ada sakit tengkuk
Dada : simetris
Jantung : BJ 1 dan BJ2 (+)
Paru-paru : bunyi nafas vesikuler, ronchi (-)
Perut : datar, bising usus (+), tidak ada distensi dan tidak ada nyeri
Punggung : normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)
Genitalia : tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral hangat CRT<315.Kulit : turgor baik
Tanda vital : HR 110 x/mnt , RR 28 x/mnt, S= 36,8°C
VI. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1. Kemandirian dan bergaul :Anak bermain dengan ibunya di tempat tidur. Anak jarang digendong.
2. Kognitif (piaget) dan bahasa :Anak belum bisa berbicara, hanya menangis.
3. Perkembangan Psikososial (erikson)Anak hanya bersosialisasi dengan orangtua.
4. Perkembangan SpiritualBelum dapat dikaji
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral dibuktikan dengan
peningkatan TIK (tekananintrakranial).
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post
operasi
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post operasi
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN
DATA
Data Objektif :Anak tampak meringis dan sering
menangis
Data Objektif:
Leukosit 10.000 Ul
Suhu 36,8°C
Data Subjektif :Ibu klien mengatakan, kepala Resiko gangguan perfusi serebral
klienmembesar sejak lahirData
Objektif:
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikn Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
SDKI - SIKI
Manajemen peningkatan tekanan intracranial.
dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial). masalah keperawatan Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan
Tindakan
peningkatan TIK (tekanan intrakranial) dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Observasi :
1. Tingkat kesadaran meningkat
2. Sakit kepala menurun -Identifikasi penyebab peningkatan TIK (Lesi, gangguan metabolism, adema
3. Tekanan intracranial membaik serebral)
Terapeutik :
Kolaborasi :
Edukasi :
Kolaborasi :
2. Senin, 31 juni 2021, Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka - mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
meredakan nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi :
O:
A:
masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
2. Selasa, 31 juni 2021, 12.00 Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post S:
wib operasi
Ibu Pasien mengatakan Anaknya sudah tidak rewel lagi.
O:
A:
P : Intervensi dihentikan
3. Selasa, 31 juni 2021, Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post S:
operasi
17.00 wib
Ibu Pasien mengatakan sudah bisa membersihkan luka post
oprasinya pada anaknya sendiri
O:
1. Kebersihan badan meningkat
A:
P:
Intervensi dihentikan
KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah keadaan patologi otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan
tempat mengalirnya CSS. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi/tempat obstruksi CSS,
etiologinya, dan usia penderitanya. Diagnosa hidrosefalus selain berdasarkan gejala klinis juga diperlukan
pemeriksaan khusus.
Penatalaksanaan pada kasus hidrosefalus dapat dilakukan dengan terapi medikamentosa (pada
beberapa kasus dengan tingkatkan yang masih ringan) dan juga dengan menggunakan operasi (pada
kasus yang berat). Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya kelainan
neural dan ekstraneural yang menetap.Pada sebagian besar kasus, 50% kasus meninggal saat masih dalam
uterus atau 50% sisanya berkembang menjadi ventricolomegaly yang progresif. Pada bayi seperti ini,
segera dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi
peningkatan ketidakmampuan mental dan kognitif. Kemampuan atau pengetahuan umum sangat
berkurang bila dibandingkan dengan populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak mengalami
keterbelakangan mental, verbal, ingatan dan juga menyebabkan kelainan pada mata.
TERIMA KASIH