Anda di halaman 1dari 22

HYDROCEPHALUS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :

1. Alif Eggi Uzayani (10219003)


2. Binti Nuriana (10219011)
3. Dinda Sita Devi (10219020)
4. Hilda Tanti Yuliana (10219029)
5. Muhammad Tabiu Amrina R (10219039)
6. Suci Via Aprilian (10219057)
7. Yuriska Della Viantika (10219066)
Apa Itu Hidrosefalus ?

Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat

peningkatan jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya. Kondisi

ini juga bisa disebut sebagai gangguan hidrodinamik CSS.Kondisi

seperti cerebral atrofi juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSS

dalam susunan saraf pusat (SSP).


Klasifikasi Hidrosefalus

Hidrosefalus Patologi Hidrosefalus Etiologi

1. Obstruktif (non-commubicating),
disebabkan oleh kista, tumor, 1. Bawaan (congenital), sering
pendarahan, ibfeksi, cacat terjadi pada neonates atau
bawaan dan paling umum berkembang selama intra-uterin.
stenosis aqueductal atau 2. Diperoleh (acquired), disebabkan
penyumbatan saluran otak. oleh pendarahan subarachnoid,
2. Non-obstruktif (communicating), pendarahan intraventricular,
disebabkan oleh gangguan trauma, infesksi (meningitis),
keseimbangan CSS, dan juga tumor, komplikasi operasi atau
oleh komplikas setelah infeksi trauma hebat di kepala.
atau komplikasi hemoragik.
1. Kelainan bawaan :
a. Stenosis Akuaduktus
Sylvius 4. Perdarahan
b. Spina bifida dan
cranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista arachnoid
e. Anomali pembuluh
ETIOLOGI
darah

2. infeksi 3. Neoplasma
hidrosefalus oleh obstruksi mekanis
yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS.
Patofisiologi

1) Kompensasi sistem serebrovaskular


2) Redistribusi dari liquor serebropinal atau cairan ekstraseluler atau
keduanya dalam susunan sistem saraf pusat.
3) Perubahan mekanis dari otak (peningkatan elastisitas otak, gangguan
viskoelastisitas otak,kelainan turgor otak)
4) Efek tekanan denyut liquor serebrospinal (masih diperdebatkan)
5) Hilangnya jaringan otak
6) Pembesaran volume tengkorak (pada penderita muda) akibat adanya
regangan abnormal pada sutura cranial.
Pathway
Penatalaksanaan

1. Ventriculoperitoneal
shunting 2. Terapi Etiologi
Dalam ventriculoperitoneal (VP) shunting, tube Merupakan strategi penanganan terbaik
dimasukkan melalui lubang kecil di tengkorak ke seperti antara lain; pengontrolan kasus yang
dalam ruang (ventrikel) dari otak yang berisi mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi
cairan serebrospinal (CSF). Tube ini terhubung ke radikal lesi massa yang mengganggu aliran
tube lain yang berjalan di bawah kulit sampai ke liquor, pembersihan sisa darah dalam liquor
perut, di mana ia memasuki rongga perut (rongga atau perbaikan suatu malformasi.
peritoneal).
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
Klien L, usia 2 bulan, masuk melalui IGD dan dirawat di ruang bedah anak lantai III RS
GrandMedistra sejak tanggal 20 februari 2020. Klien dibawa ke rumah sakit dengan alasan
mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Orangtua klien mengatakan, klien lahir di bidan
secara normal.Pada saat lahir memang kepala klien terlihat agak besar, namun bidan
mengatakan klien normal.Tidak ada kejang. Saat masuk RS, berat badan klien 6,7 kg. Panjang
badan 58 cm. Lingkar kepala klien 49,8 cm. Klien telah dilakukan operasi pemasangan VP
shunt. Pada saat pengkajianawal, kesadaran klien compos mentis dan keadaan umumnya
sedang. Di kepalanya tampak  balutan luka operasi. Selain itu di abdomen juga terdapat luka
balutan. Tanda-tanda vital kliencukup stabil yaitu N: 110 x/menit, pernafasan 28 x/menit, dan
suhu 36,8°C
Klien terlihat berbaring di tempat tidur. Klien terlihat sering menangis, terutama pada saat dilakukan prosedur invasif
seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah. Hasil dari pemeriksaan cairanotak secara makroskopi
didapatkan hasil Tes Nonne (+) dan Tes Pandy (+), protein total 53mg/d, glukosa 45 mg/dl, dan klorida 667 mg/dl.
Sedangkan hasil pemeriksaan hematologisemuanya dalam batas normal.
Pengkajian
I. Identitas Data
Nama : An.L
Tempat/tgl lahir : Galang, 20 desember 2019
Usia : 2 bln
Nama Ayah/Ibu : Ibu S
Alamat : Jln. Galang ,Desa pulau tagor, Kec serbajadi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
 
II. Keluhan Utama
An. L (2 bulan), perempuan, dengan hidrosefalus. Klien masuk pada tanggal 20 februari 2020dengan
alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Klien direncanakan untuk operasi pemasangan VP
shunt. Orangtua anak mengatakan anak lahir di bidan secara normal. Pada saatlahir kepala klien terlihat
agak besar, namun bidan mengatakan anak normal. Saat masuk RS,lingkar kepala anak 49,8 cm.
III. Tindakan keperawatan : manajemen nyeri nonfarmakologis

IV. Hasil laboratorium : hasil lab hematologi dalam batas normal, hasil pemeriksaancairan otak secara
makroskopi didapatkan hasil tes Nonne (+) dan tes Pandy (+)9.Hasil CT scan : tampak dilatasi ventrikel
personal protection
V. Pemeriksaan Fisik 
 
Keadaan umum : baik, compos mentis2.
TB/BB : PB= 58cm
BB : 6,7 kg3.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, “sunset eyes”4.
Hidung : jalan nafas tidak ada sumbatan, tidak terdapat sekresi sputum5.
Mulut : mukosa lembab berwarna merah muda
Telinga : tidak ada sekresi dan tidak ada gangguan pendengaran
Tengkuk : tidak ada sakit tengkuk 
Dada : simetris
Jantung : BJ 1 dan BJ2 (+)
Paru-paru : bunyi nafas vesikuler, ronchi (-)
Perut : datar, bising usus (+), tidak ada distensi dan tidak ada nyeri
Punggung : normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)
Genitalia : tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral hangat CRT<315.Kulit : turgor baik 
Tanda vital : HR 110 x/mnt , RR 28 x/mnt, S= 36,8°C
 
VI. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1. Kemandirian dan bergaul :Anak bermain dengan ibunya di tempat tidur. Anak jarang digendong.
2. Kognitif (piaget) dan bahasa :Anak belum bisa berbicara, hanya menangis.
3. Perkembangan Psikososial (erikson)Anak hanya bersosialisasi dengan orangtua.
4. Perkembangan SpiritualBelum dapat dikaji
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral dibuktikan dengan
peningkatan TIK (tekananintrakranial).
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post
operasi
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post operasi
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN

ANALISIS Data Subjektif :Ibu klien mengatakan, klien rewel


danmenangis. 
Gangguan rasa nyaman; Nyeri

DATA
Data Objektif :Anak tampak meringis dan sering
menangis

 Pengkajian nyeri neonatus 6 dari 7

 Terpasang balutan luka op di kepala


danabdomen

Data Subjektif :Terpasang balutan luka op di Resiko infeksi


kepala danabdomen

Data Objektif:

 Leukosit 10.000 Ul

 Suhu 36,8°C

 
Data Subjektif :Ibu klien mengatakan, kepala Resiko gangguan perfusi serebral
klienmembesar sejak lahirData

Objektif:

 Kepala tampak membesar, lingkar kepala 49,8


cm terlihat “sunset eyes” pada anak 

 Hasil CT Scan tampak dilatasi ventrikel

 Hasil pemeriksaan makroskopi cairanotak: tes


Nonne (+), tes Pandy (-)

 
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikn Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
SDKI - SIKI
Manajemen peningkatan tekanan intracranial.
dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial). masalah keperawatan Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan
Tindakan
peningkatan TIK (tekanan intrakranial) dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Observasi :
1. Tingkat kesadaran meningkat
2. Sakit kepala menurun -Identifikasi penyebab peningkatan TIK (Lesi, gangguan metabolism, adema
3. Tekanan intracranial membaik serebral)

- monitor tanda dan gejala peningkatan TIK (tekanan darah meningkat,


tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)

- monitor MAP, CVP, PAWP, PAP, ICP, CPP,ICP, jika perlu

-Monitor status pemapasan

- monitor intake dan output cairan

Monitor cairan serebro-spinalis (warna, konsistensi)

Terapeutik :

- Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang


tenang
- Berikan posisi semi fowler
- Pertahankan suhu tubuh normal

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsa, jika perlu


 
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama :
Manajemen Nyeri
berhubungan dengan luka post operasi selama 1x24 jam diharapkan masalah Tindakan
keperawatan Gangguan rasa nyaman: Observasi :
nyeri berhubungan dengan luka post - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
intensitas nyeri
operasi dapat teratasi dengan kriteria hasil - Identifikasi skala nyeri
: - Identifikasi respon nyeri non verbal
1. kesejahteraan fisik meningkat - Identifikasi faktor yang memberatkan dan
meringankan nyeri
2. Keluhan tidak nyaman menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Postur tubuh membaik - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Monitor keberhasilan terapi komplamenter
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan, penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Intervensi utama :
operasi diharapkan masalah keperawatan Risiko infeksi dibuktikan
dengan luka post operasi dapat teratasi dengan kriteria hasil : Pencegahan infeksi
 
1. Kebersihan badan meningkat Tindakan
2. Gangguan kognitif menurun
Observasi :
3. Kultur area luka post oprasi membaik
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal san sistemik
 
Terapeutik :

- Batasi jumlah pengunjung


- Berikan perawatan kulit pada area adema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic

Edukasi :

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi


- Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
- Ajarkan etika batuk’ajarkan cara memeriksa kondisi luka
oprasi
- Anjurkan meningkatkan asupan makan
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu


IMPLEMENTASI
No.
KEPERAWATAN
tgl Diagnosa keperawatan implementasi
1. Senin, 31 juni 2021, 08.00 Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan - mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK (Lesi, gangguan metabolism,
wib peningkatan TIK (tekanan intrakranial). adema serebral)

- memonitor tanda dan gejala peningkatan TIK (tekanan darah meningkat,


tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)

- memonitor MAP, CVP, PAWP, PAP, ICP, CPP,ICP, jika perlu

-memonitor status pemapasan

- memonitor intake dan output cairan

-memonitor cairan serebro-spinalis (warna, konsistensi)

- Mememinimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang

- memerikan posisi semi fowler

- memertahankan suhu tubuh normal

- berkolaborasi untuk pemberian sedasi dan anti konvulsa, jika perlu

 
2. Senin, 31 juni 2021, Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka - mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri

12.00 wib post operasi - mengidentifikasi skala nyeri

- mengidentifikasi respon nyeri non verbal

- mengidentifikasi faktor yang memberatkan dan meringankan nyeri

- mengidendentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

- mengidendentifikasi budaya terhadap respon nyeri

- memonitor keberhasilan terapi komplamenter

- Memonitor efek samping penggunaan analgetik

- memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

- mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

- memfasilitasi istirahat dan tidur

- mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

- menjelaskan, penyebab,periode, dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- menganjurkan menggunakan analgetik secara mandiri

- menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat

- mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


3. Senin, 31 juni 2021, Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post operasi - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal san sistemik
17.00 wib - membatasi jumlah pengunjung
 
- memberikan perawatan kulit pada area adema
- mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- mempertahankan teknik aseptic
- menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- mengajarkan cara mencuci tangan yang benar
- mengajarkan etika batuk’ajarkan cara memeriksa kondisi luka
oprasi
- menganjurkan meningkatkan asupan makan
- menganjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi :

berkolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu


EVALUASI KEPERAWATAN
No. Tgl Diagnose keperawatan Evaluasi
1. Selasa, 31 juni 2021, 08.00 Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan S:
wib peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
Ibu pasien mengatakan sakit kepala anaknya menurun

O:

1. Tingkat kesadaran meningkat


2. Sakit kepala menurun
3. Tekanan intracranial membaik

A:
masalah sudah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
2. Selasa, 31 juni 2021, 12.00 Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post S:
wib operasi
Ibu Pasien mengatakan Anaknya sudah tidak rewel lagi.

O:

1. kesejahteraan fisik meningkat


2. Keluhan tidak nyaman menurun
3. Postur tubuh membaik

A:

Masalah sudah teratasi

P : Intervensi dihentikan

 
3. Selasa, 31 juni 2021, Risiko infeksi dibuktikan dengan luka post S:
operasi
17.00 wib
Ibu Pasien mengatakan sudah bisa membersihkan luka post
 
oprasinya pada anaknya sendiri

O:
1. Kebersihan badan meningkat

2. Gangguan kognitif menurun

3. Kultur area luka post oprasi membaik

A:

Masalah sudah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

 
KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah keadaan patologi otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan
tempat mengalirnya CSS. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi/tempat obstruksi CSS,
etiologinya, dan usia penderitanya. Diagnosa hidrosefalus selain berdasarkan gejala klinis juga diperlukan
pemeriksaan khusus.
Penatalaksanaan pada kasus hidrosefalus dapat dilakukan dengan terapi medikamentosa (pada
beberapa kasus dengan tingkatkan yang masih ringan) dan juga dengan menggunakan operasi (pada
kasus yang berat). Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya kelainan
neural dan ekstraneural yang menetap.Pada sebagian besar kasus, 50% kasus meninggal saat masih dalam
uterus atau 50% sisanya berkembang menjadi ventricolomegaly yang progresif. Pada bayi seperti ini,
segera dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi
peningkatan ketidakmampuan mental dan kognitif. Kemampuan atau pengetahuan umum sangat
berkurang bila dibandingkan dengan populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak mengalami
keterbelakangan mental, verbal, ingatan dan juga menyebabkan kelainan pada mata.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai