Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KASUS

Cintana Nur Aprilia Utami


Firda Silvia
Aborsi adalah salah satu isu kesehatan reproduksi yang
mendapat perhatian sangat serius, dan menguras energi juga
emosi. Berbagai kalangan telah membincangnya dalam bingkai
perdebatan dan beda pendapat yang tiada ujung. Apalagi saat
aborsi dikaitkan dengan hukum, moralitas, kesehatan, atau hak
asasi manusia untuk hidup, aborsi menjadi sangat problematis
dan kontroversial
Abortus yang disengaja (abortus provocatus/inducet pro-abortion) karena sebab-sebab
tertentu. Aborsi jenis kedua ini ada 2 macam, yaitu:

 Aborsi articifialis therapicus yaitu aborsi yang


dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis,
sebelum anak lahir secara alami untuk
menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila
kelangsungan kehamilannya dipertahankan.
 Aborsi provocatus criminalis, yaitu pengguguran
yang dilakukan tanpa indikasi medis. Aborsi ini
dilakukan sengaja namun tanpa ada indikasi medis
yang menyebabkan terjadinya aborsi seperti
karena faktor ekonomi, kecantikan, kekhawatiran
sanksi moral dan faktor lain yang sangat personal.
KOMPAS.com - TM (17) pelajar putri di Jambi dilarikan ke rumah
sakit karena pendarahan. Ternyata AY dibantu kekasihnya, TM (18)
mengaborsi janin kandungannya yang masih berusia 5 bulan. AY
adalah remaja putus sekolah. Sementara kekasihnya TM masih duduk
di bangku SMA. Kejadian tersebut berawal saat TM datang ke Rumah
Sakit Bhayangkara dengan kondisi pendarahan. Saat diperiksa,
pendarahan yang dialami TM mengarah pada efek konsumsi obat untuk
mengugurkan kandungan.

Saat diperiksa TM mengaku jika ia mengugurkan


kandungannya dibantu kekasihnya, AY. Oleh polisi AY
diminta untuk menunjukkan lokasi penguburan janin hasil
aborsi. Ternyata setelah berhasil digugurkan, janin bayi
tersebut dimasukkan ke dalam ransel dan dikubur di
depan ruko di kawasan Jalan Raden Pamuk, Kasang,
Jambi Timur Mayat janin tersebut dikubur di kedalaman
sekitar 30 sentimeter.
Saat diperiksa TM mengaku jika ia mengugurkan kandungannya dibantu kekasihnya, AY. Oleh
polisi AY diminta untuk menunjukkan lokasi penguburan janin hasil aborsi. Ternyata setelah berhasil
digugurkan, janin bayi tersebut dimasukkan ke dalam ransel dan dikubur di depan ruko di kawasan
Jalan Raden Pamuk, Kasang, Jambi Timur Mayat janin tersebut dikubur di kedalaman sekitar 30
sentimeter. "Usai penyelidikan, berkas sudah dilimpahkan ke bagian PPA Polresta. Sekarang sedang
ditangani. TM malam ini akan dijemput dari RS Bhayangkara, untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jambi Timur Iptu Hasmi saat dihubungi, Jumat
(28/8/2020). Mayat janin itu kemudian dibawa ke rumah salah satu warga untuk dimandikan dan
kuburukan di TPU Sunda Sari Putra. Selain itu Iptu Hasmi mengatakan pihaknya telah mengamankan
bibi dan paman dari TM, ibu dari janin yang gugurkan.
"Berdasarkan informasi pihak rumah sakit, benar janin ini hasil operasi, kita masih selidiki, tiga
orang sedang kita periksa, termasuk kekasih dari ibu janin tersebut yang berstatus pelajar," kata
Hasmi. "Mereka masih pacaran," imbuhnya. SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Suwandi | Editor:
Abba Gabrillin) Tribunjambi.com
Peran Bidan dalam menanggulangi aborsi

a.Memberikan penyuluhan kepada para remaja tentang seks education


khususnya dan kepada masyarakat umumnya
b.Memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang mempunyai anak
untuk mengawasi mereka agar tidak memberikan kesempatan untuk
memasuki pergaulan bebas. Serta untuk tetap memperhatikan setiap
perkembangan anak dan pembentukan kepribadiannya.
c. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang sudah
berumah tangga untuk menggunakan kontrasepsi secara tepat guna
agar tidak terjadikegagalan kontrasepsi.
Dampak dari Aborsi
Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan bila hamil. Jika di negara maju yang
melegalkan aborsi, bila dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di negara
kita lebih sering dilakkukan dengan cara tidak aman bahkan tidak lazim oleh dukun aborsi bisa
mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak
aman.

a.     Risiko Fisik.
Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa
mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan kematian. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman
bisa mengakibatkan kematian.
b.      Risiko Psikis
Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma
mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa
berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering  kehilangan kepercayaan diri.
c. Risiko Sosial
Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih
besar karena perempuan merasa tidak perawan, pernah
mengalami KTD atau aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih
sulit menolak ajakan seksual pasangannya. Risiko lain adalah
pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu.
d. Risiko ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya
akan semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, SW. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Gravindo Persada


Prawirahardjo, S. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustak
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai