Anda di halaman 1dari 48

By: Margaretha Telly, SKep, Ns

Anatomi system perkemihan


Excretory System: Anatomy
Review
• Kidney
– Cortex
– Medulla
– Pelvis
– Nephrons
• Ureter
• Bladder
• Urethra

Figure 19-1: Anatomy Summary: The Urinary System


Struktur Makroskopis Ginjal
• Sepasang, letak di
belakan abnomen kiri &
kanan kolumna
vertebralis
Terdiri
• Medula (dalam) : 6-10
piramid
• Korteks (luar) : 2
piramida berdekatan
disebut kolumna Bertini
Peredaran darah ginjal
Arteri renalis

Arteri antar lobus (arteri interlobaris)

Arteri arciformis atau arteri acuarta

Arteri interlbolaris

Arteriola afferens
Nefron
• Tiap ginjal terdiri dari 1
-1,25 juta nefron
• Nefron terdiri dari
Glomerlulus dan tubulus
renalis : Tubulus
contortus proximal, ansa
henle dan tubulus
contortus distalis
Glomerulus
• Suatu massa bulat yang terdiri dari
kapiler-kapiler sebagai cabang dari
arteriola afferens
• Lapisan bagian dalam disebut viseral
simapi bowman dan lapisan luarnya
parietal simpai bowman.
Nefron
Fungsi Glomerulus
• Berfungsi sebagai filter dan ultrafiltrat bebas
protein berkumpul dalam glomerulus dan
mengalir kedalam tubulus
• Mempunyai tekanan hidrostatik yang tnggi 65
mmHg
• Tekanan yang melawan tekanan hidrostatik ini
:
– Tekanan onkotik koloid plasma dari protein plasma
( 25 mmHg)
– Tekanan interstitial ginjal (10 mmHg)
– Tekanan yang mendorong cairan melalui epithel
tubulus contortus (10 mmHg)
Glomerulonefritis

• Reaksi peradangan pada glomerulus


menyebabkan proliferasi sel glomerulus
serta eksudasi eritrosit, lekosit dan
protein plasma kedalam kapsula
bowman
Glomerulonefritis
proliferative difus

• Glomerulonefritis yang timbul setelah


infeksi streptokokus
• Namun saat ini telah banyak etiologi
lain seperti virus, stafilokokus dan
pneumokokus
Glomerulonefritis Akut
• Glomerulonefritis akut post streptokokus
klasik sering menyerang anak dan orang
dewasa muda, dengan meningkatnya
usia, frekuensinya berkurang
• Biasanya digahului dengan infeksi pada
sluran pernapasan atas, pharingitis dan
tonsilitis
• Penyebab tersering adalah streptokokus
beta-hemolitik golongan A
Patogenesis
• Mekanisme dasar :
– Pengendapan kompleks imun pada
membran basalis glomerulonefritis
– Steptokkus melepaskan antigen yang
berasal dari membran plasma streptokus
dan menimbulkan pembentukan zat anti
– Kemudian kompleks imun (antigen-zat
anti) bersirkulasi itu terjerat dalam
glomerulus dan menimbulkan peradangan
– Kompleks imun ini akan nampak seperti
gumpalan endapan
Gejala klinis
• Edema yang terutama mengenai muka, sekitar
mata terutama pada pagi hari, kadang pada
tungkai, dan sakrum
• Badan lemas, sakit kepala, demam ringan, mual
dan muntah
• Oliguria, anuria, proteinuria, hematuria
• Air kemih kerus kecoklatan disebabkan oleh
hemoglobin yang terlepas akibat hemolisis SDM,
diubah mnjadi hematin dalam urine
• Hipertensi pada separuh penderita, akibat
hipervolemia karena menurunnnya GFR
• BUN normal tetapi lebih sering meningkat
Glomerulonefritis kronik
• Merupakan Glomerulonefritis tingkat
terakhir dengan kerusakan jaringan
ginjal-akibat proses nefritik dan
hipertensi sehingga menimbulkan
gangguan fungsi yang ireversibel
Gejala klinik

Glomerulonefritis Tingkat kronik


akut yang laten

Tingkat nefrotik

Glomerulonefritis
khronik terminal

Sindroma nefrotik tanpa


didahului serangan
glomerulonefritis akut Perkembangan diam-diam
(kelainan minimal, nefropati tanpa didahului serangan
membranosa glomerulonefritis akut
• Hipertensi
• Edema
• Retensi nitrogen
• Anemia
• Sesak napas akibat anemia dan
gagal jantung
• Daya konsentrasi urine berkurang
• Proteinuria, eritosit, ureum
meningkat, GFR enurun
• Fosfat meningkat, kalsium menurun
Infeksi Urogenitalia
• Reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi saluran
kemih
– ISK uncomplicated yaitu infeksi saluran kemih pada
pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih
– ISK complicated adalah infeksi saluran kemih yg terjadi
pada pasien yang menderita kelaianan
anatomik/struktur saluran kemih atau adanya penyakit
sistemik
– First infection adalah infeksi saluran kemih yang baru
pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah
sekurang-kurangnya 6 bulan telah bebas dari ISK
– Unresolved bakteriuria adalah infeksi yang tidak
mempan dengan pemberian antibiotik
– Infeksi berulang adalah timbulnya kembali bakteruiria
setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi
antibiotik pada infeksi yang pertama
Insiden
• ISK menyerang segala usia
• Wanita >>> terkena ISK, karena
uretra wanita lebih pendek dari
uretra pria
– Anak usia sekolah 3 % pada wanita,
laki-laki 1,1%
– Remaja wanita 3,3 – 5,8%
– 20% pada wanita lansia
Patogenesis
• Saluran kemih sangat bebas dari
mikroorganisme
>>Ascending : flora normal usus dan hidup di
Introitus vagina, penis dan anus

Kolonisasi kuman di sekitar uretral

Masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli

Kuman menempel pada dinding buli-buli

Kuman ke ginjal melalui uretra


• Infeksi terjadi karena gangguan keseimbangan
antara mikroorganisme penyebab infeksi
(uropatogen) sebagai agent dan sel epithel saluran
kemih sebagai host
• Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme
masuk kedalam saluran kemih disebabkan oleh :
– Pertahanan lokal dari host
– Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri
atas imunitas humoral maupun imunitas seluler
– Keadaan lain yang memudahkan beresiko
Diabates melitus, usia lanjut, kehamilan,
penyakit-penyakit imunosupresif
Faktor pertahanan lokal dari
tubuh terhadap suatu infeksi :
– Mekanisme pengosongan urine yang teratur dari
buli-buli dan gerakan peristaltik ureter (wash
out mechnsime)
– Derajat keasaman (pH) urine yang rendah
– Adanya ureum didalam urine
– Osmolalitas urine yang cukup tinggi
– Estrogen pada wanita usia produktif
– Panjang uretral pada pria
– Adanya Zat antibakterial pada kelenjar prostat
atau PAF(prostatic antibacterial factor) yang
terdiri atas insur Zn
– Uromukoid (protein tamm-Horsfall)
• Kuman E. coli mudah berkembangbiak dalam
urine
• Urine bersifat bakterisidal terhadap hampir
sebagian besar bakteri khususnya spesies E. Coli.
• Derajat keasaman urine, osmolalitas kandungan
rea dan asam organik dan protein (uromukoid dan
tamm-horsfall) yang ada dalam urine bersifat
beakterisidal
• Protein disintesis dalam sel epithel tubulus pars
ascenden loop of henle dan epithel tubulus distal.
• Setelah disekresi kedalam urine, uromukoid
mengikat fimbrae bakteri tipe 1 dan S sehingga
mencegah bakteri menempel pada urotelium,
sayangnya tidak terdapat pada bakteri yang
sangat virelensi
• Mekanisme washout penting untuk
membersihkan kuman dalam urine,
gangguan pada mekanisme ini
menyebabkan meningkatnya replikasi
kuman
• Mekanisme ini baik jika :
– Jumlah urine cukup
– Tidak ada hambatan dalam saluran kemih
Pemeriksaan urine
• Urinalisis dan kulture urine
• Urine mengandung lekosit jika
secara mikroskopis didapatkan > 10
lekosit /mm3 atau terdapat > 5
lekosit /lapang pandang besar.
• Pemeriksaan kulture urine untuk
menentukkan keberadaan kuman,
jenis kuman dan menentukkan
antibiotik yang cocok.
Terapi
• Antibiotik
• Tirah baring bila infeksi berat
• Hidrasi
Sistitis akut
• Inflamasi pada mukosa buli-buli yang
sering disebabkan oleh infeksi bakteria.
Mikroorgnisme penyebeb infeksi ini
terutama E. Coli, enterococi, proteus
dan stafilokokus aureus yang masuk ke
buli-buli melalui uretra.
Gambaran klinis
• Mukosa buli-buli kemerahan, edema dan
hipersensitif sehingga jika buli-bbuli terisi
urine, akan mudah terangsang untuk
segara mengeluarkan isinya (frekuensi)
• Kontraksi buli-buli menyebabkan nyeri di
suprapubik
• Eritema mukosa buli-buli menyebabkan
hematuria
• Pemeriksaan urine berwarna keruh,
berbau, bakteruria
Terapi
• Antimikroba dosis tunggal yang sensitif
terhadap E. Coli seperi nitrofurantoin,
trimetroprimsulfametaksazole atau
ampisillin
Pielonefritis
• Reaksi inflamasi akibat infeksi yang
terjadi pada pielum dan parenkim
ginjal.
• Kuman berasal dari saluran kemih
bagian bawah yang naik ke ginjal
melalui ureter
• Kuman penyebabnya Escherchia coli,
proteus, klebsiella spp, streptokokus
faecalis dan enterokokus
Gambaran klinis
• Demam tinggi disertai dengan menggiggi, nyeri
pada daerah perut dan pinggang, disertai dengan
mual dan muntah.
• Kadang-kadang disertai dengan iritasi pada buli-
buli yaitu disuria, frekuensi dan urgensi
• Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada pinggang
dan perut, suara usus melemah seperti ileus
paralitik.
• Pemeriksaan darah leukositosis disertai dengan
peningkatan laju endap darah
• Urinalisis ditemukan adanya piuria, bakteriuria dan
hematuria
• Kulture urine ditemukan bakteriuria
Terapi
• Tujuan terapi untuk mencegah
kerusakan ginjal lebih parah dan
memperbaiki kondisi pasien berupa
terapi suportif dan pemberian antibiotik
• Antibiotik yang diberikan bersifat
bakterisidal dan berspektrum luas
seperti aminoglikosida yang
dikombinasi dengan aminopensisillin,
aminopenisilin dikombinasi dengan
asam klavulanat atau sulbaktam,
karboksipenicilin, sefalosporin
Hiperplasia
Protat
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
Kelenjar Prostat
• Organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior.
• Besarnya seperti buah kenari dengan berat 20
gram
• Lapisan : zona transisional, Zona fibromuskular
anterior, zona periuretral.
• Pertumbuhan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon
testostero, dimana didalam sel kelenjar prostat
hormon ini dirubah menjadi metabolit aktif
dihidrotestoteron (DHT) dengan bantuan enzim
5alfa-reduktase
• Dihidrotestesteron memacu m-RNA didalam sel-sel
kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth
factor yang memacu pertumbuhan kelenjar prostat
• 50% pria dengan usia seperti ini akan engalami
pembesaran kelebjar prostat
Etiologi
• Penyebab pastinya belum diketahui
• Sebuah hipotesis : hiperplasia erat
kaitannnya dengan peningkatan kadar
dihidrotestoteron dan proses aging
– Teori peningkatan dihidrotestoteron
– Ketidakseimbangan antara estrogen dan
teestosteron
– Interaksi antar sel stroma dan sel epithel
prostat
– Berkurangnya kematiansel (apoptosis)
– Teori stem sel
Teori Dihidrotestosteron
• Dihidrotestosteron adalah metabolit
androgen yang sangat penting pada
pertumbuhan sel-sel kelenjar
prostat.
• Pada BPH aktifitas ensim 5alfa
reduktase dan jumlah reseptor
androgen lebih banyak pada BPH
Ketidakeimbangan antar
estrogen dan testosteron
• Pada usia makin tua, kadar testosteron
menurun, sedangkan kadar estrogen
relatif tetap
• Estrogen berperan dalam terjadinya
proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan
cara meningkatkan jumlah reseptor
androgen, dan menurunkan jumlah
kematian sel-sel prostat
• Hasil akhirnya adalah kelenjar prostat
menjadi besar
Berkurangnya kematian sel
(Apoptosis)
• Program kematian sel (apoptosis) pada
sel prostat adalah mekanisme fisiologik
untuk mempertahankan homeostasis
kelenjar prostat.
• Diduga perubahan hormon
menghambat kematian sel, estrogen
memperpanjang usia sel-sel prostat
Patofisiologi
• Pembesaran prostat menyebabkan menyempitkan lumen
uretral dan menghambat aliran urine.

• Meningkatnya tekanan intravesikular

• Kontraksi buli-buli meningkat untuk mengeluarkan urine

• Hipertropi otot detrusor, trbekula, terbentuknya selula,


sakula dan divertikul buli-buli

• Tekanan intravesikuler menyebabkan tekanan ureter


meningkat (refluks vesiko uretral)

• Menyebabkan hidroureter, hidronefrosis, bisa manyebabkan


gagal ginjal
Hiperplasia prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intraveeikular meningkat

Buli-Buli Ginjal dan ureter

•Refluks vesikouretral
•Hipertropi otot detrusor •Hidroureter
• trabekula •Hidronefrosis
•Selula •Pielonefritis
•Divertikula buli-buli •Gagal ginjal
Manifestasi klinik
• Keluhan pada saluran kemih bawah :
– Obstruksi : hesistensi, pancarana miksi lemah,
intermitensi, Miksi tidak puas, Menetes setelah
miksi
– Iritasi : frekuensi, nokturia, urgensi, disuria

• Akibat kompensasi otot buli-buli untuk


mengeluarkan urine, otot-otot buli-buli
mengalami kepayahan sehingga terjadi
dekompensasi
Manifestasi klinik
• Gejala pada saluran kemih atas :
nyeri pinggang, benjolan di pinggang
(hidronefrosis), demam bila terjadi
urosepsis
• Gejala diluar saluran kemih : teraba
massa di daerah suprapubis, pada
colok dubur didapatkan konsistensi
prostat kenyal seperti meraba ujung
hidung
Laboratorium
• Kulture urine untuk melihat kuman
penyebab infeksi
• Faal ginjal
• Foto polos perut menentukkan adanya batu,
bayangan buli-buli
• Pemeriksaan lain :
– Residual urine yaitu jumlah urine setelah miksi,
dapat dihitung dengan kateterisasi setelah miksi
– Pancaran urine dihitung dengan menghitung
jumlah urine dibagi lamanya miksi ( ml/dtk)
Pengobatan
• Tujuan terapi :
– Memperbaiki keluhan miksi
– Meningkatkan kualitas hidup
– Mengurangi obstruksi infravesika
– Mengembalikan fungsi ginjal
– Mengurangi volume residu
Watchfull waiting
• Jangan mengkonsumsi kopi atau
alkohol
• Kurangi konsumsi Zat-Zat yang
dapat mengiritasi buli-buli
• Jangan menahan kencing
• Medikamentosa
– Pemberian terapi penghambat adrenergik
– Penghambat reduktase
– Hormonal

• Operasi
– Prostatekstomi terbuka
– Endourologi
• TUR P
• TUIP
• TULP

Anda mungkin juga menyukai